News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

8 ruas jalan

Started by Alucard Lloyd, 30 May 2012, 08:30:49 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

seniya

Penjelasan singkat tentang pengembangan 8 faktor jalan mulia ini sbb:

Ketika memperoleh keyakinan pada Sang Buddha sbg guru junjungan tertinggi menuju pembebasan, seorang praktisi Buddhis harus pertama-tama memahami konsep dan pengetahuan yg benar dlm menghadapi berbagai permasalahan kehidupan, kesedihan, usia tua, penyakit, kematian, munculnya keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Inilah pandangan benar muncul pd tahap awal menapaki sang jalan.

Pandangan benar mrpk cara pandang thd segala sesuatu sebagaimana adanya, yaitu mengetahui hakekat sesungguhnya dari semua fenomena fisik dan mental dlm kehidupan kita. Dg pandangan benar, seseorang memahami 3 jenis realitas kehidupan yg sejati, yaitu:

1. Terdapat hukum sebab akibat moral (hukum karma) yg berlaku di dunia ini: perbuatan baik berakibat pd kebaikan dan kebahagiaan serta perbuatan buruk berakibat pd keburukan dan ketidakbahagiaan.

2. Tiga karakteristik kehidupan (tilakkhana): semua yg muncul dari perpaduan unsur-unsur dan sebab akibat yg saling bergantungan adl tidak kekal (anicca) dan oleh sebab itu, tidak menyenangkan atau tidak memuaskan (dukkha); segala sesuatu adl bukan aku (anatta), diriku, dan milikku.

3. Empat Kebenaran Mulia: kebenaran tentang dukkha, sebab dukkha, lenyapnya dukkha, dan jalan menuju lenyapnya dukkha

Pandangan benar mengubah motif dan tujuan seorg praktisi, yg membelokkannya dari pikiran yg penuh nafsu, permusuhan/kebencian, dan kekerasan/kekejaman menjadi pelepasan nafsu, kelembutan/kehendak baik, dan belas kasih. Inilah kehendak/pikiran benar. Di sini seseorang berusaha melepaskan keinginan duniawi utk mendedikasikan diri pd kemajuan spiritual serta mengembangkan cinta kasih dan belas kasih terhadap semua makhluk.

Dituntun oleh pikiran benar, seorang praktisi menjalankan ketiga faktor etis dari sang jalan yg dimasukkan dlm kelompok moralitas (sila), yaitu ucapan benar, perbuatan benar, dan penghidupan benar.

Berdiri di atas landasan moralitas, seorg praktisi melatih pikirannya utk mencegah munculnya hal2 yg tidak baik dan tidak bermanfaat yg belum muncul, meninggalkan dan melenyapkan hal2 yg tidak baik dan tidak bermanfaat yg telah muncul, memunculkan hal2 yg baik dan bermanfaat yg belum muncul, serta mempertahankan hal2 yg baik dan bermanfaat yg telah muncul. Inilah awal pelatihan konsentrasi (samadhi) yg disebut upaya benar.

Kemudian sang praktisi berlatih agar selalu sadar dan perhatian pd semua fenomena yg terjadi pd jasmani dan pikirannya. Ini dilakukan dg mengembangkan empat landasan perhatian (satipatthana), yaitu perhatian thd jasmani, perasaan, pikiran, dan objek pikiran. Dlm praktek ini seseorang merenungkan keempat faktor ini sebagai tidak kekal, tidak menyenangkan, dan tidak memuaskan. Inilah perhatian benar.

Dg mengembangkan perhatian benar, tercapai tingkat pemusatan pikiran yang disebut jhana sampai dengan jhana IV. Inilah konsentrasi benar.

Kemudian ia memahami sebagaimana adanya bahwa semua yg berkondisi adl tdk kekal (anicca) dan tdk memuaskan (dukkha) serta semua fenomena adalah bukan aku, diriku, atau milikku (anatta). Inilah pandangan benar pd tataran yg lebih tinggi yg disebut pandangan terang.

Ketika praktik sang jalan matang sepenuhnya, seluruh 8 faktor menyatu dan menggabungkan kekuatan, memulai penembusan Dhamma yg dgnya sang praktisi secara langsung melihat Empat Kebenaran Mulia dan mencapai tingkat kesucian batin Sotapanna s/d Arahat.

Seorg Arahat memiliki 8 kualitas dari sang jalan, lengkap dg pengetahuan dan kebebasan sejati, tetapi bg seorg Arahat tdk ada lagi yg harus dikembangkan krn tujuan pengembangan sang jalan telah tercapai.

Demikianlah pengembangan jalan spiritual bertahap dalam ajaran Buddha... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Alucard Lloyd

Saya masih kurang mengerti dengan pemahaman penghidupan benar ? Yang dimaksud dengan penghidupan benar gaya hidup seseorang apa pekerjaan seseorang? Sebab saya disini melihat kalau gaya hidup seseorang maka ini bisa jadi kesatuan dengan yang lain tapibila pekerjaan seseorang maka ini sulit untuk bersatu dengan 7 faktor yang lain karena pekerjaan dijaman sekarang berbagai macam cara. Mohon pencerahan nya lagi.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

hemayanti

Quote from: ak.agus on 02 June 2012, 11:53:15 AM
Saya masih kurang mengerti dengan pemahaman penghidupan benar ? Yang dimaksud dengan penghidupan benar gaya hidup seseorang apa pekerjaan seseorang? Sebab saya disini melihat kalau gaya hidup seseorang maka ini bisa jadi kesatuan dengan yang lain tapibila pekerjaan seseorang maka ini sulit untuk bersatu dengan 7 faktor yang lain karena pekerjaan dijaman sekarang berbagai macam cara. Mohon pencerahan nya lagi.
kalau dari penjelasan yang pernah saya baca sih sepertinya menyangkut mata pencaharian, om. :)
seperti yang diberikan oleh cc bluppy.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Alucard Lloyd

Quote from: hemayanti on 02 June 2012, 01:05:01 PM
kalau dari penjelasan yang pernah saya baca sih sepertinya menyangkut mata pencaharian, om. :)
seperti yang diberikan oleh cc bluppy.

Apakah dalam sutta ada yang membahas tentang mata pencaharian? Mohon reverensinya sutta tersebut.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

pengemis

Quote from: Sumedho on 31 May 2012, 01:46:33 PM
http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_45.8:_Vibhaṅga_Sutta


SN 45.8   PTS: S 5.8
Vibhaṅga Sutta
Analisa
Diterjemahkan dari bahasa Pāḷi ke bahasa Inggris oleh
Bhikkhu Bodhi

Di Sāvatthī. "Para bhikkhu, Aku akan mengajarkan kepada kalian mengenai Jalan Mulia Berunsur Delapan dan Aku akan menganalisanya untuk kalian. Dengarkan dan perhatikanlah, Aku akan menjelaskan."

"Baik, Yang Mulia," para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

"Dan apakah, para bhikkhu, Jalan Mulia Berunsur Delapan itu? Pandangan Benar ... Konsentrasi Benar.[1]

"Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar? Pengetahuan atas penderitaan, pengetahuan atas asal-mula penderitaan [9] pengetahuan atas lenyapnya penderitaan, pengetahuan atas jalan menuju lenyapnya penderitaan: ini disebut pandangan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, kehendak benar? Kehendak untuk melepaskan keduniawian, kehendak untuk tidak memusuhi, kehendak untuk tidak mencelakai: ini disebut kehendak benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, ucapan benar? Menghindari ucapan salah, menghindari ucapan yang memecah belah, menghindari ucapan kasar, menghindari gosip: ini disebut ucapan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, perbuatan benar? Menghindari pembunuhan, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari perbuatan seksual yang salah:[2] ini disebut perbuatan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar? Di sini seorang siswa mulia, setelah meninggalkan cara penghidupan yang salah, mencari penghidupan dengan cara penghidupan yang benar: ini disebut penghidupan benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, usaha benar? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu memunculkan keinginan untuk tidak memunculkan kondisi-kondisi tidak bermanfaat yang belum muncul; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ia memunculkan keinginan untuk meninggalkan kondisi-kondisi tidak bermanfaat yang telah muncul.... Ia memunculkan keinginan untuk memunculkan kondisi-kondisi bermanfaat yang belum muncul.... ia memunculkan keinginan untuk mempertahankan kondisi-kondisi bermanfaat yang telah muncul, untuk ketidakmundurannya, untuk meningkatkannya, untuk memperluasnya, dan memenuhinya melalui pengembangan; ia berusaha, membangkitkan kegigihan, mengarahkan pikirannya, dan berupaya. Ini disebut usaha benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu merenungkan jasmani di dalam jasmani, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan perasaan di dalam perasaan, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan pikiran di dalam pikiran, tekun, [10] memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ia merenungkan fenomena di dalam fenomena, tekun, memahami dengan jelas, penuh perhatian, setelah melenyapkan keserakahan dan ketidaknyamanan sehubungan dengan dunia. Ini disebut perhatian benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar? Di sini, para bhikkhu, dengan terasing dari kenikmatan indria, terasing dari kondisi-kondisi tidak bermanfaat, seorang bhikkhu masuk dan berdiam dalam jhāna pertama, yang disertai dengan awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang timbul dari keterasingan. Dengan meredanya awal pikiran dan kelangsungan pikiran, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke dua, yang memiliki keyakinan internal dan keterpusatan pikiran, yang tanpa awal pikiran dan kelangsungan pikiran, dan memiliki kegembiraan dan kebahagiaan yang timbul dari konsentrasi. Dengan meluruhnya kegembiraan, ia berdiam dalam keseimbangan dan penuh perhatian dan pemahaman jernih, ia mengalami kebahagiaan dalam jasmani; ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke tiga yang dikatakan oleh para mulia: 'Ia seimbang, penuh perhatian, seorang yang berdiam dalam kebahagiaan.' Dengan meninggalkan kesenangan dan kesakitan, dan dengan meluruhnya kegembiraan dan ketidaknyamanan sebelumnya, ia masuk dan berdiam dalam jhāna ke empat, yang bukan menyakitkan juga bukan menyenangkan dan termasuk pemurnian perhatian oleh keseimbangan. Ini disebut konsentrasi benar."

ini sangat menjawab hehe
"Dan apakah, para bhikkhu, pandangan benar? Pengetahuan atas penderitaan, pengetahuan atas asal-mula penderitaan [9] pengetahuan atas lenyapnya penderitaan, pengetahuan atas jalan menuju lenyapnya penderitaan: ini disebut pandangan benar.
semua di mulai dengan pandangan benar yakni hakikat kita, penderitaan, mengapa ada penderitaan? ga enak banget.. hehe lalu karena antusias ada rasa ingin mengakhiri penderitaan, kita mencari jawaban, dst.. dimulai lah pertualangan hehe.. karena logis maka dengan sendiri kita akan mengakui kebenaran tersebut.. dan melanjutkannya..
akan tetapi sangat lah sulit bagi kita mencapai ujung yakni yang ke delapan... butuh pengetahuan yang sangat2 luas dan kebajikan yang banyak biar bisa sampai pada kesimpulan terakhir...
untung ada yang Kasih tahu hehehe


senbudha

 8 ruas jalan mulia ,intinya adalah dijalankan untuk mencapai pembebasan sejati. Seseorang bisa saja mempunyai pekerjaan yang benar,tapi pandangan salah. Seseorang bisa saja mempunyai pandangan benar,tapi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai watak yang buruk dll. Seseorang memahami 8 ruas jalan mulia dengan baik,tapi tidak bisa menjalankannya. Jadi 8 ruas jalan mulia itu HARUS DIJALANKAN DENGAN BENAR-BENAR DENGAN KESUNGGUHAN TEKAD DARI AWAL SAMPAI AKHIR oleh mereka yang mencari pembebasan dari alam samsara. Dibutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit dalam mempraktekan dhamma,tapi inilah jalan yang benar. Bagi mereka yang kebetulan menekuni pekerjaan yang tidak merugikan makhluk hidup,berbahagialah.Bagi mereka yang menekuni pekerjaan yang tidak sesuai ajaran Buddhism,butuh pengorbanan untuk melepaskan pekerjaan itu. Ini sekedar sharing dariku.Namaste.

pengemis

pengetahuan teman kita senbudha sangat unik dan berwawasan... mantap

Alucard Lloyd

Saya merasa dalam menjalankan 8 faktor pembawa nibbana dimulai dengan konsentrasi benar dan trus naik sampai pandangan benar apakah mungkin ini hanya gaya kesanggupan saya dalam pemahaman saya tentang dahmma atau kah saya sudah mulai salah mengartikan dahmma tersebut dalam pemikiran saya mohon pencerahan nya
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

senbudha

Sekedar sharing saja. Banyak orang belajar Buddhism dimulai dari meditasi,terutama dengan konsentrasi. Kalau memulai dengan konsentrasi,tanpa pengalaman pandangan benar  dan seterusnya dari 8 ruas,maka akan sangat berbahaya. Andaikan saja kita mencapai konsentrasi,maka akan muncul "penglihatan" yang akan mengecoh,siapa pun akan mengalami ini,walau dia telah memiliki pandangan benar dan seterusnya. Inilah yang membuat seseorang jadi suka "ngacoh" sendiri. Selain memahami 8 ruas,perlu pemahaman yang mantap tentang 4 kesunyataan dan terutama JALANKAN SILA,karena kalau dalam sesi memasuki keheningan,banyak godaan yang akan datang tanpa diundang dan sangat mengairahkan juga menyeramkan,Jadi berhati-hatilah. Makanya,jalan Buddhist itu tidak mudah karena itulah JALAN YANG BENAR. Ingat,Sang Buddha menaklukkan mara dengan kumpulan kEBAJIKAN yang telah dikumpulkan dari banyak kehidupan lampaunya. Ingat juga,segala fenomena adalah tidak kekal,tanamkan terus dalam kehidupan sehari-hari.. Maafkan kalau ada kata-kataku salah,mohon diperbaiki.Namaste.

kullatiro

Quote from: bluppy on 31 May 2012, 11:59:45 AM
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Utama_Berunsur_Delapan#Pencaharian_Benar
Pencaharian Benar

Pencaharian Benar (sammā-ājīva) berarti bahwa praktisi (pengikut Agama Buddha) tidak sepatutnya berhubungan dengan usaha atau pekerjaan yang, secara langsung atau tidak langsung, melukai mahluk hidup lainnya. Tipitaka menjelaskan:[4]
" Dan apakah, para bhikkhu, penghidupan benar?
Ada kasus dimana seorang murid dari Yang Mulia, meninggalkan penghidupan tidak jujur, hidup dengan penghidupan benar: Inilah, para bhikku, yang disebut penghidupan benar."
—Magga-vibhanga Sutta

Lima jenis bisnis yang seharusnya tidak dilakukan olah seorang umat awam[7]:
    Bisnis Senjata
    Bisnis Manusia
    Bisnis Daging
    Bisnis barang yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
    Bisnis Racun

=====================================

di perpustakaan DC
juga ada beberapa ebook ttg
jalan mulia beruas 8
http://dhammacitta.org/perpustakaan/tag/jalan-mulia-berunsur-delapan/


wah ternyata ada yah perubahan dalam pengertian dhamma dulu bukan bisnis manusia tapi penjualan mahluk hidup (termasuk manusia dan binatang).

saat ini penjualan mahluk hidup hanya terfokus pada penjualan manusia, penjualan binatang menjadi hilang.

"Right livelihood is
how one keeps his
life going with right
living and
abandoning
dishonest
livelihood.  It deals
with the five kinds
of trades, which
should be avoided
by a lay disciple.
They are trading in:
1. arms 2.  living
beings (human
beings or animals)
3.  meat
(including breeding
animals for
slaughter)
4.  intoxicants
(drugs and liquor)
5.  poison."



http://community.beliefnet.com/go/thread/view/51615/27586933/question_about_right_livelihood

kullatiro

#25
buset bikin kaget wa saja tulisan yang wa quote ternyata isinya salah (berdagang manusia) tapi sumber rujukan nya yang berada dalam quote berdagang mahluk hidup (  manusia dan binatang) benar.


bagaimana bisa seperti ini?