diskusi tentang MN 142 Dakhinavibhanga Sutta

Started by Indra, 27 April 2012, 10:59:44 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

adi lim

Quote from: will_i_am on 27 April 2012, 11:09:53 PM
berarti bodhisatta juga sewaktu berdana pamrih dong ya??
kan beliau melakukannya dengan harapan bisa menjadi sama-sambuddha...  ;D

bukan pamrih tapi tekad (Adhittana)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Indra

Quote from: will_i_am on 28 April 2012, 12:17:02 AM
implikasi "nya" itu sy dapat dari pendapat2 teman2 buddhis secara umum...
karena mereka menganggap kalau dana dengan pamrih berarti hasilnya bakalan lebih kecil...
apakah anggapan ini salah menurut om??  ;D ;D


apakah anda memilih lebih percaya anggapan teman2 atau kata2 Buddha?

tesla

Mau tekad
atau cita2 yg luhur
Atau parami

Semua itu pamrih.
Dan pamrih itu bukan masalah kok.

Kalau tanpa pamrih atau pamrihnya lebih kecil maka vipakanya lebih besar, hmmm benar tidak nya saya ga tau krn membahas jalannya karma itu ga dianjurkan oleh Buddha ( [at] cinteyya sutta). Tapi bisa diasumsikan kalau ini pun benar, kamu bisa tanpa pamrih atau lebih sedikit pamrihnya kalau melupakan teori ini. Begitu teori ini muncul malah berarti ada pamrih. Jadi deadlock deh.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Indra

Quote from: tesla on 28 April 2012, 08:05:51 AM
Mau tekad
atau cita2 yg luhur
Atau parami

Semua itu pamrih.
Dan pamrih itu bukan masalah kok.

Kalau tanpa pamrih atau pamrihnya lebih kecil maka vipakanya lebih besar, hmmm benar tidak nya saya ga tau krn membahas jalannya karma itu ga dianjurkan oleh Buddha ( [at] cinteyya sutta). Tapi bisa diasumsikan kalau ini pun benar, kamu bisa tanpa pamrih atau lebih sedikit pamrihnya kalau melupakan teori ini. Begitu teori ini muncul malah berarti ada pamrih. Jadi deadlock deh.

membahas sedikit mungkin tidak apa2, jadi saya lanjutkan deh, Para Arahat yg tanpa pamrih kok justru malah mandul, tidak berbuah?

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

K.K.

Quote from: will_i_am on 27 April 2012, 10:28:01 PM
kalau misal saya berdana dengan pikiran: "semoga karma baik yang saya pupuk bisa menyempurnakan parami saya untuk mencapai tingkatan ariya di masa yang akan datang" itu termasuk pamrih atau tidak ya?
Pamrih itu 'kan maksudnya ada tujuan tertentu (bisa baik/buruk). Selama orang belum sampai tujuan, maka memang sudah sepantasnya dia mengerahkan usaha untuk sampai di tujuan itu. Jika sudah sampai pada tujuan, maka memang tidak ada yang perlu 'dipamrihkan' lagi, maka dibilang 'tugas sudah selesai, kehidupan suci telah sempurna dijalani'.

Yang jadi masalah, pamrih dari kebanyakan orang (mungkin sekitar 99%) sepertinya bukan yang mengarah pada tujuan akhir.

will_i_am

Quote from: Indra on 28 April 2012, 07:55:04 AM
apakah anda memilih lebih percaya anggapan teman2 atau kata2 Buddha?
sebenarnya kan Buddha juga tidak ada membahasnya, kan ini masih dalam ranah pendapat pribadi...  ;D ;D

saya hanya mengemukakan pertanyaan2 yang mungkin diajukan oleh seseorang yang berpandangan berbeda saja kalau seandainya saya mengucapkan statement ini...  ;D

Quote from: Indra on 28 April 2012, 08:08:59 AM
membahas sedikit mungkin tidak apa2, jadi saya lanjutkan deh, Para Arahat yg tanpa pamrih kok justru malah mandul, tidak berbuah?
ini juga pertanyaan yang mau aku tanya kemarin...  :)) :))
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Indra

Quote from: will_i_am on 28 April 2012, 01:29:27 PM
sebenarnya kan Buddha juga tidak ada membahasnya, kan ini masih dalam ranah pendapat pribadi...  ;D ;D

dengan argumen ini artinya anda menolak bahwa sutta ini adalah khotbah asli Sang Buddha, saya lebih suka dalam posisi tidak menerima juga tidak menolak.

Quote
saya hanya mengemukakan pertanyaan2 yang mungkin diajukan oleh seseorang yang berpandangan berbeda saja kalau seandainya saya mengucapkan statement ini...  ;D
ini juga pertanyaan yang mau aku tanya kemarin...  :)) :))

motivasi seperti ini adalah demi memenangkan perdebatan, saya lebih suka menemukan jawaban yg memuaskan saya daripada memuaskan orang lain.

will_i_am

Quote from: Indra on 28 April 2012, 04:56:56 PM
dengan argumen ini artinya anda menolak bahwa sutta ini adalah khotbah asli Sang Buddha, saya lebih suka dalam posisi tidak menerima juga tidak menolak.
kita kan lagi bahas soal pamrih atau enggak pamrih om?

Quote
motivasi seperti ini adalah demi memenangkan perdebatan, saya lebih suka menemukan jawaban yg memuaskan saya daripada memuaskan orang lain.
bukan untuk memenangkan, tapi untuk memberi alasan dan pengertian benar jika saya ditanya oleh orang lain/temen/keluarga....
kalau saya cuma bilang tapi gak punya argumen, nanti dikira asbun...
bisa dilemparin batu... ;D ;D
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Indra

Quote from: will_i_am on 28 April 2012, 05:02:59 PM
kita kan lagi bahas soal pamrih atau enggak pamrih om?
Dakhinavibhanga sutta ini yg membahas hasil dari dana dengan skema yg bertingkat-tingkat adalah membicarakan tentang pamrih yg anda bantah dengan mengatakan Sang Buddha tidak pernah membahas ini.

Indra

membandingkan dengan sutta2 lainnya seperti Mahaparinibbana Sutta, dll. Sutta2 lain juga banyak yg berisi kisah yg bukan terjadi pada satu waktu/tempat saja, melainkan beberapa kisah berhubungan yg kejadiannya berselang selama beberapa hari, beberapa biulan, bahkan beberapa tahun.

Maka Sehubungan dengan sutta ini saya berkesimpulan bahwa keanehan dalam sutta ini tidak membuktikan adanya modifikasi. Ada kemungkinan bahwa episode persembahan jubah dan pembabaran skema pendanaan itu memang dua peristiwa pada waktu yang berbeda, yaitu persembahan jubah terjadi ketika Mahapajapati Gotami belum menjadi bhikkhuni dan pembabaran skema dana itu terjadi setelah Mahapajapati Gotami telah menjadi bhikkhuni.


tesla

Tanpa memandang keanehan waktunya, skema persembahannya juga apa ga aneh?
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Indra

Quote from: tesla on 29 April 2012, 06:34:54 PM
Tanpa memandang keanehan waktunya, skema persembahannya juga apa ga aneh?

silakan dibahas ...
setidaknya permasalahan kronologi waktunya sudah terpecahkan

tesla

Kalau menurut saya kronologinya juga masih unsolved. Yg om indra katakan bisa menjadi salah satu teori bahwa satu sutta bisa waktunya melompat. Bagi saya sih aneh sekali krn bagusnya awal2 sutta dan akhirnya jadi ga nyambung.  Padahal sutta itu kompilasi, kok malah ga nyambung kecuali orangnya masih sama.

Soal skena dana, kenapa berdana ke sangha bisa lebih maknyos drpd ke Buddha padahal di kisah Buddha sendiri pada berlomba dana sama Buddha. Contoh lagi makanan yerakhir Buddha.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Indra

Quote from: tesla on 29 April 2012, 08:55:22 PM
Kalau menurut saya kronologinya juga masih unsolved. Yg om indra katakan bisa menjadi salah satu teori bahwa satu sutta bisa waktunya melompat. Bagi saya sih aneh sekali krn bagusnya awal2 sutta dan akhirnya jadi ga nyambung.  Padahal sutta itu kompilasi, kok malah ga nyambung kecuali orangnya masih sama.

Bhikkhu Bodhi dalam catatan kakinya juga berpendapat bahwa si compiler (Ananda), hanya menyesuaikan konteksnya dalam mengulangi sutta2 agar matching antara setting panggung dan content sutta

Quote
Soal skena dana, kenapa berdana ke sangha bisa lebih maknyos drpd ke Buddha padahal di kisah Buddha sendiri pada berlomba dana sama Buddha. Contoh lagi makanan yerakhir Buddha.

nah ini sepakat, agak mencurigakan