News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Apakah masih ada kemelekatan pada ARAHAT

Started by Choa, 01 April 2012, 09:27:20 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Choa

Quote from: william_phang on 03 April 2012, 11:14:47 AM
Thanks atas jawabannya.. jadi Sammasambuddha masih belum selesai dan masih harus lanjut??....
di tradisi tantra ada sutranya
(basickly kajianya hanya berdasarkan sutra saja)

Choa

Quote from: Rico Tsiau on 03 April 2012, 03:54:27 PM
setelah level 13 masih ada lagi? atau sudah yang tertinggi?
terus mahasatva level 13 disebut apa?
dalam sutra yang sekilas saya baca tidak ada,
nanti saya buka-buka file sutra untuk mengingatnya

Choa

Quote from: Kainyn_Kutho on 03 April 2012, 08:47:15 AM
Topik apaan ini? Apa pula hubungan memanggil orang sebagai 'bhante' dengan kemelekatan?

Menurut Tradisi Theravada, pertama, selama Arahant belum parinibbana, masih terkondisi pancakkhanda, maka ia masih membawa kecenderungan lampaunya. Jadi bukannya ketika mencapai Arahatta-phala, seseorang jadi seperti robot. Bedanya hanya pada kecenderungannya itu TIDAK akan mempengaruhi bathinnya lagi, tidak menyebabkannya senang ataupun sedih, sebab sudah tidak berakar pada lobha-dosa-moha lagi.

Ke dua, sebelum parinibbana, Buddha Gotama sudah berpesan pada para bhikkhu agar memanggil menurut 'senioritas'. Jadi biarpun seorang bhikkhu yang baru ditahbiskan menjadi Arahant, ia tetap harus memanggil seniornya yang puthujjana sebagai 'bhante', dan seniornya itu boleh memanggilnya sebagai 'avuso'.

6.1. Dan Sang Bhagavā berkata kepada Ānanda: 'Ānanda, engkau mungkin berpikir: "nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!" Jangan berpikiran seperti itu, Ānanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai Dhamma dan disiplin akan, saat Aku tiada, menjadi guru kalian.'

6.2. 'Dan sementara para bhikkhu memiliki kebiasaan memanggil satu sama lain sebagai "Teman," kebiasaan ini harus dihilangkan setelah Aku meninggal dunia. Bhikkhu senior boleh memanggil bhikkhu yang lebih junior dengan nama mereka, atau marga mereka, atau "Teman", - sedangkan bhikkhu yang lebih junior harus memanggil senior mereka dengan panggilan "Bhante" atau "Yang Mulia".'


DN 16, Mahāparinibbānasutta.
potingan yang bagus
urutanya sesuai senioritas dan sudah di instruksikan oleh buddha sendiri

anumodana

kuping.kaleng

Quote from: Choa on 01 April 2012, 09:27:20 AM
Banyak kisah para thera yang memangil sesama bhikku arahat sebagai bhante
atau guru, para arahat ini walau sudah mencapai pencapaian tertinggi (ashekka)
masih saja terikat penghormatan pada gurunya walau pencapaianya sudah
menyamai gurunya,

hal ini dapat di bedakan penghormatan murid arahat pada Sang Buddha

apakah sikap penghormatan, dan masih memperlakukan bhikkhu lain yang
mengajarinya tetap sebagai guru setelah bhikkhu murid ini mencapai kearahatan
dapat di golongkan sebagai "kemelekatan", padahal seharusnya para arahat sudah
terbebas akan sikap-sikap ini, bagaimana kita mengartikanya, padahal Sang Buddha
sendiri tidak pernah memberikan sikap ini dalam bentuk Vinaya.


Sejauh yang saya ketahui, sudah tidak ada kemelekatan pada seorang yang tingkat batinnya mencapai ARAHAT. Masalah sikap penghormatan dan lain sebagainya bukanlah lagi suatu kemelekatan. Seperti halnya seorang Arahat menjalani kehidupan sehari-harinya yang tidak lagi terikat atau sudah terbebas batinnya.

Choa

Quote from: kuping.kaleng on 10 April 2012, 05:59:28 PM

Sejauh yang saya ketahui, sudah tidak ada kemelekatan pada seorang yang tingkat batinnya mencapai ARAHAT. Masalah sikap penghormatan dan lain sebagainya bukanlah lagi suatu kemelekatan. Seperti halnya seorang Arahat menjalani kehidupan sehari-harinya yang tidak lagi terikat atau sudah terbebas batinnya.

masalahnya semua pendapat itu hanya berdasarkan pemahaman awam
bukan ehipasiko, maka pemahaman itu termasuk dogma.

will_i_am

hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Choa


adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Mas Tidar

Quote from: Choa on 11 April 2012, 08:29:01 PM
dalam hal???

Quote from: will_i_am on 11 April 2012, 08:05:31 PM
apakah bro choa sudah ehipassiko??

Quote from: Choa on 10 April 2012, 06:52:37 PM
masalahnya semua pendapat itu hanya berdasarkan pemahaman awam
bukan ehipasiko, maka pemahaman itu termasuk dogma.




arrogance:
Quote from: Choa on 23 December 2011, 04:56:42 PM
pecundang akan lari terbirit-birit jika ada singa asli mengaumkan aumanya
keledai dunggu mengaku singa?

lari sana sembunyi di bawah ketiak ibumu,

banci,!!!



unjustified fact & inappropriate words:
Quote from: Choa on 24 December 2011, 12:50:08 AM
sunguh orang ini tidak ada cermin
berani berbicara tentang buah meditasi tetapi tidak meditasi

apakah segini bodohnya manusia di forum ini
:(
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

jebe


tesla

kalau bicara tujuan akhir, menjadi arahat bagi kaum theravada, jelas arahat tdk punya kemelekatan. kalau masih melekat maka belum arahat namanya.

segala perbuatan yg tampak di luar tidak bisa dinilai melekat atau tidak melekat oleh orang lain.
ketika gelap, saya menggunakan senter, apakah saya melekat pd senter?
justru dipertanyakan, jika seseorang menjadi anti senter dlm keadaan apapun, kemungkinan dia sudah melekat pada tidak melekat.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~