9 Hal yg tak mampu dilakukan seorang arahat

Started by bond, 05 April 2008, 10:00:19 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lily W

#45
Quote from: bond on 05 May 2008, 06:17:15 PM
oo baru tau nih sankhara=cetasika . Thanks mami, emang pakar Abhidhamma _/\_

Dalam Tilakhana :
Sankhara : Perwujudan / perpaduan unsur2

Sabbe Sankhara Anicca
Sabbe Sankhara Dukkha

Itu berhubungan dengan makhluk hidup dan bukan makhluk hidup.

Contoh (bukan makhluk hidup) :
Pulpen : isinya (tinta) adalah anicca....dukkha (tidak memuaskan)  bagi yg memakai

Dalam Paticcasamuppada :
Sankhara  : Bentuk Karma

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Lily W

Quote from: hudoyo on 06 May 2008, 08:03:02 AM
Quote from: tesla on 04 May 2008, 09:12:41 PM
[...]
pada arahat dan Buddha, yg pasti tidak muncul adalah faktor mental yg 'akusala', lobha, dosa, moha, beserta semua turunannya...

Apakah dalam batin Buddha & para arahat muncul "faktor mental" yang kusala ?? ... ;D

Salam,
Hudoyo

Pak Hudoyo...
Pada Arahat dan Buddha, bisa muncul faktor mental kusala maupun netral.
Ada 13 jenis faktor mental netral dan 25 jenis faktor mental kusala. Bisa di lihat di table cetasika http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,422.0.html

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Lily W

PENGELOLAAN DHAMMA OLEH ARAHATTA

ARAHATTA mampu memusnahkan secara total (Samuccheda Pahana) yg di bawah ini :

AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)
6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)

LOKA DHAMMA 8 (8 KONDISI DUNIA)
1. Alabha (Rugi)
2. Ayasa (Tidak Masyur)
3. Ninda (cela)
4. Dukkha (Penderitaan)
5. Labha (Untung)
6. Yasa (Kemasyuran)
7. Pasamsa (Pujian)
8. Sukha (kebahagiaan)

MACCHARIYA 5 (5 JENIS KEKIKIRAN)
1. Dhammamacchariya (Kekikiran terhadap kebenaran/pengetahuan/ajaran/Dhamma)
2. Vannamacchariya (Kekikiran terhadap kemasyuran/keterkenalan)
3. Labhamacchariya (Kekikiran terhadap keuntungan/rejeki)
4. Kulamacchariya (Kekikiran terhadap keluarga)
5. Avasamacchariya (Kekikiran terhadap tempat tinggal)

NIVARANA 6/7 (RINTANGAN BATIN)
1. Kukkucca (Kekhawatiran)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Kamaraga (Hawa nafsu, nafsu indera)
4. Byapada (Itikat Jahat)
5. Thina-Middha (Malas-Lamban)
6. Uddhaca (Kegelisahan)
7. Avijja (Kegelapan batin )

SANYOJANA 10 (10 BELENGGU)
1. Ditthi (Pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Silabataparamasa (Kepercayaan bahwa dengan upacara saja bisa mencapai kesucian)
4. Kamaraga (Hawa Nafsu, Nafsu Indera)
5. Patigha (Kebencian, kemarahan)
6. Ruparaga (Nafsu untuk bertubuh dengan materi/nafsu untuk lahir di alam bermateri)
7. Aruparaga (Nafsu untuk menjadi bertubuh tanpa materi/nafsu untuk lahir di alam tanpa materi)
8. Mana (kesombongan)
9. Uddhacca (Kegelisahan)
10. Avijja (Kegelapan batin)

KILESA 10 (10 KEKOTORAN BATIN)
1. Ditthi (pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Dosa (Kebencian)
4. Ahirika (tidak malu akan kejahatan)
5. Anottappa (tidak takut akibat perbuatan jahat)
6. Thina (Kemalasan)
7. Uddhacca (Kegelisahan)
8. Mana (kesombongan)
9. Moha (kebodohan batin, kegelapan batin)
10. Lobha (Keserakahan)

MICCHATTA DHAMMA 10 (10 KEKELIRUAN)
1. Miccha-ditthi (Pengertian keliru)
2. Miccha-Vaca (Ucapan salah)
3. Miccha-Kammanta (Perbuatan jasmani salah)
4. Miccha-Avijja (Penghidupan salah)
5. Miccha-Sankhappa (Pikiran salah)
6. Miccha-Vayama (Daya upaya salah)
7. Miccha-Sati (Perhatian salah)
8. Miccha-Samadhi (Konsentrasi salah)
9. Miccha-Nana (Pengetahuan salah)
10. Miccha-Vimutti (Pembebasan salah)

VIPALLASA DHAMMA 12 (12 KESEMUAN)
1. Nicca-Sanna (Persepsi/pencerapan tentang segalanya kekal)
2. Nicca-Citta (Pemikiran tentang segalanya kekal)
3. NicchaDitthi (Pandangan/paham tentang segalanya kekal)
4. Atthasanna (Persepsi/pencerapan tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
5. Attacitta (Pemikiran tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
6. Atthaditthi (Pandangan/paham tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
7. Sukhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
8. Subhaditth (Pandangan bahwa segala sesuatu itu indah) i
9. Subhasanna (Persepsi/pencerapan bahwa segala sesuatu itu indah)
10. Subhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu indah)
11. Sukhasanna (Persepsi/pecerapan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
12. Sukhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)

AKUSALA DHAMMA 12 (12 DHAMMA TAK BERMANFAAT)
1. Ditthigatasampayutta 4 (4 jenis Citta yg bersekutu dengan pandangan keliru)
2. Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru)
3. Dosamulacitta 2 (2 jenis Citta yang dipimpin oleh kebencian)
4. Vicikiccha-sampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh keraguan-raguan)
5. Uddhaccasampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh kegelisahan)

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

bond

Jadi penggunaan kata sankhara tergantung kondisinya ya? misal dalam konteks tilakhana, paticasamupada dan abhidhamma CMIIW.

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

tesla

#49
Quote from: hudoyo on 06 May 2008, 08:03:02 AM
Quote from: tesla on 04 May 2008, 09:12:41 PM
[...]
pada arahat dan Buddha, yg pasti tidak muncul adalah faktor mental yg 'akusala', lobha, dosa, moha, beserta semua turunannya...

Apakah dalam batin Buddha & para arahat muncul "faktor mental" yang kusala ?? ... ;D

Salam,
Hudoyo
menurut (spekulasi) saya,

iya,
yg muncul adalah sobhana cetasika (faktor mental yg indah?)

- kenapa faktor mental yg indah ya? bukan yg bermanfaat?
- kenapa 'metta' tidak ada dalam daftar faktor mental yah?
- kenapa alobha, bukan dana? (jelas tidak serakah belum tentu murah hati seperti translate-an skr...)
- kenapa adosa, bukan metta (jelas tidak ada kebencian/penolakan belum tentu 'cinta' seperti translate-an skr...)

???
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Riky_dave

Iya ko2 tesla...
Maaf kan saya setulus2nya ^:)^
Gw td br liat buku...
Rupanya avijja=kebodohan(ketdktahuan)
Sedangkan vannana adalah kesadaran
;D
Sorry banget ya...
_/\_ Terima kasih jg atas jawab2nya...
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

tesla

gpp kok, ini kan tempat diskusi ;D

senang bisa membantu _/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Lily W

Quote from: Riky_dave on 06 May 2008, 08:00:59 PM
Iya ko2 tesla...
Maaf kan saya setulus2nya ^:)^
Gw td br liat buku...
Rupanya avijja=kebodohan(ketdktahuan)
Sedangkan vannana adalah kesadaran
;D
Sorry banget ya...
_/\_ Terima kasih jg atas jawab2nya...

Bro Riky...
Sori...mau koreksi dikit...
Yg benar Vinnana... bukan vannana...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Riky_dave

#53
Ops....
Thanks ci2 lily...
Hehe,vinnana..Sep thanks ya da diperhatiin posting gw..
Thanks jg ma ko2 tesla...

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

ika_polim

Quote from: bond on 05 April 2008, 10:00:19 AM
Ada 9 hal yg secara alamiah tak mampu dilakukan oleh seorang arahat: menyimpan kepemilikan, secara sengaja membunuh bentuk kehidupan apapun,mencuri, melakukan hubungan seksual, mengatakan kebohongan yg disengaja, dan bertindak tidak pantas karena nafsu,karena niat buruk, karena delusi,atau karena rasa takut (Angutara Nikaya IX,7).
Sebagai contoh,karena nafsu indrawi telah sepenuhnya teratasi,tak ada lagi percikan api yg tersisa untuk memantik nafsu seks. Semua Arahanta "betul-betul impoten"

Lebih Jauh, para Arahanta telah membasmi, sekali untuk selamanya, tiga jenis kesombongan(mana): "aku lebih buruk"; dan "aku setara". Di dalam
ajaran Buddha, bahkan perendahan diri seperti "aku payah" dipandang sebagai kesombongan dalam bentuk kebalikannya. Para Arahanta, sudah menjadi bawaanya, tidak mampu lagi mempersepsi dalam kerangka "aku"(Samyuta Nikaya 22,89). Mereka memandang tubuh dan pikiran sebagai proses impersonal. Bagi mereka, tidaklah beralasan membandingkan sebuah proses dengan proses lainnya seperti halnya membandingkan nilai sepotong kayu dengan sebutir mangga.

Berkaitan dengan 3 bentuk kesombongan, hanya pada pencerahan penuhlah semua perbandingan pribadi padam.
Kontroversi2 lama dan merepotkan, seperti apakah seorang Arahat lebih tinggi daripada Bodhisatva ataukah sebaliknya, semuanya lenyap. Seorang Arahat  menjalani hidup kebenaran, yg tanpa inti diri, melampui ukuran2 semacam itu. Elitisme bukanlah bagian dari pencerahan penuh. Demikianlah kita dapat mengharapkan kerendahan hati sejati dari seorang Arahat, seperti yg ditunjukan oleh kisah berikut.

Bhikkhu Sariputta adalah seorang Arahat terkemuka, diakui semua orang sebagai luar biasa bijaksana. Suatu pagi beliau pergi utk menerima dana makanan dgn mengenakan jubah yg tidak rapi. Seorang samanera cilik memergoki hal itu dan secara terbuka mengingatkan bhikkhu agung tersebut. Alih-alih menanggapi dengan sesuatu seperti "Emangnya kamu siapa, anak kecil, berani2nya menegur aku!" dengan tenang Bhikkhu Sariputta memeriksa untuk melihat apakah beliau memang tidak mengenakan jubah dengan rapi. Melihat bahwa ternyata benar adanya, Bhikkhu Sariputa pergi ke balik semak, merapikan jubahnya lantas muncul kembali untuk berterima kasih kepada samanera cilik itu, memuji hormat anak itu sebagai "guru saya" Itulah kerendahan hati nan anggun, sebuah ciri seorang Arahat (Th-a 2,116)

Sumber buku: Mindfulness, Bliss, And Beyond
Penulis : Ajahn Brahm
_/\_



saya sedang mengira -ira apa manfaat 'org2' spt itu bagi dunia!

ada masukan utk hal ini?

ika.

Riky_dave

Quote from: bond on 05 April 2008, 10:00:19 AM
Ada 9 hal yg secara alamiah tak mampu dilakukan oleh seorang arahat: menyimpan kepemilikan, secara sengaja membunuh bentuk kehidupan apapun,mencuri, melakukan hubungan seksual, mengatakan kebohongan yg disengaja, dan bertindak tidak pantas karena nafsu,karena niat buruk, karena delusi,atau karena rasa takut (Angutara Nikaya IX,7).
Sebagai contoh,karena nafsu indrawi telah sepenuhnya teratasi,tak ada lagi percikan api yg tersisa untuk memantik nafsu seks. Semua Arahanta "betul-betul impoten"

Lebih Jauh, para Arahanta telah membasmi, sekali untuk selamanya, tiga jenis kesombongan(mana): "aku lebih buruk"; dan "aku setara". Di dalam
ajaran Buddha, bahkan perendahan diri seperti "aku payah" dipandang sebagai kesombongan dalam bentuk kebalikannya. Para Arahanta, sudah menjadi bawaanya, tidak mampu lagi mempersepsi dalam kerangka "aku"(Samyuta Nikaya 22,89). Mereka memandang tubuh dan pikiran sebagai proses impersonal. Bagi mereka, tidaklah beralasan membandingkan sebuah proses dengan proses lainnya seperti halnya membandingkan nilai sepotong kayu dengan sebutir mangga.

Berkaitan dengan 3 bentuk kesombongan, hanya pada pencerahan penuhlah semua perbandingan pribadi padam.
Kontroversi2 lama dan merepotkan, seperti apakah seorang Arahat lebih tinggi daripada Bodhisatva ataukah sebaliknya, semuanya lenyap. Seorang Arahat  menjalani hidup kebenaran, yg tanpa inti diri, melampui ukuran2 semacam itu. Elitisme bukanlah bagian dari pencerahan penuh. Demikianlah kita dapat mengharapkan kerendahan hati sejati dari seorang Arahat, seperti yg ditunjukan oleh kisah berikut.

QuoteBhikkhu Sariputta adalah seorang Arahat terkemuka, diakui semua orang sebagai luar biasa bijaksana. Suatu pagi beliau pergi utk menerima dana makanan dgn mengenakan jubah yg tidak rapi. Seorang samanera cilik memergoki hal itu dan secara terbuka mengingatkan bhikkhu agung tersebut. Alih-alih menanggapi dengan sesuatu seperti "Emangnya kamu siapa, anak kecil, berani2nya menegur aku!" dengan tenang Bhikkhu Sariputta memeriksa untuk melihat apakah beliau memang tidak mengenakan jubah dengan rapi. Melihat bahwa ternyata benar adanya, Bhikkhu Sariputa pergi ke balik semak, merapikan jubahnya lantas muncul kembali untuk berterima kasih kepada samanera cilik itu, memuji hormat anak itu sebagai "guru saya" Itulah kerendahan hati nan anggun, sebuah ciri seorang Arahat (Th-a 2,116)

Sumber buku: Mindfulness, Bliss, And Beyond
Penulis : Ajahn Brahm
_/\_


Lebih Jauh, para Arahanta telah membasmi, sekali untuk selamanya, tiga jenis kesombongan(mana): "aku lebih buruk"; dan "aku setara". Di dalam
Apakah seorang Arahanta masih "peduli" terhadap cara pemakaian bajunya?
Dengan begitu apakah seorang Arahanta masih tercelakan?

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: ika_polim on 23 May 2009, 05:59:48 PM
Quote from: bond on 05 April 2008, 10:00:19 AM
Ada 9 hal yg secara alamiah tak mampu dilakukan oleh seorang arahat: menyimpan kepemilikan, secara sengaja membunuh bentuk kehidupan apapun,mencuri, melakukan hubungan seksual, mengatakan kebohongan yg disengaja, dan bertindak tidak pantas karena nafsu,karena niat buruk, karena delusi,atau karena rasa takut (Angutara Nikaya IX,7).
Sebagai contoh,karena nafsu indrawi telah sepenuhnya teratasi,tak ada lagi percikan api yg tersisa untuk memantik nafsu seks. Semua Arahanta "betul-betul impoten"

Lebih Jauh, para Arahanta telah membasmi, sekali untuk selamanya, tiga jenis kesombongan(mana): "aku lebih buruk"; dan "aku setara". Di dalam
ajaran Buddha, bahkan perendahan diri seperti "aku payah" dipandang sebagai kesombongan dalam bentuk kebalikannya. Para Arahanta, sudah menjadi bawaanya, tidak mampu lagi mempersepsi dalam kerangka "aku"(Samyuta Nikaya 22,89). Mereka memandang tubuh dan pikiran sebagai proses impersonal. Bagi mereka, tidaklah beralasan membandingkan sebuah proses dengan proses lainnya seperti halnya membandingkan nilai sepotong kayu dengan sebutir mangga.

Berkaitan dengan 3 bentuk kesombongan, hanya pada pencerahan penuhlah semua perbandingan pribadi padam.
Kontroversi2 lama dan merepotkan, seperti apakah seorang Arahat lebih tinggi daripada Bodhisatva ataukah sebaliknya, semuanya lenyap. Seorang Arahat  menjalani hidup kebenaran, yg tanpa inti diri, melampui ukuran2 semacam itu. Elitisme bukanlah bagian dari pencerahan penuh. Demikianlah kita dapat mengharapkan kerendahan hati sejati dari seorang Arahat, seperti yg ditunjukan oleh kisah berikut.

Bhikkhu Sariputta adalah seorang Arahat terkemuka, diakui semua orang sebagai luar biasa bijaksana. Suatu pagi beliau pergi utk menerima dana makanan dgn mengenakan jubah yg tidak rapi. Seorang samanera cilik memergoki hal itu dan secara terbuka mengingatkan bhikkhu agung tersebut. Alih-alih menanggapi dengan sesuatu seperti "Emangnya kamu siapa, anak kecil, berani2nya menegur aku!" dengan tenang Bhikkhu Sariputta memeriksa untuk melihat apakah beliau memang tidak mengenakan jubah dengan rapi. Melihat bahwa ternyata benar adanya, Bhikkhu Sariputa pergi ke balik semak, merapikan jubahnya lantas muncul kembali untuk berterima kasih kepada samanera cilik itu, memuji hormat anak itu sebagai "guru saya" Itulah kerendahan hati nan anggun, sebuah ciri seorang Arahat (Th-a 2,116)

Sumber buku: Mindfulness, Bliss, And Beyond
Penulis : Ajahn Brahm
_/\_



saya sedang mengira -ira apa manfaat 'org2' spt itu bagi dunia!

ada masukan utk hal ini?

ika.

Ika yang baik,saya melihat manusia sebagai berikut :
1.Manusia yang berguna bagi dirinya sendiri tetapi merugikan orang lain...
2.Manusia yang berguna bagi dirinya sendiri dan menguntungkan orang lain..
3.Manusia yang berguna bagi dirinya sendiri..
Dan saya melihat type manusia yang ke 3 dalam pandangan saya,tidak mengganggu dunia,daripada type manusia yang 1...Menurut pendapat anda?

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

adi lim

pertanyaan bro ika,
saya sedang mengira -ira apa manfaat 'org2' spt itu bagi dunia!
ada masukan utk hal ini?



Mamfaatnya banyak bro Ika,
Bro Ika belum punya parami untuk bertemu dengan seorang ARAHAT, jadi ndak tahu.

Kalau Bro Ika suatu hari paraminya udah cukup, kemudian dapat bertemu seorang Arahat baru merasain mamfaatnya.

_/\_


Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

budi_west

Quote from: adi lim on 25 May 2009, 06:44:13 AM
pertanyaan bro ika,
saya sedang mengira -ira apa manfaat 'org2' spt itu bagi dunia!
ada masukan utk hal ini?



Mamfaatnya banyak bro Ika,
Bro Ika belum punya parami untuk bertemu dengan seorang ARAHAT, jadi ndak tahu.

Kalau Bro Ika suatu hari paraminya udah cukup, kemudian dapat bertemu seorang Arahat baru merasain mamfaatnya.

_/\_




yah.. boleh juga lah..
nga usah merasakan arahat deh..
kita kan juga bisa menjadi arahat..
rasakanlah pikiran dan hati sendiri..
jangan merasakan yang punya orang lain..
sekalipun arahat...
:P

_/\_
Let it Go and be mindful