kisah nyata,beberapa hari yang lalu ada yang kemasukan....

Started by kakao, 03 June 2011, 04:57:02 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sunyata

Quote from: upasaka on 08 June 2011, 11:36:39 AM
Metode jawaban "Saya tidak bisa sembuh karena kamma masa lampau saya" itu punya efek psikis yang sama dengan
"Saya tidak bisa sembuh karena rencana Tuhan."
. Semoga penyakit Bro bisa cepat sembuh. ;)
penyakit ini bukan penyakit biasa bro ;D
ini dirasakan oleh seluruh tubuh saya, rasa sakit yang memanas ;D
rasa yang seperti pisau dan api ;D
ya saya hanya dapat menebak2 saja kalau dulu saya adalah seorang pembunuh yg kejam ;D
selain itu, pernyataan bro adalah sangat logis menurut pemikiran saya. Jadi terima kasih ;D

Blacquejacque

Quote from: Sunyata on 08 June 2011, 11:46:23 AM
penyakit ini bukan penyakit biasa bro ;D
ini dirasakan oleh seluruh tubuh saya, rasa sakit yang memanas ;D
rasa yang seperti pisau dan api ;D
ya saya hanya dapat menebak2 saja kalau dulu saya adalah seorang pembunuh yg kejam ;D
selain itu, pernyataan bro adalah sangat logis menurut pemikiran saya. Jadi terima kasih ;D


Kurang lebih seperti ini ?



Moga menghibur  :x

M14ka

Quote from: Sunyata on 08 June 2011, 11:46:23 AM
penyakit ini bukan penyakit biasa bro ;D
ini dirasakan oleh seluruh tubuh saya, rasa sakit yang memanas ;D
rasa yang seperti pisau dan api ;D
ya saya hanya dapat menebak2 saja kalau dulu saya adalah seorang pembunuh yg kejam ;D
selain itu, pernyataan bro adalah sangat logis menurut pemikiran saya. Jadi terima kasih ;D

Emang sakitnya wkt kapan aja terjadi?

[spoiler]Mungkin ciri2 mo jadi super sanya kk... :)) ^:)^
[/spoiler]

Nevada

Quote from: Sunyata on 08 June 2011, 11:46:23 AM
penyakit ini bukan penyakit biasa bro ;D
ini dirasakan oleh seluruh tubuh saya, rasa sakit yang memanas ;D
rasa yang seperti pisau dan api ;D
ya saya hanya dapat menebak2 saja kalau dulu saya adalah seorang pembunuh yg kejam ;D
selain itu, pernyataan bro adalah sangat logis menurut pemikiran saya. Jadi terima kasih ;D

Beberapa jenis penyakit bisa muncul karena pikiran yang mengandung elemen negatif. Saya tidak tahu penyakit seperti apa yang kamu maksudkan. Kalau memang belum pernah bisa disembuhkan, coba pakai metode terapi, meditasi atau relaksasi. Mungkin bisa ada kemajuan dalam kesehatan kamu.

Sunyata

Quote from: Blacquejacque on 08 June 2011, 11:49:23 AM

Kurang lebih seperti ini ?



Moga menghibur  :x
:hammer:
Quote from: M14ka on 08 June 2011, 11:53:26 AM
Emang sakitnya wkt kapan aja terjadi?

[spoiler]Mungkin ciri2 mo jadi super sanya kk... :)) ^:)^
[/spoiler]
:hammer:

Kurang lebih sakitnya seperti di neraka ;D

Nevada

Quote from: M14ka on 08 June 2011, 11:53:26 AM
Emang sakitnya wkt kapan aja terjadi?

[spoiler]Mungkin ciri2 mo jadi super sanya kk... :)) ^:)^
[/spoiler]

Super saiya. Bukan super sanya. ;D

Sunyata

Quote from: upasaka on 08 June 2011, 11:55:48 AM
Beberapa jenis penyakit bisa muncul karena pikiran yang mengandung elemen negatif. Saya tidak tahu penyakit seperti apa yang kamu maksudkan. Kalau memang belum pernah bisa disembuhkan, coba pakai metode terapi, meditasi atau relaksasi. Mungkin bisa ada kemajuan dalam kesehatan kamu.
oh, terima kasih kk ;D
penyakit itu bisa tiba2 muncul. Apalagi saat memulai meditasi, dia akan muncul juga dan sering kali ;D
jujur saja sangat mengganggu ;D

Tidak usah dibahas lagi, biar saya yg tanggung ;D
:outoftopic:

Nevada

Quote from: Sunyata on 08 June 2011, 12:04:02 PM
oh, terima kasih kk ;D
penyakit itu bisa tiba2 muncul. Apalagi saat memulai meditasi, dia akan muncul juga dan sering kali ;D
jujur saja sangat mengganggu ;D

Tidak usah dibahas lagi, biar saya yg tanggung ;D
:outoftopic:

Aha. Berarti benar ada hubungan dengan psikis. ;D Yowes kalau mau back to topic.

Indra

Quote from: upasaka on 08 June 2011, 11:58:29 AM
Super saiya. Bukan super sanya. ;D

tergantung versi mana. DBZ, DB GT, DB elex, or DBZ Kai

Janindra d' Sihamuni

kalo ada yang kerasukan,tinggal di
:hammer:
aja..........biar langsung.........
he3,bcanda
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

Nevada

Quote from: Indra on 08 June 2011, 08:48:49 PM
tergantung versi mana. DBZ, DB GT, DB elex, or DBZ Kai

Beda tiap versinya dimana?

Nevada

Quote from: phrajonathan on 08 June 2011, 09:08:41 PM
kalo ada yang kerasukan,tinggal di
:hammer:
aja..........biar langsung.........
he3,bcanda

Kalau ada yang kerasukan / kesurupan, cukup bawa ke tempat yang tenang. Ada metode terbaru untuk menyadarkan orang yang kesurupan dengan teknik hipnosis. Namun jika tidak punya keterampilan dalam hipnosis, bisa juga dengan cara awam. Yakni dengan menekan telapak tangan dan kakinya agar "pasien" merasa kesakitan. Kemudian terapis memfokuskan si pasien pada hal-hal yang membuatnya tunduk secara psikologis (misalnya hal-hal dengan atribut berwibawa, etika atau moral --- membaca doa atau menyebut kata "Allah", "Tuhan Yesus", dsb.).

Setelah pasien terlihat tunduk pada atribut seperti itu, segera kejutkan dengan sentuhan fisik yang keras di sekitar kepala bagian depan. Bisa dengan "dihantam" pelan, bisa juga dengan gerakan seolah "mencabut roh dari kepala pasien". Sadarkan pasien segera, dan arahkan pasien untuk fokus pada satu titik konsentrasi. Yang paling gampang, suruh pasien yang baru sadar itu untuk membaca doa atau menyebut nama Tuhannya.

Atau jika teman-teman punya pembawaan yang sangat leadership serta memiliki visi penglihatan sejelas Ajahn Chah, bisa juga mengikuti contoh menyadarkan orang yang kesurupan seperti kisah berikut ini...

[spoiler]
Sang Pengusir Setan

Berikut adalah kisah nyata mengenai dunia gaib di Thailand, tentang kebijaksanaan adikodrati Ajahn Chah yang menakjubkan.

Pemuka kampung dari desa terdekat, disertai seorang teman, berjalan dengan tergesa-gesa untuk menemui Ajahn Chah di gubuknya, tempat beliau menerima tamu. Seorang perempuan desa telah kerasukan roh jahat dan beringas pada malam sebelumnya. Mereka tidak mampu menolongnya, maka mereka membawanya ke biksu sepuh ini. Sewaktu mereka berbicara dengan Ajahn Chah, dalam jarak yang tak terlalu jauh, terdengar jeritan perempuan.

Segera Ajahn Chah memerintahkan dua samanera muda untuk menyalakan api dan memasak air; lalu beliau memerintahkan dua samanera lain untuk menggali lubang besar di luar gubuknya. Tak seorang pun dari samanera-samanera itu yang tahu, untuk apa.

Empat lelaki desa yang kuat, petani berotot dari timur laut Thailand, nyaris tidak sanggup menahan rontaan si perempuan. Sewaktu mereka menyeretnya melalui salah satu bagian paling keramat di wihara, dia meneriakkan kata-kata kotor.

Ajahn Chah melihatnya dan menyuruh para samanera itu, "Gali lebih cepat! Didihkan airnya! Kita perlu lubang yang besar dan banyak-banyak air panas!" Tak seorang pun biksu dan penduduk dapat menerka, apa yang akan beliau lakukan.

Saat mereka menarik perempuan yang berteriak-teriak itu ke gubuk Ajahn Chah, mulutnya sudah berbusa-busa. Matanya yang berwarna merah darah terbelalak lebar penuh kegilaan. Wajahnya menggambarkan ekspresi kegilaan ditambah lontaran kata-kata kotor dan ludah ke Ajahn Chah. Makin banyak orang membantu memegangi perempuan ini.

"Sudah belum lubangnya? Cepat! Air panasnya sudah? Ayo cepat!" Ajahn Chah berteriak di tengah riuh teriak si perempuan. "Kita harus melempar dia ke dalam lubang! Siramkan air panas ke tubuhnya! Lalu kubur dia! Itu satu-satunya cara untuk mengusir roh jahat ini! Gali lebih cepat! Tambah lagi air panasnya!"

Kami telah belajar dari pengalaman bahwa tak seorang pun dapat menebak pasti apa yang akan dilakukan Ajahn Chah. Dia adalah "ketidakpastian" dalam wujud seorang biksu. Penduduk desa sudah yakin bahwa beliau akan melempar perempuan kerasukan itu ke dalam lubang, menyiramnya dengan air panas, dan menguburnya. Dan mereka akan membiarkannya saja. Si perempuan tampaknya juga berpikiran sama, karena dia mulai sedikit reda. Sebelum lubangnya selesai digali, dan sebelum airnya mendidih, si perempuan sudah bersimpuh tenang dalam kelelahan di hadapan Ajahn Chah, dengan penuh hormat menerima pemberkahan, sebelum akhirnya mereka menuntunnya pulang. Luar biasa.

Ajahn Chah tahu, kerasukan atau sekadar gila, ada sesuatu yang sangat perkasa di dalam diri kita masing-masing, yang dinamakan pertahanan diri. Dengan piawai dan dramatis, Ajahn Chah menekan tombol pertahanan diri di dalam perempuan itu, dan membuat rasa takut sakit dan rasa takut matinya mengusir roh jahat yang merasukinya.

Itulah kebijaksanaan: muncul begitu saja, tak terencana, tak terulang.

* Dikutip dari Buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" - karya Ajahn Brahm, di halaman 197 - dan diketik ulang oleh upasaka[/spoiler]

Janindra d' Sihamuni

Quote from: upasaka on 08 June 2011, 10:42:09 PM
Kalau ada yang kerasukan / kesurupan, cukup bawa ke tempat yang tenang. Ada metode terbaru untuk menyadarkan orang yang kesurupan dengan teknik hipnosis. Namun jika tidak punya keterampilan dalam hipnosis, bisa juga dengan cara awam. Yakni dengan menekan telapak tangan dan kakinya agar "pasien" merasa kesakitan. Kemudian terapis memfokuskan si pasien pada hal-hal yang membuatnya tunduk secara psikologis (misalnya hal-hal dengan atribut berwibawa, etika atau moral --- membaca doa atau menyebut kata "Allah", "Tuhan Yesus", dsb.).

Setelah pasien terlihat tunduk pada atribut seperti itu, segera kejutkan dengan sentuhan fisik yang keras di sekitar kepala bagian depan. Bisa dengan "dihantam" pelan, bisa juga dengan gerakan seolah "mencabut roh dari kepala pasien". Sadarkan pasien segera, dan arahkan pasien untuk fokus pada satu titik konsentrasi. Yang paling gampang, suruh pasien yang baru sadar itu untuk membaca doa atau menyebut nama Tuhannya.

Atau jika teman-teman punya pembawaan yang sangat leadership serta memiliki visi penglihatan sejelas Ajahn Chah, bisa juga mengikuti contoh menyadarkan orang yang kesurupan seperti kisah berikut ini...

[spoiler]
Sang Pengusir Setan

Berikut adalah kisah nyata mengenai dunia gaib di Thailand, tentang kebijaksanaan adikodrati Ajahn Chah yang menakjubkan.

Pemuka kampung dari desa terdekat, disertai seorang teman, berjalan dengan tergesa-gesa untuk menemui Ajahn Chah di gubuknya, tempat beliau menerima tamu. Seorang perempuan desa telah kerasukan roh jahat dan beringas pada malam sebelumnya. Mereka tidak mampu menolongnya, maka mereka membawanya ke biksu sepuh ini. Sewaktu mereka berbicara dengan Ajahn Chah, dalam jarak yang tak terlalu jauh, terdengar jeritan perempuan.

Segera Ajahn Chah memerintahkan dua samanera muda untuk menyalakan api dan memasak air; lalu beliau memerintahkan dua samanera lain untuk menggali lubang besar di luar gubuknya. Tak seorang pun dari samanera-samanera itu yang tahu, untuk apa.

Empat lelaki desa yang kuat, petani berotot dari timur laut Thailand, nyaris tidak sanggup menahan rontaan si perempuan. Sewaktu mereka menyeretnya melalui salah satu bagian paling keramat di wihara, dia meneriakkan kata-kata kotor.

Ajahn Chah melihatnya dan menyuruh para samanera itu, "Gali lebih cepat! Didihkan airnya! Kita perlu lubang yang besar dan banyak-banyak air panas!" Tak seorang pun biksu dan penduduk dapat menerka, apa yang akan beliau lakukan.

Saat mereka menarik perempuan yang berteriak-teriak itu ke gubuk Ajahn Chah, mulutnya sudah berbusa-busa. Matanya yang berwarna merah darah terbelalak lebar penuh kegilaan. Wajahnya menggambarkan ekspresi kegilaan ditambah lontaran kata-kata kotor dan ludah ke Ajahn Chah. Makin banyak orang membantu memegangi perempuan ini.

"Sudah belum lubangnya? Cepat! Air panasnya sudah? Ayo cepat!" Ajahn Chah berteriak di tengah riuh teriak si perempuan. "Kita harus melempar dia ke dalam lubang! Siramkan air panas ke tubuhnya! Lalu kubur dia! Itu satu-satunya cara untuk mengusir roh jahat ini! Gali lebih cepat! Tambah lagi air panasnya!"

Kami telah belajar dari pengalaman bahwa tak seorang pun dapat menebak pasti apa yang akan dilakukan Ajahn Chah. Dia adalah "ketidakpastian" dalam wujud seorang biksu. Penduduk desa sudah yakin bahwa beliau akan melempar perempuan kerasukan itu ke dalam lubang, menyiramnya dengan air panas, dan menguburnya. Dan mereka akan membiarkannya saja. Si perempuan tampaknya juga berpikiran sama, karena dia mulai sedikit reda. Sebelum lubangnya selesai digali, dan sebelum airnya mendidih, si perempuan sudah bersimpuh tenang dalam kelelahan di hadapan Ajahn Chah, dengan penuh hormat menerima pemberkahan, sebelum akhirnya mereka menuntunnya pulang. Luar biasa.

Ajahn Chah tahu, kerasukan atau sekadar gila, ada sesuatu yang sangat perkasa di dalam diri kita masing-masing, yang dinamakan pertahanan diri. Dengan piawai dan dramatis, Ajahn Chah menekan tombol pertahanan diri di dalam perempuan itu, dan membuat rasa takut sakit dan rasa takut matinya mengusir roh jahat yang merasukinya.

Itulah kebijaksanaan: muncul begitu saja, tak terencana, tak terulang.

* Dikutip dari Buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" - karya Ajahn Brahm, di halaman 197 - dan diketik ulang oleh upasaka[/spoiler]
caranya udah ku post di halaman sebelumnya,tapi cerita nya blum....thanks bro upasaka....he3 ;D ;D ;D _/\_
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

Nevada

Quote from: phrajonathan on 09 June 2011, 09:46:26 AM
caranya udah ku post di halaman sebelumnya,tapi cerita nya blum....thanks bro upasaka....he3 ;D ;D ;D _/\_

Yang mana yah? ;D Belum baca sepertinya nih...

kakao

Quote from: upasaka on 08 June 2011, 10:42:09 PM
Kalau ada yang kerasukan / kesurupan, cukup bawa ke tempat yang tenang. Ada metode terbaru untuk menyadarkan orang yang kesurupan dengan teknik hipnosis. Namun jika tidak punya keterampilan dalam hipnosis, bisa juga dengan cara awam. Yakni dengan menekan telapak tangan dan kakinya agar "pasien" merasa kesakitan. Kemudian terapis memfokuskan si pasien pada hal-hal yang membuatnya tunduk secara psikologis (misalnya hal-hal dengan atribut berwibawa, etika atau moral --- membaca doa atau menyebut kata "Allah", "Tuhan Yesus", dsb.).

Setelah pasien terlihat tunduk pada atribut seperti itu, segera kejutkan dengan sentuhan fisik yang keras di sekitar kepala bagian depan. Bisa dengan "dihantam" pelan, bisa juga dengan gerakan seolah "mencabut roh dari kepala pasien". Sadarkan pasien segera, dan arahkan pasien untuk fokus pada satu titik konsentrasi. Yang paling gampang, suruh pasien yang baru sadar itu untuk membaca doa atau menyebut nama Tuhannya.

Atau jika teman-teman punya pembawaan yang sangat leadership serta memiliki visi penglihatan sejelas Ajahn Chah, bisa juga mengikuti contoh menyadarkan orang yang kesurupan seperti kisah berikut ini...

[spoiler]
Sang Pengusir Setan

Berikut adalah kisah nyata mengenai dunia gaib di Thailand, tentang kebijaksanaan adikodrati Ajahn Chah yang menakjubkan.

Pemuka kampung dari desa terdekat, disertai seorang teman, berjalan dengan tergesa-gesa untuk menemui Ajahn Chah di gubuknya, tempat beliau menerima tamu. Seorang perempuan desa telah kerasukan roh jahat dan beringas pada malam sebelumnya. Mereka tidak mampu menolongnya, maka mereka membawanya ke biksu sepuh ini. Sewaktu mereka berbicara dengan Ajahn Chah, dalam jarak yang tak terlalu jauh, terdengar jeritan perempuan.

Segera Ajahn Chah memerintahkan dua samanera muda untuk menyalakan api dan memasak air; lalu beliau memerintahkan dua samanera lain untuk menggali lubang besar di luar gubuknya. Tak seorang pun dari samanera-samanera itu yang tahu, untuk apa.

Empat lelaki desa yang kuat, petani berotot dari timur laut Thailand, nyaris tidak sanggup menahan rontaan si perempuan. Sewaktu mereka menyeretnya melalui salah satu bagian paling keramat di wihara, dia meneriakkan kata-kata kotor.

Ajahn Chah melihatnya dan menyuruh para samanera itu, "Gali lebih cepat! Didihkan airnya! Kita perlu lubang yang besar dan banyak-banyak air panas!" Tak seorang pun biksu dan penduduk dapat menerka, apa yang akan beliau lakukan.

Saat mereka menarik perempuan yang berteriak-teriak itu ke gubuk Ajahn Chah, mulutnya sudah berbusa-busa. Matanya yang berwarna merah darah terbelalak lebar penuh kegilaan. Wajahnya menggambarkan ekspresi kegilaan ditambah lontaran kata-kata kotor dan ludah ke Ajahn Chah. Makin banyak orang membantu memegangi perempuan ini.

"Sudah belum lubangnya? Cepat! Air panasnya sudah? Ayo cepat!" Ajahn Chah berteriak di tengah riuh teriak si perempuan. "Kita harus melempar dia ke dalam lubang! Siramkan air panas ke tubuhnya! Lalu kubur dia! Itu satu-satunya cara untuk mengusir roh jahat ini! Gali lebih cepat! Tambah lagi air panasnya!"

Kami telah belajar dari pengalaman bahwa tak seorang pun dapat menebak pasti apa yang akan dilakukan Ajahn Chah. Dia adalah "ketidakpastian" dalam wujud seorang biksu. Penduduk desa sudah yakin bahwa beliau akan melempar perempuan kerasukan itu ke dalam lubang, menyiramnya dengan air panas, dan menguburnya. Dan mereka akan membiarkannya saja. Si perempuan tampaknya juga berpikiran sama, karena dia mulai sedikit reda. Sebelum lubangnya selesai digali, dan sebelum airnya mendidih, si perempuan sudah bersimpuh tenang dalam kelelahan di hadapan Ajahn Chah, dengan penuh hormat menerima pemberkahan, sebelum akhirnya mereka menuntunnya pulang. Luar biasa.

Ajahn Chah tahu, kerasukan atau sekadar gila, ada sesuatu yang sangat perkasa di dalam diri kita masing-masing, yang dinamakan pertahanan diri. Dengan piawai dan dramatis, Ajahn Chah menekan tombol pertahanan diri di dalam perempuan itu, dan membuat rasa takut sakit dan rasa takut matinya mengusir roh jahat yang merasukinya.

Itulah kebijaksanaan: muncul begitu saja, tak terencana, tak terulang.

* Dikutip dari Buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya" - karya Ajahn Brahm, di halaman 197 - dan diketik ulang oleh upasaka[/spoiler]
wew kalao bner nggak mau pergi juga akankah ajhn chah tetap mengubur dan menyiram air panas pada wanita itu?? untung sdh tdk kerasukan lagi,.. ;D kalau tdk keluar dan sampai disiram air panas tentu tubu manusia takan tahan ;D
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img][url="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif"]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[/url][img]