Ucapan Agung Sãriputta

Started by pengemis, 24 March 2011, 09:44:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

johan3000

Quote from: Landy Chua on 27 March 2011, 12:02:34 AM
Nice shot.. yg gak jelas di bales dgn gak jelas jg..~ lanjutkan~~  =)) =)) =))

ini seperti permainan seseorang kencing gak disiram,
trus minta kita tebak.... sosial status, umur, pekerjaan, dan kondisi kelamin... apakah sehat2...
seperti kerjaan anjing pelacak...........

lanjut

n back to topic.....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

adi lim

#61
id nya juga 'pengemis'  :whistle:
tidak pernah seriuslah

:)) :)) :))

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

pengemis

"para bikkhu, terdapat tiga utusan dewata. apakah ketiganya itu?"

dipasena

kata om npwp (red : npng) jangan berpikir negatif, jd ya kita anggap pengemis mau mengingatkan kita tentang sutta-sutta... ayo kita posting sutta sesuai permintaan TS... itung2 merefresh ingatan kita akan ajaran buddha...

Indra

Quote from: johan3000 on 27 March 2011, 02:41:53 AM
ini seperti permainan seseorang kencing gak disiram,
trus minta kita tebak.... sosial status, umur, pekerjaan, dan kondisi kelamin... apakah sehat2...
seperti kerjaan anjing pelacak...........

lanjut

n back to topic.....

topiknya apa?

dipasena

#65
Quote from: pengemis on 27 March 2011, 09:49:38 AM
"para bikkhu, terdapat tiga utusan dewata. apakah ketiganya itu?"

" Para bhikkhu ,terdapat tiga utusan dewata. Apakah ketiganya itu ? "

" Ada orang yang berprilaku buruk dalam tubuh, perkataan dan pikiran. Saat tubuhnya hancur, setelah mati, ia terlahir ulang di alam sengsara, dialam buruk, dialam rendah, dineraka. Disana, para sipir neraka mencengkeram kedua lengannya dan membawanya menghadap Yama, Penguasa Kematian, lalu berkata :

' Yang Mulia, orang ini tak menghormati ayah dan ibunya, para petapa dan brahmana, juga tidak menghormati para sesepuh keluarganya, jatuhkan lah hukuman yang sesuai baginya ! "

" Para bhikkhu, lalu Raja Yama menanyai orang itu, memeriksanya, dan berkata kepadanya mengenai utusan dewata pertama : ' Tidakkah pernah kamu lihat, wahai manusia utusan dewata pertama yang muncul di tengah umat manusia ? '"

" Dan ia mejawab : ' Tidak. Tuanku, saya tidak melihatnya."

" Kemudian Raja Yama berkata kepadanya : ' Akan tetapi, wahai manusia, tidakkah pernah engkau lihat perempuan atau lelaki, yang berusia delapan puluh, sembilan puluh, ataupun seratus tahun, yang renta, bertubuh bungkuk bak bubungan atap, tubuhnya melengkung, berpegang pada tongkat, berjalan gemetaran, sakit - sakitan, yang keremajaan dan tenaganya sudah lenyap, dengan gigi ompong, rambut yang beruban dan yang jarang - jarang ataupun tak berambut lagi, kulit berkeriput, serta tangan dan kaki yang berborok ?"

" Dan orang itu menjawab : ' Benar, Tuanku, saya pernah melihatnya. '"

" Lalu Raja Yama berkata kepadanya : ' Wahai manusia tidakkah pernah terlintas olehmu, orang yang pandai dan dewasa, 'aku juga akan menjadi tua dan tak mampu mengelakkannya. Sekarang aku ingin melakukan perbuatan baik dengan tubuh, perkataan dan pikiran ? '"

' Tidak, yang mulia, saya tidak melakukannya. Saya telah lalai. '"

Lalu Raja Yama berkata : ' Karena lalai, wahai manusia, engkau telah gagal melakukan perbuatan mulia dengan tubuh, perkataan, dan pikiran. Nah, engkau akan diganjar sesuai dengan kelalaianmu itu. Perbuatan burukmu itu tidak dilakukan ayah atau ibu, saudara pria, saudara perempuan, teman ataupun sahabatmu, juga tidak dilakukan sanak saudara, para dewa, para petapa, atau para brahmana. Namun engkau sendirilah yang telah melakukan perbuatan jahat itu, dan engkau harus merasakan buahnya.'"

Para bhikkhu, setelah Raja Yama menanyai, memeriksa dan berkata kepadanya seperti itu mengenai utusan dewata pertama, ia kemudian menanyai, memeriksa, dan berkata kepada orang itu mengenai utusan dewata kedua, dengan berkata : ' Tidakkah pernah engkau lihat, wahai manusia, utusan dewata kedua yang muncul ditengah umat manusia ?'

' Tidak, Tuanku, saya tidak melihatnya. '

' Namun, wahai manusia, tidakkah pernah engkau lihat seorang perempuan atau pria yang sakit dan menderita, sakit parah, terbaring diatas kotorannya sendiri, terpaksa diangkat sebagian orang dan diletakan di pembaringan oleh orang lainnya ?'

' Benar, Tuanku, saya pernah melihatnya. '

" Lalu Raja Yama berkata kepadanya : ' Wahai manusia, tidakkah pernah terlintas olehmu, orang yang pandai dan dewasa, 'aku juga akan menjadi sakit dan tak mampu mengelakkannya. Sekarang aku ingin melakukan perbuatan baik dengan tubuh, perkataan, dan pikiran ? '"

' Tidak yang mulia, saya tidak melakukannya. Saya telah lalai. '

' Karena lalai, wahai manusia, engkau telah gagal melakukan perbuatan mulia dengan tubuh, perkataan dan pikiran. Nah engkau akan diganjar sesuai dengan kelalaianmu itu. Perbuatan burukmu itu tidak dilakukan ayah atau ibu, saudara pria, saudara perempuan, teman ataupun sahabatmu, juga tidak dilakukan sanak saudara, para dewa, para petapa atau para brahmana. Namun engkau sendirilah yang telah melakukan perbuatan jahat itu dan engkau harus merasakan buahnya. '"

" Para bhikkhu, setelah Raja Yama menanyai, memeriksa, dan berkata kepadanya seperti itu mengenai utusan dewata yang kedua, ia kemudian menanyai, memeriksa dan berkata kepada orang itu mengenai utusan dewata yang ketiga, dengan berkata : ' Tidakkah pernah engkau lihat, wahai manusia, utusan dewata ketiga muncul di tengah umat manusia ?'"

' Tidak, Tuanku, saya tidak melihatnya. '

' Namun, wahai manusia, tidakkah engkau lihat seorang perempuan atau pria yang telah mati satu, dua, atau tiga hari, mayatnya membengkak, berubah warna, serta membusuk ?'

' Benar Tuanku, saya pernah melihatnya. '

' Wahai manusia, tidakkah pernah terlintas olehmu, orang yang pandai dan dewasa, 'aku juga akan mati dan tak mampu mengelaknya. Sekarang aku ingin melakukan perbuatan baik dengan tubuh, perkataan dan pikiran ?'"

' Tidak, Yang Mulia, saya tidak melakukannya. saya telah lalai. '

' Karena lalai, wahai manusia, engkau telah gagal melakukan perbuatan mulia dengan tubuh, perkataan, dan pikiran. Nah engkau akan diganjar sesuai dengan kelalaianmu itu. Perbuatan burukmu itu tidak dilakukan ayah atau ibu, saudara pria, saudara perempuan, teman ataupun sahabatmu, juga tidak dilakukan sanak saudara, para dewa, para petapa, atau para brahmana. Namun engkau sendirilah yang telah melakukan perbuatan jahat itu dan engkau harus merasakan buahnya. '"

AN 3 : 35 ; I 138 -40

dipasena


Indra

DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Beliau memanggil para bhikkhu: "Para bhikkhu." – "Yang Mulia," mereka menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

M14ka

^
Kk indra, menjawab sbb: trus lanjutanny?
Yg
AN 3 : 35 ; I 138 -40
Kok aneh y? Emang ad utusan dewa? Kalo ga menyadarinya msk neraka?

Indra

sepertinya aturan dalam trhead ini adalah tidak ada yg boleh bertanya, dan kalau ada pertanyaan tidak perlu dijawab, silakan posting apa saja

dipasena

#70
Quote from: M14ka on 27 March 2011, 10:56:40 AM
^
Kk indra, menjawab sbb: trus lanjutanny?
Yg
AN 3 : 35 ; I 138 -40
Kok aneh y? Emang ad utusan dewa? Kalo ga menyadarinya msk neraka?

aa menganggap itu sebagai kiasan, maksud 3 utusan dewa itu adalah tua, sakit dan kematian (seperti yg di garis bawah)... jika tidak menyadari,  menyebabkan kita mudah melakukan hal-hal buruk sehingga tanpa kita sadari kita mudah terjatuh ke alam menderita... tu syair klo di bahas panjang, paling seru lg klo bahas dewa Yama, bakal panjang lg tu bahasan nya...

dipasena

Quote from: Indra on 27 March 2011, 10:41:46 AM
DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Beliau memanggil para bhikkhu: "Para bhikkhu." – "Yang Mulia," mereka menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:


eyang kakung indra, klo bs kasih kata kunci dr sutta seperti TS, klo cm kasih header nya aja bakal susah, krn semua sutta header nya gtu semua... ;D DEMIKIANLAH YANG KUTAU TENTANG THREAD INI... :))

Indra

"Jika, sewaktu ia memeriksa bahaya dalam pikiran-pikiran tersebut, masih muncul dalam dirinya pikiran-pikiran jahat yang tidak bermanfaat yang berhubungan dengan keinginan, dengan kebencian, dan dengan kebodohan, maka ia harus berusaha melupakan pikiran-pikiran itu dan tidak memperhatikannya.  Ketika ia berusaha melupakan pikiran-pikiran itu dan tidak memperhatikannya, maka pikiran-pikiran jahat yang tidak bermanfaat yang berhubungan dengan keinginan, dengan kebencian, dan dengan kebodohan ditinggalkan dalam dirinya dan mereda. Dengan ditinggalkannya pikiran-pikiran itu maka pikirannya menjadi kokoh secara internal, tenang, dan menjadi terpusat, dan terkonsentrasi. Bagaikan seseorang dengan mata yang baik, yang tidak ingin melihat bentuk-bentuk yang ada dalam jarak pandanganya akan menutup matanya atau menatap ke arah lain, demikian pula ... Ketika seorang bhikkhu berusaha melupakan pikiran-pikiran itu dan tidak memperhatikannya ... pikirannya menjadi kokoh secara internal, tenang, dan menjadi terpusat, dan terkonsentrasi.

johan3000

#73
Quote from: Indra on 27 March 2011, 10:58:09 AM
sepertinya aturan dalam trhead ini adalah tidak ada yg boleh bertanya, dan kalau ada pertanyaan tidak perlu dijawab, silakan posting apa saja

pastilah Pengemis ini bukan orang/member baru.. disini dia kangen dan Mengemis utk EGOnya lagi,..
biasalah kadang kala orang rindu akan hal2 tsb. Caranya yg spt dulu... posting SECUIL, SEPOTONG,... dan merasakan uhhh orang lain gak ngerti bingung, gak bisa menjawab..... trus dia HANTAM lagi dgn SECUIL, SECUIL lagi,... gak usah dijawab, gak usah dibahas.... beginilah Pengemis ini mendptkan boosssting di EGOnya kembali.

iPad2 diciptakan utk kemudahan....user interface serta interaktif/response yg ramah, intuitif utk pengguna...

Nah kalau Posting Pengemis masuk kategory diciptakan utk apa? (Bro Indra udah kasih sedikit bocoran lhooooo).

Kelihatannya pengetahuan dharma Pengemis juga tdk boleh tutup sebelah mata ya....
tapi kalau dia ceramah.... bisa2 umatnya lari semua.... atau gw lemparin telur wangi....(kalau disediain)

=))

gimana menurut member lain?  silahkan pengemis menjawab  :x
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Lu Dongbin