Sila-Samadhi-Panna vs Panna-Sila-Samadhi

Started by Sumedho, 21 February 2011, 06:42:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: Landy Chua on 22 February 2011, 11:40:04 AM
apa mungkin orang yang menjalankan panna tidak menjalankan sila ?  :rose:

Lebih mudah diketahui mana ? menjalankan panna atau menjalankan sila ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Lex Chan

kalau saya, tidak mau pusing berteori.. membahas mana yang duluan urutannya..

in short, just do it.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

dilbert

Quote from: Lex Chan on 22 February 2011, 11:49:40 AM
kalau saya, tidak mau pusing berteori.. membahas mana yang duluan urutannya..

in short, just do it.. 8)

Kalau begitu semua pengajaran / pelajaran... tidak perlu TEORI... just do-it...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Sumedho

Quote from: Indra on 22 February 2011, 08:07:18 AM
ternyata urutannya panna-sila-samadhi-panna
kalo itu mah

panna-sila-samadhi -> Sammā-ñāṇaṁ    kali, sama kek di

Quote from: DN 18...
Seberapa baikkah Sang Buddha yang mengetahui dan melihat mengajarkan tujuh prasyarat konsentrasi, demi pengembangan konsentrasi sempurna dan kesempurnaan konsentrasi! Apakah itu? Yaitu, pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar [217], usaha benar, perhatian benar.[35] Keterpusatan pikiran itu, yang dihasilkan tujuh faktor ini disebut konsentrasi benar Ariya dengan landasan dan prasyaratnya. Dari pandangan benar muncul pikiran benar, dari pikiran benar muncul ucapan benar, dari ucapan benar muncul perbuatan benar, dari perbuatan benar muncul penghidupan benar, dari penghidupan benar muncul usaha benar, dari usaha benar muncul perhatian benar, dari perhatian benar muncul konsentrasi benar, dari konsentrasi benar muncul pengetahuan benar,[36] dari pengetahuan benar muncul kebebasan benar.[37]
...

Tapi sebenarnya kesalahan kita dalam komunikasi ini yg jadi masalah. Kenapa kita mesti pake pembagian sila-samadhi-panna atau panna-sila-samadhi?

sang buddha selalu menggunakan dari pandangan benar, .... , konsentrasi benar.  kalo gini kan pasti semua setuju, dan tertulis dengan nyata dalam BANYAK sutta juga demikian.
There is no place like 127.0.0.1

bawel

Quote from: dilbert on 22 February 2011, 11:46:47 AM
Lebih mudah diketahui mana ? menjalankan panna atau menjalankan sila ?

awalnya, saya juga berpikir sila-samadhi-panna,
tapi setelah diperhatikan lagi saya sekarang menganut panna-sila-samadhi ;D.

ketika kita tidak mengetahui apa itu panna, apa itu sila, apa itu samadhi,
apapun yang kita lakukan adalah bukan panna, bukan sila dan bukan samadhi.

tapi begitu kita menyadari suatu kebenaran, maka panna timbul,
dengan timbulnya panna maka kita mulai menjalankan sila dan samadhi,
untuk menyelaraskan dengan pengetahuan kita ;D.
di sini saya setuju dengan nona chua, kalo
Quoteapa mungkin orang yang menjalankan panna tidak menjalankan sila ? :rose:
karena pasti yang sudah timbul panna akan menjalankan silanya ;D.


jadi kalo pertanyaannya "Lebih mudah diketahui mana ?"
menurut saya yah tidak ada yang lebih mudah,
tapi yang pasti yang diketahui adalah panna dulu ;D.

contohnya Sang Buddha sendiri, yang timbul adalah panna dulu,
ketika beliau menyadari bahwa menyiksa diri maupun memanjakan diri tidak akan menghasilkan apa-apa,
baru beliau melanjutkan hingga mencapai penerangan sempurna ;D.

yah kira-kira begitulah ;D.

Mr.Jhonz

#35
 [at] comel
Quotecontohnya Sang Buddha sendiri, yang
timbul adalah panna dulu,
ketika beliau menyadari bahwa
menyiksa diri maupun memanjakan diri
tidak akan menghasilkan apa-apa,
baru beliau melanjutkan hingga
mencapai penerangan sempurna .
yah kira-kira begitulah .
Bukannya kekuatan samadhi pangeran udah mantep?
apakah kekuatan samadhi sang pangeran tidak berperan banyak dalam proses penerangan sempurna??

Tanya; apakah pangeran sidharta juga menjalankan sila sebelum mencapai penerangan sempurna?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

bawel

Quote from: Mr.Jhonz on 22 February 2011, 10:04:15 PM
[at] comelBukannya kekuatan samadhi pangeran udah mantep?
apakah kekuatan samadhi sang pangeran tidak berperan banyak dalam proses penerangan sempurna??

Tanya; apakah pangeran sidharta juga menjalankan sila sebelum mencapai penerangan sempurna?

ketika menyadari apa yang dilakukan itu keliru,
maka semua yang dilakukan adalah sia-sia saja,
harus ditinggalkan,
semuanya harus dimulai dengan yang baru ;D.

pandangan yang benar kan, yang berdasarkan kekinian ;D.
masa lalu cuma jadi pengetahuan, dan pengetahuan itu sendiri adalah panna bukan samadhi lagi ;D.

yang saya tahu dari membaca, ibunda pangeran juga menjalankan sila, ada kemungkinan pangeran juga menjalankan sila sih, tapi ngak tahu juga yah ;D.

nah, silanya sendiri dijalankan karena tradisi bukan karena panna ;D.

hendrako

Petikan dari salah satu khotbah Ajahn Chah:

"Menurut teori, kebajikan datang duluan lalu samadhi dan selanjutnya kebijaksanaan. Namun ketika saya menelitinya sendiri, ternyata saya menemukan bahwa sesungguhnya kebijaksanaan merupakan landasan setiap aspek lain dari praktik. Agar memahami sepenuhnya segala konsekuensi dari apa yang kita ucapkan dan lakukan — khususnya yang merugikan — kita perlu menngunakanwisdom guna menuntun, mengendalikan, dan menyelidiki bekerjanya sebab-dan-akibat. Ini akan memurnikan (purify) perbuatan dan ucapan kita. Manakala kita menjadi terbiasa dengan tindakan etis dan tidak etis, kita mulai paham untuk berlatih. Kitapun lalu meninggalkan apa yang buruk dan menumbuhkan apa yang baik. Kita meninggalkan yang salah dan mengembangkan yang benar. Inilah: kebajikan. Dengan menjalankan ini, bathin bertambah kokoh dan tabah. Ketegaran serta kemantapan ini bebas dari kekhawatiran, rasa bersalah, keraguan dalam bertindak dan berbicara. Inilah: samadhi.

Penyatuan pikiran yang stabil ini membentuk tambahan sumber tenaga yang lebih kuat lagi bagi praktik kita, membuat kontemplasi yang lebih mendalam pada penglihatan, pendengaran, segala yang kita alami. Begitu pikiran telah terbentuk dengan perhatian-penuh (mindfulness) yang kokoh, mantap serta damai — kita bisa memulai penyelidikan tanpa- putus terhadap realitas tubuh, perasaan, persepsi, buah pikir, kesadaran, penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, sensasi dan segala obyek dari pikiran. Sebagaimana mereka selalu muncul, kita pun terus-menerus gigih meng-investigasi dengan sepenuh hati tanpa kehilangan mindfulness sedikitpun. Kemudian kita akan tahu hal yang sebenarnya. Mereka sekedar muncul ke eksistensi sesuai dengan hakekat alamiahnya sendiri. Sejalan dengan tumbuhnya pemahaman kita, maka lahirlah kebijaksanaan. Begitu ada pemahaman jernih akan kebenaran segala sesuatu, maka persepsi-persepsi kolot kita bakal tercerabut dan pengetahuan konseptual kita pun lalu transformasi menjadi wisdom. Demikianlah kebajikan, samadhi dan kebijaksanaan bergabung serta berfungsi sebagai satu kesatuan.

Dengan bertambahnya kekuatan serta keteguhan dari kebijaksanaan, samadhi akan jadi kian mantap. Semakin samadhi tak tergoyahkan, sila secara menyeluruh pun kian tak tergoncangkan. Sempurnanya sila, akan turut mengembang- kan samadhi; meningkatnya penguatan samadhi mendorong matangnya kebijaksanaan. Inilah tiga aspek dari latihan yang saling membaur kait-mengkait. Kesatuannya disebut Jalan Mulia Berunsur Delapan, jalan Sang Buddha. — Ketika Sila, Samadhi dan Panna mencapai puncaknya, Jalan ini mampu mencerabut semua ketidakmurnian dalam pikiran13. Saat nafsu keinginan, kebencian dan kebodohan tampil, Jalan inilah satu-satunya yang dapat membabatnya habis hingga ke akar- akar.
"

Sumber: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/meditasi/Damai%20Tak%20Tergoyahkan.pdf
yaa... gitu deh

Indra

Dalam formula Tiga Latihan, sebenarnya ada satu kata tambahan yang mungkin cukup tinggi yaitu Three Higher Training, yg terdiri dari higher virtue, higher mind, higher wisdom. formula Sila-Samadi-Panna adalah untuk yang lebih tinggi itu, sedangkan formula yg satu lagi, bisa digunakan pada level yg lebih rendah.

Dhamma Sukkha

Quote from: Sumedho on 21 February 2011, 07:14:38 PM
justru dalam JMB8 itu dari puthujana sekalipun mengikuti alur panna-sila-samadhi

kalo konteks yg sila-samadhi-panna, ada dimanakah itu?
culavedalla sutta... \;D/\;D/\;D/
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

williamhalim

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 February 2011, 08:34:56 AM
Wah, mentang2 baru nonton Iron Maiden... ;D Bagus ga, bro Wili?


kebahagiaan duniawi tertinggi..  ;D

meriang sebelum konser, terhipnotis selama konser, dan merinding sesudah konser...
profesional mengemas segalanya dengan baik dan memberikan yg terbaik.
Iron Maiden memang profesional, mampu memuaskan penontonnya yg telah 3 generasi...

\m/ keep on rockin' man  :))

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

Quote from: Landy Chua on 22 February 2011, 11:40:04 AM
apa mungkin orang yang menjalankan panna tidak menjalankan sila ?  :rose:

mungkin kalimat tepatnya adalah:

"apa mungklin orang yang bisa berusaha meningkatkan panna-nya tanpa menjalankan sila?"

Karena Panna adalah hasil yg didapat dari kamma. Jadi, menjalankan Panna, rasanya istilahnya kurang tepat.

Ada 3 jenis Panna berdasarkan tahapan:
- Sutta Panna: pengentasan (sedikit/banyak) kebodohan batin yg direalisasi dari mendengarkan/membaca Dhamma.
- Cinta Panna: pengentasan kebodohan batin yg direalisasi dari perenungan, observasi dan pengalaman keseharian (praktik)
- Bhavana Panna: pegentasan kebodohan batin yg didapat dari penembusan meditasi (Vipassana)

Tiga kategori ini bisa dikatakan tahapan. Jadi, pada mulanya kita mungkin membaca/mendengar salah satu sutta dan menatakan "wow.. benar juga yah..." nah, saat ini kita sudah merealisasi Sutta-panna, selanjutnya kita merenung, mempraktikkan dan mengobservasi beberapa anjuran sutta-sutta tsb, kita semakin memahami kebenarannya (pada tingkatan praktik), ini sudah Cinta-panna. Selanjutnya lagi, kita perlu menembus kebenaran Ajaran ini (tahapan yg paling berat) melalui vipassana.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

fabian c

Quote from: comel on 22 February 2011, 09:26:02 PM
awalnya, saya juga berpikir sila-samadhi-panna,
tapi setelah diperhatikan lagi saya sekarang menganut panna-sila-samadhi ;D.

ketika kita tidak mengetahui apa itu panna, apa itu sila, apa itu samadhi,
apapun yang kita lakukan adalah bukan panna, bukan sila dan bukan samadhi.

tapi begitu kita menyadari suatu kebenaran, maka panna timbul,
dengan timbulnya panna maka kita mulai menjalankan sila dan samadhi,
untuk menyelaraskan dengan pengetahuan kita ;D.
di sini saya setuju dengan nona chua, kalokarena pasti yang sudah timbul panna akan menjalankan silanya ;D.


jadi kalo pertanyaannya "Lebih mudah diketahui mana ?"
menurut saya yah tidak ada yang lebih mudah,
tapi yang pasti yang diketahui adalah panna dulu ;D.

contohnya Sang Buddha sendiri, yang timbul adalah panna dulu,
ketika beliau menyadari bahwa menyiksa diri maupun memanjakan diri tidak akan menghasilkan apa-apa,
baru beliau melanjutkan hingga mencapai penerangan sempurna ;D.

yah kira-kira begitulah ;D.

Maksudnya Bodhisatta bro... belum menjadi Buddha pada saat itu.
Yang timbul pertama adalah pandangan benar (samma ditthi), ini adalah termasuk cintamaya panna, bisa juga merupakan Sutamaya panna bila pandangan benar didapat melalui belajar.
sedangkan Insight (pandangan terang) adalah termasuk bhavanamaya panna.

Coba baca postingan bro William Halim berikut.

Quote from: williamhalim on 23 February 2011, 03:38:45 PM
mungkin kalimat tepatnya adalah:

"apa mungklin orang yang bisa berusaha meningkatkan panna-nya tanpa menjalankan sila?"

Karena Panna adalah hasil yg didapat dari kamma. Jadi, menjalankan Panna, rasanya istilahnya kurang tepat.

Ada 3 jenis Panna berdasarkan tahapan:
- Sutta Panna: pengentasan (sedikit/banyak) kebodohan batin yg direalisasi dari mendengarkan/membaca Dhamma.
- Cinta Panna: pengentasan kebodohan batin yg direalisasi dari perenungan, observasi dan pengalaman keseharian (praktik)
- Bhavana Panna: pegentasan kebodohan batin yg didapat dari penembusan meditasi (Vipassana)

Tiga kategori ini bisa dikatakan tahapan. Jadi, pada mulanya kita mungkin membaca/mendengar salah satu sutta dan menatakan "wow.. benar juga yah..." nah, saat ini kita sudah merealisasi Sutta-panna, selanjutnya kita merenung, mempraktikkan dan mengobservasi beberapa anjuran sutta-sutta tsb, kita semakin memahami kebenarannya (pada tingkatan praktik), ini sudah Cinta-panna. Selanjutnya lagi, kita perlu menembus kebenaran Ajaran ini (tahapan yg paling berat) melalui vipassana.

::

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Dhamma Sukkha

bro william halim guru yaa?

kata perenungan cit2 :
"Dunia tdk akan kiamat selama para guru masih adaa :D/ "
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/