antara arahat dan boddhisatva?

Started by waterlily, 03 December 2010, 05:00:50 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sostradanie

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 02:31:44 PM
hmm...Buddha memang bisa merasakan sakit tapi rasanya sama saja seperti Buddha saat mandi. jadi tidak menderita karena rasa sakit dan tidak bahagia karena terguyur siraman air

nah itu dia kok aneh Buddha sampai bisa dikatakan merasa sangat kesakitan?, bukannya Buddha itu sudah seimbang dan pasti tenang2 saja, tidak ada sakit yang dapat membuat Beliau merana. Perlu diingat yang menggambarkan ttg Buddha sakit kan bukan Beliau sendiri namun saksi mata yang tentu saja bisa salah sangka.

begini, makhluk lain kan masuk pikiran kita berikut penderitaannya kalau seseorang itu merealisasi nibbana ya jelas pasti tidak ada makhluk lain lah...Buddha tidak pernah bilang, "Setelah suci, jangan lupa membantu makhluk laen"

di dunia ini ada penderitaan karena kita ini belum suci, coba kalau kita sudah parinibbana dari kemaren..langsung penderitaan makhluk lain juga tidak ada (dan memang tidak pernah ada, kita suci atau tidak)
coba cari di sutta, apakah keadaan parinibbana masih ada makhluk yang perlu diselamatkan. semua ini kan cuma delusi saja

Buddha aja setelah tercerahkan kan ingin cepat2 parinibbana kok

nah pencerahan Buddha ini masih masuk dalam pikiran kita....

ajaran Buddha kan tentang membebaskan diri sendiri bukan tentang membebaskan makhluk lain

ini bukti, seorang arahat sudah nda punya perasaan:
Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'

Bro,bisakah bro membaca ulang postingan saya?Dan bisakah bro membantu dengan menjawab pertanyaan saya dipostingan tersebut.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Indra

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 01:01:42 PM
bukannya jadi cuek...tapi bagaimana mau menyelamatkan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah ada? dirinya sendiri yang mau menyelamatkan juga tidak ada kok..
peduli makhluk lain atau tidak, yang bisa menolong makhluk lain kan makhluk lain itu, dan menurut saya ajaran Buddha kan tentang membebaskan  diri sendiri dari dukkha bukan tentang membebaskan makhluk lain dari dukkha... karena menurut saya kalau diri sendiri bebas dari dukkha (tercerahkan), makhluk lain pun akan terbebas dari dukkha


jadi apakah anda sendiri saat ini juga sudah terbebaskan? bukankah Sang Buddha telah terbebaskan, jadi makhluk lain (anda) juga terbebaskan?

Quote
(yah, sesungguhnya tidak ada yang terbelenggu atau terbebas kok....)

ttg kata2 Buddha untuk mengutus bhikkhu2, "atas dasar belas kasih" kan buat bhikkhu yang ngerasain bukan buat Buddha, lagian apakah ada dalam sutta itu dijelaskan, bhikkhu yang diutus itu ada yang Arahat? (maaf saya juga belum cek memang, kalau ternyata ada tolong kasi tau saya).

penugasan missionari pertama itu adalah kepada 60 Arahat pertama.


Indra

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 02:31:44 PM
ini bukti, seorang arahat sudah nda punya perasaan:
Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'

saya khawatir anda keliru mengartikan makna sutta itu menjadi tidak ada perasaan. setidaknya anda harus mempelajari konteks dari ucapan itu. semua makhluk hidup apakah arahat maupun bukan arahat, ketika masih hidup pasti memiliki perasaan, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan atau netral.

Mr. Wei

Selama ini banyak usaha untuk mencoba mencari persamaan antara tujuan Theravada dan Mahayana. Theravada mengajarkan bahwa baik savaka buddha, pacceka buddha, atau sammasambuddha ketiganya dapat dijadikan sebagai tujuan; sedangkan Mahayana mengajarkan untuk menjadi bodhisatva untuk mencapai tujuan akhir sammasambuddha. Namun sepertinya diskusi seperti ini tidak pernah ada habisnya, entah karena puthujana seperti saya dan (mungkin) beberapa teman di sini yang memang belum memiliki kebijaksanaan untuk menyelami keduanya atau memang kedua aliran itu berbeda (ada kesalahan penafsiran dari salah satu ajaran).

Kalau saya, lebih baik coba mendatangi kedua ajaran tersebut, lalu saya selami mana yang menurut saya bisa memberikan perkembangan di dalam batin saya, itu yang saya ambil.

Terasi

Esensinya manusia itu hanyalah kumpulan unsur, tak ada si Terasi yang kekal. Tapi secara riilnya kumpulan unsur yang di kehidupan ini bernama Terasi, karena belum tercerahkan maka akan terlahir kembali berulang-ulang tak ada habisnya. Itu kenyataannya.
Sang Buddha itu realistis, makanya dengan cinta kasih dia mengajarkan Dhamma supaya kumpulan unsur yang muter-muter dalam samsara bisa mentas. Bukannya dia pasang target si A, si B, si C dsb - karena si A, B, C itu semua tak kekal, yang ada hanya kumpulan unsur yang membentuk A, B, C di kehidupan saat ini.

Cinta kasih sang Buddha itu ada, tapi tidak melekat. Kalau bro Ray menyumbang rumah sakit untuk korban tsunami, itu cinta kasih. Misalnya di antara korban tsunami ada si X yang karena tsunami jadi sakit keras, walaupun dapat sumbangan tapi tetap meninggal, kan bro Ray nggak terus jadi sedih atau murka. Mungkin seperti begitu sih.

Mahadeva

Quote from: Indra on 12 December 2010, 02:48:40 PM
jadi apakah anda sendiri saat ini juga sudah terbebaskan? bukankah Sang Buddha telah terbebaskan, jadi makhluk lain (anda) juga terbebaskan?

penugasan missionari pertama itu adalah kepada 60 Arahat pertama.



oh thanks...saya tidak baca itu...

oh saya juga belum tercerahkan kok....

tapi kalau sudah tercerahkan bukannya nanti setelah parinibbana maka makhluk lain jadi tidak ada lagi bagi saya sendiri?

Indra

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:20:47 PM
oh thanks...saya tidak baca itu...

oh saya juga belum tercerahkan kok....

tapi kalau sudah tercerahkan bukannya nanti setelah parinibbana maka makhluk lain jadi tidak ada lagi bagi saya sendiri?

mohon anda sudi berbagi pengalaman anda di sini ketika anda sudah tercerahkan nanti

Mahadeva

Quote from: Indra on 12 December 2010, 09:31:13 PM
mohon anda sudi berbagi pengalaman anda di sini ketika anda sudah tercerahkan nanti

oh..baiklah...akan saya usahakan

saya juga tolong dibimbing untuk bisa tercerahkan

Indra

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:34:05 PM
oh..baiklah...akan saya usahakan

saya juga tolong dibimbing untuk bisa tercerahkan


ada ritualnya kalo mau masuk perguruan ;D

Mahadeva

Quote from: Indra on 12 December 2010, 09:41:55 PM
ada ritualnya kalo mau masuk perguruan ;D

oh..apakah itu? seperti visuddhi?

Indra

Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:55:19 PM
oh..apakah itu? seperti visuddhi?

joking, gue belum certified untuk membimbing orang

Sostradanie

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Mahadeva

saya sudah baca artikel di sini
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html

dan Bhikkhu Bodhi bilang kalo di kanon pali, Buddha tidak menjelaskan cara untuk jadi Sammasambuddha, lalu di  thread ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17940.0

Bro Fabian bilang ada caranya dalam kanon pali dan sudah dijelaskan juga ada di RAPB, jadi memang ada ya caranya?

seniya

Quote from: raynoism on 18 December 2010, 05:30:27 PM
saya sudah baca artikel di sini
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html

dan Bhikkhu Bodhi bilang kalo di kanon pali, Buddha tidak menjelaskan cara untuk jadi Sammasambuddha, lalu di  thread ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17940.0

Bro Fabian bilang ada caranya dalam kanon pali dan sudah dijelaskan juga ada di RAPB, jadi memang ada ya caranya?

Coba baca buku "A Treatise of Paramis" yang diterjemahkan dari komentar Cariya Pitaka oleh Bhikkhu Bodhi. Buku ini berisi uraian tentang pemenuhan paramita oleh Bodhisatta dalam pandangan Theravada. Bisa dibaca di http://www.midamericadharma.org/gangessangha/ParamisTreatise.html
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Mahadeva

thanks ntar saya baca, kalau pandangan mahayana ttg jadi bodhisatta tentu menarik.
namun kalau yang dari pandangan theravada ttg jadi bodhisatta,  tentu ini sangat baik juga untuk dipelajari dan menambah semangat untuk memupuk parami

kalau misalnya ada yang sudah dapat kutipan langsung dari kanon palinya, tolong di post juga. pasti keren.