[ask] hasil dari meditasi?

Started by ryu, 18 November 2010, 08:03:46 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

ada seorang master mengatakan hasil dari berlatih meditasi seseorang terlihat dengan tingkah laku atau postingannya, apakah bisa di sharing seperti apakah hasil yang nyata dari latihan meditasi atau melakukan meditasi.

apakah terlihat teori atau praktek?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Lex Chan

rasanya sulit di-generalisasi, karena tergantung "bakat" (pengaruh kehidupan lampau) dan ketekunan pada kehidupan ini.

contoh lain: si A dan si B adalah teman sekelas. mereka belajar di sekolah yang sama, menggunakan buku yang sama, dan diajar oleh guru yang sama. tetapi kok nilai ujian mereka tidak sama? ini karena "bakat" yang berbeda dan juga ketekunan belajar yang berbeda..

jadi, kembali lagi ke masing2 individu.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

ryu

kalau saya melihat dan membandingkan, contohnya ya ;D

biku bergitar :
ketika ada yang menggunjingkan dia tidak terpengaruh lho ;D

pendiri MMD :
ketika ada yang menggunjingkan dia sepertinya terpengaruh lho ;D

maka kita melihat dari yang terlihat manakah yang terlihat hasil dari latihannya? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 18 November 2010, 10:26:19 AM
kalau saya melihat dan membandingkan, contohnya ya ;D

biku bergitar :
ketika ada yang menggunjingkan dia tidak terpengaruh lho ;D

pendiri MMD :
ketika ada yang menggunjingkan dia sepertinya terpengaruh lho ;D

maka kita melihat dari yang terlihat manakah yang terlihat hasil dari latihannya? ;D
Dulu Bhante Uttamo juga pernah ceramah yang isinya "hidup untuk agama atau agama untuk hidup?" Saya pikir bisa meminjam tolok ukur ini melihat apakah orang hidup untuk meditasi (seluruh tenaga dikerahkan demi meditasi, membela-bela meditasinya, menjadi marah ketika meditasinya dihina), ataukah orang meditasi untuk hidup (meditasinya adalah untuk perbaikan kualitas hidup, tidak melekat, tidak membenci orang lain dalam hidup).

Jadi harus melihat hidupnya secara keseluruhan, bukan lewat satu atau beberapa contoh saja.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2010, 10:33:30 AM
Dulu Bhante Uttamo juga pernah ceramah yang isinya "hidup untuk agama atau agama untuk hidup?" Saya pikir bisa meminjam tolok ukur ini melihat apakah orang hidup untuk meditasi (seluruh tenaga dikerahkan demi meditasi, membela-bela meditasinya, menjadi marah ketika meditasinya dihina), ataukah orang meditasi untuk hidup (meditasinya adalah untuk perbaikan kualitas hidup, tidak melekat, tidak membenci orang lain dalam hidup).

Jadi harus melihat hidupnya secara keseluruhan, bukan lewat satu atau beberapa contoh saja.

secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 18 November 2010, 10:57:58 AM
secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.
Entahlah, seperti saya bilang, itu subjektif. Ada yang banyak meditasi jadi orang baik, ada yang banyak meditasi jadi orang gila.

dhammadinna

#6
Quote from: ryu on 18 November 2010, 10:57:58 AM
secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.

kata "seharusnya" itu, kalau diterapkan ke diri sendiri akan mengakibatkan "terobsesi pada hasil", nanti menjurus ke keangkuhan (saat melihat hasil) atau depresi (saat tidak melihat kemajuan).

kata "seharusnya" kalau digunakan untuk melihat orang lain, akhirnya menghasilkan "judgement", bisa overestimate, bisa juga underestimate.

morpheus

kalo mencoba melihat "hasil", segitu banyak orang di dunia yg bunuh diri rame2, terlibat skandal seks dan habis2an mengeluarkan harta untuk guru2 palsu yg keliatannya alim...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Lex Chan

Quote from: ryu on 18 November 2010, 10:26:19 AM
kalau saya melihat dan membandingkan, contohnya ya ;D

biku bergitar :
ketika ada yang menggunjingkan dia tidak terpengaruh lho ;D

pendiri MMD :
ketika ada yang menggunjingkan dia sepertinya terpengaruh lho ;D

maka kita melihat dari yang terlihat manakah yang terlihat hasil dari latihannya? ;D

sulit menentukan dari yang terlihat di luar...
kita tidak tahu batin orang lain..

bagaimana jika dari luar terlihat "cool", tapi di dalam sebenarnya dongkol?
atau sebaliknya dari luar tampak mencak-mencak, tapi di dalam sebenarnya "cool"...
tau ah gelap... :whistle:
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Balhamoth

 _/\_

secara teori banyak buku yang bilang hasil dari meditasi orang menjadi lebih damai dan tenang.. serta konsentrasi lebih kuat..

menurut saya, meditasi memberikan pengalaman batin yang tidak bisa dibayangkan sekalipun, seperti kata ajahn Bhram bahkan lebih nikmat daripada seks..
hal ini membuat meditasi menjadi menyenangkan dan selalu ingin dilakukan terus menerus..

dampak lain selain kegiuran dan pengalaman batin tersebut adalah, dalam meditasi banyak melepas, memberhentikan komentar di dalam hati, kegelisahan pikiran dll.. sehingga bila dalam kehidupan nyata kita bisa menjadi pendengar dengan baik, misalnya dalam satu pertengkaran, terkadang dari kedua orang tsb tidak ada yang mendengar dengan tulus, mendengar tanpa komentar terlebih dahulu sebelum menanggapi, bisa saja terlihat mendengarkan namun di dalam pikiran sedang menyusun kata2 pamungkas untuk giliran bicara selanjutnya..

dampak lainnya adalah hidup dalam masa kini, dimana secara kita sadari ternyata banyak waktu kita yang terbuang untuk memikirkan hal2 yang tidak perlu semisal dalam buku ajahn bhram ah.. piring kotor ku banyak sekali, aduh harus mulai dari mana, bagaimana bisa bersih..  akhirnya kita tenggelam kedalam perasaan stress itu.. dengan meditasi kita berlatih untuk hidup dalam ke kini an.. tidak ada cara paling cepat selain membersihkan dan mencuci piring-piring tersebut.. niscaya dengan meditasi kita selalu waspada... tanpa perlu membaca buku, atau di ingatkan kita akan selalu mawas dan sadar...

begitulah menurut saya hasil dari meditasi.. semoga membantu...
  _/\_
Ada yang mengukur hidup mereka dari hari dan tahun
Yang lain dengan denyut jantung, gairah, dan air mata
Tapi ukuran sejati di bawah mentari
Adalah apa yang telah engkau lakukan dalam hidup ini
Untuk orang lain - Ruth Smiller

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 18 November 2010, 11:23:40 AM
Entahlah, seperti saya bilang, itu subjektif. Ada yang banyak meditasi jadi orang baik, ada yang banyak meditasi jadi orang gila.

betul, tapi setidaknya seseorang meditasi ada satu tujuan, entah tujuan baik atau buruk.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: Mayvise on 18 November 2010, 11:36:06 AM
kata "seharusnya" itu, kalau diterapkan ke diri sendiri akan mengakibatkan "terobsesi pada hasil", nanti menjurus ke keangkuhan (saat melihat hasil) atau depresi (saat tidak melihat kemajuan).

kata "seharusnya" kalau digunakan untuk melihat orang lain, akhirnya menghasilkan "judgement", bisa overestimate, bisa juga underestimate.
kata "seharusnya" itu untuk melihat suatu perkembangan atau kemajuan dari hasil yang diinginkan atau di harapkan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tesla

menurutku (bukan-master), kita makin mengerti    diri kita sendiri... itu aja, yg lain akibat dari yg 1 ini
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Quote from: morpheus on 18 November 2010, 12:35:22 PM
kalo mencoba melihat "hasil", segitu banyak orang di dunia yg bunuh diri rame2, terlibat skandal seks dan habis2an mengeluarkan harta untuk guru2 palsu yg keliatannya alim...

ya oleh karena itu diperlukan kehati2an untuk memilih guru, banyak kasus asalnya guru terpandang akhirnya jatuh juga oleh skandal2 yang membuat tercoreng ajarannya.

"guru meditasi" dengan label seperti itu maka dia "seharusnya" bisa mencerminkan ajarannya dengan praktek bukan hanya teori saja.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: Lex Chan on 18 November 2010, 01:41:44 PM
sulit menentukan dari yang terlihat di luar...
kita tidak tahu batin orang lain..

bagaimana jika dari luar terlihat "cool", tapi di dalam sebenarnya dongkol?
atau sebaliknya dari luar tampak mencak-mencak, tapi di dalam sebenarnya "cool"...
tau ah gelap... :whistle:
ya memang tapi orang2 bisa menilai dari luar dulu, baru kedalam ;D lebih bagus luar ok dalem ok ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))