Pilih mana??Gunakan Kebijaksanaan untuk menilai

Started by nyanadhana, 17 March 2008, 10:53:51 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bond

Masalahnya banyak yg mengatasnamakan Ajaran Sang Buddha, padahal isinya jelas2 melenceng ceng. Sudah dijelasin tapi ngak ngerti2. Tapi ya sudahlah memang itu fenomena alami juga koq ;D

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

El Sol

Quote from: nyanadhana on 18 March 2008, 08:29:12 AM
Saya sudah cek tsemtulku.pertama wow mirip idol banget yaph foto-fotonya. moso katanya orang suci tapi posenya kayak selebriti. banyak org bisa ketemu Dalai Lama.tapi apakah org yang bertemu Dalai Lama akhirnya bisa dibilang tercerahkan?
tolong di cek Dhammatalknya..di youtube..

aku kadang mao muntah liat cara dia kasi Dhammatalk..kayak tante2 lage brantem..

neh linkne..

hxxp://www.youtube.com/watch?v=HkICMrNG78M


bond

#17
 [at] atas

Ancuur Dhamma talknya, tidak mencerminkan sikap seorang Arya.Seruan liat si Romy Rafael or Bhante Uttamo :))

Dalam Vinaya kebikkhuan bahwa memberi Dhamma harus saat yg tepat , dan bukan saat sambil makan dan direstoran lagi.

_/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Sumedho

stylenya emang... bener kata elsol, mirip tante2x marah :D

tapi apa yang disampaikan itu bener juga.
There is no place like 127.0.0.1

Lex Chan

#19
Kalo makan kacang, jangan makan kulitnya juga.. ^-^

Tapi IMO, emang kurang cocok sih kalo pakai jubah dan ceramah pakai gaya semacam itu.. :)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Hendra Susanto

QuoteBahkan dalam konteks ttg usaha Pangeran Siddharta yg mencapai kebuddhaan dengan usaha sendiri. Apakah ini benar? Mari kita lihat kembali sejarahnya, ketika petapa gotama sudah letih dan hampir hilang nyawaNya ketika melakukan penyiksaan diri yang berat, lalu ditengah hutan rimba datanglah sekelompok wanita yang bernyanyi sambil memetik alat musik dan berkata " bila tali senar ini dikencangkan maka putuslah tali senar ini, sebaliknya dikendorkan maka tidak ada suara darinya. petapa Gotama tersadar hngga akhirnya dapat mencapai penerangan sempurna. nah siapakah yang berperan dlam pencapaian Buddha Gotama? Siapakah Sekelompok wanita itu yg tiba2 muncul di dlm hutan tempat pertapaan Sang petapa Gotama? Siapakah mereka? Mengapa seorang Petapa Gotama yg begitu bijaksana juga harus disadarkan oleh Sekelompok wanita pemain musik tsb?

pandangan petapa gotama sudah murni, jd beliau dapat melihat dengan jelas kondisi=kamma. jgn dipandang dr sekelompok wanita pemain musik.. oleh sebab itu anda diharapkan untuk bermeditasi agar dapat melihat dengan jelas dan murni tiap2 kondisi yang anda lalui

Better day

Quote from: Hendra Susanto on 22 March 2008, 12:09:53 AM
pandangan petapa gotama sudah murni, jd beliau dapat melihat dengan jelas kondisi=kamma. jgn dipandang dr sekelompok wanita pemain musik.. oleh sebab itu anda diharapkan untuk bermeditasi agar dapat melihat dengan jelas dan murni tiap2 kondisi yang anda lalui

[CMIIW] Kalo menurut anda pandangan petapa Gotama sudah murni, mengapa Sang petapa Gotama harus menghabiskan waktu selama 6 tahun, bahkan harus menderita seperti itu tanpa mendapatkan hasil apa2? Mengapa harus menunggu selama 6 tahun baru kemudian ada org yang datang memberikan petunjuk? Kalo tidak ada wanita2 tsb yang memberikan petunjuk, mungkinkah Sang Petapa bisa sadar dan akhirnya meninggalkan meditasi/pertapaannya itu? Kalo dipandang dari sisi petapa Gotama, maka wanita2 pemain musik tsb adalah Guru bagi Beliau, sebab hanya dengan 1 petunjuk langsung menyadarkan beliau. Bukankah begitu?

Quote from: nyanadhana on 18 March 2008, 08:50:20 AM
Better day : sepertinya tulisan anda sangat familiar buat saya,apakah anda belajar dari I Kuan Tao? karena dulu saya pernah dijawab hal yang sama.
Begini,cerita mengenai Sang Buddha melambaikan lotus di puncak gunung Grdhakuta kepada Kassapa dan ada pesan transmisi. Sang Buddha mengatakan tidak ada rahasia dalam ajaranKu,tidak ada isyarat atau semacam mistik karena Kebenaran adalah sesuatu yang logis,bisa dipertanggungjawabkan,bisa diselami dan jelas.inilah Dhamma.
Saya pernah membaca sutra itu,El Sol itu adalah Maha Ratna Kuta dalam Taisho Tripitaka.tapi Buddha tidak memberikan penjelasan mendalam lagi kenapa Kasyapa tersenyum dan Buddha hanya mengatakan.Kassapa telah mengerti. coba bandingkan dengan Sutta pertama kali Sang Buddha mencapai ke Buddhaan dimana ia mengajarkan mengenai Dhammacakkapavatthana kepada 5 orang muridnya,setelah Beliau menjelaskan 4 Kebenaran Mulia dan pengetahuan yang Beliau dapatkan,salah satu muridnya Kondanna mengerti dan merealisasi Dhamma. baru saat itu,Sang Buddha mengatakan bahwa Kondanna telah mengerti dan mencapai tingkat kesucian(ref. Dhammacakkapavatthana Sutta)
Dhamma adalah hal yang bisa dijelaskan bukan sesuatu bersifat rahasia.Kalau anda ingin belajar Buddhism.pelajari sutta-sutta yang ada dengan objektif jangan hanya anda mendengar dari mulut seseorang.Sang Buddha sendiri mengatakan bahwa jangan percaya pada diriNya,jgn juga kepada bhikkhu ataupun guru-guru lain yang mengajarkan Dhamma namun setelah mendengar Dhamma yang Saya ajarkan,ehipassiko...tidak ada rahasia-rahasia yang tidak bisa dijelaskan dan akhirnya mengundang tanda tanya serta perdebatan untuk menafsirkan Dhamma.

Bro nyanadhana, kisah peristiwa menggoyang bunga tsb bukan hanya dibahas dalam I Kuan Tao atau Mi Le Ta Tao, tetapi kisah tsb sudah sangat terkenal dalam aliran Zen dan dalam sastra2 zen, peristiwa tsb dikenal dengan "Nien Hwa She Cung" yang artinya menggoyang bunga menyampaikan makna. Dalam pemahaman saya, peristiwa menggoyang bunga tsb tidak bisa disamakan dgn peristiwa pembabaran dharma yg pertama kali oleh Sang Buddha kepada 5 pertapa. Karena pada peristiwa tsb, Sang Buddha telah membabarkan konsep2 dharma dengan suara dan kata2. Dan ini adalah hal wajar dimana murid2nya termasuk Kondanna mengerti dan tersenyum setelah mendengar dharma. Bahkan dalam setiap kesempatan, Sang Buddha selalu mengeluarkan suara dan kata2 dalam menyampaikan dharma. Tetapi dalam peristiwa menggoyang bunga, Sang Buddha tidak mengeluarkan satu patah katapun. Tidak ada suara dan kata. Tidak ada konsep2 dharma yang dibabarkan. Tetapi hanya 1 org yang tersenyum. Dan Sang Buddha mengatakan bahwa Maha Kassapa telah mengerti. Dalam peristiwa ini muncul beberapa pertanyaan : apa yang sedang diperlihatkan oleh Sang Buddha atau adakah konsep2 dharma yang tersirat? Yang kedua adalah mengapa hanya Yang Mulia Maha Kassapa tersenyum, padahal Beliau tidak mendengarkan konsep dharma. Beliau dan siswa2 yg lain memperhatikan sikap Sang Buddha tsb, tetapi hanya beliau sendiri yg tersenyum. Mengapa Sang Buddha juga tidak menjelaskan apa yg telah dimengerti oleh YM Maha Kassapa? Mengapa Sang Buddha mau membiarkan para siswa yg lain terheran-heran dan bingung, padahal biasanya Sang Buddha selalu berusaha untuk membuat siswa2nya mengerti dengan membabarkan bermacam-macam dharma?



El Sol

#22
Quote from: Sumedho on 21 March 2008, 01:45:04 PM
stylenya emang... bener kata elsol, mirip tante2x marah :D

tapi apa yang disampaikan itu bener juga.
yesh Dhammanya aku rasa pure..

tapi penyampaiannya...dan lifestyle dia..gk kayak Bhikkhu loh...


nyanadhana

ya itu namanya artis,bisa memerankan sosok apa aja.
Hello better day, konsep Buddha menggoyang-goyangkan bunga diselewengkan oleh pihak aliran sesat untuk mentransmisikan ajarannya. Saya berusaha menghindari semua pernyataan yang dapat membuat salah kaprah dalam mengartikan Buddha Dhamma. Sang Buddha memang mengerti tingkat pencapaian tiap manusia adalah berbeda-beda.saya tidak mau berdebat soal sutra ini,karena mengundang perdebatan dan omong kosong yang ga ada habisnya mengenai penerusan transmisi.hal ini cuma membawa pihak lain untuk menambah kosa kata baru untuk mengajarkan bahasa dewanya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Better day

 [at] nyanadhana
Iya, saya setuju dgn anda untuk tidak terlalu membahas mengenai ini. Tetapi karena kisah ini merupakan suatu peristiwa yg sangat menarik yg mengandung unsur2 ajaran esoteric. Dalam pendapat saya, ini telah menjadi suatu misteri yg belum terpecahkan. Maka tak heran bnyk sekali org2 yg berusaha untuk menafsirkannya terlepas dari benar atau salahnya. Demikianlah saya memandang Buddhisme ini sebagai suatu agama yg besar dan unik dimana di dalamnya terdapat sisi2 yg telah terbuka lebar dan menjadi umum serta masih ada sisi2 yg menjadi misteri yg belum terungkapkan. Tak heran bnyk aliran2 dan mahzab2 yg telah muncul dalam Buddhisme. 

nyanadhana

#26
 _/\_ makanya tidak diusut lagi,menurut pemahaman saya sendiri,Buddhadhamma seharusnya tidak mengandung unsur pertanyaan yang tidak dijawab.kecuali ada beberapa kondisi dimana Sang Buddha mengatakan ada yang perlu dan tidak perlu dijawab(sori lupa mengenai detail pertanyaan dijawab dan ga dijawab ,kalo ga salah ketika itu Sang Buddha ditanya mengenai asal mula kehidupan,dan Sang Buddha menjawab bahwa ini tidak membawa pengembangan batin jadi tidak dijawab,detail bisa dicek ke Vinaya Pitaka dengan cerita referensi dari Sutta Pitaka).
saya menyayangkan beberapa pihak dari dulu paling gemar memutar balikkan Sutta Buddhism.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Lily W

#27
Banyak sudah terdapat tulisan-tulisan tentang Sang Buddha yang tidak menjawab pertanyaan dari seorang pertapa bernama Vacchagotta yang bertanya, apakah Atma itu ada atau tidak. Ceritanya adalah sbb :
Vacchagotta mengunjungi Sang Buddha dan bertanya :
"Gotama Yang Mulia apakah Atma itu ada?"
Sang Buddha tidak menjawab.
"Kalau begitu, Gotama Yang Mulia, apakah Atma itu tidak ada?"
Lagi-lagi Sang Buddha tidak menjawab.
Vacchagotta lalu bangun dan Pergi. Sesudah pertapa itu pergi, Ananda bertanya kepada Sang Buddha, mengapa Beliau tidak menjawab pertanyaan Vacchagotta. Sang Buddha menerangkan sbb :
"Ananda, ketika ditanya oleh pertapa Vacchagotta tentang "Apakah Atma itu ada?" kalau Aku menjawab : "Atma itu ada", maka itu memihak kepada para pertapa dan Brahmana yang menganut Ajaran tentang adanya satu Roh abadi (Sassatavada).
Lalu Ananda, ketika ditanya oleh Vacchagotta : "apakah Atma itu tidak ada?", dan kalau Aku menjawab : "Atma itu tidak ada", maka itu memihak kepada para pertapa dan brahmana yang menganut kepercayaan tentang pemusnahan diri (Ucchedavada).
Lagipula Ananda, ketika ditanya oleh Vacchagotta ; Apakah Atma itu ada?", dan jika Aku menjawab : "Atma itu ada", apakah ini sesuai dengan ajaran-Ku tentang : " Semua Dhamma adalah Tanpa Roh?"
"Tentu saja tidak, Bhante."
Selanjutnya, Ananda, ketika ditanya oleh Vacchagotta : "Apakah Atma itu tidak ada?", dan kalau Aku menjawab : "Atma itu tidak ada", maka ini akan menimbulkan kebingungan yang lebih besar lagi pada Vacchagotta yang pikirannya memang susah bingung. (samyutta Nikaya XLIV: 10). Oleh karena Vacchagotta akan berpikir : "Dulu aku benar mempunyai Atma, tetapi sekarang tidak mempunyai Atma lagi." Maka sekarang jelaslah kiranya, Mengapa Sang Buddha tidak ingin menjawab. Tetapi akan lebih jelas lagi kalau kita mengambil sebagai bahan pemikiran seluruh latar belakang dari kejadiaan ini dan juga cara yang dipakai oleh Sang Buddha untuk menghadapi orang-orang yang datang bertanya. Hal ini tidak diketahui oleh mereka yang memperbincangkan  persoalan ini.
Sang Buddha bukanlah sebuah mesin computer yang memberi jawaban kepada pertanyaan apapun yang diajukan kepada Beliau tanpa pertimbangan.
Sang Buddha adalah seorang Guru Agung yang praktis, penuh welas asih dan bijaksana. Beliau bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk memperlihatkan pengetahuan-Nya atau kecerdasan-Nya, melainkan yang lebih penting lagi untuk menolong si penanya ke arah Jalan yang menuju Pembebasan. Beliau selalu bicara dengan mereka dengan mempertimbangkan alam pikiran mereka, watak mereka dan kesanggupan mereka untuk memahami persoalan tertentu.
Menurut Sang Buddha, terdapat empat cara untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan :
1.   beberapa di antaranya dapat langsung di jawab
2.   yang lain harus dijawab dengan memberikan uraian
3.   yang lain lagi harus dijawab dengan mengajukan pertanyaan balasan
4.   dan ada pertanyaan yang sama sekali tidak dapat di jawab.

Sumber : Dhamma-Sari

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

tesla

Quote from: Better day on 17 March 2008, 08:29:59 PM
Bahkan dalam konteks ttg usaha Pangeran Siddharta yg mencapai kebuddhaan dengan usaha sendiri. Apakah ini benar? Mari kita lihat kembali sejarahnya, ketika petapa gotama sudah letih dan hampir hilang nyawaNya ketika melakukan penyiksaan diri yang berat, lalu ditengah hutan rimba datanglah sekelompok wanita yang bernyanyi sambil memetik alat musik dan berkata " bila tali senar ini dikencangkan maka putuslah tali senar ini, sebaliknya dikendorkan maka tidak ada suara darinya. petapa Gotama tersadar hngga akhirnya dapat mencapai penerangan sempurna. nah siapakah yang berperan dlam pencapaian Buddha Gotama? Siapakah Sekelompok wanita itu yg tiba2 muncul di dlm hutan tempat pertapaan Sang petapa Gotama? Siapakah mereka? Mengapa seorang Petapa Gotama yg begitu bijaksana juga harus disadarkan oleh Sekelompok wanita pemain musik tsb?
kalau mau dilihat dari jalan menuju pencapaian pencerahannya tentu saja Boddhisatta tidak sendirian... Sebelumnya beliau juga berguru pada 2 orang yg mana setelah pencerahaannya Buddha menilai debu di mata mereka paling sedikit, sayang mereka telah meninggal (seingat saya...). Pertemuan dg pemain musik juga merupakan salah satu jalan menuju pencerahan yg menyadarkan beliau bahwa tapa siksaan bukanlah jalan yg tepat.

lantas kenapa Buddha mengatakan ia mencapai pencerahaan atas usahanya sendiri?

IMO, bahkan kita semua hanya dapat mencapai pencerahaan atas usaha diri sendiri. orang lain, guru, peristiwa adalah kondisi2 yg mendorong kita ke jalan pencerahan, tetapi tetap saja pencerahaan dapat tercapai karena diri sendiri. bukan orang lain.

seorang dokter pun tidak dapat menjadikan orang lain dokter kalau orang tsb tidak menginginkan & berusaha & mampu menjadi dokter kan ;)

kalau pencerahaan dapat tercapai karena orang lain, Buddha sudah sejak dulu mencerahkan semua mahkluk, tetapi kenyataannya Buddha juga hanya menyediakan kondisi bagi kita utk mencapainya.

:lotus:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~