Apa yg kita anggap baik, apakah juga baik menurut orang lain???

Started by anthony, 11 October 2010, 09:25:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

anthony

Inget Jackie Chan? Superstar tingkat dunia dr Hongkong yg dikenal dgn aksi stunt-nya yg sangat luar biasa itu. Dulu saat masih kecil hingga remaja, dy pernah sangat membenci gurunya dan bahkan juga pernah berniat balas dendam atas "kekejaman" gurunya itu, hahaha.... Belakangan setelah dewasa, Jackie baru tau, kalo kerasnya pelatihan almarhum gurunya itu (kalo salah melakukan gerakan sudah pasti dihukum, termasuk dipukul dgn rotan skalipun), karena itu adalah bentuk rasa sayang dan kepedulian gurunya, karena gurunya sangat kuatir akan keselamatan semua murid2x-nya (karena skali mereka fatal melakukan gerakan akrobatik itu, yg terjadi adalah cedera, cacat permanen atau bahkan juga bisa kematian). Andai sang guru gak "keras" dan "sadiez" dalam pelatihannya itu, kita mungkin gak bakal pernah mengenal Jackie Chan sbg seorang superstar kelas dunia yg telah menghibur hidup kita dengan aksi2x stunt-nya yg mempesona skaligus menggetarkan hati kita semua (anda bisa saksikan riwayat guru Jackie Chan beserta masa kecil "The Seven Little Fortunes" ini dlm film "The Painted Faces" karya Alex Law yg dipersembahkan oleh para murid Master Yu Ho (guru akrobat Jackie Chan, Sammo Hung, Yuen Biao, Yuen Hwa, dll.) untuk hadiah ulang tahun gurunya saat itu, dan sempat menjadi Film Terbaik di Hongkong thn 1988).

Demikian pula kita, betapa kita sering menyalah-pahami pendidikan orang tua kita (dan setelah dewasa baru menyadari, bahkan kadang sangat telat, karena keburu orang tua kita meninggal baru nyadar, wkwkwk...;p). Yang parah juga adalah, apa yg menurut kita baik, sebenernya belum tentu baek menurut ortu kita. Paling sering kalo liat anak2x yg kalo ortunya lg sakit, dilarang total makan ini dan makan itu dan akhirnya ortu malah menderita dan malah jadi lebih mempercepat kematian mereka (ironis tapi nyata, huehuehue... :P). Inilah contoh nyata, baik menurut versi anak2x tapi belum tentu baik menurut versi ortu. Andai kita semua nyadar, bahwa tubuh sehat memang penting, namun jauh lebih utama adalah kebahagiaan batin. Ilustrasi nyatanya mudah saja, banyak orang terkena kanker ganas, karena dy gak tau, akhirnya malah panjang umur, karena dy mampu menjaga kebahagiaannnya. Namun banyak orang yg hny kanker ringan, tapi bisa cepet mati, hny karena dy jd stres setelah tau penyakitnya, wakakakakakak....

Sama aja kayak sakit ortu di atas, bukanlah dilarang total yg seharusnya dilakukan oleh anak-anak mereka, tapi PENGENDALIAN YANG PENUH CINTA KASIH & JUGA BIJAKSANA, DENGAN DILANDASI RASA BAKTI YG PENUH KETULUSAN. Sesekali di-loss, it's no problemo, sepnjang masih dalam takaran yg pas, ketimbang dilarang total dan akhirnya bikin stress mereka serta malah mempercepat kematian orang tua yg secara tak langsung kita "bunuh" mereka justru atas dasar rasa cinta kita kepada mereka, wkwkwk... :P

Demikian pula, apa yg bagus menurut orang tua, belum tentu yg terbaik buat anak2x-nya. Bhante Uttamo pernah menyampaikan dlm sebuah kesempatan, "Orang Tua yg sukses adalah mereka yg mampu membimbing anak2x-nya untuk meraih semua impian dalam hidup anak-anaknya sesuai dengan cita2x anak2x mereka. Sedangkan orang tua yg gagal, adalah mereka yg membimbing anak2x-nya untuk mencapai impian dlm hidup yg sesuai dengan cita2x orang tuanya". Demikian pula dalam hidup pernikahan, persahabatan, dsb. Begitu banyak EGO kita bermain di situ dan seringkali atas nama RASA CINTA & PEDULI, padahal sekali lagi, "Apa yg menurut kita baik, belum tentu baik juga khan menurut orang lain...", dikarenakan perbedaan karakter dan juga pengalaman hidup diantara kita masing2x.

Begitu pula seminar, ceramah atau training apapun, jangan sampe kita nge-fanz membuta dan lalu kita telen bulet2x apa yg disampaikan sang pembicaranya, karena nanti kita akan kehilangan obyektivitas kita dalam mengukur sejauh mana efektivitas apa yg disampaikan mereka bg kebutuhan hidup kita pribadi, karena sudah jelas, "Apa yg baik menurut mereka, belum tentu cocok bagi diri dan juga hidup kita", karena skali lg, kita bukan mereka dan mereka juga bukan kita, hehehe... Maka, jadilah pembelajar di seumur hidupmu dan jangan pernah malu untuk belajar kepada siapapun, namun ambillah yg cocok buat diri kita, dan abaikan yg gak perlu, karena hanya dengan cara demikianlah, kita baru dapat memahami makna kehidupan yg sesungguhnya...

Belajar untuk mampu memahami orang lain adalah salah satu pelajaran hidup yg indah skaligus berharga bg pengikisan ego kita, dan bertumbuhnya ketulusan cinta kasih dan juga kebijaksanaan kita. Semoga share sederhana ini msh bisa bermanfaat buat kita semua, terutama buat diri gw sendiri. Selamat berbuat kebajikan dan semoga semua makhluk slalu hidup berbahagia, jia you & bless u always _/\_


Penuh Cinta
Wedy

[ sumber Wedyanto Hanggoro  http://www.facebook.com/note.php?note_id=419562092498 ]
Tadyatha hum Gate-gate param gate Parasamgate bodhi Svha.. _/\_