Apakah diskusi dalam forum, Triaya2009 tidak harus menjawab ?

Started by johan3000, 06 October 2010, 02:04:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

pannadevi

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,

pannadevi

Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

kasihan ahh....jangan bgtu donk bro....

Kelana

Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,

Maksud Neri, kepada Kelana atau Kainyn_Kutho ucapan "thanks atas penjelasannya..."  :)
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

pannadevi

Quote from: Kelana on 08 October 2010, 03:22:05 PM
[spoiler]
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
[/spoiler]

Maksud Neri, kepada Kelana atau Kainyn_Kutho ucapan "thanks atas penjelasannya..."  :)

ups...saya salah nulis nama....iya deh saya ralat....thanks bro Kainyn yg baik....sorry salah ketik nama....

mettacittena,

K.K.

Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Menurut Samaneri sendiri, bagaimanakah yang disebut asah ke-ego-an? Apakah ciri-cirinya sehingga bisa dikatakan begitu?

Blacquejacque

Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

Dalam konteks bisa, tentu bisa.

Tetapi NYATANYA.. mengapakah yakkha tersebut merasa perlu untuk memecahkan kepala-nya?

anyin

Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:10:30 PM
Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

kasihan ahh....jangan bgtu donk bro....

maaf saya komen lagi hahahaha
senyum aja ya pisss, pengen lurusin sesuatu dikit aja boleh ya... hahhaa

sebenarnya Buddha memang menuntut kita belajar damma... tapi yang mampu mengajar darma indah di awal, indah ditengah dan indah diakhir hanya Hyang Buddha... saya harap belajar damma harus penuh perenungan. saya sendiri juga belum punya kesempatan mendengar damma dari Sang Buddha.. jadi maaf sory hahaha kalo saya belum bisa belajar damma indah di Awal,indah di tengah dan indah diakhir.... tuntutan saudara belum bisa saya penuhi karena masih kurang sangat jauh kebajikan saya untuk memperoleh damma yang indah itu... bayangkan orang-orang yang punya kesempatan bertemu Buddha mendengar keindahan Buddha menyampaikan damma ada yang langsung mencapai arahatta.. (saya rasa orang-orang tersebut adalah orang yang sudah mendengar damma selama berkappa-kappa tapi mata damma belm terbuka, dan akhirnya bertemu Buddha oleh kebajikan dan percaya dan usahanya)..

maaf teman buat teman satu lagi...
ntar Sang Yakkha liat commen saudara di dammacita lalu datang.... ntar dia bilang " siapa yang tanya saya dalam tidak menjawab 3x kesempatan lalu apakah saya dapat memecahkan kepala triyana itu... ntar Sang Yakkha kasi liat saudara gmn??? hahahahaha jangan ditanggapi serius... Sang Yakkha pengikut Buddha, Beliau juga mendengar damma saya rasa Beliau welas asih kok... hahahah


pannadevi

Quote from: anyin on 08 October 2010, 03:39:14 PM
[spoiler]
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:10:30 PM
Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

kasihan ahh....jangan bgtu donk bro....
[/spoiler]

maaf saya komen lagi hahahaha
senyum aja ya pisss, pengen lurusin sesuatu dikit aja boleh ya... hahhaa

sebenarnya Buddha memang menuntut kita belajar damma... tapi yang mampu mengajar darma indah di awal, indah ditengah dan indah diakhir hanya Hyang Buddha... saya harap belajar damma harus penuh perenungan. saya sendiri juga belum punya kesempatan mendengar damma dari Sang Buddha.. jadi maaf sory hahaha kalo saya belum bisa belajar damma indah di Awal,indah di tengah dan indah diakhir.... tuntutan saudara belum bisa saya penuhi karena masih kurang sangat jauh kebajikan saya untuk memperoleh damma yang indah itu... bayangkan orang-orang yang punya kesempatan bertemu Buddha mendengar keindahan Buddha menyampaikan damma ada yang langsung mencapai arahatta.. (saya rasa orang-orang tersebut adalah orang yang sudah mendengar damma selama berkappa-kappa tapi mata damma belm terbuka, dan akhirnya bertemu Buddha oleh kebajikan dan percaya dan usahanya)..

maaf teman buat teman satu lagi...
ntar Sang Yakkha liat commen saudara di dammacita lalu datang.... ntar dia bilang " siapa yang tanya saya dalam tidak menjawab 3x kesempatan lalu apakah saya dapat memecahkan kepala triyana itu... ntar Sang Yakkha kasi liat saudara gmn??? hahahahaha jangan ditanggapi serius... Sang Yakkha pengikut Buddha, Beliau juga mendengar damma saya rasa Beliau welas asih kok... hahahah


bhante yang saya hormati (sesuai dg foto identitas diri, entah klo memalsu identitas),


saya tidak mau melanggar ketentuan saya (Vinaya atthagarudhamma yg hrs sy junjung tinggi), silahkan bhante lanjutkan dg leluasa. saya cukupkan sekian, namaskara bhante.

mettacittena,

anyin

 _/\_
last post dari saya.... dari sini yang tidak akan post lagi karena keterbatasan saya....
apa kah saudara sudah mendengar damma yang indah itu..?
kalau sudah saya yakin saudara sudah sangat jauh diatas saya..
kalo blm memahami maknanya maka saya harap direnungkan lagi...
keindahan damma dan memperoleh kesaktian mungkin satu orang yang bisa saya pastikan sekarang
dialah dalai lama... mungkin banyak yang sudah sangat tinggi pencapaian nya tapi saya hanya bisa berkata jujur dan tidak bisa sembarang ngomong...
sekian terima kasih
_/\_

pannadevi

Quote from: anyin on 08 October 2010, 04:00:57 PM
_/\_
last post dari saya.... dari sini yang tidak akan post lagi karena keterbatasan saya....
apa kah saudara sudah mendengar damma yang indah itu..?
kalau sudah saya yakin saudara sudah sangat jauh diatas saya..
kalo blm memahami maknanya maka saya harap direnungkan lagi...
keindahan damma dan memperoleh kesaktian mungkin satu orang yang bisa saya pastikan sekarang
dialah dalai lama... mungkin banyak yang sudah sangat tinggi pencapaian nya tapi saya hanya bisa berkata jujur dan tidak bisa sembarang ngomong...
sekian terima kasih
_/\_

bhante yang saya hormati,
rekan2 member amat mengharapkan kehadiran bhante, silahkan bhante lanjutkan, saya hanya tidak berani melanggar atthagarudhamma saya point ke8, tentu bhante paham, saya menghargai kehadiran bhante, mohon jangan salah paham.

namaskara,

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

Indra

Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:50:00 PM
Quote from: anyin on 08 October 2010, 03:39:14 PM
[spoiler]
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 07 October 2010, 05:31:26 PM
Quote from: pannadevi on 07 October 2010, 04:29:12 PM
sorry bro Kainyn yg baik....jadi ikutan pengin nimbrung....kok bisa tahu dia "suci"...Sotapannakah? Sakadagamikah? Anagamikah? ato Arahat?....ini sy hanya berdasarkan quote anda lo....(****peace.... ;D ;D****)

Utk Sis Yani yg baik, jangan kaget klo dpt PM, saya aja masuk pertama kali gabung, langsung kena damprat, gara2 masih baru belum tahu situasi sini, masuk2 langsung omong ada Arahat datang ke Indo, kena dah saya.... ;D ;D (tapi itu dlu sekarang udah tahu situasi), malahan yg damprat justru sering bantu saya buat PR....baikan ternyata orangnya....(****promosi.... ;D ;D***)

mettacittena,
Saya memang punya mata "deva" untuk menerawang orang "suci" (khusus puthujjana ke bawah). Gampang sekali lihatnya, tinggal perhatikan faktor-faktor berikut: 
1. Apakah ia rendah hati, walaupun pandai tapi tidak menonjolkan keahliannya untuk membanggakan diri, dan tidak merendahkan orang lain yang punya kekurangan.
2. Apakah ia menjawab pertanyaan dengan baik, sesuai dengan apa yang ditanyakan, dimengerti oleh yang bertanya tanpa menambah kebingungan.
3. Jika ia mengatakan bahwa sesuatu salah, maka ia menunjukkan dengan jelas di mana kesalahannya, bukan asal bicara karena emosi.
4. Jika ia telah ditunjukkan kesalahannya dengan jelas, ia tidak mengelak, berlagak bodoh, atau cari-cari alasan yang tidak masuk akal.
5. Jika tidak ada yang memang bisa dilakukan, maka ia diam, tidak memaksa bicara yang bikin rusuh.

Jika tidak ada satupun faktor yang dimiliki, saya pastikan itu orang "suci" yang dimaksud.



bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:10:30 PM
Quote from: dilbert on 07 October 2010, 05:35:42 PM
Kalau tidak menjawab dalam 3x kesempatan, bisa-kah kepala Triyana di-pecahkan oleh Yakkha ?

kasihan ahh....jangan bgtu donk bro....
[/spoiler]

maaf saya komen lagi hahahaha
senyum aja ya pisss, pengen lurusin sesuatu dikit aja boleh ya... hahhaa

sebenarnya Buddha memang menuntut kita belajar damma... tapi yang mampu mengajar darma indah di awal, indah ditengah dan indah diakhir hanya Hyang Buddha... saya harap belajar damma harus penuh perenungan. saya sendiri juga belum punya kesempatan mendengar damma dari Sang Buddha.. jadi maaf sory hahaha kalo saya belum bisa belajar damma indah di Awal,indah di tengah dan indah diakhir.... tuntutan saudara belum bisa saya penuhi karena masih kurang sangat jauh kebajikan saya untuk memperoleh damma yang indah itu... bayangkan orang-orang yang punya kesempatan bertemu Buddha mendengar keindahan Buddha menyampaikan damma ada yang langsung mencapai arahatta.. (saya rasa orang-orang tersebut adalah orang yang sudah mendengar damma selama berkappa-kappa tapi mata damma belm terbuka, dan akhirnya bertemu Buddha oleh kebajikan dan percaya dan usahanya)..

maaf teman buat teman satu lagi...
ntar Sang Yakkha liat commen saudara di dammacita lalu datang.... ntar dia bilang " siapa yang tanya saya dalam tidak menjawab 3x kesempatan lalu apakah saya dapat memecahkan kepala triyana itu... ntar Sang Yakkha kasi liat saudara gmn??? hahahahaha jangan ditanggapi serius... Sang Yakkha pengikut Buddha, Beliau juga mendengar damma saya rasa Beliau welas asih kok... hahahah


bhante yang saya hormati (sesuai dg foto identitas diri, entah klo memalsu identitas),


saya tidak mau melanggar ketentuan saya (Vinaya atthagarudhamma yg hrs sy junjung tinggi), silahkan bhante lanjutkan dg leluasa. saya cukupkan sekian, namaskara bhante.

mettacittena,


kalau ada yg pasang avatar gambar Sang Buddha, bagaimana reaksi samaneri ya?

pannadevi

Quote from: Kainyn_Kutho on 08 October 2010, 03:31:23 PM
Quote from: pannadevi on 08 October 2010, 03:08:23 PM
bro Kelana yg baik,

thanks atas penjelasannya, sejujurnya saya sedih baca perkembangan akhir2 ini....tapi pribadi saya lo ini tentu beda dg yg lainnya. dimana indahnya dhamma? bukankah sang Buddha mengajarkan kita untuk belajar dhamma yang indah di awal, tengah dan akhir? tapi sekarang kita bukannya meningkatkan diri menambah pengetahuan dhamma tapi cenderung asah ke-Ego-an...ini saya pribadi lo....semoga tidak salah paham dan dapat memahami yang saya maksud. atas kesediaannya utk memahami maksud sy diucapkan terima kasih seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Menurut Samaneri sendiri, bagaimanakah yang disebut asah ke-ego-an? Apakah ciri-cirinya sehingga bisa dikatakan begitu?

bro Kainyn yang baik,
sorry tadi terlewatkan belum kebaca, saya tadi ada tugas yg harus dilaksanakan, ttg pertanyaan anda, saya tidak mau menimbulkan panas suasana, jangan mancing donkkkk.... ;D ;D

saya ingin suasana DC bisa kembali kekeluargaan dan marilah meningkatkan pengetahuan dhamma yang harus kita pelajari lebih mendalam lagi....

mettacittena,

pannadevi

Quote from: Sumedho on 08 October 2010, 05:19:01 PM
note: anyin bukan bhikkhu.

thanks Tuhan, apapun dia mau Bhante ato Samanera, saya tetap harus menghormati anggota sangha, sesuai dengan ketentuan.

mettacittena,