//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Gula Bukan Satu-satunya Penyebab Gigi Rusak  (Read 1884 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Gula Bukan Satu-satunya Penyebab Gigi Rusak
« on: 29 August 2010, 09:05:33 AM »
Gula Bukan Satu-satunya Penyebab Gigi Rusak

KOMPAS.com — Selama ini, kita selalu diajarkan bahwa gula atau segala yang manis-manis adalah perusak gigi nomor satu. Padahal, sebenarnya ada hal-hal lain yang bisa merusak gigi. Apa sajakah?

1. Rasa masam
Gula bukan satu-satunya penyebab kerusakan pada gigi. Makanan asam, yang pH-nya rendah, seperti permen asam, soft drink, dan jus buah, bisa melunakkan gigi. Hasilnya, erosi enamel dan penipisan pada gigi. "Asam sitrat adalah asam terburuk untuk gigi Anda," ungkap Martha Keels, DDS, ketua kedokteran gigi anak di Duke's Children's Hospital. Asam merusak gigi anak lebih parah ketimbang merusak gigi orang dewasa karena gigi anak belum matang dan kuat.

Jika Anda memang ingin makan makanan asam, maka lakukan hal itu pada jam makan. Ini akan meminimalkan efeknya karena Anda akan makan bersamaan dengan makanan lain. Cara lainnya adalah dengan mengunyah permen karet berbahan dasar xylitol yang mampu mengusir bakteri dan mencegah gigi berlubang. Menyikat gigi secara teratur menggunakan baking soda juga dipercaya bisa menetralkan asam dalam mulut.

2. Enamel adalah zat terkuat pada manusia, tetapi bisa rusak dengan mudah
Es, berondong jagung, dan anting yang diletakkan pada bibir bisa membuat gigi patah. Gigi asli yang sudah patah atau rusak tidak bisa tumbuh kembali. Berondong jagung kadang masih memiliki bulir yang belum berkembang sempurna, artinya sangat keras dan saat tergigit bisa saja merusak gigi. Begitupun es batu. Jika gigi Anda sudah cukup banyak tambalan, maka jangan paksakan untuk menggigit makanan yang keras.

Perhiasan logam yang dipasang pada mulut, seperti lidah dan bibir, juga bisa merusak gigi. Perhiasan logam bisa menjadi tempat tinggal bakteri dan membuat gigi patah akibat terantuk.

3. Terlalu banyak fluorida bisa buruk untuk gigi
Kita semua tahu bahwa fluorida penting untuk kesehatan gigi. Namun, anak-anak di bawah usia 8 tahun yang menggunakan fluorida terlalu banyak ketika gigi permanen mereka masih berada di bawah gusi (belum tumbuh) didapati mengidap kondisi bernama fluorosis. Gejalanya, pada gusi terlihat ada titik-titik berwarna putih, kadang kecoklatan. Sayangnya, noda fluorosis adalah intrinsik, tak bisa dibersihkan dengan mudah.

Terlalu banyak menggunakan fluorida bisa juga bersifat porous. Permasalahannya adalah ketika odol tertelan, biasanya terjadi pada anak-anak. Karena itulah, kita disarankan untuk menggunakan odol sedikit saja, sekitar seukuran satu bulir kacang polong. Untuk anak-anak, gunakan pasta gigi yang tak megandung fluorida hingga mereka sudah bisa mengerti bahwa odol bukan untuk ditelan.

4. Kawat gigi bisa sebabkan gigi berlubang
Tentu, kawat gigi digunakan untuk memperbaiki gigi yang letaknya kurang ideal. Namun, kawat gigi ternyata bisa menyebabkan masalah lain pada gigi: gigi berlubang. Jika Anda menggunakan kawat gigi, selalu pastikan Anda menyikat gigi setiap kali seusai makan. Makanan, bakteri, dan asam bisa tersangkut pada kawat gigi dan mengikis enamel.

Lidah adalah pembersih gigi alami, meski khasiatnya tak terlalu kentara dan tak sebersih sikat. Ketika seseorang menggunakan kawat gigi, ia akan terbiasa untuk tak lagi menggunakan lidah untuk membersihkan gigi karena tak nyaman saat lidah menyentuh logam kawat. Alhasil, jika kotoran tersebut tidak dibersihkan, maka terjadilah penumpukan.


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com