//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah Ananda bersalah?  (Read 43309 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #120 on: 17 August 2010, 01:10:43 PM »
cleaned up
There is no place like 127.0.0.1

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #121 on: 17 August 2010, 01:53:55 PM »
Analogi-nya begini...

Kalau saya menyalahkan sesuatu... dari kacamata awam tentu-nya karena ada "kepentingan" saya di dalam-nya. Jika memang tidak ada "kepentingan" saya, maka saya kondisi bathin saya menjadi lebih netral. Dalam hal ini, apakah BUDDHA menyalahkan ANANDA itu ada "kepentingan"-nya ? Apakah BUDDHA "berkepentingan" supaya ANANDA memohon sampai 3x supaya bisa memperpanjangan umur (baca BUDDHA ingin hidup lebih lama, dengan permohonan ANANDA) ?

kalau baca Vinaya Pitaka, dalam banyak kasus Sang Buddha selalu memarahi dan menyalahkan si pelanggar, menurut saya sih demi tegaknya disiplin

Setuju... "kepentingan"-annya adalah tegaknya displin dan tentunya buat orang lain... Dalam hal ini, BUDDHA kalau "menyalah-kan" ANANDA kira kira dalam rangka "kepentingan" apa ya ?

That's what this thread is for... kenapa Ananda disalahkan?

Karena Ananda tidak tanggap, that's all........................... ~o)

kelalaian Ananda tentu sudah diketahui Sang Buddha sebelumnya

Pengetahuan Buddha terhadap Ananda, menurut spekulasi saya, sebatas "potensi" bukan "kepastian".
Ramalan para Buddha jarang meleset karena Buddha mempunyai pengetahuan yang luar biasa dalam melihat potensi dan potensi faktor penunjang yang menunjang potensi itu terjadi.
Sebagaimana hukum kamma, kamma menghasilkan potensi berbuah dengan catatan bahwa faktor penunjangnya lengkap, apabila tidak ada faktor yang menunjang maka kamma tidak berbuah. Belum lagi dengan adanya kamma penghancur,etc. Jadi intinya adalah potensi dan faktor penunjang, bukan suatu kepastian, walaupun potensi itu memiliki kemungkinan terjadi yang sangat besar, tetapi masih menyisakan kemungkinan sebaliknya walaupun kecil.

Buddha memiliki potensi untuk dapat hidup selama 1 abad, potensi ini harus ditunjang oleh oleh faktor penunjangnya agar terjadi. Dalam hal ini, permintaan dari Bhante Ananda setelah mendapatkan petunjuk dari Buddha adalah faktor pendukungnya, Bhante Ananda mempunyai potensi besar menjadi faktor penunjang karena Bhante Ananda memiliki keyakinan tentang kemampuan Buddha untuk hidup selama 1 abad, namun Bhante Ananda tidak tanggap, sehingga faktor penunjang tidak lengkap dan potensi tidak terwujud.

yaa... gitu deh

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #122 on: 18 August 2010, 07:49:35 AM »
tetapi apakah standard eksplisit Sang Buddha = standard eksplisit Ananda, faktanya ananda tidak mampu menangkap berarti tidak cukup eksplisit untuk Ananda. menurut saya standard eksplisit juga ditentukan individual bukan hanya budaya
Ok, ditentukan individual juga. Saya setuju itu. Dan kenyataannya Ananda memang patut disalahkan kan? Toh Ananda tidak mencoba membela diri ketika disalahkan oleh Sang Buddha. Jadi kembali pada topik utama, jelas Sang Buddha bukan mengambinghitamkan atau mencoba menyalahkan Ananda atas sesuatu yang tidak patut disalahkan.

Setelah membaca ulang, saya menyadari bahwa Sang Buddha memberi pesan demikian bukan hanya tiga kali di satu tempat melainkan di banyak tempat:
1. At Rajagaha, when dwelling at Vultures' Peak.
2. At the Banyan Grove.
3. At Robbers' Cliff.
4. At the Sattapanni Cave on the Vebhara Mountain.
5. At the Black Rock of Isigili.
6. At the Serpents' Pool in the Cool Forest.
7. At the Tapoda Grove.
8. At the Bamboo Grove in the Squirrels' Feeding-ground.
9. At Jivaka's Mango Grove.
10. At Small Nook in the Deer Park.
11. At Vesali.

bro jerry yg baik,
ini amat membantu saya mengumpulkan data buat ujian, tolong bro quotekan nama suttanya, cukup judul sutta, nikaya (digha ato majjhima,dll), no klo ada, tp klo repot cukup dari nama sutta sama dari nikaya apa udah bisa sy lacak, thanks seblm n sesdhnya.

mettacittena,

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #123 on: 18 August 2010, 06:34:14 PM »
tetapi apakah standard eksplisit Sang Buddha = standard eksplisit Ananda, faktanya ananda tidak mampu menangkap berarti tidak cukup eksplisit untuk Ananda. menurut saya standard eksplisit juga ditentukan individual bukan hanya budaya
Ok, ditentukan individual juga. Saya setuju itu. Dan kenyataannya Ananda memang patut disalahkan kan? Toh Ananda tidak mencoba membela diri ketika disalahkan oleh Sang Buddha. Jadi kembali pada topik utama, jelas Sang Buddha bukan mengambinghitamkan atau mencoba menyalahkan Ananda atas sesuatu yang tidak patut disalahkan.

Setelah membaca ulang, saya menyadari bahwa Sang Buddha memberi pesan demikian bukan hanya tiga kali di satu tempat melainkan di banyak tempat:
1. At Rajagaha, when dwelling at Vultures' Peak.
2. At the Banyan Grove.
3. At Robbers' Cliff.
4. At the Sattapanni Cave on the Vebhara Mountain.
5. At the Black Rock of Isigili.
6. At the Serpents' Pool in the Cool Forest.
7. At the Tapoda Grove.
8. At the Bamboo Grove in the Squirrels' Feeding-ground.
9. At Jivaka's Mango Grove.
10. At Small Nook in the Deer Park.
11. At Vesali.

bro jerry yg baik,
ini amat membantu saya mengumpulkan data buat ujian, tolong bro quotekan nama suttanya, cukup judul sutta, nikaya (digha ato majjhima,dll), no klo ada, tp klo repot cukup dari nama sutta sama dari nikaya apa udah bisa sy lacak, thanks seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Masih di Maha-Parinibbana Sutta Neri.. Di bagian Permohonan Ananda. Ketika Ananda akhirnya memohon pada Sang Buddha untuk memperpanjang usia.

be happy
appamadena sampadetha

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #124 on: 18 August 2010, 07:09:21 PM »
bhante anand bukanya digangguin si mara, mgapa buddha ga tahu kalau digangguin mara? bukanya anand ga berdaya kalau digangguin mara ia pun ngak tahu digangguin mengapa anand disalahin ama buddhaa
apa buddha ngak tolerans ama anand

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #125 on: 18 August 2010, 11:02:47 PM »
tetapi apakah standard eksplisit Sang Buddha = standard eksplisit Ananda, faktanya ananda tidak mampu menangkap berarti tidak cukup eksplisit untuk Ananda. menurut saya standard eksplisit juga ditentukan individual bukan hanya budaya
Ok, ditentukan individual juga. Saya setuju itu. Dan kenyataannya Ananda memang patut disalahkan kan? Toh Ananda tidak mencoba membela diri ketika disalahkan oleh Sang Buddha. Jadi kembali pada topik utama, jelas Sang Buddha bukan mengambinghitamkan atau mencoba menyalahkan Ananda atas sesuatu yang tidak patut disalahkan.

Setelah membaca ulang, saya menyadari bahwa Sang Buddha memberi pesan demikian bukan hanya tiga kali di satu tempat melainkan di banyak tempat:
1. At Rajagaha, when dwelling at Vultures' Peak.
2. At the Banyan Grove.
3. At Robbers' Cliff.
4. At the Sattapanni Cave on the Vebhara Mountain.
5. At the Black Rock of Isigili.
6. At the Serpents' Pool in the Cool Forest.
7. At the Tapoda Grove.
8. At the Bamboo Grove in the Squirrels' Feeding-ground.
9. At Jivaka's Mango Grove.
10. At Small Nook in the Deer Park.
11. At Vesali.

bro jerry yg baik,
ini amat membantu saya mengumpulkan data buat ujian, tolong bro quotekan nama suttanya, cukup judul sutta, nikaya (digha ato majjhima,dll), no klo ada, tp klo repot cukup dari nama sutta sama dari nikaya apa udah bisa sy lacak, thanks seblm n sesdhnya.

mettacittena,
Masih di Maha-Parinibbana Sutta Neri.. Di bagian Permohonan Ananda. Ketika Ananda akhirnya memohon pada Sang Buddha untuk memperpanjang usia.

be happy

bro Jerry yg baik,
thanks bro, info nya amat membantu saya, jadi bisa saya pake bahan ujian....hehe...

mettacittena,

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #126 on: 23 August 2010, 11:14:44 PM »
pada saat Konsili I Ven.Ananda dikenai tuduhan kesalahan 5 hal menurut dari versi Theravada, sedang versi Mahayana beliau dikenakan 7 tuduhan kesalahan (ada tambahan 2)

Sammi, bisa lebih detail pasal2 apa saja yg dituduhkan dari ke2 versi itu?

Pertanyaan: Sang Buddha dan para Arahat lainnya menyalahkan ānanda karena tidak memohon pada Sang Buddha untuk hidup lebih lama. Kenapa Ānanda yg disalahkan atas peristiwa parinibbana ini. Bukankah saat itu memang sudah waktunya bagi Sang Buddha untuk Parinibbāna?



Bagian yang mencatat Arahat lain menyalahkan Bhante Ananda ada di bagian mana bro?
Maha Kassapa ada menyalahkan Ananda juga setelah wafatnya Sang Buddha, tapi saya lupa ada di bagian mana.

ceritanya ada dalam Pañcasatikakkhandhaka, Vinayapitaka.

Bro Indra yang baik,
maaf ya pake ketik dulu, jadi makan waktu, saya baru baca pertanyaan anda sore tadi lalu saya ketik dulu, tapi sebelumnya sory ya klo terjemahan nya kurang bagus, maaf bukan kaliber menerjemah spt anda bro...

Vinayapitaka, Parajikapali, Cullavagapali XI, Pancasatikkhandhakam.
Quote
[spoiler]
1.   ‘‘bhagavā maṃ, bhante, parinibbānakāle evamāha – ‘ākaṅkhamāno, ānanda, saṅgho mamaccayena khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni samūhaneyyā’’’ti. ‘‘Pucchi pana tvaṃ, āvuso ānanda, bhagavantaṃ – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’’’ti? ‘‘Na khohaṃ, bhante, bhagavantaṃ pucchiṃ (“The Lord, honoured sirs, spoke thus to me at the time of his attaining nibbãna: ‘If the Order, Ananda, after my death is willing, the lesser and minor rules of training may be abolished. But did you, reverend Ananda, ask the Lord, saying:   ‘But which, Lord, are the lesser and minor rules of training?  “No, I, honoured sirs, did not ask the Lord)
       ‘‘idaṃ te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavantaṃ na pucchi (“This, reverend Ananda, is an offence of wrongdoing for you, in that you did not ask the Lord)
2.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you sewed the Lord’s cloth for the rains’ after having stepped on it. Confess that offence of wrongdoing.” )
3.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesi, tāsaṃ rodantīnaṃ bhagavato sarīraṃ assukena makkhitaṃ. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you had the Lord’s body first of all honoured by women; because these were weeping, the Lord’s body was defiled by tears. Confess that offence of wrong-doing.”
4.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”
5.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ yaṃ tvaṃ mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you made an effort for the going forth of women in the dhamma and discipline proclaimed by the truth-flnder.  Confess this offence of wrong-doing.” )

Sedangkan versi mahayana ditambahkan 2 tuduhan kesalahan sehingga total kesalahan beliau menjadi tujuh. Data pendukung Mahayana saya tidak memiliki, tetapi sebagai bahan referensi adalah dari buku “2500 years of Buddhism” by : Prof.PV.Bapat, hal.40.

6.   The water of the river was muddy
7.   The exhibition of the privy parts would rid those concerned of their sensuality

Arti :
Quote
[spoiler]

1. Para Bhante Yang Mulia, sang Bhagava sebelum Parinibbana kepada saya bersabda : “Jika Sangha, setelah kematianku ingin menghapus peraturan kecil (lesser and minor), mungkin dapat dilakukan, Ananda.  Tetapi anda tidak melakukan YM.Ananda. bertanya kepada sang Bhagava. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena tidak menanyakan kepada sang Bhagava)
2. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena menjahit jubah masa vassa sang Bhagava dengan menginjak.
3. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena memberikan kesempatan pertama kepada para wanita untuk penghormatan dengan sambil menangis sehingga tubuh beliau ternoda oleh air mata mereka.
4. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena walaupun sang Bhagava memberikan tanda (sign) bahwa beliau bisa melakukan, tetapi anda tidak memintanya dengan mengatakan : “ mohon sang Bhagava untuk memperpanjang masa hidup demi kesejahteraan umat manusia, kebahagiaan umat manusia, berdasarkan kasih sayang kepada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para deva dan manusia”
5.   Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena telah membantu para wanita memasuki sasana yang didirikan oleh sang Bhagava.
6.   Memberikan air yang berlumpur kepada sang Buddha
7.   Memperlihatkan bagian tubuh pribadi sang Buddha seharusnya mempertimbangkan sensualitas


mettacittena,


sehubungan wkt mengetik jawaban kemarin cepat2, jadi hanya menerjemahkan secara langsung dan singkat2 saja (point2 saja), tetapi sewaktu saya baca lagi kok serasa kurang pas, kurang lengkap, sekarang saya posting perbaikan. mohon jika ada yg mau menambahkan silahkan, saya butuh belajar dg kalian juga. ini terjemahan saya dengan membandingkan palinya, tidak berdasarkan versi bhs inggris nya semata. namun karena saya juga belum ahli pali, jika ada yg kurang pas, mohon koreksinya para member. thanks seblm n sesdhnya.

Quote
1.   ‘‘bhagavā maṃ, bhante, parinibbānakāle evamāha – ‘ākaṅkhamāno, ānanda, saṅgho mamaccayena khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni samūhaneyyā’’’ti. ‘‘Pucchi pana tvaṃ, āvuso ānanda, bhagavantaṃ – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’’’ti? ‘‘Na khohaṃ, bhante, bhagavantaṃ pucchiṃ (“The Lord, honoured sirs, spoke thus to me at the time of his attaining nibbãna: ‘If the Order, Ananda, after my death is willing, the lesser and minor rules of training may be abolished. But did you, reverend Ananda, ask the Lord, saying:   ‘But which, Lord, are the lesser and minor rules of training?  “No, I, honoured sirs, did not ask the Lord)
       ‘‘idaṃ te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavantaṃ na pucchi (“This, reverend Ananda, is an offence of wrongdoing for you, in that you did not ask the Lord)

Arti :
Para Bhante yang Mulia, sang Bhagava telah mengatakan kepada saya, sewaktu beliau memasuki Parinibbananya, dengan bersabda demikian : “Ananda, bila Sangha menghendaki, dapat menghapus peraturan kecil (khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni). Tetapi apakah anda “Avuso Ananda” telah lakukan bertanya kepada sang Bhagava, dengan bertanya : “Yang Mulia Paduka, Peraturan kecil yang manakah?” “Tidak, Para Bhante yang Mulia”, “saya tidak menanyakan kepada sang Bhagava”, “Ini adalah kesalahan anda “Avuso Ananda”, anda telah melakukan kesalahan (dukkata=wrong-doing) untuk kesalahan tidak menanyakan kepada sang Bhagava”.

2.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you sewed the Lord’s cloth for the rains’ after having stepped on it. Confess that offence of wrongdoing.” )

Arti :
Ini juga (idampi : idam + api, ini juga) kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda” karena telah menginjak jubah dalam sang Bhagava sewaktu menjahitnya (vassikasāṭikaṃ = under garment of clothes rainy season/jubah vassa bag.dalam). Pengakuan  (Desehi=confess=Pengakuan) untuk kesalahan dukkata (sepertinya lebih pas jika diartikan sanksi dukkata untuk kesalahan ini).

3.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesi, tāsaṃ rodantīnaṃ bhagavato sarīraṃ assukena makkhitaṃ. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you had the Lord’s body first of all honoured by women; because these were weeping, the Lord’s body was defiled by tears. Confess that offence of wrong-doing.”

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda” dalam hal anda mengijinkan para wanita untuk memberikan penghormatan pertama kali kepada jenazah sang Bhagava, karena mereka menangisi (rodantīnaṃ : mereka meratap, menangis) tubuh sang Bhagava menjadi tercemar oleh air mata mereka. Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.

4.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda”, dalam hal ini anda tidak meminta sang Bhagava walaupun beliau sudah memberikan isyarat, dengan mengatakan : “Mohon Bhagava untuk hidup lebih lama, demi kesejahteraan banyak manusia, memberi kasih sayang di dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para Deva dan manusia.” Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.


5.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ yaṃ tvaṃ mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you made an effort for the going forth of women in the dhamma and discipline proclaimed by the truth-flnder.  Confess this offence of wrong-doing.” )

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda”, telah membantu penahbisan para wanita memasuki sasana sang Tathagata (tathāgatappavedite dhammavinaye artinya adl Ajaran sang Tathagata atau Sasana sang Tathagata, sedang pabbajjaṃ ussukkaṃ disini artinya membantu penahbisan/ordination, memasuki kehidupan tanpa rumah/homelessness life). Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.


Sedangkan versi mahayana ditambahkan 2 tuduhan kesalahan sehingga total kesalahan beliau menjadi tujuh. Data pendukung Mahayana saya tidak memiliki, tetapi sebagai bahan referensi adalah dari buku “2500 years of Buddhism” by : Prof.PV.Bapat, hal.40.

6.   The water of the river was muddy (memberikan air berlumpur kepada sang Bhagava)

7.   The exhibition of the privy parts would rid those concerned of their sensuality (memperlihatkan bagian pribadi tubuh sang Bhagava yg suci, seharusnya mempertimbangkan sensualitas)

perbaikan hanya yang saya beri tanda bold warna biru. saya menanti bagi yang akan menambahkan, silahkan.

mettacittena,

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #127 on: 24 August 2010, 10:26:01 PM »
kalau menurut ku pribadi tentunya dari hasil pengalaman, kita tidak bisa secara langsung mengatakan akan ada bencana misalnya 9/11 toh tahu pun percuma jauh gitu. dan bila kita dapat tepat mengatakan nya di depan orang nya ini artinya bencana buat diri sendiri atau mengakibatkan kamma buruk yang tidak harus terjadi misalnya buat diri sendiri  dah cape cape rasanya seperti kita memfitnah atau kepala medadak terbentur dan sebagai nya( mungkin kemarahan mahluk lain yang berkamma dengan nya) , jadi harus menggunakan kata kata tidak langsung terserah si orang yang kita katakan apakah dapat mencerna apa yang kita sampaikan jadi semua itu kan bergantung pada kamma baik sang pendengar. anggap saja 5 niyama ini saling mengisi bila kita salah malah membuat kesimbangan ini goyah, harus di terima bila memang aturan nya seperti itu.

jadi rasanya aku mengerti bagian buddha tidak dapat mengatakan secara langsung kepada ananda tetapi hanya memberi petunjuk semoga kamma baik semua mahluk bisa berbuah.
« Last Edit: 24 August 2010, 10:33:54 PM by daimond »

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #128 on: 25 August 2010, 12:46:18 AM »
Spoiler: ShowHide
pada saat Konsili I Ven.Ananda dikenai tuduhan kesalahan 5 hal menurut dari versi Theravada, sedang versi Mahayana beliau dikenakan 7 tuduhan kesalahan (ada tambahan 2)

Sammi, bisa lebih detail pasal2 apa saja yg dituduhkan dari ke2 versi itu?

Pertanyaan: Sang Buddha dan para Arahat lainnya menyalahkan ānanda karena tidak memohon pada Sang Buddha untuk hidup lebih lama. Kenapa Ānanda yg disalahkan atas peristiwa parinibbana ini. Bukankah saat itu memang sudah waktunya bagi Sang Buddha untuk Parinibbāna?



Bagian yang mencatat Arahat lain menyalahkan Bhante Ananda ada di bagian mana bro?
Maha Kassapa ada menyalahkan Ananda juga setelah wafatnya Sang Buddha, tapi saya lupa ada di bagian mana.

ceritanya ada dalam Pañcasatikakkhandhaka, Vinayapitaka.

Bro Indra yang baik,
maaf ya pake ketik dulu, jadi makan waktu, saya baru baca pertanyaan anda sore tadi lalu saya ketik dulu, tapi sebelumnya sory ya klo terjemahan nya kurang bagus, maaf bukan kaliber menerjemah spt anda bro...

Vinayapitaka, Parajikapali, Cullavagapali XI, Pancasatikkhandhakam.
Quote
[spoiler]
1.   ‘‘bhagavā maṃ, bhante, parinibbānakāle evamāha – ‘ākaṅkhamāno, ānanda, saṅgho mamaccayena khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni samūhaneyyā’’’ti. ‘‘Pucchi pana tvaṃ, āvuso ānanda, bhagavantaṃ – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’’’ti? ‘‘Na khohaṃ, bhante, bhagavantaṃ pucchiṃ (“The Lord, honoured sirs, spoke thus to me at the time of his attaining nibbãna: ‘If the Order, Ananda, after my death is willing, the lesser and minor rules of training may be abolished. But did you, reverend Ananda, ask the Lord, saying:   ‘But which, Lord, are the lesser and minor rules of training?  “No, I, honoured sirs, did not ask the Lord)
       ‘‘idaṃ te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavantaṃ na pucchi (“This, reverend Ananda, is an offence of wrongdoing for you, in that you did not ask the Lord)
2.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you sewed the Lord’s cloth for the rains’ after having stepped on it. Confess that offence of wrongdoing.” )
3.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesi, tāsaṃ rodantīnaṃ bhagavato sarīraṃ assukena makkhitaṃ. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you had the Lord’s body first of all honoured by women; because these were weeping, the Lord’s body was defiled by tears. Confess that offence of wrong-doing.”
4.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”
5.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ yaṃ tvaṃ mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you made an effort for the going forth of women in the dhamma and discipline proclaimed by the truth-flnder.  Confess this offence of wrong-doing.” )

Sedangkan versi mahayana ditambahkan 2 tuduhan kesalahan sehingga total kesalahan beliau menjadi tujuh. Data pendukung Mahayana saya tidak memiliki, tetapi sebagai bahan referensi adalah dari buku “2500 years of Buddhism” by : Prof.PV.Bapat, hal.40.

6.   The water of the river was muddy
7.   The exhibition of the privy parts would rid those concerned of their sensuality

Arti :
Quote
[spoiler]

1. Para Bhante Yang Mulia, sang Bhagava sebelum Parinibbana kepada saya bersabda : “Jika Sangha, setelah kematianku ingin menghapus peraturan kecil (lesser and minor), mungkin dapat dilakukan, Ananda.  Tetapi anda tidak melakukan YM.Ananda. bertanya kepada sang Bhagava. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena tidak menanyakan kepada sang Bhagava)
2. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena menjahit jubah masa vassa sang Bhagava dengan menginjak.
3. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena memberikan kesempatan pertama kepada para wanita untuk penghormatan dengan sambil menangis sehingga tubuh beliau ternoda oleh air mata mereka.
4. Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena walaupun sang Bhagava memberikan tanda (sign) bahwa beliau bisa melakukan, tetapi anda tidak memintanya dengan mengatakan : “ mohon sang Bhagava untuk memperpanjang masa hidup demi kesejahteraan umat manusia, kebahagiaan umat manusia, berdasarkan kasih sayang kepada dunia, demi kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para deva dan manusia”
5.   Ini adalah kesalahan anda YM.Ananda, karena telah membantu para wanita memasuki sasana yang didirikan oleh sang Bhagava.
6.   Memberikan air yang berlumpur kepada sang Buddha
7.   Memperlihatkan bagian tubuh pribadi sang Buddha seharusnya mempertimbangkan sensualitas


mettacittena,


sehubungan wkt mengetik jawaban kemarin cepat2, jadi hanya menerjemahkan secara langsung dan singkat2 saja (point2 saja), tetapi sewaktu saya baca lagi kok serasa kurang pas, kurang lengkap, sekarang saya posting perbaikan. mohon jika ada yg mau menambahkan silahkan, saya butuh belajar dg kalian juga. ini terjemahan saya dengan membandingkan palinya, tidak berdasarkan versi bhs inggris nya semata. namun karena saya juga belum ahli pali, jika ada yg kurang pas, mohon koreksinya para member. thanks seblm n sesdhnya.

Quote
1.   ‘‘bhagavā maṃ, bhante, parinibbānakāle evamāha – ‘ākaṅkhamāno, ānanda, saṅgho mamaccayena khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni samūhaneyyā’’’ti. ‘‘Pucchi pana tvaṃ, āvuso ānanda, bhagavantaṃ – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’’’ti? ‘‘Na khohaṃ, bhante, bhagavantaṃ pucchiṃ (“The Lord, honoured sirs, spoke thus to me at the time of his attaining nibbãna: ‘If the Order, Ananda, after my death is willing, the lesser and minor rules of training may be abolished. But did you, reverend Ananda, ask the Lord, saying:   ‘But which, Lord, are the lesser and minor rules of training?  “No, I, honoured sirs, did not ask the Lord)
       ‘‘idaṃ te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavantaṃ na pucchi (“This, reverend Ananda, is an offence of wrongdoing for you, in that you did not ask the Lord)

Arti :
Para Bhante yang Mulia, sang Bhagava telah mengatakan kepada saya, sewaktu beliau memasuki Parinibbananya, dengan bersabda demikian : “Ananda, bila Sangha menghendaki, dapat menghapus peraturan kecil (khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni). Tetapi apakah anda “Avuso Ananda” telah lakukan bertanya kepada sang Bhagava, dengan bertanya : “Yang Mulia Paduka, Peraturan kecil yang manakah?” “Tidak, Para Bhante yang Mulia”, “saya tidak menanyakan kepada sang Bhagava”, “Ini adalah kesalahan anda “Avuso Ananda”, anda telah melakukan kesalahan (dukkata=wrong-doing) untuk kesalahan tidak menanyakan kepada sang Bhagava”.

2.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you sewed the Lord’s cloth for the rains’ after having stepped on it. Confess that offence of wrongdoing.” )

Arti :
Ini juga (idampi : idam + api, ini juga) kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda” karena telah menginjak jubah dalam sang Bhagava sewaktu menjahitnya (vassikasāṭikaṃ = under garment of clothes rainy season/jubah vassa bag.dalam). Pengakuan  (Desehi=confess=Pengakuan) untuk kesalahan dukkata (sepertinya lebih pas jika diartikan sanksi dukkata untuk kesalahan ini).

3.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesi, tāsaṃ rodantīnaṃ bhagavato sarīraṃ assukena makkhitaṃ. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you had the Lord’s body first of all honoured by women; because these were weeping, the Lord’s body was defiled by tears. Confess that offence of wrong-doing.”

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda” dalam hal anda mengijinkan para wanita untuk memberikan penghormatan pertama kali kepada jenazah sang Bhagava, karena mereka menangisi (rodantīnaṃ : mereka meratap, menangis) tubuh sang Bhagava menjadi tercemar oleh air mata mereka. Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.

4.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda”, dalam hal ini anda tidak meminta sang Bhagava walaupun beliau sudah memberikan isyarat, dengan mengatakan : “Mohon Bhagava untuk hidup lebih lama, demi kesejahteraan banyak manusia, memberi kasih sayang di dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para Deva dan manusia.” Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.


5.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ yaṃ tvaṃ mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you made an effort for the going forth of women in the dhamma and discipline proclaimed by the truth-flnder.  Confess this offence of wrong-doing.” )

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda”, telah membantu penahbisan para wanita memasuki sasana sang Tathagata (tathāgatappavedite dhammavinaye artinya adl Ajaran sang Tathagata atau Sasana sang Tathagata, sedang pabbajjaṃ ussukkaṃ disini artinya membantu penahbisan/ordination, memasuki kehidupan tanpa rumah/homelessness life). Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.


Sedangkan versi mahayana ditambahkan 2 tuduhan kesalahan sehingga total kesalahan beliau menjadi tujuh. Data pendukung Mahayana saya tidak memiliki, tetapi sebagai bahan referensi adalah dari buku “2500 years of Buddhism” by : Prof.PV.Bapat, hal.40.

6.   The water of the river was muddy (memberikan air berlumpur kepada sang Bhagava)

7.   The exhibition of the privy parts would rid those concerned of their sensuality (memperlihatkan bagian pribadi tubuh sang Bhagava yg suci, seharusnya mempertimbangkan sensualitas)

perbaikan hanya yang saya beri tanda bold warna biru. saya menanti bagi yang akan menambahkan, silahkan.

mettacittena,

Namaste Neri,

Saya pernah mendengar bahwa secara versi Theravada, Bhante Ananda hanya didakwa atas 4 kesalahan tapi tulisan Neri ada 5, mana yang benar ya?

Jadi terhadap semua sanksi tersebut, bagaimana Bhante Ananda menanggapinya? Mohon dimuat juga ya. Thanks merepotkan. :)

Untuk 2 poin tambahan versi Mahayana,
- Pada nomer 6 bukankah dikatakan air menjadi bersih tanpa lumpur ketika akhirnya Bhante Ananda mengambilkan air itu? Apakah ini hanya ada pada Theravada sedangkan menurut Mahayana air masih tetap berlumpur?

- Nomer ke-7 kurang jelas rasanya. Bagaimana dan apa yang dimaksud dengan Bhante Ananda memperlihatkan bagian pribadi tubuh Sang Bhagava? Apakah saat Sang Buddha masih hidup atau setelah parinibbana? Apakah itu dilakukan dengan atau tanpa persetujuan Sang Buddha? Thanks ngrepotin. :)

Be happy
_/\_
appamadena sampadetha

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #129 on: 25 August 2010, 06:53:44 PM »
loh balik lagi kesalahan annanda jadi melebar yang sedang kita diskusikan kesalahan ananda yang tidak meminta buddha untuk hidup lebih lama demi kebaikan semua mahluk

4.   ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. (“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”

Arti :
Ini juga  kesalahan dukkata anda “Avuso Ananda”, dalam hal ini anda tidak meminta sang Bhagava walaupun beliau sudah memberikan isyarat, dengan mengatakan : “Mohon Bhagava untuk hidup lebih lama, demi kesejahteraan banyak manusia, memberi kasih sayang di dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para Deva dan manusia.” Sanksi dukkata untuk kesalahan ini.


jangan di perlebar kesana kemari. back to topic.

komentar:
waktu pertama kali belajar buddhisme memang hal ini ada di ajarkan bahwa annanda melakukan kesalahan ini tetapi mesti di ingat bahwa annanda lah yang membabarkan sutta pitaka lohhhh, karena itu pikirpunya pikir lah aku saja belajar nya saja dari sutta pitaka yang di babarkan YA Annanda, bagaimana bisa menyalahkan atau menimpakaan kesalahan ke annanda jadi kejadian ini sudah lewat dan sudah terjadi jadi lupakan saja deh.

setelah mengalami kejadian kebentur kepalanya, baju ngangkut, tapak kaki depan kelindas sepeda motor,  mobil, dan juga ketabrak mobil( masih untung tuh biarpun namanya ketabrak mobil yang tiba tiba nyelonong tapi pas ngerem jadi cuma nyentuh saja untung gak sampai mental dan masuk rumah sakit).

jadi berpikir gimana buddha menghadapi hal seperti ini? apa jadi nya bila buddha mengatakan langsung ke annanda, oke Buddha mampu menghadapi Mara tapi bagaimana dengan YA Annanda ?

Buddha tentu mempunyai pertimbangan sendiri mengapa Annanda yang terpilih menjadi tempat bertanya?
apa sih kualitas seorang Annanda hingga terpilih diantara yang lain?

Annanda:
- Mempunyai ingatan yang kuat.
- Sebagai pelayan sang Buddha.
- Mempunyai kelenturan dan belas kasih yang besar sehingga persamuan Bhikkuni ada.
yang tidak di punyai annanda di banding Murid Buddha yang lain.
-tidak punya kesaktian atau abinya seperti YA Moggalana. (belum pernah mendengar annanda mempunyai abinya).

jadi pertanyan dengan pengetahuan dhamma yang luas yang di miliki Annanda merupakan pilihan yang terbaik yang di punyai sang Buddha. bila kita melihat seperti papan catur weiqi maka dengan pertimbangan tertentu Buddha telah meletakan biji catur nya dengan bijaksana di papan weiqi sehingga kesimbangan terjadi termasuk pada Annanda. Boleh di bilang ini adalah salah satu ke Maha Bijaksanan sang Buddha.

jadi yang perlu di ketahui bukan benar atau salah tetapi Ke Maha Bijaksanan Sang Buddha.

catatan: ini adalah kesimpulan yang didapat tentu nya tentu saja dan ada sebuah pertanyaan yang mengikuti  apakah para Bhikuni juga ada menimpakan kesalahan pada Annanda? kalau menurut ku tidak karena buddha terang terang telah mengatur parajika ( Aturan berat sehingga para bhikuni tidak boleh sebenarnya turut menimpakan kesalahan pada Annanda) 
« Last Edit: 25 August 2010, 07:11:20 PM by daimond »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #130 on: 25 August 2010, 07:41:13 PM »
ada kelenturan tentu ada ketidak lenturan dalam sangha pada waktu tersebut ada peristiwa ketidaklenturan (agak lupalupa) ada bhikku yang masuk neraka karena melihat YA Moggalana atau entah sariputra bersama Ratu apa gitu. kemudian bhikku ini menuduh yang arya tersebut melanggar aturan, Buddha bertanya tiga kali dan bhikku ini keras kepala hingga masuk neraka sehingga Buddha menyalahkan YA tersebut untuk tidak melunakan kata katanya (berbohong demi kebaikan). 
« Last Edit: 25 August 2010, 07:45:15 PM by daimond »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #131 on: 25 August 2010, 11:09:58 PM »
bro Jerry yg baik,
saya baru baca ini, besok ya saya jawabnya, waktunya udah mepet sekali (wlu beda waktu dg sini).sorry bro...

bro Diamond yg baik,
ga kok...kita para bhikkhuni tidak menjatuhkan sanksi kepada beliau (lagipula sesuatu hal yg mustahil, bhikkhuni sama sekali tidak punya power utk hal ini, memberitahu aja prohibit kok, mana mgk menjatuhkan sanksi), ini hanya dilakukan oleh 499 Arahat yg sedang mengadakan Persamuan Agung I (Konsili I), lagipula itu khan hanya aturan vinaya, jadi beliau sebagai bhikkhu tetap terkait aturan vinaya, namun beliau sebagai arahat telah terbebas, sehingga tidak mengakibatkan apa2 (kamma buruk tidak berbuah) bagi beliau karena telah mencapai keArahatan.

sedang diskusi ini dibuka oleh batara Indra karena beliau ingin mengumpulkan data saja, tidak ada tendensi apa2, mohon jangan salah paham. mengumpulkan data dari berbagai pihak amat mudah melalui dunia maya, dibanding nyari2 sendiri dg segunung tumpukan buku2...jadi jangan salah paham ya bro...

mettacittena,
« Last Edit: 25 August 2010, 11:13:09 PM by pannadevi »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #132 on: 26 August 2010, 07:31:14 PM »
Quote
3.47. ‘Dan sekarang, hari ini di Kuil Cāpāla, Aku berkata: “Tempat- tempat ini sungguh indah. Ānanda, siapa pun yang telah mengembangkan empat jalan menuju Kekuatan ... tidak diragukan dapat hidup selama satu abad, atau hingga akhir dari abad tersebut. Tathāgata telah mengembangkan kekuatan-kekuatan ini ... dan Beliau dapat, Ānanda, tidak diragukan hidup selama satu abad, atau hingga akhir dari abad tersebut.”’

‘Namun engkau, Ānanda, gagal menangkap petunjuk jelas ini, isyarat jelas ini, tidak memohon kepada Tathāgata agar hidup selama satu abad. Jika, Ānanda, engkau memohon kepada-Ku, Tathāgata akan dua kali menolak, tetapi pada ke tiga kalinya, Aku akan menyetujui.’

mari kita membahas sutta ini.

komentar:

apa sebenarnya yang dibicarakan sang Buddha? diatas kita telah belajar bahwa dengan pertimbangan tertentu Buddha telah memilih YA Anannda sebagai tempat bertanya? ingat waktu itu YA Anannda belum menjadi arahat, dan belum mengulang Sutta pitaka.

mengapa Buddha harus menjelaskan secara terperinci keadaan waktu tersebut, dulu waktu belajar ini sih terima saja dulu pengetahuan nya, setelah belajar lebih lama ini adalah fakta, setelah lebih dalam memang ada kejanggalan.

Jadi mungkin Buddha menegur secara langsung dan tidak langsung (2 kali) kepada Ananda pada peristiwa lampau juga pada waktu yang akan datang/saat itu.   
Quote
3. "If it is desired, Ananda, the Sangha may, when I am gone, abolish the lesser and minor rules.[56]
sayangnya mungkin karena ke terbatasaan Anannda tidak mampu menyadari nya lagi.

apa yang dapat kita tarik dari pelajaran ini Buddha dengan kebijaksanaan nya telah meletakan dengan baik kedudukan dari ananada bagaikan sebuah kurva yang naik turun naik dst  mengapa begitu? untuk memperlihatkan kepada kita bagaimana seharusnya kita "memandang sebagaimana ada nya", bila kalian lihat ini juga terjadi tidak hanya pada Ānanda  juga pada murid muridnya yang lain baik pada YA Moggalana, YA Sariputra, YA MahaKassapa.

kedua dengan gamblang dan jelas memperlihat kan kegagalan tersebut maka tidak akan  timbul  pendapat pro dan kontra yang berlebihan  dalam sangha.

yang kontra tidak dapat menyalahkan berlebihan kepada ananda dan yang pro(membela) juga tidak menjadi berlebihan kenapa manusia mempunyai kecendrungan membesar- besarkan sesuatu hingga pertikaian tidak timbul ini juga Ke Maha Bijaksanaan Sang Buddha. bila tidak ada sutta tersebut bisa di bayangkan akibbatnya akan timbul perselisihan yang akan berkepanjangan dan rasa tidak puas yang tidak kunjung habis.

 


 

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #133 on: 26 August 2010, 10:09:43 PM »
Bro Jerry yg baik,
Ini janji saya yg kemarin untuk menjawab pertanyaan anda, mengenai apa jawaban Ven.Ananda dikala dijatuhi sanksi Dukkata (Wrong-doing) waktu Konsili I, maaf jika ada kesalahan menerjemahkan karena kemampuan Pali saya yang masih jauh dibawah dibanding beliau2 yg udah ahli (apalagi ada dosen saya disini sebenarnya membuat saya sedikit grogi ga PeDe jadinya), mohon Rev.Peacemind bersedia mengkoreksi terjemahan saya, mengingat ini juga demi kepentingan orang banyak, agar mereka mendapatkan info yang benar.

Disini saya juga sedikit melampirkan terjemahan Palinya kata demi kata, agar dapat diketahui juga, terjemahan ini tidak hanya berdasarkan terjemahan edisi bhs inggrisnya semata, tapi juga berdasarkan Palinya. Walau masih jauh dari sempurna, semoga dapat menjawab pertanyaan bro Jerry.

Untuk selanjutnya, saya mo pamit beberapa waktu, selain karena ujian akhir hingga October, juga karena saya ada tugas yang harus saya kerjakan, maaf jika selanjutnya ada pertanyaan, mungkin saya tidak tahu karena tidak membaca (tidak online) sehingga mungkin tidak terjawab oleh saya. Jika selama ini saya ada kesalahan kata2 atau sikap yg kurang berkenan, saya mohon maaf, tidak ada sedikitpun niat buruk atau jahat dalam hati saya, mungkin saya sering keceplosan, padahal tanpa niat buruk atau jahat sedikitpun. Akhir kata, sungguh2 sejujurnya saya hanya mencari dhamma, dan berusaha untuk selalu hidup dalam dhamma hingga akhir hayat saya, tidak ada keinginan lain dari selain itu. itulah sebabnya saya mempelajari dhamma, agar saya paham dhamma.

Semoga kita semua makin maju dalam dhamma.
Semoga DC selalu sukses.

Quote
1. Atha kho therā bhikkhū āyasmantaṃ ānandaṃ etadavocuṃ – ‘‘idaṃ te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavantaṃ na pucchi – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’ti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. ‘‘Ahaṃ kho, bhante, assatiyā bhagavantaṃ na pucchiṃ – ‘katamāni pana, bhante, khuddānukhuddakāni sikkhāpadānī’ti. Nāhaṃ taṃ dukkaṭaṃ passāmi, api cāyasmantānaṃ saddhāya desemi taṃ dukkaṭa’’nti.

I, honoured sirs, out of unmindfulness, did not ask the Lord, saying: ‘But which, Lord, are the lesser and minor rules of training?’ I do not see that as an ffence of wrongdoing, yet even out of faith in the venerable ones I confess that as an offence of wrong-doing.”

Bhante, saya pribadi (aham kho : my self, I as the one & only), secara tidak sengaja lupa menanyakan (assatiyā : through forgetfulness, without thinking of it, not intentionally) kepada sang Bhagava, peraturan kecil (khuddānukhuddakāni sikkhāpadāni : the lesser and minor rules of training, peraturan kecil dan tidak merupakan kategori kesalahan berat) yang manakah (katamani pana : which, which one [of two or more]). Walaupun saya tidak melihat ini sebagai kesalahan, (api : also, juga) dan juga demi bakti saya (saddhāya : faith, kesetiaan, kepercayaan, bakti, saya lebih suka mengartikan faith disini sbg bakti, bakti seorang murid kepada guru) kepada Yang TerMulia (yang dimaksud adalah sang Buddha, cāyasmantānaṃ : [ca + āyasmant] absolute as a respectful appellation of a bhikkhu of some standing, gelar penghormatan tertinggi kepada seorang bhikkhu yang bereputasi baik) maka pengakuan saya, sebagai bersalah.


2. ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. ‘‘Ahaṃ kho, bhante, na agāravena bhagavato vassikasāṭikaṃ akkamitvā sibbesiṃ. Nāhaṃ taṃ dukkaṭaṃ passāmi, api cāyasmantānaṃ saddhāya desemi taṃ dukkaṭa’’nti.

 “This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you sewed the Lord’s cloth for the rains’ after having stepped on it. Confess that offence of wrongdoing.”

“But I, honoured sirs, not out of disrespect, sewed the Lord’s cloth for the rains after having stepped on it. I do not see that as an offence of wrong-doing, but even out of faith in the venerable ones I confess that as an offence of wrong-doing.”

Bhante, saya pribadi bukan karena tidak menghormati sang Bhagava dengan telah menginjak jubah masa vassa beliau bagian dalam ketika menjahitnya. Walaupun saya tidak melihat ini sebagai kesalahan, dan juga demi bakti saya kepada Yang TerMulia maka pengakuan saya, sebagai bersalah.



 3. ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesi, tāsaṃ rodantīnaṃ bhagavato sarīraṃ assukena makkhitaṃ. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. Ahaṃ kho, bhante – māyimāsaṃ [māyimā (sī. syā.)] vikāle ahesunti – mātugāmehi bhagavato sarīraṃ paṭhamaṃ vandāpesiṃ. Nāhaṃ taṃ dukkaṭaṃ passāmi, api cāyasmantānaṃ saddhāya desemi taṃ dukkaṭa’’nti.

“This too is an offence of wrong-doing for you, reverend Ananda, in that you had the Lord’s body first of all honoured by women; because these were weeping, the Lord’s body was defiled by tears. Confess that offence of wrong-doing.”

“But I, honoured sirs, thinking: ‘Do not let these be (here) at a wrong time,” had the Lord’s body honoured first women. I do not see that as an offence of wrong-doing but even out of faith in the venerable ones I confess that as an offence of wrong-doing.”

Bhante, wah saya pribadi, terkejut karena (vikāle : in wrong time, ahesunti: exclamation of surprise, alas, woe, ungkapan terkejut, wah, amboi) tidak berpikir telah mengijinkan para wanita memberi penghormatan pertama kali kepada jenasah sang Bhagava adalah saat yang tidak tepat. Walaupun saya tidak melihat ini sebagai kesalahan, dan juga demi bakti saya kepada Yang TerMulia maka pengakuan saya, sebagai bersalah.


4. ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ, yaṃ tvaṃ bhagavatā oḷārike nimitte kayiramāne, oḷārike obhāse kayiramāne, na bhagavantaṃ yāci – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. ‘‘Ahaṃ kho, bhante, mārena pariyuṭṭhitacitto na bhagavantaṃ yāciṃ – ‘tiṭṭhatu bhagavā kappaṃ, tiṭṭhatu sugato kappaṃ, bahujanahitāya bahujanasukhāya lokānukampāya atthāya hitāya sukhāya devamanussāna’nti. Nāhaṃ taṃ dukkaṭaṃ passāmi, api cāyasmantānaṃ saddhāya desemi taṃ dukkaṭa’’nti.

I his too is an offence of wrong-doing for you, reverend ananda, in that you, (although) a broad hint was being given, palpable sign was being made, did not ask the Lord, saying:
‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas ‘and mankind Confess that offence of wrong-doing.”

But I, honoured sirs, because my mind was obsessed Mãra, did not ask the Lord, saying: ‘Let the Lord remain for a (full) lifespan,’ let the well-farer remain for a (full) lifespan for the welfare of the many-folk, for the happiness of the many-folk, out of compassion for the world, for the good, the welfare, the happiness of devas and mankind.’ I do not see that as an offence of wrong-doing but even out of faith in the venerable ones I confess that as an offence of wrong-doing.”

Bhante, saya pribadi, tidak memohon sang Bhagava (na bhagavantaṃ yāciṃ : not to ask for, not to beg to Bhagava) dengan jangan meninggal karena kesadaran yang diluar jangkauan kendali saya (pariyuṭṭhitacitto: mind undergoes control, mind go away from control).   Agar Bhagava hidup lebih lama, demi kesejahteraan, kebahagiaan banyak manusia, memberi kasih sayang di dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan, kebahagiaan para Deva dan manusia.”  Walaupun saya tidak melihat ini sebagai kesalahan, dan juga demi bakti saya kepada Yang TerMulia maka pengakuan saya, sebagai bersalah.


5. ‘‘Idampi te, āvuso ānanda, dukkaṭaṃ yaṃ tvaṃ mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsi. Desehi taṃ dukkaṭa’’nti. ‘‘Ahaṃ kho, bhante, ayaṃ mahāpajāpati gotamī bhagavato mātucchā āpādikā posikā khīrassa dāyikā bhagavantaṃ janettiyā kālaṅkatāya thaññaṃ pāyesīti mātugāmassa tathāgatappavedite dhammavinaye pabbajjaṃ ussukkaṃ akāsiṃ. Nāhaṃ taṃ dukkaṭaṃ passāmi, api cāyasmantānaṃ saddhāya desemi taṃ dukkaṭa’’nti.


‘This too is an offence of wrong-doing for you, reverend ananda, in that you made an effort for the going forth of women in the dhamma and discipline proclaimed by the Truth-finder. Confess this offence of wrong-doing.”

But I, honoured sirs, made an effort for the going forth women in the dhamma and discipline proclaimed by the h-finder, thinking: ‘This Gotami, Pajapati the Great, is the Lord’s aunt, foster-mother, nurse, giver of milk, for when Lord’s mother passed away, she suckled him.’ I do not see that as an offence of wrong-doing, but even out of faith the venerable ones I confess that as an offence of wrong-doing.”

Bhante, saya pribadi, telah membantu penahbisan para wanita memasuki sasana sang Tathagata karena melihat beliau sebagai ([mātucchā: aunt, bibi], [āpādikā posikā: a nurse, a foster mother, one who takes care of a child, perawat, Ibu yang mengasuh, seseorang yg merawat dikala anak2] [khīrassa : of milk, dāyikā: giving, bestowing, distributing, providing, memberi, menganugerahi, menyalurkan, menyediakan] Bibi, Ibu yang mengasuh dikala anak2, Ibu yang menyusui sang  Bhagava, [janettiyā : mother,  kālaṅkatāya: death,  thaññaṃ: mother’s milk, pāyesīti: to give to drink, to make drink, Ibu yang menyusui] Almarhumah adalah Ibu yang menyusui. Walaupun saya tidak melihat ini sebagai kesalahan, dan juga demi bakti saya kepada Yang TerMulia maka pengakuan saya, sebagai bersalah.

yang saya lampirkan artinya langsung hanya jawaban beliau saja ya, krn yang arti dari kesalahan yang dijatuhkan kepada beliau sudah kemarin, jadi ga perlu saya lampirkan lagi.



mettacittena,
« Last Edit: 26 August 2010, 10:15:33 PM by pannadevi »

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apakah Ananda bersalah?
« Reply #134 on: 27 August 2010, 12:15:40 AM »
Namaste Neri,

Makasih banyak Samaneri sudah merepotkan. Selamat dan semoga sukses menempuh ujian. :)

be happy
_/\_
appamadena sampadetha