News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kalyanamitta - bagaimana klo tak ada?

Started by kevin_kin, 10 August 2010, 08:53:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mahadeva

Quote from: kevin_kin on 10 August 2010, 08:53:11 PM

Nah saya pernah dger ceramah dr bhante,ktnya klo tak punya kalyanamitta - maka kita akan susah utk brubah...


BUddha juga sebelum mencapai pencerahan juga bisa kok tanpa kalyanamitta,
teman itu tidak ada yang kekal,

dhammadinna

#16
Quote from: WhoAmI on 11 August 2010, 09:03:56 AM
kalau tdk ada 'orang' yang bisa jadi teman-baik, coba jadikan Dharma sang Budha sebagai teman baik; boleh coba Dammapada...
ada quote: 'Anda tdk dpt mengubah dunia... namun anda dapat mengubah cara berpikir anda sehingga dunia menjadi berubah...'
Keep smiling...

Saya pernah dengar kalimat di atas tapi bukan di Dhammapada (bukan kata-kata Sang Buddha)...

WhoAmI

hehe ... itu kalimat saya pribadi, bukan kata2 dalam Dammapada...  :)
Tapi jadikan Dammapada sebagai 'teman baik' anda sehari2nya jika anda belum punya KALYANAMITTA... pizzz

CHANGE

Hanya menambahkan, karena apa yang dijelaskan rekan-rekan di atas adalah sangat baik dan benar  :jempol:, semoga anda memperoleh manfaatnya.


AKHIRNYA MENDAPAT TEMAN

Ada seorang siput di tengah ladang yang gersang. Ia sangat kesepian dan ingin mendapat teman. Tapi siapa yang mau berteman dengan binatang yang geraknya lamban? Tiba-tiba, di sebatang padi di depannya melintas seekor semut. Siput memanggilnya, "Mut, apa kau mau menemaniku bermain?"

"Ya, tapi jangan sekarang. Lihat, langit sudah mendung. Sebentar lagi hujan akan turun. Aku harus segera sampai di liang sarangku. Yuk, ikut aku," ajak Semut.

Siang itu mendung cukup tebal. Di padang gersang tak ada tempat berteduh. Liang semut tak akan basah oleh air hujan. Tapi tentu saja tempat itu tak cukup untuk tubuh Siput. Maka Siput menjawab, "Maaf, Mut. Cangkangku pasti tidak muat jika aku masuk ke liangmu."

Semut mengangguk, lalu bergegas meneruskan perjalanan.

"Tak ada yang mau menemaniku, si hewan bercangkang!" keluh Siput. Dan ia masih kesepian.

Tak lama kemudian tampak seekor belalang. Jalannya melompat-lompat. Pikir Siput, "Siapa tahu, ia mau menemaniku." Maka Siput segera memanggil Belalang, "Lang, temani aku bermain, dong!"

Tapi jawab belalang. "Tapi jangan sekarang. Lihat, hari hendak hujan. Aku harus berteduh di bawah dedaunan agar sayapku tetap kering. Mau ikut denganku?"
Siput menggeleng. Raut wajahnya sedih. "Aku tak bisa membawa kerangku sambil berlompat-lompat dari daun ke daun."

"Kalau begitu, sampai nanti!" Belalang meneruskan perjalanan.

"Tak ada yang mau menemaniku, si hewan bercangkang. Gara-gara cangkang ini, aku tak bisa melompat. Tak bisa juga masuk ke liang,"keluh Siput lagi. Ia merasa sangat kesepian.

Tak lama kemudian seekor burung pipit melompat di sampingnya.

"Pit, kau mau menemaniku?" sapa Siput.

Jawaban Pipit sudah diduga Siput, "Aku sih, mau saja menemanimu. Tapi jangan sekarang.

Hari hendak hujan. Aku harus terbang ke sarang. Mau ikut? Di sana hangat dan kering."

"Tidak, aku tak bisa terbang, jawab Siput pilu. "Tinggalkan kerangmu. Naik ke punggungku."

"Tak bisa...."

"Ayolah coba," bujuk Pipit.

Siput berusaha. Tapi tubuhnya tak bisa lepas dari kerangnya.

"Nah, kau lihat sendiri tubuhku lengket," jawabnya.

"Maaf, aku harus segera pergi." Pipit mengepakkan sayapnya, meninggalkan Siput yang kesepian.

Siput mengeluh, "Tak ada yang mau berteman dengan binatang dalam cangkang. Gara-gara cangkang ini, aku tak dapat melompat, tak dapat terbang, dan tak muat di dalam liang. Aku pasti akan selalu kesepian."

Hujan pun akhirnya turun. Siput mengulang-ulang keluhannya, "Aku tak punya teman. Aku tak punya tempat untuk kukunjungi. Yang kupunya cuma sebuah cangkang tua yang membosankan. Andai saja aku bisa menyingkirkan cangkang ini."

Tiba-tiba terdengar suara menyalahkan, "Kau harusnya bersyukur!"
Siput menengadah. Itu suara Kura-Kura.

Kata Kura-kura, "Masukkan kepalamu ke dalam cangkang. Itulah gunanya cangkang, untuk melindungi tubuhmu dari hujan. Pipit punya sarang. Semut punya liang. Kau punya cangkang. Sama seperti aku."

Akhirnya Siput menyadari betapa beruntung ia memiliki cangkang. Untuk menghindari hujan, ia tak perlu repot-repot mencari tempat bernaung. Dan tidak benar ia tidak memiliki teman. Kini ia tak kesepian. Siput dan Kura-kura duduk bersama di tengah derasnya hujan. Mendengarkan titik-titik hujan jatuh menimpa cangkang-cangkang mereka.

Pesan Moral :
Temukan jati diri anda sebenarnya sesuai dengan KENYATAAN. Karena setiap orang memang punya KEPENTINGAN yang berbeda dalam menjalani kehidupan dalam arti tidak selalu sama dengan KEINGINAN kita. Sehingga keberadaan diri sendiri merupakan teman terbaik bagi diri sendiri. Sehingga dalam kondisi ini anda dapat memahami bagaimana proses kehidupan ini mengalir. Sehingga kita dapat mengolah proses perjalanan hidup ini dengan bijaksana.

Misalnya :
Saat bertemu orang yang pernah kau benci, Sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, Baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami kenyataan dunia ini.

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan

Dan lain-lain

Dan jika ada suatu kesempatan yang baik dalam perjalanan hidup anda,
misalnya :

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, Ingat untuk bersyukur padanya. Karena ialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih . Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu. Karena saat ini kalian mungkin mendapatkan kebahagiaan

Dan lain-lain

"He's ( She's) here and with me for a reason" , mungkin inilah karma yang anda maksud.

DragonHung

Quote from: kevin_kin on 10 August 2010, 08:53:11 PM
Namo Buddhaya,

Selama sya hidup blom pernah ktemu teman 'sejati' yg bner2 baik,yg di mksud adlh hampir yg saya temui munafik, dgan demikian yah saya tak begitu bergaul dgan mreka, hanya numpang 'eksis' aja, pdhal saya sudah berbuat yg terbaik agar saya sendiri menjadi kalynamitta bagi org lain..
Nah saya pernah dger ceramah dr bhante,ktnya klo tak punya kalyanamitta - maka kita akan susah utk brubah...

jadi adakah solusi utk sseorg yg 'karmanya' tak mempunyai kalyanamitta ? harap didiskusikan, trims

Tidak selamanya 'kalyana mitta' itu harusnya teman disekitar anda yg sering anda jumpai sehari-hari.

Saya malah menganggap 'kalyana mitta' saya itu adalah guru saya, bukan teman2 yg sebaya.
Sewaktu salah, saya di marahi.
Sewaktu tidak bersemangat, diberi dorongan.
Sewaktu ditimpa masalah, dihibur walau kadang dengan cara yg diluar kebiasaan.

Jadi intinya kalyana mitta itu bisa siapa saja, mungkin guru, pacar, istri/suami, bahkan mungkin adik atau orang tua anda, selama mereka bisa membimbing anda dalam mencapai kehidupan yg lebih baik.
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan