News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian

Started by Deva19, 06 August 2010, 02:27:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Deva19

(1). bolehkah kita merindukan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian?
(2).Apakah kerinduan terhadap kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian tersebut merupakan bentuk kemelekatan?
(3).Apakah kerinduan tersebut bersifat baik ataukah buruk?

Quote
di sini, para bikhu, seorang memasuki dan berdiam di Jhanna Pertama, yang dibarengi oleh pemikiran dan pemeriksaan, dengan suka-cita dan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian. Dia menikmati, merindukan dan menemukan kepuasan di dalamnya. Setelah menjadi mantap, kokoh, dan sering berdiam di dalamnya, tanpa terjatuh darinya, ketika mati, dia terlahir kembali di antara kelompok para Dewa di alam Brahma.

sumber : Petikan Angutrara Nikaya 2, hal.

Mahadeva

Quote from: Deva19 on 06 August 2010, 02:27:28 PM
(1). bolehkah kita merindukan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian?
(2).Apakah kerinduan terhadap kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian tersebut merupakan bentuk kemelekatan?
(3).Apakah kerinduan tersebut bersifat baik ataukah buruk?

Quote
di sini, para bikhu, seorang memasuki dan berdiam di Jhanna Pertama, yang dibarengi oleh pemikiran dan pemeriksaan, dengan suka-cita dan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian. Dia menikmati, merindukan dan menemukan kepuasan di dalamnya. Setelah menjadi mantap, kokoh, dan sering berdiam di dalamnya, tanpa terjatuh darinya, ketika mati, dia terlahir kembali di antara kelompok para Dewa di alam Brahma.

sumber : Petikan Angutrara Nikaya 2, hal.

wah, bisa bahagia saat sendiri. itu keren sekali. jelas hal baik dan bukan kemelakatan. Buddha pernah bilang suatu ajaran disebut ajaran Buddha adalah (salah satunya)  jika ajaran itu membuat pengikutnya jadi senang menyendiri.

bayangin, sendiri saja bisa bahagia. berarti kebahagiaan itu kan tidak tergantung orang lain, kebahagiaan seperti inilah yang bisa dibagi kepada semua orang.
kalau hanya bahagia ketika kumpul2, betapa sengsaranya orang itu.
kalau kita hanya bahagia pas kumpul2 ma temen atau keluarga membuat menjadi mengharapkan kedatangan orang lain untuk membahagiakan, ibaratnya pamrih gitu.
kita harus punya sumber kebahagiaan yang tidak akan habis untuk dibagi kepada orang lain.
ntah sendiri atau kumpul2 kita tetap bahagia.
orang yang lihat juga seneng kalau kita bahagia selalu

Indra

Quote from: raynoism on 06 August 2010, 02:43:14 PM
Quote from: Deva19 on 06 August 2010, 02:27:28 PM
(1). bolehkah kita merindukan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian?
(2).Apakah kerinduan terhadap kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian tersebut merupakan bentuk kemelekatan?
(3).Apakah kerinduan tersebut bersifat baik ataukah buruk?

Quote
di sini, para bikhu, seorang memasuki dan berdiam di Jhanna Pertama, yang dibarengi oleh pemikiran dan pemeriksaan, dengan suka-cita dan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian. Dia menikmati, merindukan dan menemukan kepuasan di dalamnya. Setelah menjadi mantap, kokoh, dan sering berdiam di dalamnya, tanpa terjatuh darinya, ketika mati, dia terlahir kembali di antara kelompok para Dewa di alam Brahma.

sumber : Petikan Angutrara Nikaya 2, hal.

wah, bisa bahagia saat sendiri. itu keren sekali. jelas hal baik dan bukan kemelakatan. Buddha pernah bilang suatu ajaran disebut ajaran Buddha adalah (salah satunya)  jika ajaran itu membuat pengikutnya jadi senang menyendiri.

bayangin, sendiri saja bisa bahagia. berarti kebahagiaan itu kan tidak tergantung orang lain, kebahagiaan seperti inilah yang bisa dibagi kepada semua orang.
kalau hanya bahagia ketika kumpul2, betapa sengsaranya orang itu.
kalau kita hanya bahagia pas kumpul2 ma temen atau keluarga membuat menjadi mengharapkan kedatangan orang lain untuk membahagiakan, ibaratnya pamrih gitu.
kita harus punya sumber kebahagiaan yang tidak akan habis untuk dibagi kepada orang lain.
ntah sendiri atau kumpul2 kita tetap bahagia.
orang yang lihat juga seneng kalau kita bahagia selalu

sepertinya ada misinterpretasi di sini, saya sendiri lebih suka menggunakan kata "terasing" dari pada "sendiri" karena dalam konteks jhana pertama, IMO, yg dimaksudkan adalah "terasing (terpisah) dari kenikmatan indria", bukan sendiri dalam arti "satu orang"

Mahadeva

Quote from: Indra on 06 August 2010, 02:46:33 PM
Quote from: raynoism on 06 August 2010, 02:43:14 PM
Quote from: Deva19 on 06 August 2010, 02:27:28 PM
(1). bolehkah kita merindukan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian?
(2).Apakah kerinduan terhadap kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian tersebut merupakan bentuk kemelekatan?
(3).Apakah kerinduan tersebut bersifat baik ataukah buruk?

Quote
di sini, para bikhu, seorang memasuki dan berdiam di Jhanna Pertama, yang dibarengi oleh pemikiran dan pemeriksaan, dengan suka-cita dan kebahagiaan yang terlahir dari kesendirian. Dia menikmati, merindukan dan menemukan kepuasan di dalamnya. Setelah menjadi mantap, kokoh, dan sering berdiam di dalamnya, tanpa terjatuh darinya, ketika mati, dia terlahir kembali di antara kelompok para Dewa di alam Brahma.

sumber : Petikan Angutrara Nikaya 2, hal.

wah, bisa bahagia saat sendiri. itu keren sekali. jelas hal baik dan bukan kemelakatan. Buddha pernah bilang suatu ajaran disebut ajaran Buddha adalah (salah satunya)  jika ajaran itu membuat pengikutnya jadi senang menyendiri.

bayangin, sendiri saja bisa bahagia. berarti kebahagiaan itu kan tidak tergantung orang lain, kebahagiaan seperti inilah yang bisa dibagi kepada semua orang.
kalau hanya bahagia ketika kumpul2, betapa sengsaranya orang itu.
kalau kita hanya bahagia pas kumpul2 ma temen atau keluarga membuat menjadi mengharapkan kedatangan orang lain untuk membahagiakan, ibaratnya pamrih gitu.
kita harus punya sumber kebahagiaan yang tidak akan habis untuk dibagi kepada orang lain.
ntah sendiri atau kumpul2 kita tetap bahagia.
orang yang lihat juga seneng kalau kita bahagia selalu

sepertinya ada misinterpretasi di sini, saya sendiri lebih suka menggunakan kata "terasing" dari pada "sendiri" karena dalam konteks jhana pertama, IMO, yg dimaksudkan adalah "terasing (terpisah) dari kenikmatan indria", bukan sendiri dalam arti "satu orang"

yup saya setuju, salah satu bentuk kenikmatan indria adalah ingin kumpul2.ha3 tidak ingin sendiri.


K.K.

Quote from: Indra on 06 August 2010, 02:46:33 PM
sepertinya ada misinterpretasi di sini, saya sendiri lebih suka menggunakan kata "terasing" dari pada "sendiri" karena dalam konteks jhana pertama, IMO, yg dimaksudkan adalah "terasing (terpisah) dari kenikmatan indria", bukan sendiri dalam arti "satu orang"
Saya setuju dengan Bro Indra. Kebahagiaan dalam konteks jhana bisa timbul ketika seseorang sendiri ataupun di tengah keramaian. Hal itu karena pikirannya terpusat dan ia terasing dari nafsu indriah, bukan bergantung pada berapa banyak orang di sekitar.
Jadi seandainya seorang petapa sejati diculik ke diskotik, ketika pikirannya terpusat dan masuk dalam jhana, ia tetap merasakan kebahagiaan.

Berbeda dengan yang kalau sendiri baru bahagia, itu mungkin "kuper", atau sociopath. Ketika sendiri, kebahagiaan muncul, namun ketika ada orang lain, kebahagiaannya hilang.

Mahadeva

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 August 2010, 02:56:49 PM
Quote from: Indra on 06 August 2010, 02:46:33 PM
sepertinya ada misinterpretasi di sini, saya sendiri lebih suka menggunakan kata "terasing" dari pada "sendiri" karena dalam konteks jhana pertama, IMO, yg dimaksudkan adalah "terasing (terpisah) dari kenikmatan indria", bukan sendiri dalam arti "satu orang"
Saya setuju dengan Bro Indra. Kebahagiaan dalam konteks jhana bisa timbul ketika seseorang sendiri ataupun di tengah keramaian. Hal itu karena pikirannya terpusat dan ia terasing dari nafsu indriah, bukan bergantung pada berapa banyak orang di sekitar.
Jadi seandainya seorang petapa sejati diculik ke diskotik, ketika pikirannya terpusat dan masuk dalam jhana, ia tetap merasakan kebahagiaan.

Berbeda dengan yang kalau sendiri baru bahagia, itu mungkin "kuper", atau sociopath. Ketika sendiri, kebahagiaan muncul, namun ketika ada orang lain, kebahagiaannya hilang.


iya bener saya setuju dengan mr indra dan mr kainyn_kutho. orang yang bener2 bahagia kan sendirian atau di pasar tetep bahagia. Petapa sejati memang demikian.
tapi pada umumnya, orang itu baru bahagia kalau kumpul2, pas dulu SMA seberapa banyak yang kuper? pasti minoritas

jadi memang kebahagiaan tidak ditentukan karena sendirian bertapa atau ke diskotik

Apui

Quote from: raynoism on 06 August 2010, 03:03:18 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 06 August 2010, 02:56:49 PM
Quote from: Indra on 06 August 2010, 02:46:33 PM
sepertinya ada misinterpretasi di sini, saya sendiri lebih suka menggunakan kata "terasing" dari pada "sendiri" karena dalam konteks jhana pertama, IMO, yg dimaksudkan adalah "terasing (terpisah) dari kenikmatan indria", bukan sendiri dalam arti "satu orang"
Saya setuju dengan Bro Indra. Kebahagiaan dalam konteks jhana bisa timbul ketika seseorang sendiri ataupun di tengah keramaian. Hal itu karena pikirannya terpusat dan ia terasing dari nafsu indriah, bukan bergantung pada berapa banyak orang di sekitar.
Jadi seandainya seorang petapa sejati diculik ke diskotik, ketika pikirannya terpusat dan masuk dalam jhana, ia tetap merasakan kebahagiaan.

Berbeda dengan yang kalau sendiri baru bahagia, itu mungkin "kuper", atau sociopath. Ketika sendiri, kebahagiaan muncul, namun ketika ada orang lain, kebahagiaannya hilang.


iya bener saya setuju dengan mr indra dan mr kainyn_kutho. orang yang bener2 bahagia kan sendirian atau di pasar tetep bahagia. Petapa sejati memang demikian.
tapi pada umumnya, orang itu baru bahagia kalau kumpul2, pas dulu SMA seberapa banyak yang kuper? pasti minoritas

jadi memang kebahagiaan tidak ditentukan karena sendirian bertapa atau ke diskotik
Tapi denger-denger dari temen, katanya ada lho latihan dalam agama Buddha yang katanya ga ngomong sama sekali selama waktu tertentu, apakah ini masuk "terasingkan"?
Kalau petapanya di culik itu ud termasuk di luar dugaan.  ;D
Tapi saat mencari sesuatu yang mungkin bisa "mencerahkan", menurut saya, saat yang tepat adalah saat sendiri.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 August 2010, 02:56:49 PM

Berbeda dengan yang kalau sendiri baru bahagia, itu mungkin "kuper", atau sociopath. Ketika sendiri, kebahagiaan muncul, namun ketika ada orang lain, kebahagiaannya hilang.


wah, gak setuju itu om. kan sering disebutkan, bodhisatta sendiri melihat bahaya dalam keramaian, bahaya dalam pergaulan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Sumedho

Mungkin tdk se ekstrim bro KK, kan dikatakan tentang kalyanamitta jg. Jadi bkn kek sociopath.
There is no place like 127.0.0.1

K.K.

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 11 August 2010, 11:21:16 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 06 August 2010, 02:56:49 PM

Berbeda dengan yang kalau sendiri baru bahagia, itu mungkin "kuper", atau sociopath. Ketika sendiri, kebahagiaan muncul, namun ketika ada orang lain, kebahagiaannya hilang.


wah, gak setuju itu om. kan sering disebutkan, bodhisatta sendiri melihat bahaya dalam keramaian, bahaya dalam pergaulan.
Kebahagiaan dalam konteks umum & duniawi, muncul dari keramaian & pergaulan. Dengan sendirinya kebahagiaan itu hilang ketika seseorang berada dalam kesendirian.

Kebahagiaan dalam konteks kuper/sociopath, muncul dari kesendirian, bukan dari keramaian & pergaulan, maka otomatis pula kebahagiaan itu hilang ketika berada dalam keramaian & pergaulan.

Kebahagiaan dalam konteks jhana, muncul dari pelepasan nafsu, di mana kondisi yang kondusif untuk memunculkannya adalah kesendirian, bukan dalam keramaian & pergaulan. Namun kebahagiaan itu tidak hilang ketika berada dalam keramaian & pergaulan. Kebahagiaan itu hanya hilang ketika ia jatuh lagi pada kenikmatan nafsu indrawi.


Jaman sekarang banyak sekali kenikmatan indrawi yang bisa didapat dari kesendirian. Misalnya satu set DVD drama Korea, Game Console, dan lain-lain. Kenikmatan demikian juga bisa dinikmati ketika kita sendiri, bukan saat keramaian dan bersama orang lain. Jangan sampai orang berpikir kebahagiaan "jhana" yang dimaksud itu adalah "kunci pintu kamar, main PS3 15 jam sehari tanpa ada siapa pun yang mengganggu."

hendri

 :P
Wah terima kasih untuk kak Kainyn_Kutho
penjelasannya bisa saya mengerti...  :jempol:
Semoga Semua mahkluk hidup berbahagia