Dari berbagai forum memang anatta ini sering menimbulkan perbedaan pendapat, ini disebabkan anatta umumnya dimengerti sebagai konsep, karena kurangnya pengalaman meditasi.
Mahluk hidup hanya terdiri dari khandha-khandha, hal ini sulit dimengerti karena secara jujur dari kecil kita sudah terbiasa berpikir ada roh atau suatu entitas kekal dalam tubuh.
Bagi mereka yang terbiasa berpikir demikian, untuk menerima bahwa khandha-khandha hanyalah bentuk proses-proses mungkin sangat sulit menerima.
Anatta akan bisa dimengerti bagi mereka yang memang telah mampu melihat proses yang terjadi pada batin dan jasmaninya, dengan melihat sendiri bahwa semua itu hanya suatu bentuk perubahan/proses yang terjadi terus-menerus maka persepsi mereka akan atta menjadi lenyap dengan sendirinya.
Sering saya katakan bahwa anicca, dukkha dan anatta adalah suatu bentuk pengalaman nyata bukan suatu konsep pemikiran belaka. Tak mungkin seseorang mencapai Nibbana tanpa mengembangkan pengetahuan pengalaman langsung terhadap tilakkhana. Karena Nibbana dicapai melalui perhatian terus menerus terhadap salah satu dari ketiga karakteristik ini, dan tentunya setelah menyelami ketiganya.
Bila kita telah melihat dengan jelas proses pada kelima khandha, dimanakah adanya atta?
Dahulu ketika baru belajar Vipassana, guru pembimbing selalu mengatakan bahwa semua ini hanya proses, saya hanya mengangguk, tapi mengangguk tak mengerti (dalam hati mengatakan: nih guru ngomong apaan sih?). Tapi karena latihan jalan terus, dan melupakan keraguan mengenai proses dan sebagainya, selalu hidup memperhatikan kegiatan batin dan jasmani yang sedang berlangsung saat itu, akhirnya pengertian terhadap anatta perlahan-lahan muncul dan berkembang.
Akhirnya saya membenarkan ucapan guru tersebut.
Pada puncaknya pengalaman anattta seorang meditator akan melihat bahwa semua ini hanya proses yang timbul lenyap terus-menerus, tak ada penghancuran (
annihilation) disana.
Pada forum lain saya memuat pendapat mengapa Sang Buddha menolak
annihilation, karena yang terjadi pada batin dan jasmani hanya penghentian/padam bukan penghancuran.
- Perasaan hanyalah suatu proses tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Kesadaran hanya suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Bentuk-bentuk pikiran hanyalah suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Ingatan/persepsi hanyalah suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
- Jasmani hanya suatu proses, tanpa inti, hanya perubahan, apanya yang dihancurkan?
Banyak kali dalam berbagai Sutta Sang Buddha mengatakan penghentian/padam (
nirodha), bukan pelenyapan (
uccheda).
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk perasaan adalah suatu proses, dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk kesadaran adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk pikiran adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk ingatan/persepsi adalah suatu proses dan itu bisa berhenti
Kemelekatan terhadap bentuk-bentuk jasmani adalah suatu proses dan itu bisa berhenti.
Jadi yang ada hanya kelima khandha, tak ada roh/entitas/substansi/atta.
Kalau roh memang ada Sang Buddha pasti telah mengungkapkannya, dan tak perlu membingungkan orang banyak.
kebingungan umat Buddha terhadap konsep anatta karena mereka terbiasa berpikir ada atta atau sejenis atta (sesuatu yang kekal abadi).