MARI SALING MENGINGATKAN

Started by chingik, 02 March 2008, 02:42:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Seperti 2 orang yang berdiskusi mempertahan kan argumennya tentang angin yang bergerak meniup bendera/bendera yang bergerak di tioup angin.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

bang chingik, barusan anda ngomong panjang lebar mengenai definisi hinayana yg paling mantab dan tepat, eee... tau2 ada yg gak sependapat ama anda:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1825.0

gimana nih bang?
apa kita bisa simpulkan sesuatu?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

El Sol


J.W

Jika sang buddha masih hidup, kita pasti akan dicerahkan oleh beliau.

chingik

Quote from: morpheus on 14 March 2008, 06:33:13 PM
bang chingik, barusan anda ngomong panjang lebar mengenai definisi hinayana yg paling mantab dan tepat, eee... tau2 ada yg gak sependapat ama anda:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1825.0

gimana nih bang?
apa kita bisa simpulkan sesuatu?


Saya tetap mengacu pada Sutra.
Jadi kita tetap crosscheck ke Sutra, dan tetap tidak ditemukan bahwa Theravada = Hinayana.
Argumentasi saya sudah cukup jelas. Dalam Sutra Mahayana-->Sariputta, Moggallana, Maha Kassapa , dkk adalah siswa Arahat, tapi tetap saja tidak disebut Hinayana.
Mahayana menggembar gemborkan Jalan Bodhisatva,tapi hingga pada masa pembabaran Saddharmapundarika Sutra, Buddha juga mengatakan bahwa tidak ada kendaraan lain (mau Bodhisatva kek..mau Sravaka kek..mau Pratyeka kek..) semuanya bermuara pada Kendaraan Buddha. Jadi jika kita kaji Sutra itu secara mendalam, ternyata Buddha mengajarkan jalan Kearahatan yang disebutnya Sravakayana, Jalan Bodhisatva yang disebutnya Bodhisatvayana dan Jalan Kearahatan hasil pereungan pada Patticasammutpada yang disebutnya Pratyekayana. . Dan ketiga jalan itu , Buddha mengatakan akan bermuara pada kendaraan Buddha. Dari ketiga jalan ini, Sravakayana yang merupakan kendaraan Kearahatan samasekali berbeda dengan Hinayana. Saat pembabaran Saddharmapundarika Sutra, ada siswa dari kelompok Sravakayana, yaitu para siswa Arahat, kemudian dari kelompok bodhisatvayana yaitu para siswa bodhisatva. Semua ini hadir pada pembabaran Sutra Teratai. Dan SATU HAL PENTING. PAda saat itu, ada kelompok yang meninggalkan pesamuan dengan perasaan tinggi hati, kelompok inilah yang Buddha sebut sebagai orang yang berprilaku Hinayana, mereka berbeda dengan siswa Sravakayana yang menempuh jalan kearahatan. Jadi jelas kan perbedaannya??
Jadi Kesimpulannya, walaupun dalam Mahayana ada menyebutkan istilah HInayana, namun ada juga yang namanya Sravakayana. Dan Sravakayana baru termasuk dalam kelompok yang benar2 mengikuti ajaran Buddha, yaitu mereka yang bercita2 mencapai kearahatan yang tetap mendapat pujian dari Buddha. (jangan salah paham lagi gara2 ada sebutan Yana lalu disebut aliran. Bukan begitu.., tapi ada semacam jalur yang ditempuh gitu..).
Ada skolar Mahayana yang mengatakan walaupun istilah Theravada tidak disebutkan dalam Sutra, namun dari inti jalan yang ditempuh memang merupakan jalan Hinayana. Saya sendrii menampik cara pandang seperti itu. Yang benar2 disebut Hinayana adalah orang yang belum mencapai kesucian namun mengaku dirinya mencapai kesucian. Ini disebut sebagai orang yang tinggi hati. Orang2 seperti inilah baru disebut Hinayana. Dan ketika menyebutkan orang2 seperti ini, ada saja siswa2 Savaka yang tetap berada pada sisi Buddha, nah...yang inilah baru disebut siswa yg menempuh sravakayana yg benar2 merupakan kendaraan dari ajaran Buddha sejati berbarengan dengan kendaraan bodhisatva.
Silahkan kaji Saddharmapundarika. Saya merekomendasikan pengkajian pada versi Sanskrit dan mandarin. Terjemahan bhs.Indonesia masih terdapat banyak kekurangan.

Mudah2an cukup jelas deh.. ;)




nyanadhana

 _/\_ sekedar sharing...sutra awal Mahayana mengenal kata Hinayana.Theravada terbentuk sekitar seribu tahun lebih merupakan perkembangan dari yang disebut Hinayana pada awalnya.nah pada periode itu, Tripitaka Sansekerta telah terkumpulkan lengkap. Pertanyaan apakah Mahayana akan meng-update Tripitaka dengan menambahkan bahwa Buddha menjelaskan Mahayana dan Theravada bla..bla...bla..justru akan sangat ridiculous dan terdengar menggelikan.

Mengenai tulisan bro chingik soal Kassapa hanya ingin mencapai Arahat tidak punya cita-cita menjadi Buddha namun Buddha meramalkan berapa kalpa dia akan menjadi Buddha.itu akan sangat kontradiktif dengan ajaran Buddha karena baik Arahat,Paccekabuddha halte terakhirnya adalah Nibbana. tidak akan terlahir dimana-mana lagi lenyap seperti api lilin yang padam.
Mahayana menganggap ini sangat disayangkan karena pencapaian susah2 kok ga diajarkan ke makhluk hidup agar ikutan cerah jadi Mahayana mengambil aspirasi Bodhisattva untuk terus kembali ke dunia saha dan menunda ke Buddhaan. (itulah kenapa ada ikrar Samantabhadra untuk Buddha ga segera masuk parinibbana dan selalu memutar Dhamma)
Bro chingik,saya kasih logisnya,jalan Buddha merupakan step-step yang dilengkapi.oleh karena itu, Buddha harus menerima ribuan kalpa step sampai ia mengerti ke Buddhaan dan itu ga bisa bilang,hey saya mau tolak ah di kehidupan ini saya menjadi bodhisattva trus di seribu tahun lagi saya jadi Buddha,tidak ada catatan seperti itu.
Tampaknya anda terjebak dengan kisah heroik yang sering digambarkan dalam kitab bahwa Buddha masih mengajarkan dhamma setelah beliau parinibbana dan mewujudkan diri dalam model bodhisattva.contoh Avalokitesvara adalah Buddha pada masa lampau namun ia memilih dilahirkan kembali jadi Bodhisattva,saya ingin bertanya kok ga ada lagi titisan Sakyamuni buddha jadi bodhisattva?

Ambil sisi logisnya.Mahayana mengajarkan cinta kasih bukan mistik2 ga jelas yang ga bisa dipertanggungjawabkan. kalau masih ada celah untuk berdebat berarti itu bukan Kebenaran Absolut.  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

Ketika Parinibbana,sekelompok bhikkhu menarik Ananda dan melakukan sidang " Kenapa Ananda tidak menyuruh Sang Buddha untuk tetap di dunia ini dan mengajarkan Dhamma yang begitu berharga". Mereka merasa sedih dan menyayangkan parinibbana Beliau tanpa melihat bahwa kematian adalah proses alami yang bahkan seorang Buddha harus menerimanya karena saat itu tubuh Buddha telah tua renta dimakan usia dan penyakit.
Sekelompok Bhikkhu yang bersedih menginginkan figur Buddha tetap ada dan mereka menelurkan sebuah ide bahwa Buddha walaupun telah parinibbana namun tetap mengajarkan Dhamma.dan mereka bercita-cita agar setelah mendapat Kebenaran.mereka akan terus lahir ke dunia ini untuk mengajarkan Kebenaran ini.sekelompok bhikkhu ini akhirnya mengambil ide Mahayana melawan konsep Arahat yang kalo sudah parinibbana ya sudah habis.  _/\_ inilah pemikiran awal yang melandasi terbentuknya istilah Mahayana dan Hinayana
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

saya pernah mengikuti beberapa seminar yang dibawa oleh beberapa bhiksu Mahayana,didalam setiap kesempatannya,mereka akan mengatakan bahwa Mahayana (Da Shen)lebih hebat daripada Hinayan(Xiao Shen).dalam sebuah kesempatan saya bertanya,Xiao Shen itu Buddhist apa?mereka memberikan jawaban Buddhism Selatan yang terbagi atas Sri Lanka,Thailand,Burma,dkk sedangkan Da Shen adalah yang tersebar ke China,Tibet,Jepang. bro chingik,bisa anda memberikan penjelasan untuk hal ini?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

chingik

Maaf kita tidak sedang membahas tentang konsep pencapaian.
Kita sedang membahasa ttg konteks Hinayana dalam Mahayana. Dan silahkan baca treads ini lebih lengkap, jadi tidak perlu putar2 lagi bahas yang agak oot. biar alurnya bisa berkembang.
Mengenai perbedaan konsep yang logis atau tidak, silahkan baca pemaknaan logika yang dipostinng oleh bro Tan. _/\_

El Sol

wah Chingik kok malah~~...menghindar?

hindar..

indar..

ndar...

dar...

ar...

r........

jangan2 kamu selama ini berbohong yak? -Just Asking with PURE motives-

_/\_

chingik

Quote from: El Sol on 18 March 2008, 12:42:32 PM
wah Chingik kok malah~~...menghindar?

hindar..

indar..

ndar...

dar...

ar...

r........

jangan2 kamu selama ini berbohong yak? -Just Asking with PURE motives-

_/\_

emang saya banyak ngutang..pake menghindar segala...hehe ;D
gak deh,...kalo mau bahas ini, dibuka topik baru lagi...kalo nggak, alur diskusi slalu ga menentu..  ;)

nyanadhana

oops,sori bro chingik.....saya bukan orang yang pro aliran sana sini lho.cuma sekedar meluruskan pandangan.sama seperti ketika bro buka obrolan ini akhirnya lari sana sini deh. hehehehe.makanya benang kusut perlu dirapiin balik.fiuh tantangan lho bro
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

chingik

Quote
saya pernah mengikuti beberapa seminar yang dibawa oleh beberapa bhiksu Mahayana,didalam setiap kesempatannya,mereka akan mengatakan bahwa Mahayana (Da Shen)lebih hebat daripada Hinayan(Xiao Shen).dalam sebuah kesempatan saya bertanya,Xiao Shen itu Buddhist apa?mereka memberikan jawaban Buddhism Selatan yang terbagi atas Sri Lanka,Thailand,Burma,dkk sedangkan Da Shen adalah yang tersebar ke China,Tibet,Jepang. bro chingik,bisa anda memberikan penjelasan untuk hal ini?

Penjelasan saya sudah cukup jelas pada tread di atas, mereka hanya menyimpulkan berdasarkan pandangan kelompok saja. Bilang Mahayana lebih hebat dari Hinayana, itu kan sikap dualitas yang harus dihindari dalam praktik mahayana sendiri. Menyimpulkan bahwa Hinayana adalah Buddhist selatan sperti Theravada juga tetap pandangan kelompok, bukan berdasarkan acuan Sutra. Kalo baca tread saya di atas akan lebih jelas.  

nyanadhana

thanks untuk pelurusannya.makanya dengan buka topik seperti ini,kita akan meluruskan kembali beberapa pemikiran yang mungkin agak jauh.
Sejauh yang saya pelajari dalam Mahayana,memang terkadang konsepsi pikiran Hina dan Maha akan muncrat dari mulut seseorang dengan posisi mengejek,hal ini mengapa saya sendiri jarang mau mendengarkan ceramah2 kosong yang ga ada habisnya. merujuk dari history,tipitaka dan Buddhadhamma dalam keseharian,kita sudah menemukan bahwa Kebenaran Universal tidak ada scopenya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

chingik

Quote from: nyanadhana on 18 March 2008, 05:08:41 PM
thanks untuk pelurusannya.makanya dengan buka topik seperti ini,kita akan meluruskan kembali beberapa pemikiran yang mungkin agak jauh.
Sejauh yang saya pelajari dalam Mahayana,memang terkadang konsepsi pikiran Hina dan Maha akan muncrat dari mulut seseorang dengan posisi mengejek,hal ini mengapa saya sendiri jarang mau mendengarkan ceramah2 kosong yang ga ada habisnya. merujuk dari history,tipitaka dan Buddhadhamma dalam keseharian,kita sudah menemukan bahwa Kebenaran Universal tidak ada scopenya.

baik sekali tanggapan anda,menyadarkan saya bahwa anda termasuk orang yang cukup open minded. saya juga masih banyak kurangnya,jadi mudah2an kita disini bisa saling menukar pikiran