Menggalang Kekuatan Ekonomi Buddhis

Started by Pariahina, 28 July 2010, 07:48:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Pariahina

Sekolah tentu saja kurikulumnya harus mengacu pada Diknas. Tetapi kalau bicara masalah pelajaran agama Buddhanya tentu harus dapat mewadahi semua aliran. Begitu baru bijaksana. Paling tidak pada tingkat dasar terdapat 4 Kebenaran Mulia dan 8 Jalan Tengah. Namun pada tingkat selanjutnya tentunya dapat dibagi-bagi. Kalau ada di antaranya yang penganut LSY, ya apa salahnya juga pake kurikulum LSY? :D
Gampang khan? Ga usah njelimet2.

yanfei

menurut gw ini sebuah ide yang bagus
soalnya agama tetangga juga sedang mengincar ekonomi orang2 buddhis dan berusaha sekuat tenaga untuk menarik orang2 buddhis untuk memeluk agama tetangga (terutama orang2 keturunan chinnese yang punya peranan penting bagi ekonomi bangsa ini)

wiithink

tujuannya bagus, cuma kurang "promosi"

Adhitthana

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

wiithink

maksudnya, kalo promo di inet mah ok lah..
kadang, orang tua (yang pengusaha) neh rada rada gaptek, jadi harus di buat seminar dan harus di undang undang.. jadi, lebih merakyat dan lebih banyak yang tau..

Pariahina

#20
Kemudian, yang perlu dipikirkan pula jangan sampai organisasi tersebut menjadi semata-mata tempat kumpul-kumpul atau semacam klub saja. Perlu dipikirkan pula apa manfaatnya dalam meningkatkan kekuatan ekonomi Buddhis. Lalu perlu dirumuskan juga kegiatan-kegiatan konkrit apa yang hendak dilakukan. Tetapi yang paling penting dari semua itu adalah menetapkan visi dan misi bersama. Tanpa suatu visi dan misi yang jelas susah menciptakan suatu gebrakan baru. Perlu dijaga pula agar visi dan misi itu tetap "hangat." Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, biasanya saat awal semua masih konsisten menjaga misi beserta visi pertama. Tetapi setelah merosot dan akhirnya, seperti yang saya katakan di atas, suatu perkumpulan hanya menjadi semacam klub saja - yang mungkin acaranya hanya diisi  ngobrol, makan atau minum bersama. Tentu ini bukan hal gampang. Demikian sedikit sharing dari saya.

wiithink

yah.. betul sekali..
kata orang, jangan hangat hangat tae ayam   ^-^

adi lim

#22
pepsimis ah ! :whistle:
untuk penggabungan tidak bakal bisa, Mengapa ? liat aja kenyataan ! Sangha aja tidak bisa gabung.
karena setiap organisasi/individu masing2 punya kepentingan tersendiri karena LDM masih 'tebal'
yang ada sekarang jalanin saja dan perbaiki terus lebih baik atau lebih maju ^:)^
jangan muluk2 tentang 'penggabungan' ntar kecewa. :))
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

andry

Samma Vayama

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

kullatiro

mesti sedikit lebih hati hati jangan seperti walubi jadi menjabat jadi ketua dan semacam nya (pengurus nya)harus mempunyai pembimbing dan penasihat yang merupakan anggota sangha. Jadi supaya tidak terjerumus seperti walubi.

Pariahina

Mungkin memang saat ini dirasa mustahil menggalang seluruh umat Buddha. Namun banyak gagasan dan ide-ide besar justru lahir dari kemustahilan itu. Seorang Thomas Alva Edison pernah disampaikan bahwa gagasannya mengenai penerangan dengan bola lampu listrik adalah mustahil. Sebelum Otto Lilienthal dan Wright Bersaudara menemukan pesawat terbang, terbang di langit bagi manusia adalah kemustahilan. Namun, pada akhirnya impian mereka bisa terlaksana dan membuahkan manfaat bagi jutaan umat manusia.
Mungkin pada saat ini, menggalang dan meningkatkan potensi ekonomi umat Buddha adalah impian terlalu muluk. Tetapi kita tidak tahu apa yang akan terjadi lima, sepuluh, duapuluh, atau bahkan seratus tahun lagi. Paling tidak di sini sudah ada wacana mengenai hal itu. Mungkin kalau tidak pada generasi sekarang, baru pada generasi selanjutnya ide ini akan terealisasi.

hatRed

ogut malah pernah mikir mau bikin komunitas professional muda buddhist, dimana tergabung dalam komunitas tersebut adalah para sajana2 yang mengambil jalur profesional (bukan usaha/dagang).

cuma gak tau gambaran serta haluan2nya, mungkin yg punya pengalaman di suatu organisasi bisa bantu. aye dulu cuman pengalaman jadi humas doank :P .

yah gak diterusin soalnya males kalo nantinya yah itu, hanget2 eek ayam :P
i'm just a mammal with troubled soul



Hartawan

Namo Buddhaya,
Pertama saya mohon maaf karena baru sekarang baca topik ini di forum ini, karena baru hari ini saya gabung di forum ini.
Semua tujuan pembahasan topik ini telah menjadi program kerja kami di SIDDHI, perkumpulan sarjana dan profesional Buddhis Indonesia, jadi bagi teman-teman yang  berminat membangun ekonomi komunitas Buddhis dapat bergabung dengan kami di SIDDHI, saat ini kami ada di 5 kota, yaitu : Jakarta,Surabaya,Medan,Padang dan Bandar Lampung.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi sekretariat SIDDHI di 021 5666168 atau HP 0816 76 58 57 atau flexi di 021 68685078.
Terima kasih

Mettacittena,
Hartawan S.

bangun _pw

"semoga semua makhluk hidup berbahagia"