News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

4 Sarana Efektif Penyebaran Dhamma

Started by Deva19, 08 July 2010, 06:56:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Deva19

4 sarana efektif penyebaran dhamma sebagaimana yang saya fahami adalah sebagai berikut :

1. penguasaan Tipitaka

tanpa mengutip kalimat-kalimat dari Tipitaka sekalipun, kebenaran dapat diungkapkan dan difahami. Tetapi, kebenaran yang dianggap tidak berlandaskan sutta bisa dianggap bukan ajaran dari Sang Budha. Karena itu, keyakinan dan semangat penerima ajaran jadi menurun. Sebaliknya, bila dikatakan ini tertulis di dalam sutta, dan benar-benar merupakan sabda sang Budha, maka keyakinan dan semangat penerima ajaran jadi meningkat.

Tetapi, penguasaan Tipitaka saja tidaklah mencukupi. Karena orang yang tertarik dengan Tipitaka, mulai berlomba-lomba untuk menguasainya. Dan mereka sengaja atau tidak sengaja, dengan mudah membuat tafsiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan sarana lain untuk menghindari kesalahan fahaman dan perbedaan tafsir. Sarana lain itu adalah Logika.


2. Penguasaan Logika

Logika adalah suatu sarana yang dapat menghentikan perbedaan tafsir, serta kesalah fahaman yang terjadi terhadap apa-apa yang tertulis di dalam sutta. Logika adalah jaminan 100 % dari kesesatan berpikir.

Tetapi, logika ini merupakan pengetahuan yang langka, jarang orang menguasainya. Orang merasa sulit mempelajarinya, apalagi menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan sarana lain untuk menstranformasikan kebenaran ke masyarakat yang lebih mudah difahami dari pada bahasa Logika. Sarana lain tersebut adalah Retorika.

3. Penguasaan Retorika

Retorika adalah seni berbicara dan berperilaku yang bisa menimbulkan rasa simpati dan kepercayaan orang lain, sehingga orang lain tersebut dapat menerima pemikiran yang disampaikan. Akan tetapi, walaupun suatu kebenaran telah tertulis di dalam sutta, sesuai dengan logika, dan disampaikan dengan bahasa yang menggugah perasaan, hal itu tetap diingkari oleh sebagian orang. Karena mereka tidak dapat mengerti logika serta tidak tergugah oleh hal-hal yang sebenarnya menggugah. Mereka adalah orang yang memiliki hati yang keras seperti batu. Oleh karena itu, diperlukan sarana lain yang bisa menghancurkan hati yang keras itu, yakni kesaktian.

4. Kesaktian

Kesaktian yang dimaksud di sini adalah kemampuan mistis yang bisa membuat orang lain tunduk patuh, secara terpaksa ataupun sukarela, mereka merima dan mempraktikan ajaran yang kita sampaikan. Sang Budha pun menjadikan sarana keempat itu sebagai sarana penyebaran Dhamma.

Diceritakan bahwa ada seorang bikhu yang menghasut dan memfitnah kawannya di depan sang Budha, dengar serta merta tumbuh bisul-bisul di sekujur tubuh bikhu tersebut. Bisul-bisul tersebut membesar, matang dan pecah. Hingga akhirnya bikhu tersebut tewas. (benar enggak ya cerita ini, saya lupa membaca kisah itu di dalam sutta yang mana).

Dapat kita temukan berbagai kisah bagaimana kesaktian sang Budha berperan dalam penyebaran dhamma.

Sebagian orang berpandangan seolah-olah mengembangkan kesaktian adalah sesuatu yang salah, atau merupakan suatu tujuan yang salah dari praktik meditasi. Tentu saja salah, bila praktik meditasi nya adalah vipassana, tapi tujuannya untuk mengembangkan kesaktian. Karena vipassana bukan untuk mengembangkan kesaktian. Tetapi, mengembangkan kesaktian dengan jenis meditasi yang sesuai tidaklah salah. Walaupun untuk menyampaikan kebenaran tidak harus berbekal kesaktian, tapi itu sama halnya dengan menyampaikan kebenaran tanpa berbekal penguasaan sutta, logika dan retorika. Jika mengembangkan penguasaan sutta, logika dan retorika sebagai sarana komunikasi bukanlah sebagai sesuatu yang salah atau tercela, maka demikian pula dengan pengembangan kesaktian.

johan3000

#1
Quote2. Penguasaan Logika

Logika adalah suatu sarana yang dapat menghentikan perbedaan tafsir, serta kesalah fahaman yang terjadi terhadap apa-apa yang tertulis di dalam sutta. Logika adalah jaminan 100 % dari kesesatan berpikir.

Tulisan atau bahasa manusia memiliki keterbatasan.... akan sulit menjelaskan

kwie Tiau Goreng yg enak spt apa ?  (barusan gw buat kwieTiau goreng Udang lho)
daun tembakau deli yg kwalitas prima spt apa ?
dan juga bagaimana menjelaskan rasanya sedang jatuh cinta pada org yg belum....
atau merdunya suara seorang cewek penyiar radio.....yg muda belia...

:)) :)) :)) :)) :))

trus kalau rasa garam asin.. apakah perlu kesaktian dan pembuktian panjang dari nara sumber ?

lebih mudah yg ingin tau rasa garam, coba cicipin sendiri.... apakah begitu ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

FZ

kayaknya no. 4 gak masuk deh..
soalnya Buddha sendiri melarang para siswanya mempertunjukkan abhinna di depan umum..

btw bro.. thread lama gak mau dibahas lagi? tapi buka thread baru, kenapa seh selalu ada kata logika ?
ntar balek lagi ke pembahasan logika.. apa gak capek bro ? :))

johan3000

karna terobsesi dgn Logika............ =))

ajaran Buddha termasuk yg logika,
tapi rasanya Buddha gak pernah pakai kata logika gitu???
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

FZ

Quote from: johan3000 on 08 July 2010, 08:53:10 PM
karna terobsesi dgn Logika............ =))

ajaran Buddha termasuk yg logika,
tapi rasanya Buddha gak pernah pakai kata logika gitu???

1 kata : GILA..
dalam 1 posting, ada 4 hal yang dijelaskan, dan saya menemukan 10 kata logika di sana..
RUAR BIASA..

Indra

UUL=ujung-ujungnya logika, kenapa gak bikin forum sendiri yg khusus bahas logika?

FZ

#6
Quote from: Indra on 08 July 2010, 09:47:17 PM
UUL=ujung-ujungnya logika, kenapa gak bikin forum sendiri yg khusus bahas logika?
ada.. tapi sedikit pengunjung :))
bahkan di sana ada postingan Nabi Idris = Buddha Gotama.. =))
tapi karena bukan forum Buddhisme dan merupakan forum logika berbau Islami.. ya hak dia toh..
makanya cukup heran.. kenapa ya orang yang katanya berlogika.. tidak bisa menghargai orang lain..
lebih baik mengurusi forum sendiri.. menemukan orang2 yang sependapat dengan teori logika daripada mengundang kontroversi di sini..

dan mengapa juga tidak seperti member lain yang bisa bertindak normal.. memposting hal2 yang berbau normal.. tidak perlu memamerkan pengetahuan.. sehingga terkesan sombong..
di sini banyak pakar dari disiplin ilmu tertentu.. misal pakar IT.. tapi saya tidak menemukan pakar2 IT ini posting pasti ada kata yang berbau IT.. atau pakar akuntansi.. posting di forum ini harus ada berbau duit..

jadi TS diharap sadar.. di mana bumi dipijak.. di situ langit dijunjung.. hargai forum ini jika ingin dihargai orang lain..

note :
TS pernah mengundang saya debat di forum logika miliknya.. namun jujur saja, saya tidak menemukan manfaat dari join di forum logika.. yang saya cari adalah kebenaran universal.. agar bisa dipraktekkan.. bukan hanya sekedar diteorikan..
saya pernah baca buku komik karya Tsai Chih Chung.. di sana cukup menarik.. ada seorang pelajar datang ke Master Zen untuk debat Zen. Master Zen menolaknya.. dengan alasan : Debat Zen memusingkan..

Di sini kita bisa melihat.. bahwa ilmu itu idealnya dipraktekkan.. bukan didebatkan apalagi dibikin 19 teori yang tidak bisa memberi kebenaran universal.

hendrako

Kalo yang saya fahami, penyebaran Dhamma yang paling efektif adalah dengan menjalankan Dhamma itu sendiri.
yaa... gitu deh

dhammasiri

Sdr Deva, kalau memang bro pengen menonjolkan ilmu logika sebagai sarana untuk membela kebenaran, bagaimana kalau kita berdiskusi dengan menggunakan logika Buddhis dan logika Islam. Boleh juga dikatakan ini adalah debat logika Buddhis dan Logika Islam. Saran saya, demi suatu diskusi yang fair, kita harus bisa mengutip dari mana logika tersebut dikutip, dalam arti referensi harus jelas. Sebagai contoh, dalam agama Buddha ada Tipitaka, komentar, sub-komentar, dan buku-buku litelatur yang ditulis oleh Buddhist scholars. Dalam Islam ada Alquran, hadist etc. Kita bisa menggunakan buku-buku tersebut sebagai sumber acuan sehingga diskusi akan lebih terarah dan tidak sekedar mengandalkan logika yang tidak jelas pangkal ujungnya. Kita punya ilmu logika yang telah diajarkan oleh guru-guru spiritual kita. Mari kita dengan rasa bangga menggukana logika tersebut dan tidak sekedar mengadopsi logika yang diajarkan oleh filsuf barat.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Deva19

Quote from: dhammasiri on 08 July 2010, 10:13:20 PM
Sdr Deva, kalau memang bro pengen menonjolkan ilmu logika sebagai sarana untuk membela kebenaran, bagaimana kalau kita berdiskusi dengan menggunakan logika Buddhis dan logika Islam. Boleh juga dikatakan ini adalah debat logika Buddhis dan Logika Islam. Saran saya, demi suatu diskusi yang fair, kita harus bisa mengutip dari mana logika tersebut dikutip, dalam arti referensi harus jelas. Sebagai contoh, dalam agama Buddha ada Tipitaka, komentar, sub-komentar, dan buku-buku litelatur yang ditulis oleh Buddhist scholars. Dalam Islam ada Alquran, hadist etc. Kita bisa menggunakan buku-buku tersebut sebagai sumber acuan sehingga diskusi akan lebih terarah dan tidak sekedar mengandalkan logika yang tidak jelas pangkal ujungnya. Kita punya ilmu logika yang telah diajarkan oleh guru-guru spiritual kita. Mari kita dengan rasa bangga menggukana logika tersebut dan tidak sekedar mengadopsi logika yang diajarkan oleh filsuf barat.

boleh bro.. ide bagus. tapi...sebaiknya ini merupakan dialog antara saya dengan anda. karena kalau 1 menghadapi, tentu yang satu, akan kerepotan menjawab semua pertanyaan yang bertubi-tubi dari yang banyak.

johan3000

#10
Kalau ada yg mencari CERMIN,.... ini kelihatannya bagus lho...


Quotedan mengapa juga tidak seperti member lain yang bisa bertindak normal.. memposting hal2 yang berbau normal.. tidak perlu memamerkan pengetahuan.. sehingga terkesan sombong..
di sini banyak pakar dari disiplin ilmu tertentu.. misal pakar IT.. tapi saya tidak menemukan pakar2 IT ini posting pasti ada kata yang berbau IT.. atau pakar akuntansi.. posting di forum ini harus ada berbau duit..

jadi TS diharap sadar.. di mana bumi dipijak.. di situ langit dijunjung.. hargai forum ini jika ingin dihargai orang lain..

NB: Tapi jangan coba di tempat gelap, karna gak ngefek =))

2 thumb up utk bro Forte  :P :P

gw tunggu2 posting yg berbau duit koq gak muncul2  :'( :'( :'(
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Deva19

Quote from: johan3000 on 08 July 2010, 07:14:48 PM
Quote2. Penguasaan Logika

Logika adalah suatu sarana yang dapat menghentikan perbedaan tafsir, serta kesalah fahaman yang terjadi terhadap apa-apa yang tertulis di dalam sutta. Logika adalah jaminan 100 % dari kesesatan berpikir.

Tulisan atau bahasa manusia memiliki keterbatasan.... akan sulit menjelaskan

kwie Tiau Goreng yg enak spt apa ?  (barusan gw buat kwieTiau goreng Udang lho)
daun tembakau deli yg kwalitas prima spt apa ?
dan juga bagaimana menjelaskan rasanya sedang jatuh cinta pada org yg belum....
atau merdunya suara seorang cewek penyiar radio.....yg muda belia...

:)) :)) :)) :)) :))

trus kalau rasa garam asin.. apakah perlu kesaktian dan pembuktian panjang dari nara sumber ?

lebih mudah yg ingin tau rasa garam, coba cicipin sendiri.... apakah begitu ?

betul bro... "mencicipi sendiri" berarti ehipasiko". tapi ke empat sarana tersebut adalah pra ehipasiko. bila kita belajar meditasi dibawah bimbingan seorang bikhu yang telah mencapai jhana-jhana, akan berbeda hasilnya dengan belajar bemeditasi dibawah bimbingan seorang bikhu yang belum mencapai jhana-jhana. betul tidak?

kenapa? karena kemampuan jhana bikhu tersebut bisa membantu kita untuk bisa mencicipi "citara rasa meditasi" dengan lebih cepat. betul enggak bro?

Deva19

Quote from: Forte on 08 July 2010, 07:52:17 PM
kayaknya no. 4 gak masuk deh..
soalnya Buddha sendiri melarang para siswanya mempertunjukkan abhinna di depan umum..

btw bro.. thread lama gak mau dibahas lagi? tapi buka thread baru, kenapa seh selalu ada kata logika ?
ntar balek lagi ke pembahasan logika.. apa gak capek bro ? :))


meditator tidak pernah bosa memperhatikan keluar masuk masuk setiap hari. padahal bagi yang awam dengan meditais "apa sih itu artinya?" membahas soal dhamma saja, sebagian orang menganggap suatu bahasan yang terlalu bertele-tele dan membosankan. tapi bagi yang mengerti, itu persoalan penting dan menarik. demikian pula dengan logika. bagi yang awam dengan logika, itu bisa sangat membosankan.

Deva19

Quote from: Forte on 08 July 2010, 09:53:37 PM
Quote from: Indra on 08 July 2010, 09:47:17 PM
UUL=ujung-ujungnya logika, kenapa gak bikin forum sendiri yg khusus bahas logika?
ada.. tapi sedikit pengunjung :))
bahkan di sana ada postingan Nabi Idris = Buddha Gotama.. =))
tapi karena bukan forum Buddhisme dan merupakan forum logika berbau Islami.. ya hak dia toh..
makanya cukup heran.. kenapa ya orang yang katanya berlogika.. tidak bisa menghargai orang lain..
lebih baik mengurusi forum sendiri.. menemukan orang2 yang sependapat dengan teori logika daripada mengundang kontroversi di sini..

dan mengapa juga tidak seperti member lain yang bisa bertindak normal.. memposting hal2 yang berbau normal.. tidak perlu memamerkan pengetahuan.. sehingga terkesan sombong..
di sini banyak pakar dari disiplin ilmu tertentu.. misal pakar IT.. tapi saya tidak menemukan pakar2 IT ini posting pasti ada kata yang berbau IT.. atau pakar akuntansi.. posting di forum ini harus ada berbau duit..

jadi TS diharap sadar.. di mana bumi dipijak.. di situ langit dijunjung.. hargai forum ini jika ingin dihargai orang lain..

note :
TS pernah mengundang saya debat di forum logika miliknya.. namun jujur saja, saya tidak menemukan manfaat dari join di forum logika.. yang saya cari adalah kebenaran universal.. agar bisa dipraktekkan.. bukan hanya sekedar diteorikan..
saya pernah baca buku komik karya Tsai Chih Chung.. di sana cukup menarik.. ada seorang pelajar datang ke Master Zen untuk debat Zen. Master Zen menolaknya.. dengan alasan : Debat Zen memusingkan..

Di sini kita bisa melihat.. bahwa ilmu itu idealnya dipraktekkan.. bukan didebatkan apalagi dibikin 19 teori yang tidak bisa memberi kebenaran universal.

di satu sisi, bro Forte, saya menghadapi banyak masalah di dalam meditasi. saya mencoba mencari pencerahan di forum ini. kadang-kadang saya bisa memperoleh pencerahan. tapi kadang-kadang kalian seakan-akan asing sama sekali dengan problem meditasi sebagaimana yang saya hadapi, seolah-olah kalian tidak pernah menghadapi problem meditasi seperti yang saya alami. dan karena ketidak mengertian, akibatnya justru saya malah dipersalahkan, dianggap salah menjalankan meditasi tapi kalian tidak memberikan solusi. jadi, saya berusaha mengatasinya sendiri.

selain itu, kadang-kadang saya juga memposting masalah-masalah umum, atau persoalan-persoalan menyangkut hal biasa seputar pemrograman misalnya. jadi, saya juga bisa membuat postingan yang normal. tetapi postingan-postingan seperti itu tidak banyak kalian perhatikan, tidak menarik minat kalian untuk mendiskusikannya. tetapi, jika sekali waktu saya membuat postingan yang "agak bertentangan dengan keyakinan umat budhis", kalian mensikapinya dengan terlalu berlebihan, penolakan yang keras, ketidak sukaan dan pertanyaan  yang bertubi-tubi. justru kalianlah. kalian sendirilah yang begitu tertarik dengan hal-hal yang berbau konflik, sehingga bagaikan lalat merubungi sambal, walaupun diusir-usir kalian akan tetap mengerubuti thread saya yang dianggap "tidak menyenangkan". kalian tidak menyadari, justru sikap kalian itulah yang membuat thread saya semakin berkembang, dan semakin menumbuhkan smangat di dalam diri saya untuk terus mengungkap logika.

fabian c

Quote from: Deva19 on 09 July 2010, 07:26:58 AM
Quote from: dhammasiri on 08 July 2010, 10:13:20 PM
Sdr Deva, kalau memang bro pengen menonjolkan ilmu logika sebagai sarana untuk membela kebenaran, bagaimana kalau kita berdiskusi dengan menggunakan logika Buddhis dan logika Islam. Boleh juga dikatakan ini adalah debat logika Buddhis dan Logika Islam. Saran saya, demi suatu diskusi yang fair, kita harus bisa mengutip dari mana logika tersebut dikutip, dalam arti referensi harus jelas. Sebagai contoh, dalam agama Buddha ada Tipitaka, komentar, sub-komentar, dan buku-buku litelatur yang ditulis oleh Buddhist scholars. Dalam Islam ada Alquran, hadist etc. Kita bisa menggunakan buku-buku tersebut sebagai sumber acuan sehingga diskusi akan lebih terarah dan tidak sekedar mengandalkan logika yang tidak jelas pangkal ujungnya. Kita punya ilmu logika yang telah diajarkan oleh guru-guru spiritual kita. Mari kita dengan rasa bangga menggukana logika tersebut dan tidak sekedar mengadopsi logika yang diajarkan oleh filsuf barat.

boleh bro.. ide bagus. tapi...sebaiknya ini merupakan dialog antara saya dengan anda. karena kalau 1 menghadapi, tentu yang satu, akan kerepotan menjawab semua pertanyaan yang bertubi-tubi dari yang banyak.

Saya mendukung ide bro Deva, saya mengharap teman-teman menjadi penonton yang manis saja.... silahkan bro deva dan Samanera membuat thread baru dan kita minta moderator menghapus postingan selain dari postingan Samanera dan Deva 19.... jadi bila ada ide silahkan disampaikan kepada Samanera atau deva 19...

_/\_

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata