Ganteng Tapi Gay?

Started by F.T, 31 May 2010, 12:28:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

williamhalim

Quote from: kamala on 31 May 2010, 01:23:50 PM
_/\_ mo nanya
1. kecendrungan seksual baik lain jenis atau sejenis apakah juga tergantung dari hasil perbuatan kita juga ?
2. pernahkah Sang Buddha menyinggung persoalan ini ? jika pernah terdapat di sutta manakah ini
3. adakah Sang Buddha pernah mencela kecendrungan seksual sesama jenis ?
_/\_

seingat sy pertanyaan yg mirip2 sudah sering kita bahas di DC ini, tapi gak ada salahnya kita bahas ulang...

Menurut Buddhisme, Objek, apapun itu adalah 'Netral'. Yg membedakan adalah motivasi kita dalam merespon objek tersebut.

Seseorang, yg menyukai lawan jenis, dalam pandangan Buddhisme tidak ada bedanya dengan seseorang yg menyukai sesama jenis. Perbedaannya hanyalah terletak pada motivasi batin si orang tsb.. Bisa saja si penyuka sesama jenis menghasilkan kamma buruk yg lebih berat karena motivasi nya menyukai lawan jenis didorong oleh tanha yg sangat kental dan menggebu2, lirik sana sini, bahkan sampai melakukan pemerkosaan. Si penyuka lawan jenis begini akan menuai vipaka yg lebih berat ketimbang si penyuka sesama jenis yg kalem dan berlaku normal dalam menyukai sesama jenisnya.

Rekan kita Gunasaro pernah mengambil contoh seorang Bhikkhu yg telah melakukan tapa bertahun2 di dalam goa di Tibet, ketika tiba suatu saat menerima persembahan dari seorang wanita, si Bhikkhu tsb hanya melihat tangan si wanita -hanya melihat tangan, tanpa melihat wajah dan anggota tubuh yg lain- lgsg timbul gelora seksualnya... (bisa lihat film-nya secara lengkap, judulnya: Samsara).

Contoh tsb menunjukkan bahwa apapun objeknya (tangan, paha, dada, wajah, gambar di kompie, tiang, tembok, dll) bisa saja menimbulkan respon (baca: kamma) yg berbeda2 pada tiap orang, tidak terkecuali Pria atau wanita.

Namun juga, kita mesti berhati2 untuk tidak berpatokan pada faktor 'kamma' saja, namun juga mesti mempertimbangkan faktor2 lainnya, misalnya, kita perlu mempertimbangkan nilai2 sosial yg berlaku di masyarakat. Dalam hal menyukai sesama jenis, hal begini masih dianggap 'dosa' di masyarakat kita dan akan menyulitkan kita jika kita tidak berhati2 bersikap.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Jerry

Seharusnya judul bukan "Ganteng-ganteng tapi gay" melainkan "Gay tapi ngaku". Gentleman gitu.. ;)
appamadena sampadetha

F.T

Yang penting isi dari berita..


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Mr.Jhonz

Tapi,biasanya penyuka sesama jenis kadang lebih "agresif" terhadap objek yg di sukainya..
Teman gw pernah hampir di perkosa gay :))
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Reenzia

Quote from: Hendra Susanto on 31 May 2010, 01:52:46 PM
Gay menanggap dirinya wanita yg terjebak didalam tubuh pria

itu mah waria, waria sama gay itu beda
klo gay itu pria yang tetap menerima diri sebagai pria
tapi berbeda orientasi dengan pria pada umumnya

waria terganggu secara psikologis karena tidak dapat menerima diri apa adanya, yaitu sebagai pria
berbeda dengan gay, klo gay menerima diri sebagai pria tapi orientasinya tidak pada wanita