News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kisah Sariputta Thera– Dhammapada Atthakatha

Started by bond, 18 February 2010, 09:42:54 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

bond

BAB VII. ARAHANTA VAGGA – Arahat

(97)
Orang yang telah bebas dari ketahyulan, yang telah mengerti keadaan tak tercipta (nibbana), yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir) yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat), yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia.

Kisah Sariputta Thera

Tiga puluh bhikkhu dari sebuah desa datang ke Vihara Jetavana untuk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha. Sang Buddha mengetahui bahwa telah tiba waktunya bagi bhikkhu-bhikkhu tersebut untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Sariputta menjawab, "Bhante, berkaitan dengan perealisasian nibbana dengan meditasi berobyek indera, saya menerima hal itu bukan karena saya percaya kepada-Mu; hanya mereka yang belum merealisasikan nibbana secara pribadi, yang menerima fakta dari orang lain."

Jawaban Sariputta tidak dapat dimengerti secara tepat oleh para bhikkhu. Mereka berpikir: "Sariputta belum melenyapkan pandangan salah, bahkan sampai saat ini, ia belum memiliki keyakinan terhadap Sang Buddha."

Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepada mereka makna sebenarnya dari jawaban Sariputta.

"Para bhikkhu, jawaban Sariputa dapat disederhanakan menjadi demikian: Ia menerima bahwa nibbana dapat dicapai dengan meditasi, tetapi ia menerima hal itu berdasarkan hasil pengalamannya sendiri, dan bukan karena saya telah mengatakan hal itu atau orang lain mengatakan hal itu. Sariputta mempunyai keyakinan kepada Tathagatha. Ia juga yakin terhadap akibat-akibat dari perbuatan baik dan jahat."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

"Assaddho akataññū ca
sandhicchedo ca yo naro
hatāvakāso vantāso
sa ve uttama-poriso."

Orang yang telah bebas dari ketahyulan,
yang telah mengerti keadaan tak tercipta (nibbana),
yang telah memutuskan semua ikatan (tumimbal lahir)
yang telah mengakhiri kesempatan (baik dan jahat),
yang telah menyingkirkan semua nafsu keinginan,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang paling mulia.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

andry

Samma Vayama

dhammadinna

Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

andry

#3
 [at] ^: maksudnye, kan ada ko indra di sini, jd pada meditasi bayangken wajah ko indra...
wkwkwkw
peace kk....

IMO, sepertinye ke arah satipathana.. menyadari sensasi2 yg terjadi yg berkaitan dgn tubuh fisik dan tubuh eterik
Samma Vayama

bond

#4
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Rina Hong

Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...

The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

andry

Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
papa bond, kayanupasana terdapat dalam satipathana kan?
lalu jika tidak salah ada 4 landasan, yg menjadi pertanyaan adalah,
mungkinkah terjadi bersamaan
e.x: mikirni pacar sambil jalan terus kesandung batu
1 pikiran jalan
2 kaki melangkah
3 sentuhan batu

kemana pengamatan harus dilakukan pd awal2?
Samma Vayama

andry

Quote from: Rina Hong on 18 February 2010, 11:05:55 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...


IMO, kagak yakk.. jati dan marana << kek arah perenungan
kapan gue matee..
sama siapa gue matii..., tapi citta main seh,, disana,
CMIIW
Samma Vayama

bond

#8
Quote from: Rina Hong on 18 February 2010, 11:05:55 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan kayanupasana.

Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

kalo perenungan jati & Jara Marana (ini termasuk dalam lingkup indera ga?)
perenungan akan kehancuran... soalnya tadi bro mengungkit tilakhana...



Perenungan jati/kelahiran kembali dan jara maranang itu aspek yg lebih luas, Dan ini tidak termasuk objek indera, karena perenungan ini bersifat global dan tidak specifik dan pengetahuan yg muncul specifik pada kelahiran kembali dan kematian dengan detil seluruh aspeknya yg lebih berhubungan kepada patica samupadda. Dari sini pun pengetahuan tilakhana juga akan muncul. Sekalipun sepertinya terpisah sebenarnya semua hal tersebut juga saling berhubungan.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

bond

Quote from: andry on 18 February 2010, 11:09:11 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Quote from: bond on 18 February 2010, 09:42:54 AM
Beliau mengundang Sariputta dan di hadapan bhikkhu-bhikkhu itu, Beliau bertanya, "Anakku, Sariputta, apakah kamu dapat menerima fakta bahwa dengan bermeditasi berobyek indera, seseorang dapat merealisasi nibbana?"

Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?


Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.



Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......
papa bond, kayanupasana terdapat dalam satipathana kan?
lalu jika tidak salah ada 4 landasan, yg menjadi pertanyaan adalah,
mungkinkah terjadi bersamaan
e.x: mikirni pacar sambil jalan terus kesandung batu
1 pikiran jalan
2 kaki melangkah
3 sentuhan batu

kemana pengamatan harus dilakukan pd awal2?

Kalau menurut abhidhamma, seluruh proses batin tidak terjadi bersamaan..tetapi karena kecepatannya luar biasa maka seperti bersamaan.
Untuk awal/pemula pengamatan dilakukan pada fenomena yg paling jelas tertangkap oleh pengamatan itu sendiri. Nanti setelah semakin tajam pengamatan itu proses awal,pertengahan dan akhir fenomena bisa terlihat urutannya

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

dhammadinna

Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.
Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

Sepertinya "meditasi berobyek indera" yang dimaksud, gak terbatas Kayanupasana aja ya? tapi juga 3 landasan yang lain (citta, vedana, dan dhamma). Atau dengan kata lain, yang dimaksud adalah Satipatthana, karena dikatakan bahwa dengan meditasi ini maka nibbana bisa direalisasikan.

Tapi memang istilah "meditasi berobyek indera" sepertinya kurang tepat ya? ada versi bahasa inggrisnya?

Rina Hong

jadi maksudnya indera = badan jasmani

setau Rina Kaya (dalam bahasa pali) artinya badan jasmani

ada 3 tuh satipatthana

kayanupasanna Satipathana (perhatian terhadap badan jasmani)
cittanupasanna Satipathana (perhatian terhadap Pikiran / bentuk2 pikiran)
vedananupassana Satipathana (perhatian terhadap Perasaan)

heheh...pelajaran SMA...please di koreksi...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

bond

#12
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 12:46:44 PM
Quote from: bond on 18 February 2010, 11:02:22 AM
Quote from: Mayvise on 18 February 2010, 10:45:06 AM
Maksudnya "meditasi berobyek indera" apa ya?

Misal mata di jadikan objek.....kulit dijadikan objek......dst--> ada hubungannya dengan bagian dari kayanupasana.
Atau yg saya tau rambut....dijadikan objek dengan merenungkan dalam batin kesa...kesa...kesa...sampai muncul nyana2/pengetahuan hakekat tilakhana......

Sepertinya "meditasi berobyek indera" yang dimaksud, gak terbatas Kayanupasana aja ya? tapi juga 3 landasan yang lain (citta, vedana, dan dhamma). Atau dengan kata lain, yang dimaksud adalah Satipatthana, karena dikatakan bahwa dengan meditasi ini maka nibbana bisa direalisasikan.

Tapi memang istilah "meditasi berobyek indera" sepertinya kurang tepat ya? ada versi bahasa inggrisnya?

objek indera salah satunya adalah juga pikiran(cittanupasana) beda dengan vedananupasana dan dhammanupasana. Yg dimaksud ditulis diatas. Starting point dari sana, lalu dikembangkan terhadap objek lainnya maka terealisasilah nibbana. Jadi terlihat kalimat itu mentah. Tapi bila dilihat keseluruhan percakapan, Sang Buddha mengerti artinya tetapi bhikkhu lainnya bingung dan menyalah artikan. Disitu point utamanya. Ini mengapa saya bold.

Jadi seperti kita bilang objek kasina putih bisa mencapai nibbana, bukan berarti diartikan mentah begitu....tetapi itulah dasar yg harus dilakukan untuk realisasi nibana yg dimulai dari sana sesuai watak org itu. Apabila dilakukan dengan benar dan pengembangannya benar maka nibbana terealisasi.
Kalau kita hanya ambil mentahnya sama seperti kasus para bhikkhu yg berpikir sariputta berpandangan salah.  Seperti bila kita terpaku pada objek indera aja, org berpikir tidak bisa merealisasi nibbana seperti kasus bhikkhu diatas.
Mungkin kalo sis bisa bantu versi inggrisnya lebih baik lagi.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

bond

Quote from: Rina Hong on 18 February 2010, 01:25:10 PM
jadi maksudnya indera = badan jasmani

setau Rina Kaya (dalam bahasa pali) artinya badan jasmani

ada 3 tuh satipatthana

kayanupasanna Satipathana (perhatian terhadap badan jasmani)
cittanupasanna Satipathana (perhatian terhadap Pikiran / bentuk2 pikiran)
vedananupassana Satipathana (perhatian terhadap Perasaan)

heheh...pelajaran SMA...please di koreksi...

Betul Kaya = jasmani

Indera adalah bagian dari badan jasmani.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Rina Hong

sorry ketinggalan 1 "dhammanupasanna satipathana" ;D

indera = badan jasmani atau pikiran om?

jadi sekali sati 4 objek..?
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions