kaya bukan berarti bahagia...

Started by marcedes, 04 February 2010, 01:44:02 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

CHANGE

Thank's Bro Johan, saya juga menggenapkan menjadi GRP +1 menjadi 90 atas apresiasinya untuk membaca yang panjang-panjang.

_/\_

CHANGE

Kaya tidak identik dengan BAHAGIA, dan berarti BAHAGIA tidak identik dengan segala sesuatu yang dapat dibeli uang.

Apa Saja Hal-Hal Yang Tidak Dapat Dibeli Dengan Uang?

•   Persahabatan – Melalui suka dan duka bersama. Ketika anda tidak memiliki apa-apa, mereka akan berada di samping anda.

•   Keindahan alami – Inilah hal yang selalu dicari oleh para pengagum keindahan.

•   Kedamaian pikiran – Hanya dapat diraih jika anda memiliki hati yang jujur.

•   Kebahagiaan – Kebahagiaan sejati diperoleh dengan melakukan apa yang anda cintai dan berada dalam satu hal yang anda yakini.

•   Kesuksesan – Sukses secara sederhana adalah berhasil meraih apa yang anda inginkan.

•   Saat-saat indah di satu waktu – Ketika saat itu lewat, tidak akan terulang kembali. Jadi nikmatilah.

•   Suara tawa seorang bayi – Bayi tidak peduli dengan uang. Mereka hanya peduli dengan kasih sayang, cinta dan melakukan apa saja yang mereka inginkan.

•   Kejutan bertemu dengan teman lama – Anda sudah tidak melihatnya selama bertahun-tahun dan mengira tidak akan bertemunya lagi, namun tiba-tiba ia muncul di samping anda.

•   Perasaan atas pencapaian prestasi anda – Anda menetapkan target anda dan anda berjuang sampai anda meraih target tersebut. Anda melampiaskan perasaan anda dengan merayakan keberhasilan tersebut.

•   Suara hujan – Sebagian orang merasakan ketenangan dengan mendengarkan suara hujan dan membuat tidur menjadi lelap.

•   Percakapan yang sangat menarik – Anda terlibat dalam percakapan yang interaktif dengan rekan-rekan anda dan semuanya terlibat.

•   Kecupan pertama dari seseorang yang sangat spesial – Anda akan memiliki hati yang berbunga-bunga ketika anda menerima kecupan untuk pertama kalinya.

•   Cinta sejati – Suatu perasaan yang muncul ketika anda menyadari bahwa anda menikah dengan seorang yang tepat.

•   Pujian yang tidak disangka-sangka – Anda menjalani hari seperti biasanya, namun seorang teman datang kepada anda dan mengatakan bahwa anda menggunakan pakaian yang pas dengan warna kulit anda.

•   Perasaan ketika ide anda berjalan – Anda berjuang untuk menyelesaikan masalah kompleks yang anda hadapi. Ketika anda hampir frustasi, anda mencoba satu ide lagi dan ternyata berhasil.

•   Perasaan ketika anda mendengarkan lagu favorit anda – Anda sudah merasa sangat kesal karena terjebak dalam kemacetan lalu lintas, anda kemudian menyalakan radio dan mendengarkan lagu favorit anda sedang diputar.

•   Hasrat dari cinta pertama – Anda merasakan saat-saat indah yang tidak pernah terlupakan oleh anda dan cinta pertama anda.

•   Ingatan akan kejadian masa kecil anda yang hebat – Apakah anda ingat ketika anda pertama kali belajar sepeda? Atau memanjat pohon bersama teman-teman anda?

•   Keceriaan ketika menceritakan kisah yang menarik – Salah satu peran yang cukup menyenangkan dalam hidup adalah ketika anda bercerita, orang-orang menikmati cerita anda.

•   Kenangan bersama sahabat anda – Ketika anda melakukan hal-hal yang gila, berani atau konyol, sampai-sampai anda berpikir saat ini, "koq bisa-bisanya saya dulu melakukan hal konyol seperti itu?"

•   Semangat yang menggebu-gebu – Kekuatan sejati datang secara alami pada mereka yang mengikuti kata hatinya. Anda tidak bisa membayar seseorang untuk bersemangat terhadap sesuatu, begitu juga anda tidak bisa membayar seseorang untuk tidak bersemangat dan menyerah.

•   Benda-benda yang memiliki nilai tersendiri bagi anda – Foto keluarga misalkan, atau lukisan diri anda oleh kakek anda ... sesuatu yang sangat berharga bagi anda.

•   Teman yang kocak – Leluconnya yang konyol selalu membuat anda tertawa terpingkal-pingkal.

•   Talenta luar biasa yang anda miliki sejak lahir – Seperti kejeniusan atau pita suara yang jernih.

•   Kegembiraan membuat seseorang tersenyum – Sebab senyumannya membuat anda tersenyum balik.

•   Berlatih menggunakan 5 indera anda – Melihat, mendengarkan, mencium, merasakan dan menyentuh. Masing-masing memberikan pengalaman tersendiri untuk anda.

•   Bercanda bersama teman atau keluarga anda – Beberapa moment yang tidak terlupakan dalam hidup adalah moment-moment yang anda habiskan dengan canda dan tawa.

•   Kehangatan dari tempat tidur anda – Tidak ada tempat tidur yang lebih nyaman dibandingkan dengan milik anda sendiri.

•   Tempat tinggal – Uang dapat membeli rumah, namun bukan tempat tinggal. Sebab tempat tinggal adalah dimana hati anda berada.

•   Suara tiupan angin melalui pepohonan – Suara alam yang dapat anda dengarkan di sekeliling anda.

•   Melihat dan mendengarkan suara ombak – Fenomena lainnya dari alam.

•   Melihat matahari terbit atau terbenam – Apalagi jika dilakukan bersama-sama dengan pasangan anda akan menimbulkan suasana yang romantis.

•   Suara kedamaian dari kesunyian.

•   Ketika dia mengatakan "I love you" – Anda tahu bahwa dia sungguh-sungguh dari cara dia mengatakan dan tatapannya pada anda.

•   Ketika seseorang yang tidak disangka mengucapkan selamat ulang tahun pada anda – Seorang teman yang lama tidak jumpa tiba-tiba menelepon atau mengirimkan sms pada anda jam 7 pagi hanya untuk mengucapkan "selamat ulang tahun".

•   Mendapat pelukan yang dalam dari seorang yang anda sayangi – Pelukan yang hangat dan dalam ini, membuat anda ingin bersamanya, selamanya.

•   Anjing kesayangan anda menyambut anda setiap anda pulang ke rumah – Betapa senangnya ada yang menyambut anda.

•   Melihat awan dengan bentuk yang indah – Anda tidak akan pernah melihat bentuk yang sama untuk kedua kalinya.

•   Menggendong bayi anda yang baru lahir – Merasakan harta milik anda yang paling berharga.

•   Seseorang yang bisa anda percayai – Ia tidak mempunyai maksud tersembunyi. Anda dapat mengetahui dari matanya dan merasakannya di dalam hati anda.

•   Keindahan terang bulan purnama – Banyak orang memanfaatkan keindahan ini untuk menambah keromantisan bersama pasangan.

•   Melihat petir dari kejauhan – Suatu keindahan sekaligus sesuatu yang sangat kuat yang anda rasakan pada saat bersamaan.

•   Air terjun – Tidak masalah seberapa tua usia anda, air terjun seakan-akan tidak pernah berhenti mengalir.

•   Memandang kekasih atau buah hati anda terlelap – Saat itu anda merasakan betapa sayangnya anda kepada mereka.

•   Pelangi – Fenomena alam lain yang luar biasa.

•   Orang-orang yang membuat anda tersenyum hanya dengan membayangkannya – Dimanapun anda berada, apapun yang sedang anda kerjakan, hanya dengan memikirkannya dapat membuat anda tersenyum.

•   Sentuhan tangan dari orang yang anda kasihi – Itu adalah sentuhan yang tidak akan dimiliki oleh orang lain.

•   Ketika anda menyadari bahwa orang-orang membaca tulisan anda – Tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskannya. Terima kasih.

•   Keceriaan ketika ada seseorang yang berkomentar baik dan memberikan GRP + 10 kepada anda seperti yang dilakukan oleh Bro Johan dan yang lain. Semua member pasti menyukainya. ^:)^ :)) :)) :))

Para pembaca yang budiman, daftar ini masih sebagian kecil dari sekian banyak hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Saya yakin jika anda me 'rewind' otak anda, anda dapat menambah panjang daftar diatas.

Namun pesannya disini adalah nikmatilah selalu hidup SAAT INI. Hal-hal yang membuat anda bahagia justru datang dari hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Oleh karenanya, bersyukurlah atas segala hal yang anda dapatkan, yang anda rasakan, yang anda lihat, yang anda dengarkan dan yang anda miliki SAAT INI.

marcedes

Quote from: ryu on 04 February 2010, 10:21:16 AM
Buddha tidak menolak mengenai kekayaan, Tidak seperti ajaran lain yang mengatakan orang kaya sulit untuk ke surga seperti memasukan unta ke lubang jarum.
wah bro ryu,
saya rasa itu sebuah perumpamaan yang dimaksud semakin kaya semakin byk godaan jadi semakin sulit untuk memelihara moralitas.....

kata amen rais " sy berusaha bersikap objektif " :D
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

ryu

Quote from: marcedes on 04 February 2010, 11:00:01 PM
Quote from: ryu on 04 February 2010, 10:21:16 AM
Buddha tidak menolak mengenai kekayaan, Tidak seperti ajaran lain yang mengatakan orang kaya sulit untuk ke surga seperti memasukan unta ke lubang jarum.
wah bro ryu,
saya rasa itu sebuah perumpamaan yang dimaksud semakin kaya semakin byk godaan jadi semakin sulit untuk memelihara moralitas.....

kata amen rais " sy berusaha bersikap objektif " :D
memang, tapi jangan salah, ajaran itu bisa bertahan juga tergantung dari penyokong dana juga lho, jadi jangan anti Kaya ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

wiithink

gw ngeliat ndiri, ada sodara yang kaya banget, tapi pas imlek, ndak ada yang mo datang kerumah dia, karena dia masih kecil. masa kita yang tua2, musti kerumahnya.

contoh kecil nya aja..

intinya : sekaya apapun, kalo lu ndak hormat ama yang tua, lu yang susah

CHANGE

Lebih kurang seminggu lagi, kita merayakan IMLEK ( bagi yang merayakan ), tentu menjadi suatu KEBAHAGIAAN, dan mungkin ini adalah KEBAHAGIAAN TANPA PERLU UANG, bagi yang mungkin mudik ke kampong halaman, anda juga dapat merasakan kebahagiaan ini. Simak cerita dibawah ini. Sekedar mengingatkan, jangan lupa ANG PAO untuk orang tua ( bagi yang sudah kawin atau yang mampu). Karena ini juga merupakan kebahagiaan tanpa uang bagi orang tua karena memiliki ANAK YANG BERBAKTI ( tapi ingat Ang Pao harus diisi uang yaaa... )  :)) :)) :)), jangan karena kebahagiaan tanpa perlu uang, jadi berasumsi angpao untuk orang tua juga disunat. =))

TERKADANG KEBAHAGIAAN ITU SANGAT SEDERHANA

Oleh : Yuan Daima

Sudah sangat lama saya tidak pulang ke kampung halaman, tapi hingga saat ini saya masih belum bisa menyempatkan diri untuk pulang, hal ini membuat saya merasa sangat rindu akan rumah.

Teringat kali terakhir pulang kampung, terlebih dahulu saya menelepon, seluruh sanak keluarga menyambutnya gembira. Ketika saya berada di dalam mobil, seperti halnya dalam ingatan saya waktu itu, perasaan di dalam hati ini ada sedikit ketidak sabaran, dan di dalam ketidak sabaran itu ada rasa bahagia.

Setelah sekian lama berpisah, setiap orang pasti mendambakan untuk pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga. Sore itu, ketika kereta api perlahan-lahan memasuki stasiun, dari jendela kereta saya sudah melihat ayah dan adik laki-laki dan perempuan saya dari kejauhan, mereka berdiri di pintu keluar stasiun dan memandang ke arah kereta yang sedang memasuki stasiun. Setelah ayah dapat menemukan saya, dengan riang beliau membantu  membawakan tas saya.

Sebenarnya saya sudah sedemikian dewasa, bukan lagi seorang anak kecil, lagi pula tas itu juga tidak berat. Tapi melihat ayah sedemikian gembiranya, maka saya pun masih berkelakuan seperti saat saya masih kecil, menyerahkan tas itu dengan patuh kepadanya.

Tapi adik laki-laki saya segera merampas tas itu. Seketika itu juga ayah tertawa terbahak-bahak. Adik lelaki saya sudah lebih tinggi dibanding ketika saya pergi meninggalkan mereka tahun lalu, adik perempuan saya juga sudah semakin dewasa dan cantik. Dalam perjalanan ke rumah, kami berbincang dengan riang gembira.

Setelah melewati suatu belokan yang berjarak hanya 100 meter dari rumah kami, saya sudah melihat ibu sedang berdiri di depan pintu, sedang memandang ke arah kami.

Begitu tiba di rumah, kakak tertua dan istri, serta kakak kedua dan istrinya juga, keluar menyambut kedatangan kami, bersama dengan dua orang kemenakan saya sambil bersenda gurau. Ibu turun tangan sendiri memasak air, menyeduh sepoci teh. Lalu duduk di samping saya sambil memandangiku dengan cermat, membuat saya merasa risih. Ipar tertua dan kedua saya sedang memasak di dapur, saya tidak tahu apa saja yang mereka perbincangkan, hanya suara ha... ha... ha... yang terdengar tiada henti. Kakak pertama dan kedua sedang duduk bersama bermain catur militer (Jun Qi).

Sejak kecil mereka berdua sudah tergila-gila bermain Jun Qi, teknik permainan mereka sangat bagus, kekuatan mereka berdua juga hampir seimbang. Tapi jika berbicara mengenai catur Tiongkok (Xiang Qi), mereka berdua sangat lemah. Ayah sering menertawai mereka berdua sebagai si Buta Catur. Ayah lalu mengeluarkan seperangkat Xiang Qi dengan wajah berseri, mengajak saya bermain catur dengannya.

Bicara soal Xiang Qi, saya bisa bermain Xiang Qi berkat diajari oleh ibu. Soal teknik bermain Xiang Qi ibu memang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, ibu hanya dapat menjalankannya saja. Lain halnya dengan ayah, beliau adalah jago Xiang Qi di dalam keluarga kami.

Sewaktu kecil, sayalah yang paling tak berguna. Sering kali menangis jika kalah bermain catur. Sewaktu ayah mulai mengajak saya bermain catur, beliau mengalah dengan tidak memainkan benteng, kuda dan gajahnya. Walaupun demikian, ditambah dengan bantuan orang lain pun, saya selalu saja kalah, tidak pernah menang.

Seiring dengan pertumbuhan saya, teknik bermain catur saya pun semakin tangguh. Sewaktu bermain dengan ayah, beliau mulai mengurangi bobot mengalahnya, hanya mengalah benteng dan kuda, atau benteng dan gajah. Lama kelamaan hanya mengalah satu benteng saja, atau hanya mengalah kuda atau gajah.

Hingga berumur 16 tahun, saya sudah bermain setara tanpa ayah harus mengalah. Walaupun saya lebih sering kalah, tetapi yang penting ayah sudah tidak perlu mengalah lagi. Saat berusia 18 tahun, teknik permainan catur saya sudah tak kalah dari ayah. Bahkan acap kali saat bermain catur, pasukan ayah saya babat hingga porak poranda.

Teringat suatu saat ketika kami sedang bermain catur, karena perhitungannya kurang cermat, beliau baru menyadari kesalahannya kemudian, namun semua sudah terlambat. Saat itu beliau hendak membatalkan permainan caturnya. Sebelumnya ayah tidak pernah membatalkan langkah dalam permainan caturnya, tapi ketika itu mungkin beliau merasa tidak dapat menerima kekalahannya itu sehingga bersikeras hendak membatalkan langkahnya itu.

Waktu itu timbul kenakalan saya untuk tidak membiarkan ayah membatalkan langkahnya. Saya masih teringat jelas, ayah sangat marah sambil berdiri dan berkata, "Percuma saja ayah membesarkanmu hingga dewasa, masa membatalkan langkah catur saja tidak boleh." Sejak saat itu ayah jarang sekali bermain catur dengan saya.

Hari ini, ayah terlihat dengan antusiasnya, mengubah sebuah meja kecil menjadi ajang pertempuran catur. Segenap anggota keluarga mengelilingi kami berdua, menyaksikan siapa yang lebih unggul.

Sama seperti dulu, saya memilih bidak merah dan mendapat giliran pertama. Setelah lebih 10 menit bermain, saya melihat ayah sedang mengamati catur, sambil tangan ayah merogoh ke dalam sakunya mencari rokok, seperti kebiasaannya dulu.

Dulu, jika di dalam permainan catur ayah menjumpai musuh yang berat, konsentrasinya akan termanifestasi dengan merokok. Sebatang rokok akan menggantung di pinggir bibirnya, dihisapnya dalam dalam, lalu dibiarkannya asap rokok mengepul ke atas. Ayah sendiri yang berada di belakang kepulan asap itu seolah menembus kabut rokok memikirkan situasi di atas papan catur, memikirkan langkah berikutnya dengan serius.

Saya menggunakan isyarat mata dengan adik lelaki saya, seketika dia segera menuangkan secangkir teh hangat, lalu meletakkannya di hadapan ayah. Mendadak ayah baru teringat kalau sudah lama berhenti merokok, dengan sedikit linglung ayah tertawa pada kami, namun matanya terus mengamati papan catur, melanjutkan langkah berikutnya.

Melalui kaca mata rabun saya, terlihat rambut putih di kepala ayah lebih banyak dari pada tahun lalu, kulitnya juga semakin keriput. Melihat rona wajahnya yang demikian serius memandangi papan catur, mendadak saya merasakan dorongan hati hendak menangis.

Saya putuskan untuk membiarkan ayah menang, membiarkan ayah menang demi kepuasan hatinya. Sejak usia 18 tahun, ayah jarang sekali mendapat  kesempatan menang dari saya.

Saya ingin membiarkan ayah menang, tapi tidak boleh sampai membuat ayah menyadarinya. Karena bagaimana pun juga ayah termasuk pemain ulung. Maka dari itu, kali ini merupakan permainan tersulit bagi saya, hingga pada akhirnya saya mendorong papan catur dan menyatakan diri kalah.

Bukan main girangnya ayah, matanya nampak tinggal segaris karena tertawa senang, persis seperti anak kecil memenangkan permainan catur dengan teman sebayanya, gembira bukan kepalang. Ada suatu kehangatan yang telah lama tidak pernah saya peroleh, membuat saya ada sedikit lepas kontrol. Lalu saya duduk di hadapannya, sambil minum teh, menemaninya tertawa.

Saya masih ingat, malam itu setelah selesai makan malam, kami sekeluarga berkumpul mengobrol bersama. Ayah bersandar di pinggir jendela, memandang pohon bambu di luar sana. Hari itu, ayah benar-benar sangat bahagia.

Ibu berkata pada ayah, "Suamiku, selama ini saya mengira bahwa engkau telah tua. Tapi hari ini begitu melihat dirimu bermain catur dengan anakmu, sepertinya engkau masih belum tua."

Ayah tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Dia mengalah kepadaku, kamu kira aku tidak tahu?! Anak sudah dewasa, sudah berakal budi, sudah memahami bagaimana membuat sang ayah yang sudah tua ini gembira."

Ternyata ayah tahu bahwa saya sengaja mengalah padanya. Tapi saya segera tertawa terkekeh dan berkata, "Aduh, ayah... Saya kalah ya sudah kalah, saya kalah dengan tulus hati. Kehebatan ayah masih tak kalah dibanding waktu ayah muda dulu."

Dengan wajah keriputnya ayah memandangi saya dengan gembira, kehangatan semacam itu, sampai kapan pun tidak akan pernah saya lupakan. Kebahagiaan mungkin memang sangat sederhana, sama sederhananya dengan niat saya untuk mengalah dalam permainan catur.

Sekarang ini saya sering berpikir, entah kapan lagi saya bisa pulang ke kampung halaman dan bermain catur dengan ayah lagi. Masih ingin rasanya saya mengalah, agar ayah dapat menang dengan gembira.


Semoga bermanfaat

_/\_