News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

menyisakan makanan???

Started by stephen chow, 15 December 2009, 07:12:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

stephen chow

Hiiii friend... aku mau tanya neh...
Jika kita sedang makan nasi, seperti makan pagi, siang atau malam, jika kita sering menyisakan makanan, baik karena kenyang atau sudah jadi kebiasaan, apakah merupakan karma buruk atau netral ya??? jika karma buruk apakah balasan karmanya??
Mohon petunjuk teman-teman... thanx...

_/\_
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Tekkss Katsuo

Menurut aye sich, itu bukan kamma buruk, karena kejahatan apa disini yg kita lakukan? hehe, tp dgn itu kita hanya memetik kamma baik kita, shg bisa makan malah menyisakan makanan lagi :))  :)) , tp sebagai seorg manusia mao agama apapun juga, sebaiknya jgn makan berlebihan shg kadang terdapat sisa sisa yg masih bisa di makan, coba bayangkan byk sekali org org diluar sana nga dapat makan, selain itu jg para petani cape cape menanam padi. dan kita jg cape cape mencari uang demi sesuap nasi  :'( :'( :'(

_/\_

FZ

tergantung seh.
yang perlu ditanyakan ke diri. Mengapa pengen ngambil banyak tapi gak bisa habiskan ? itu sudah termasuk lobha. Mungkin bukan karma buruk, namun juga tidak berguna bagi perkembangan batin

gajeboh angek

dapet pindapatta kebanyakan
sang buddha juga buang makanan lor :)
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Tekkss Katsuo

masa sichhh, tp ini beda lor. ini kan sumbangan umat, umat di beri kesempatan berdana, dan sbg seorg Bijaksana kan memang menerima dana apalagi saat pindapata. ada rujukan suttanya nga bro???

_/\_

The Ronald

kadang kala aku juga merasa agak risih dgn sistim "tidak menyisahkan makanan"
contoh nyata adik ku sendiri, kadang2 di resto pesan makanan, kelebihan, dan karena mungkin tidak ingin menyisahkan makanan, 1 per 1  di paksa makan, bahkan dia sendiri makan walau udah kenyang
lama2 aku binggung, ini karena tidak ingin menyisahkan makanan, atau tidak ingin rugi.. beda nya tipis banget
klo ada yg ga habis...mukanya cemberut...
dari sisi ku pribadi, malah kasihan lihatnya, terlalu melekat...
...

Tekkss Katsuo

kyknya nga ingin rugi. =)) btw kalo emank sampai terpaksa bgt ya nga apa apa lor, liat sikon, cumanya kan udh tao, ya lain kali pesan nya dgn porsi yg kira kira cukup gt, kalo nga cukup kan bisa tambah. hehehe....  :))

_/\_

wen78

Quote from: stephen chow on 15 December 2009, 07:12:16 PM
Hiiii friend... aku mau tanya neh...
Jika kita sedang makan nasi, seperti makan pagi, siang atau malam, jika kita sering menyisakan makanan, baik karena kenyang atau sudah jadi kebiasaan, apakah merupakan karma buruk atau netral ya??? jika karma buruk apakah balasan karmanya??
Mohon petunjuk teman-teman... thanx...

_/\_

menurut saya sih, sebaiknya pandangannya jangan ke karma baik atau buruk, tapi ke baikkah saya menyisakan makanan?
bisa ditambah pandangan lain seperti banyak orang yg kelaparan yg sampe makanan basi pun di makan, atau teman, orang tua yg cape2 bangun pagi ke pasar untuk beli dan masakin buat kamu.

_/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

adi lim

Quote from: Forte on 15 December 2009, 08:28:09 PM
tergantung seh.
yang perlu ditanyakan ke diri. Mengapa pengen ngambil banyak tapi gak bisa habiskan ? itu sudah termasuk lobha. Mungkin bukan karma buruk, namun juga tidak berguna bagi perkembangan batin

Setuju Bro Forte

Makanan sebagai Nutrisi bagi Tubuh, jadi diambil saja sesuai kemampuan.
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Brado

Setuju juga dengan Bro Forte..
Makanan sebelum di makan, harus kita takar dulu sesuai kemampuan kita untuk mengkonsumsinya
Jangan karena Lobha, lalu kemudian menyisakan 'sampah' makanan
Contoh nyata sering dijumpai saat kondangan, daripada ambil banyak2 tapi ga habis, sebaiknya ambil secukupnya agar bisa memberikan kepada yang lain yang belum mendapatkan makanan.. bukankah ini juga memberikan kesempatan yang baik bagi semua ?

Emang bisa makanan yang ga habis, kemudian dilimpahkan kepada makhluk2 peta ?

K.K.

Alangkah baiknya kalau kita mengetahui porsi yang bisa dihabiskan sebelum memesan atau membuat makanan. Kalau meleset, dijadikan pembelajaran. Kalau memang tidak tahu porsi sendiri, lebih baik ambil/pesan sedikit, jika kurang baru tambah lagi. Kebiasaan menyisakan makanan adalah hal yang jelek karena makanan yang disia-siakan tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan oleh orang lain atau pun disimpan untuk lain waktu.
Kebiasaan memboroskan sumber daya karena serakah dan ketidak-pedulian akibatnya adalah jelas, ia sendiri akan mengalami kekurangan di masa depan.

Mengenai anggota sangha sedikit berbeda. Banyaknya makanan yang tersedia adalah semata-mata tergantung dana dari umat. Di beberapa kasus, Buddha dan muridnya juga menerima terlalu banyak dana makanan yang tentu saja tidak bisa dimakan semuanya. Namun itu karena memberikan kesempatan orang lain untuk berdana, bukan karena serakah atau tidak tahu porsi sendiri. Dalam mengumpulkan dana makanan juga kadang seorang bhikkhu mengumpulkan tidak hanya untuk diri sendiri, namun untuk bhikkhu lainnya, jadi susah untuk mengetahui porsi yang tepat secara pasti.

Jika karena keadaan yang tidak bisa diduga kita memang harus menyisakan makanan, maka juga tidak perlu bersikap ekstrem memaksa makan semuanya. Nanti malah merugikan diri sendiri. Tetaplah dalam kewajaran (jalan tengah).


FZ

kalau dana buat anggota sangha akan berlimpah, setahu saya seh katanya akan dibagi2kan lagi ke orang gak mampu.. anggota sangha akan memakan secukupnya saja..

sekedar share, pengalaman pribadi, di lokasi kerja saya sekarang ini, kadang diadain "pesta" dan banyak makanan berlimpah.. awal2 seh senang, makan puas.. terus pulang.. dan gak peduli banyak makanan yang terbuang..

namun setelah beberapa kali pesta, saya pun memberanikan diri untuk membungkus beberapa makanan yang sisa dari pesta.. (walau malu juga seh ikut bungkus :P ) Dan ketika lewat pengemis/pengamen jalanan, saya kasih ke mereka.. mereka sangat bahagia..

mungkin bagi kita yang biasa dengan makanan itu.. mungkin akan biasa2 aja., tapi bagi mereka yang jarang banget makan makanan daging, apalagi dimasak dengan cukup mewah.. hal ini tentu lebih membawa arti lebih bagi mereka.

K.K.

Quote from: Forte on 16 December 2009, 09:41:30 AM
kalau dana buat anggota sangha akan berlimpah, setahu saya seh katanya akan dibagi2kan lagi ke orang gak mampu.. anggota sangha akan memakan secukupnya saja..

sekedar share, pengalaman pribadi, di lokasi kerja saya sekarang ini, kadang diadain "pesta" dan banyak makanan berlimpah.. awal2 seh senang, makan puas.. terus pulang.. dan gak peduli banyak makanan yang terbuang..

namun setelah beberapa kali pesta, saya pun memberanikan diri untuk membungkus beberapa makanan yang sisa dari pesta.. (walau malu juga seh ikut bungkus :P ) Dan ketika lewat pengemis/pengamen jalanan, saya kasih ke mereka.. mereka sangat bahagia..

mungkin bagi kita yang biasa dengan makanan itu.. mungkin akan biasa2 aja., tapi bagi mereka yang jarang banget makan makanan daging, apalagi dimasak dengan cukup mewah.. hal ini tentu lebih membawa arti lebih bagi mereka.


Ini saran yang baik sekali.
Sebagai tambahan, jika kita tidak yakin tidak habis, maka sisihkan makanan di tempat lain (piring/tempat kosong), sehingga lebih pantas untuk diberikan ke orang lain ketimbang kita memberikan sisa yang ada di piring kita.

Memang kadang yang jadi kendala adalah perasaan malu karena bagi yang tidak mengerti, seperti orang rakus saja. Tetapi apakah opini orang pandir lebih berarti daripada perbuatan baik? :)
Suatu kali saya pernah makan bersama beberapa umat lain. Luar biasanya, 100% dari mereka menyisakan makanan. Karena saya memang hanya pesan sedikit, jadi saya ambil semua sisanya (yang sebetulnya tidak banyak juga). Mereka sudah berdoa memberi syukur pada makanannya. Karena saya tidak berdoa, maka saya hanya mampu sebatas memperlihatkan wujud nyata rasa syukur.

johan3000

#13
Quote from: stephen chow on 15 December 2009, 07:12:16 PM
Hiiii friend... aku mau tanya neh...
Jika kita sedang makan nasi, seperti makan pagi, siang atau malam, jika kita sering menyisakan makanan, baik karena kenyang atau sudah jadi kebiasaan, apakah merupakan karma buruk atau netral ya??? jika karma buruk apakah balasan karmanya??
Mohon petunjuk teman-teman... thanx...

_/\_

Kalau makanan gak habis......... ya juga harus tanya kenapa ya...
biasanya orang bilang....wuuueeeh udah kenyang... tapi begitu
makanan kesenangannya keluar........... sikat lagi.....spt es cream...

Kalau itu udah merupakan kebiasaan bro makan gak habis... ya
jangan ngambil banyak2... ngambil lebih sedikit yg diperlukan...
kalau merasa tidak cukup baru tambah lagi............

kalau pun gak habis makan......(spt di RESTO)..........

jerit aja..... minta dibungkus semua............

(ingat bianatang piaraannya....... tapi yg punya anak ingat anak..
yg punya isteri...oohh sisa gak boleh ya.... pesan lagi aja...)

kalau gw sih makan 99.99% selalu habis...(kecuali makanannya rusak/bau...)
dan merasa gak nyaman kalau lihat teman makan gak habis...........(pemborosan)

makan gak bersih pun merupakan pemandangan jelek yg harus dihindarin... ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

marcedes

anggota sangha di sini, kalau umat dana makanan bushet bisa cukup makan 30 orang...padahal bikkhu nya cuma 1-3... bikkhu paling makan secukup nya, kalau tidak abis....umat nya makan ramai-ramai....

Quotelama2 aku binggung, ini karena tidak ingin menyisahkan makanan, atau tidak ingin rugi.. beda nya tipis banget
klo ada yg ga habis...mukanya cemberut...
beda nya memang tipis...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!