Korupsi dan menyuap karma burukkah?

Started by yanfei, 14 December 2009, 01:07:07 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

marcedes

Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2009, 08:53:31 AM
Bro marcedes, sepertinya kita pembicaraan kita bercabang dan tidak ketemu. Jadi saya tidak melanjutkan.
Terima kasih untuk pendapatnya.
_/\_
terserah de...

untuk terakhir kali....yang anda katakan "uang damai" di tempat bisa juga dikatakan tidak salah, menurut saya itu hanya alasan untuk mencari pembenaran diri dengan alasan :
1.tidak mau repot.
2.cepat waktu.
3.tidak bersalah.

semua ini bagi saya adalah pembenaran dalam melakukan tindakan kejahatan yg kita lakukan.

anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...

dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.

bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.

sekian thx...

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

ryu

Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2009, 08:53:31 AM
Bro marcedes, sepertinya kita pembicaraan kita bercabang dan tidak ketemu. Jadi saya tidak melanjutkan.
Terima kasih untuk pendapatnya.
_/\_
terserah de...

untuk terakhir kali....yang anda katakan "uang damai" di tempat bisa juga dikatakan tidak salah, menurut saya itu hanya alasan untuk mencari pembenaran diri dengan alasan :
1.tidak mau repot.
2.cepat waktu.
3.tidak bersalah.

semua ini bagi saya adalah pembenaran dalam melakukan tindakan kejahatan yg kita lakukan.

anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...

dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.

bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.

sekian thx...


berarti menurut anda, kalau kita ditilang tapi kita tidak salah kita membayar ke polisi salah tapi bayar ke negara benar ya?

Soal untung dan tidak untung kalau dasarnya dari polisi saja sudah tidak benar makin keatas bisa semakin tidak benar, dan itu juga pembenaran untuk mereka untuk mencari2 kesalahan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

#62
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"
(misalkan A sedang berjalan lalu ada preman meminta "uang keamanan")


dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
(dalam undang-undang, A tidak bersalah, tetapi karena kurang pengetahuan dan intimidasi, si preman berhasil meyakinkan dia wajib membayar "uang keamanan")


A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"
(A pun tidak sempat lagi cari di internet tentang Undang-undang tsb dan karena ketakutan, lantas memberi "uang keamanan" tersebut. Dalam bahasa orang tertentu: "tidak mau repot")


bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...
(bagi saya ketika preman mengintimidasi A, itu adalah salah, tetapi memberi uang keamanan juga salah(?))

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...
(selaku menggunakan cara yang tidak sesuai juga mendukung adanya oknum untuk terus mencari korban yang bodoh...)


dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.
(di mana ada gula, di situ ada semut, di mana sering masyarakatnya memberi "uang keamanan", preman lebih suka di sana ketimbang di tempat yang masyarakatnya jago-jago Kung Fu.)


bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
(bagi preman, mengintimidasi masyarakat adalah sumber uang mereka...)

tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
(tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat hukum, tidak tunduk pada premanisme, saya juga yakin preman akan berkurang)

selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..
(selama preman diberi uang, maka mereka akan terus dan terus melakukan... kalau dilawan pake Kung Fu? tentu lain ceritanya..)

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.
(tidaklah mungkin seorang polisi mencari-cari kesalahan dari mobil angkot atau mobil butut yang pengendaranya cenderung tidak berduit.
Demikian juga preman, buat apa susah-susah palak tuna wisma?)


Kesimpulan: Hafalkanlah undang-undang jadi tidak bisa dikadali orang lain. Kalau bisa, pakailah mobil butut sampai polisi pun enggan mencari kesalahan.
Dan jangan lupa belajar Kung Fu untuk melawan preman, karena memberi uang pada pelanggar hukum adalah salah dan apa pun alasannya adalah pembenaran belaka.



J.W

"Meminimalkan pembayaran pajak penghasilan dari yg seharusnya" ... karma buruk kah ?

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

balik lagi ajah
apa sih karma itu? bukankah semata-mata hanya niat?
niatnya males?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

Quote from: gachapin on 23 December 2009, 02:52:16 PM
balik lagi ajah
apa sih karma itu? bukankah semata-mata hanya niat?
niatnya males?

Makanya "uang damai" tidak semata-mata bisa langsung disebut "suap". Jika niatnya memang untuk "membelokkan hukum yang berlaku", maka jadi suap. Bukan hanya "uang damai", kalau wanita juga "bermanja-manja" merayu agar tidak ditilang padahal bersalah, itu juga sudah jadi "suap", hanya beda objek saja.

Kalau "niat" memberinya karena ketakutan, terintimidasi, sama saja dengan memberikan uang waktu ditodong perampok.


The Ronald

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 December 2009, 03:11:27 PM
Quote from: gachapin on 23 December 2009, 02:52:16 PM
balik lagi ajah
apa sih karma itu? bukankah semata-mata hanya niat?
niatnya males?

Makanya "uang damai" tidak semata-mata bisa langsung disebut "suap". Jika niatnya memang untuk "membelokkan hukum yang berlaku", maka jadi suap. Bukan hanya "uang damai", kalau wanita juga "bermanja-manja" merayu agar tidak ditilang padahal bersalah, itu juga sudah jadi "suap", hanya beda objek saja.

Kalau "niat" memberinya karena ketakutan, terintimidasi, sama saja dengan memberikan uang waktu ditodong perampok.


sejutu banget :P
...

marcedes

Quote from: ryu on 23 December 2009, 06:58:00 AM
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2009, 08:53:31 AM
Bro marcedes, sepertinya kita pembicaraan kita bercabang dan tidak ketemu. Jadi saya tidak melanjutkan.
Terima kasih untuk pendapatnya.
_/\_
terserah de...

untuk terakhir kali....yang anda katakan "uang damai" di tempat bisa juga dikatakan tidak salah, menurut saya itu hanya alasan untuk mencari pembenaran diri dengan alasan :
1.tidak mau repot.
2.cepat waktu.
3.tidak bersalah.

semua ini bagi saya adalah pembenaran dalam melakukan tindakan kejahatan yg kita lakukan.

anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...

dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.

bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.

sekian thx...


berarti menurut anda, kalau kita ditilang tapi kita tidak salah kita membayar ke polisi salah tapi bayar ke negara benar ya?

Soal untung dan tidak untung kalau dasarnya dari polisi saja sudah tidak benar makin keatas bisa semakin tidak benar, dan itu juga pembenaran untuk mereka untuk mencari2 kesalahan.

bro ryu,

ketika kita di tilang dan dicari kesalahan adalah salah polisi....
tetapi ketika kita bertindak "tidak sesuai" aturan adalah salah kita...

jadi tolong bedakan, polisi melanggar aturan dengan mencari kesalahan, tetapi tidak mesti kita juga melanggar aturan demi itu.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

marcedes

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 December 2009, 11:13:25 AM
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"
(misalkan A sedang berjalan lalu ada preman meminta "uang keamanan")


dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
(dalam undang-undang, A tidak bersalah, tetapi karena kurang pengetahuan dan intimidasi, si preman berhasil meyakinkan dia wajib membayar "uang keamanan")


A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"
(A pun tidak sempat lagi cari di internet tentang Undang-undang tsb dan karena ketakutan, lantas memberi "uang keamanan" tersebut. Dalam bahasa orang tertentu: "tidak mau repot")


bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...
(bagi saya ketika preman mengintimidasi A, itu adalah salah, tetapi memberi uang keamanan juga salah(?))

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...
(selaku menggunakan cara yang tidak sesuai juga mendukung adanya oknum untuk terus mencari korban yang bodoh...)


dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.
(di mana ada gula, di situ ada semut, di mana sering masyarakatnya memberi "uang keamanan", preman lebih suka di sana ketimbang di tempat yang masyarakatnya jago-jago Kung Fu.)


bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
(bagi preman, mengintimidasi masyarakat adalah sumber uang mereka...)

tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
(tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat hukum, tidak tunduk pada premanisme, saya juga yakin preman akan berkurang)

selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..
(selama preman diberi uang, maka mereka akan terus dan terus melakukan... kalau dilawan pake Kung Fu? tentu lain ceritanya..)

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.
(tidaklah mungkin seorang polisi mencari-cari kesalahan dari mobil angkot atau mobil butut yang pengendaranya cenderung tidak berduit.
Demikian juga preman, buat apa susah-susah palak tuna wisma?)


Kesimpulan: Hafalkanlah undang-undang jadi tidak bisa dikadali orang lain. Kalau bisa, pakailah mobil butut sampai polisi pun enggan mencari kesalahan.
Dan jangan lupa belajar Kung Fu untuk melawan preman, karena memberi uang pada pelanggar hukum adalah salah dan apa pun alasannya adalah pembenaran belaka.



bro kaiyin, maaf anda menyamakan preman = polisi?

ketika polisi melakukan sweeping apa anda di penuhi rasa ketakutan?
ketika preman menahan anda kemudian lalu mengancam, anda wajar jika ketakutan....

dalam kasus ini anda menyamakan preman = polisi...astaga.... ;D
sy rasa memang cukup sekian kalau anda tidak bisa membedakan antara preman dan polisi.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

ryu

Quote from: marcedes on 23 December 2009, 04:47:48 PM
Quote from: ryu on 23 December 2009, 06:58:00 AM
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2009, 08:53:31 AM
Bro marcedes, sepertinya kita pembicaraan kita bercabang dan tidak ketemu. Jadi saya tidak melanjutkan.
Terima kasih untuk pendapatnya.
_/\_
terserah de...

untuk terakhir kali....yang anda katakan "uang damai" di tempat bisa juga dikatakan tidak salah, menurut saya itu hanya alasan untuk mencari pembenaran diri dengan alasan :
1.tidak mau repot.
2.cepat waktu.
3.tidak bersalah.

semua ini bagi saya adalah pembenaran dalam melakukan tindakan kejahatan yg kita lakukan.

anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...

dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.

bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.

sekian thx...


berarti menurut anda, kalau kita ditilang tapi kita tidak salah kita membayar ke polisi salah tapi bayar ke negara benar ya?

Soal untung dan tidak untung kalau dasarnya dari polisi saja sudah tidak benar makin keatas bisa semakin tidak benar, dan itu juga pembenaran untuk mereka untuk mencari2 kesalahan.

bro ryu,

ketika kita di tilang dan dicari kesalahan adalah salah polisi....
tetapi ketika kita bertindak "tidak sesuai" aturan adalah salah kita...

jadi tolong bedakan, polisi melanggar aturan dengan mencari kesalahan, tetapi tidak mesti kita juga melanggar aturan demi itu.
begini, kalau anda ngotot tidak salah, kemudian si polisi ngotot kamu salah dengan ribuan alasan, dan pada akhirnya anda tetap harus di tilang, apakah anda akan pergi ke pengadilan? dan kalau hal ini terus berulang apakah anda akan ke pengadilan terus?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: marcedes on 23 December 2009, 04:52:59 PM
bro kaiyin, maaf anda menyamakan preman = polisi?

Ya, saya menyamakan preman dan polisi yang melakukan pelanggaran.


Quoteketika polisi melakukan sweeping apa anda di penuhi rasa ketakutan?
ketika preman menahan anda kemudian lalu mengancam, anda wajar jika ketakutan....
Hehe kalau preman, saya justru tidak begitu takut. Kalau polisi, mereka bisa bawa-bawa backing jadi saya jauh lebih takut karena bisa melebar ke mana-mana urusannya.


Quotedalam kasus ini anda menyamakan preman = polisi...astaga.... ;D
sy rasa memang cukup sekian kalau anda tidak bisa membedakan antara preman dan polisi.

Ya, dari awal memang tidak ada yang bisa dilanjutkan kalau anda tidak mampu melihat perbedaan orang memberi uang karena membelokkan hukum atau karena ketakutan, sampai-sampai harus saya beri perumpamaan ekstrem demikian.
:)


Nevada

Samakan cara pandang dulu deh... Daripada berputar-putar...

Menurut Bro Kainyn, seorang polisi "yang melakukan pelanggaran" bisa berlaku seperti seorang preman dengan jubah aparat. Saya setuju dengan hal ini, dan sepertinya Bro Ryu juga setuju...

Nah, apakah Bro Marcedes juga setuju dengan hal ini?
Kalau sudah setuju, coba diskusikan sekali lagi. Seharusnya tinggal satu postingan dari Bro Kainyn lagi, maka semua sudah mencapai kata "sepakat".

Tapi kalau Bro Marcedes tidak setuju dengan hal ini, maka diskusi tidak akan bisa berjalan...

The Ronald

lol ga bakal ketemu :P
contoh "preman"

Quotemisalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

nah klo polisi yg benar, jika cari kesalahan gak ketemu, yah lanjut.. aku pernah koq di berhentikan, gak ada kesalahan..lanjut deh :P
nah klo polisi yg benar juga.... jika cari kesalahan, dan ketemu.. yah di tilang :)
klo polisi yg benar, setelah di tilang di jelaskan prosedurnya... dan cara penyelesaiannya yg benar
jika polisis yg tidak benar, prosedurnya di jelaskan setengah, terus kasih jalan alternatif :P.. lol (ini bentuk preman)

klo polisi yg benar, setelah dijelaskan, dll, yg di tilang minta damai, ada 2 opsi, di tolak, atau di tahan dgn alasan penyuapan (jd ingat kasus, supir truk gara2 kasih 50ribu, akhirnya di penjara..., btw di sby lumayan banyak polisi yg gini, dan lumayan banyak yg kena)


...

marcedes

#73
Quote from: ryu on 23 December 2009, 05:05:11 PM
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 04:47:48 PM
Quote from: ryu on 23 December 2009, 06:58:00 AM
Quote from: marcedes on 23 December 2009, 12:24:03 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 22 December 2009, 08:53:31 AM
Bro marcedes, sepertinya kita pembicaraan kita bercabang dan tidak ketemu. Jadi saya tidak melanjutkan.
Terima kasih untuk pendapatnya.
_/\_
terserah de...

untuk terakhir kali....yang anda katakan "uang damai" di tempat bisa juga dikatakan tidak salah, menurut saya itu hanya alasan untuk mencari pembenaran diri dengan alasan :
1.tidak mau repot.
2.cepat waktu.
3.tidak bersalah.

semua ini bagi saya adalah pembenaran dalam melakukan tindakan kejahatan yg kita lakukan.

anda menyambungkan kasus dan mengambil kesimpulan di akhir..sedangkan saya tidak menyambungkan kasus..

contoh :
misalkan A membawa mobil lantas polisi mencari kesalahan dengan berkata "melanggar lalu lintas"

dalam UUD A memang tidak bersalah,tetapi karena kebodohan dan kurang pengetahuan polisi berhasil meyakinkan bahwa A sudah bersalah....
A pun karena tidak mau repot atau menggunakan 3 alasan di atas....langsung memberi "uang damai"

bagi saya ketika polisi mencari kesalahan A, itu adalah tindakan buruk polisi, akan tetapi kita memberi uang damai juga merupakan tindakan buruk...

selaku menggunakan cara yg tidak sesuai "aturan" juga mendukung adanya oknum polisi untuk terus mencari korban yg bodoh...

dimana ada gula disitu ada semut, dimana sering nya masyarakat memakai cara "uang damai" polisi malah lebih suka akan mencari kesalahan sehingga lupa akan tugas sesungguh nya.

bagi polisi nakal mencari kesalahan masyarakat adalah sumber uang mereka...
tetapi jika masyarakat lebih memilih menyelesaikan lewat prosedur, saya yakin polisi nakal tidak akan mau mencari kesalahan masyarakat karena tidak menguntungkan bagi diri mereka.
selama polisi untung,maka mereka akan terus dan terus melakukan...kalau ga untung? tentu lain ceritanya..

tidaklah mungkin seorang pencuri mau mencuri benda tidak berharga seperti batu krikil,pasir,dsb-nya...
demikian polisi, jika tidak untung buat apa susah-susah mencari kesalahan masyarakat? sy kira yg ada bagi polisi tersebut rugi saja.

sekian thx...


berarti menurut anda, kalau kita ditilang tapi kita tidak salah kita membayar ke polisi salah tapi bayar ke negara benar ya?

Soal untung dan tidak untung kalau dasarnya dari polisi saja sudah tidak benar makin keatas bisa semakin tidak benar, dan itu juga pembenaran untuk mereka untuk mencari2 kesalahan.

bro ryu,

ketika kita di tilang dan dicari kesalahan adalah salah polisi....
tetapi ketika kita bertindak "tidak sesuai" aturan adalah salah kita...

jadi tolong bedakan, polisi melanggar aturan dengan mencari kesalahan, tetapi tidak mesti kita juga melanggar aturan demi itu.
begini, kalau anda ngotot tidak salah, kemudian si polisi ngotot kamu salah dengan ribuan alasan, dan pada akhirnya anda tetap harus di tilang, apakah anda akan pergi ke pengadilan? dan kalau hal ini terus berulang apakah anda akan ke pengadilan terus?
Ya...
dan bagaimana bro apabila semua masyarakat melakukan hal yg sama...tentu polisi yg suka cari masalah tidak akan muncul lagi kan...

Quote from: upasaka on 23 December 2009, 05:11:59 PM
Samakan cara pandang dulu deh... Daripada berputar-putar...

Menurut Bro Kainyn, seorang polisi "yang melakukan pelanggaran" bisa berlaku seperti seorang preman dengan jubah aparat. Saya setuju dengan hal ini, dan sepertinya Bro Ryu juga setuju...

Nah, apakah Bro Marcedes juga setuju dengan hal ini?
Kalau sudah setuju, coba diskusikan sekali lagi. Seharusnya tinggal satu postingan dari Bro Kainyn lagi, maka semua sudah mencapai kata "sepakat".

Tapi kalau Bro Marcedes tidak setuju dengan hal ini, maka diskusi tidak akan bisa berjalan...
begini bro upasaka,

ketika polisi berjubah aparat...polisi tersebut juga tidak mungkin berani macam-macam di depan umum.
apa pernah anda melihat polisi melakukan pemerasan berupa seperti ancaman kek preman dengan memasang atribut lengkap nama , pangkat dll..dan ini POLANTAS.

kalau polisi yg berbaju preman, apa polisi itu disebut sedang bertugas lakalantas?
jadi mohon kejelasan dulu....polisi berbaju preman tersebut...

pernahkah ada kejadian anda di sweeping/pemeriksaan rutin, lantas polisi tersebut mengancam anda dengan gaya preman?
misalkan langsung mencekik anda, kemudian mengancam bayar atau tidak dgn posisi siap di jotos...
justru sy melihat contoh yg diberikan sdr kaiyin tidak masuk akal.

paling-paling polisi jika sedang sweeping,
"pagi/siang/sore/malam, ini bapak memakai lampu yg tidak sesuai standar..( misalkan standar nya kuning, lantas anda pakai putih )
kemudian kalaupun anda berhasil di tipu, polisi biasanya dengan suara santai kok...."minta di proses sekarang atau mau di kantor?"
anda juga dengan santai berkata "maaf,dikantor saja pak nanti...sekarang sy tidak bisa"..selesai bukan.

seumur hidup saya tidak pernah melihat sweeping/pemeriksaan rutin yg dilakukan dengan gaya preman seperti mencekik leher dan dengan posisi siap jotos..."bayar atau tidak" ini disebut memang mengancam nyawa keselamatan...
apalagi di jalan umum dengan atribut Polantas lengkap....

jadi kalau dibilang polisi bersikap seperti preman dengan atribut...sy rasa itu cerita bohong karangan,paling kalau-pun telah dilakukan...polisi itu pasti di protes keras atau di mutasi,,atau di hukum oleh atasannya. seperti kasus polisi mengkroyok warga...lantas polisi yg berjumlah 5-6 orang itu di hukum dan di mutasi.

setiap polisi lalulintas ketika melakukan aksi sweeping di depan umum, pasti memakai atribut yg melambangkan kepolisian...

kita hanya bisa membayar uang damai, apabila kita merasa nyawa kita sudah terancam, karena status nya bukan uang damai, tapi uang tebusan.....ex, preman yg memalak anda di jalan terus minta uang rokok....


QuoteHehe kalau preman, saya justru tidak begitu takut. Kalau polisi, mereka bisa bawa-bawa backing jadi saya jauh lebih takut karena bisa melebar ke mana-mana urusannya.
oh jadi kalau preman anda tidak takut....apalagi preman yg mencekik leher dan posisi siap jotos....
tapi polisi yg bersikap ramah dan dengan kata sindiran halus "mau proses sekarang atau di kantor" anda takut...
:)
kalau itu memang anda,, oke la...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

waliagung

baik atau buruk awal semua pendapat manusia yg bisa berbeda2, maka dari itu semua harus di lihat dari akhir semua perkara,baik menurut anda blm tentu baik bg mereka,maka sudah bs dipastika semua tidak mutlak.

"dua murid sedang berdebat mengenai 2x3= berapa....,

mrd 1= enam dong.....
mrd 2= lima ,salh kamu,,...,.,
mrd 1= bagaimana bisa 5,km salah,,,
mrd 2= yg benar 5 kamu yg keliru,,,,mr kita buktikan,.,.
mrd 1= oke siapa takut bagaimana bila aku yg benar,,,,
mrd 2= akan ku potong kepala ku.,,,,,bagaimana bila km yg salah,.,.,
mrd 1= akan ku berikan uang ku padamu.,.,.,,.,

perdebatan mereka berlanjut ssampai guru mereka meliha perdebatan itu dan menghampiri dan menanyakan apa yg terjadi dan mereka berdu menjelaskan semua kepada gurunya dan akhirnya gurunya menjawab,,,,,,,,,,,
guru   = yg benar adalah 5,,,
mrd 1 = ytg benar guru masa 5
mrd 2 = betulkan kata sy 2x3 adlh 5 berarti km kalah
guru   = sore ini km sy tunggu di rumah sy,,,,

dgn hati kesal mrd 1 memendam kekesalannya yg sudah betul2 2x3 adlh 6 kenapa bs menjadi 5

guru = silakan masuk murid ku
mrd 1 =guru kenapa anda membetulkan 2x3=5
guru = begini mrd ku bila kujawab 6 pasti km sudh bisa melihat akibat yg di timbulkan,hanya meributkan masalah sekecil itu bs melenyapkan nyawa seseorang sungguh tidak bijaksanannya guru,bila guru menjawab 5 km hanya kehiolangan uangmu,bila guru jawab 6 maka guru kehilangan murid guru.