bisnis sarang burung walet dipandang dari sudut buddhis

Started by EVO, 10 January 2008, 11:00:00 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

F.T

OOT dikit dari topik burung walet :
Hm.. menurut kalian bagaimana sebaiknya jalan tengahnya ?

Kalau tidak ada hewan yang di potong, kita juga tidak dapat mengkonsumsi daging.
Apa sebaiknya kita semua vegetarian saja, supaya para pebisnis2 itu tidak lagi menggunakan hewan sebagai lahan untuk meraup keuntungan ?

Coba untuk tidak melihat di satu sisi, hewan itu saja. Perhatikan juga peternak hewan yang membiayai keluarganya ( istri, anak ) dan juga masyarakat yang mengkonsumsi bisa bertahan hidup.

Masing2 perbuatan ada karmanya ...

_/\_



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

FZ

Quote from: Felix Thioris on 11 January 2008, 08:08:57 AM
OOT dikit dari topik burung walet :
Hm.. menurut kalian bagaimana sebaiknya jalan tengahnya ?

Kalau tidak ada hewan yang di potong, kita juga tidak dapat mengkonsumsi daging.
Apa sebaiknya kita semua vegetarian saja, supaya para pebisnis2 itu tidak lagi menggunakan hewan sebagai lahan untuk meraup keuntungan ?

Coba untuk tidak melihat di satu sisi, hewan itu saja. Perhatikan juga peternak hewan yang membiayai keluarganya ( istri, anak ) dan juga masyarakat yang mengkonsumsi bisa bertahan hidup.

Masing2 perbuatan ada karmanya ...

_/\_

IMO, yang bro Felix katakan menciptakan dunia vegetaris itu idealis, sedangkan realistis nya berbeda.
Pembunuhan terhadap hewan terjadi juga diakibatkan pemahaman / doktrin yang terprogram di masing2 individu.

Sebagai contoh, di agama lain, membunuh hewan untuk dimakan itu tidak masalah. CMIIW ada sabda Tuhan di agama tetangga, bahwa Adam boleh menguasai dan menggunakan isi bumi termasuk hewan dan tumbuhan. Dan bahkan persembahan kepada Tuhan itu sendiri juga berupa daging.

Jadi di sini kita bisa lihat bahwa adanya doktrin2 yang menjadi kebiasaan ini yang sulit dihilangkan. Anggaplah semua Buddhist bervegetarian. Pembunuhan juga tetap terjadi karena yang mengkonsumsi daging di luar buddhist masih banyak.

Jalan tengah nya ? Serba susah juga, yang hanya bisa dilakukan hanyalah sekedar mengurangi jumlah pembunuhan. Misal makan secukupnya saja dan tidak berlebihan.
Bagi peternak hewan, mungkin yang mau berusaha, bisa mencari pekerjaan sampingan secara bertahap meninggalkan pekerjaan yang membunuh hewan ini.
Semua ada prosesnya dan dilakukan secara bertahap.



F.T

Seperti ceramah bhante yg pernah sy dengar, bahwa beliau sewaktu belum menjadi bikkhu suka makan di restoran yang menyediakan daging yang lezat, namun suatu hari beliau prihatin melihat hewan2 yang di bunuh untuk di santap. Dan beliau memutuskan tidak mengkonsumsi daging lagi.
Setelah lewat 1 tahun, ternyata restoran yang dulu sering di kunjungi beliau sudah membuka cabang lagi.

Inti dari cerita beliau, dengan memilih vegetarian belum menjamin akan berkurang 
penjualan daging di masyarakat. karena tiap detik lahir bayi yang akan belajar untuk menyantap daging.

_/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Ginny

Ginny sepaham ama ci hui2, femmy ama papa kembara.
kalo emang sekarung berliannya bisa di cari dari alternatif lain tanpa berhubungan dengan makluk hidup lebih baik tapi kalo ada pilihan
tapi kalo gak ada pilihan kita coba jalankan bisnis tuh dengan bijaksana saja.

:'( :'( :'( banyak sekali bisnis walet di luar kota medan.

tesla

semoga Koan ini cocok utk menjelaskan sebuah tidakan di luar apakah bisa dinilai baik ataupun buruk:

Quote from: Suchamda on 18 October 2007, 11:36:50 AM
Cerita Zen -10 : Belajar Zen
-------------------------------------

Di sebuah monastery Zen terdapat seorang master Zen dan seorang muridnya.
Untuk mengajarkan kesunyataan, maka di depan murid, sang Guru mengangkat patung Buddha dari keramik dan kemudian menjatuhkannya hingga pecah.
Murid terbengong sejenak dan kemudian merasa tercerahkan.
Setelah peristiwa itu, si murid mohon diri untuk turun gunung.  Sang Guru sedih dan hendak menahannya, tapi si murid bersikeras. Tak lama kemudian, sang guru meninggal dan ada peristiwa2 yang menunjukkan bahwa beliau telah menjadi Bodhisattva.

Si murid mengajarkan hal itu kepada masyarakat desa di kaki gunung. Setiap ia menemukan pemilik rumah memiliki patung Buddha ia selalu membanting dan memecahkannya. Demikianlah seterusnya, penduduk2 desa itu mengajar ke desa-desa lain dimana orang2 semuanya mulai membanting dan memecahkan patung Buddha. Mereka berkata : patung is patung, buang ketahayulan!

Sampai suatu ketika terjadi gempa bumi dahsyat dan semua dari mereka mati. Ternyata si murid dan mereka semua terlahir di neraka.

Koan : Perbuatan yang sama, tapi terlahir di tempat yang berbeda. Mengapa???


_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~