News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Kelemahan 'agama' Buddha

Started by ryu, 30 October 2009, 01:56:43 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tekkss Katsuo

makanya itu kelemahan umatnya... sedih juga sich..
tp mao gmana lagi.. mao buat aliran ryuyana???  ;D


_/\_

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Brado

Berhubung saya pribadi adalah bukan pakar peneliti untuk menyelidiki kelemahan dari Ajaran Buddha ini.. Jadi kurang bisa melihat 'kelemahan' yang di maksud..

Kalau dari sisi umatnya justru banyak kelemahannya, termasuk saya yang jaraaaanng sekali mau meditasi, bahkan masih bersandar pada sila yang apa adanya..

chingik

kelemahan agama buddha:

- terlalu di-agamaisasi  --> menjurus ke ritualis dan seremonial
- terlalu diinstitusikan ---> jadi subjek filosifi, mengabaikan praktik langsung
- umatnya tidak bersatu ---> saling menjelekkan satu sama lain

betul dak, ya? :P

kamala

kalo wa pribadi bukan Ajaran yang memiliki kelemahan tetapi umat-lah yang banyak kekurangannya (termasuk wa ;D ;D :'( :'( :'()
Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Hendra Susanto

kelemahannya: orang2 yang tidak dapat mengerti betapa indahnya ajaran Sang Buddha, baik di awal, di tengah, dan di akhir...

hengki

Sebenarnya bukan Agamanya tp Umatnya yg msh malas belajar, msh dipenuhi oleh ego jd antar Sekte bukannya kerjasama malah saling menjelekkan.
Btw, ryu skrg saya lihat lbh condong ke K. Mudah2an saya salah :). Dilihat dr suka posting Kesaksian Aneh bin Ajaib dr K, skrg malah mencari Kelemahan 'agama' Buddha.
Naga2nya Ryu ini masuk geng STI Alias Suami2 Takut Istri :))
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

nyanadhana

Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

ryu

Quote from: Hendra Susanto on 30 October 2009, 04:10:34 PM
kelemahannya: orang2 yang tidak dapat mengerti betapa indahnya ajaran Sang Buddha, baik di awal, di tengah, dan di akhir...
menurut om haa... yang salah ajaran buddha nya ketinggian atau umatnya yang kerendahan?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: chingik on 30 October 2009, 04:04:55 PM
kelemahan agama buddha:

- terlalu di-agamaisasi  --> menjurus ke ritualis dan seremonial
- terlalu diinstitusikan ---> jadi subjek filosifi, mengabaikan praktik langsung
- umatnya tidak bersatu ---> saling menjelekkan satu sama lain

betul dak, ya? :P
No 1 keknya iya.
No 2 soal praktek tidak ada yang tau (yang salah ajarannya terlalu susah atau orangnya terlalu malas)
No 3 semua agama juga sama susah bersatu antar sekte
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Saya heran kenapa masih saja ada orang yang menganggap bahwa ada ketidakharmonisan di antara umat Buddha yang berbeda aliran.

Dibandingkan dengan umat di agama lain, umat Buddha itu yang paling harmonis meskipun berbeda aliran. Tidak pernah ada peperangan atau pertumpahan darah karena perbedaan aliran Agama Buddha. Seandainya di belahan dunia ini memang ada, kasus itu pun tergolong dalam persentase yang sangat kecil. Dan itu hanyalah ulah oknum, tidak bisa digeneralisir sebagai ulah umat Buddha secara keseluruhan. Selebihnya, umat Buddha hidup berdampingan dengan baik. Meskipun ada konflik antar aliran, itu pun hanya sebatas konflik pandangan dan diskusi panas.

Bandingkan dengan agama lain. Saya tidak perlu bercerita terlalu jauh di sini. Agama-agama besar lainnya tidak memiliki kualitas keharmonisan antar aliran seperti Agama Buddha. Dalam perjalanan sejarah agama-agama lain, banyak sekali insiden dan kekerasan yang terjadi karena perbedaan aliran.

Saya jadi ingat kisah Zen di mana seorang Guru menggendong wanita menyeberangi sungai. Muridnya terpana dan membuat hatinya gundah selama 3 hari. Muridnya pun berkata, "Guru, kenapa Anda boleh menggendong wanita itu?" Gurunya pun menjawab dengan tertawa, "Saya hanya menggendongnya saat itu, tapi kamu menggendongnya selama 3 hari."

Semoga 'konflik' antar aliran di Agama Buddha tidak digendong setiap saat. Adakalanya kita perlu 'berperang' untuk mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan, tapi kita juga harus tahu kapan saatnya gencatan senjata dilakukan.


ryu

Quote from: upasaka on 30 October 2009, 05:07:35 PM
Saya heran kenapa masih saja ada orang yang menganggap bahwa ada ketidakharmonisan di antara umat Buddha yang berbeda aliran.

Dibandingkan dengan umat di agama lain, umat Buddha itu yang paling harmonis meskipun berbeda aliran. Tidak pernah ada peperangan atau pertumpahan darah karena perbedaan aliran Agama Buddha. Seandainya di belahan dunia ini memang ada, kasus itu pun tergolong dalam persentase yang sangat kecil. Dan itu hanyalah ulah oknum, tidak bisa digeneralisir sebagai ulah umat Buddha secara keseluruhan. Selebihnya, umat Buddha hidup berdampingan dengan baik. Meskipun ada konflik antar aliran, itu pun hanya sebatas konflik pandangan dan diskusi panas.

Bandingkan dengan agama lain. Saya tidak perlu bercerita terlalu jauh di sini. Agama-agama besar lainnya tidak memiliki kualitas keharmonisan antar aliran seperti Agama Buddha. Dalam perjalanan sejarah agama-agama lain, banyak sekali insiden dan kekerasan yang terjadi karena perbedaan aliran.

Saya jadi ingat kisah Zen di mana seorang Guru menggendong wanita menyeberangi sungai. Muridnya terpana dan membuat hatinya gundah selama 3 hari. Muridnya pun berkata, "Guru, kenapa Anda boleh menggendong wanita itu?" Gurunya pun menjawab dengan tertawa, "Saya hanya menggendongnya saat itu, tapi kamu menggendongnya selama 3 hari."

Semoga 'konflik' antar aliran di Agama Buddha tidak digendong setiap saat. Adakalanya kita perlu 'berperang' untuk mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan, tapi kita juga harus tahu kapan saatnya gencatan senjata dilakukan.


semua agama juga bisa bilang itu hanyalah oknum koq soal peperangan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hengki

Manfaatnya apa mencari kelemahan Agama Buddha?
Bukan Ajaran Sang Buddha yg ketinggian tp manusianya yg batinnya terlalu kotor jd gak ngerti
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Nevada

Quote from: ryu on 30 October 2009, 05:10:51 PM
Quote from: upasaka on 30 October 2009, 05:07:35 PM
Saya heran kenapa masih saja ada orang yang menganggap bahwa ada ketidakharmonisan di antara umat Buddha yang berbeda aliran.

Dibandingkan dengan umat di agama lain, umat Buddha itu yang paling harmonis meskipun berbeda aliran. Tidak pernah ada peperangan atau pertumpahan darah karena perbedaan aliran Agama Buddha. Seandainya di belahan dunia ini memang ada, kasus itu pun tergolong dalam persentase yang sangat kecil. Dan itu hanyalah ulah oknum, tidak bisa digeneralisir sebagai ulah umat Buddha secara keseluruhan. Selebihnya, umat Buddha hidup berdampingan dengan baik. Meskipun ada konflik antar aliran, itu pun hanya sebatas konflik pandangan dan diskusi panas.

Bandingkan dengan agama lain. Saya tidak perlu bercerita terlalu jauh di sini. Agama-agama besar lainnya tidak memiliki kualitas keharmonisan antar aliran seperti Agama Buddha. Dalam perjalanan sejarah agama-agama lain, banyak sekali insiden dan kekerasan yang terjadi karena perbedaan aliran.

Saya jadi ingat kisah Zen di mana seorang Guru menggendong wanita menyeberangi sungai. Muridnya terpana dan membuat hatinya gundah selama 3 hari. Muridnya pun berkata, "Guru, kenapa Anda boleh menggendong wanita itu?" Gurunya pun menjawab dengan tertawa, "Saya hanya menggendongnya saat itu, tapi kamu menggendongnya selama 3 hari."

Semoga 'konflik' antar aliran di Agama Buddha tidak digendong setiap saat. Adakalanya kita perlu 'berperang' untuk mengembangkan kebijaksanaan dan pengetahuan, tapi kita juga harus tahu kapan saatnya gencatan senjata dilakukan.


semua agama juga bisa bilang itu hanyalah oknum koq soal peperangan.

Kalau begitu, bisa disimpulkan bahwa oknum di Agama Buddha lebih sedikit daripada oknum di agama-agama lain.

Sorry, tetap saja menurut saya umat Buddha lebih baik dari umat agama-agama lain.