MAMIT, Kenapa Harus Mati?

Started by CKRA, 13 October 2009, 12:56:06 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: upasaka on 07 January 2010, 10:49:58 PM
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 07:06:20 PM
[at] upasaka:
yup.. artinya ada perbedaan di sini.. antara para penerbit lain dengan DC PRESS.. dan saya telah mengetahui ke arah mana saya akan melangkah.. dan kita tetap berbeda dalam menatap kondisi ini..
Sadhu Avuso..

pertanyaan lanjut.. menurut pandangan sdr upasaka.. " buku Dhamma dijual-belikan karena modal dipakai untuk sirkulasi organisasi" = menjual Dhamma ?

Menurut pandangan saya, Dhamma tidak bisa dijual; dengan demikian tidak ada yang bisa membeli Dhamma. Yang dijual adalah media penyampaian Dhamma-nya. Tetapi karena mengingat Dhamma adalah untuk kebaikan semua orang, alangkah baiknya jika semua orang dari berbagai kalangan bisa mendapatkan Dhamma tanpa perlu membeli medianya. Selain itu, selama 45 tahun membabarkan Dhamma, Sang Buddha tidak pernah menerima pembayaran dari orang lain yang mendengar khotbah Dhamma-Nya. Atas dasar inilah, DhammaCitta Press mengambil langkah pioner untuk membagikan Dhamma secara gratis. Hal ini pun mendapat aplaus tinggi dari seorang Bhikkhu Bodhi.

Saya tidak menilai bahwa menjual buku Dhamma, menjual aksesoris Buddhis, menjual kaos bernuansa Buddhis adalah perbuatan salah. Saya sering membeli buku Dhamma, aksesoris Buddhis, dan membeli kaos bernuansa Buddhis. Menurut saya, bisnis seperti ini sah-sah saja. Asalkan dilakukan dengan transparan, lugas dan terbuka pada khalayak ramai.

Kalau mau menggalang dana untuk kelak membagikan media Dhamma itu kepada publik, maka sebaiknya bagikan media Dhamma itu secara gratis. Itu dikarenakan modal pembuatan media Dhamma pun didapatkan dari donatur dan sukarelawan, jadi sepantasnya dibagikan secara gratis. Adalah kecurangan apabila dalam membagikan media Dhamma kepada publik, namun publik diminta untuk kembali berdana guna mendapatkannya.

Kalau mau membagikan media Dhamma melalui transaksi jual-beli, maka seharusnya tidak boleh mendapatkan modal dengan cara penggalangan dana. Kecuali ada sponsor atau pendukung yang memberikan pinjaman modal atau modal usaha secara cuma-cuma. Dalam konteks ini, transaksi jual-beli sudah sewajarnya mengambil profit; yang kelak akan dipakai untuk sirkulasi modal usaha.

Kalau sudah tahu batasan yang jelas tentang "cara main" seperti ini, suatu organisasi penerbit harus bersikap transparan kepada publik. Organisasi ini harus memiliki kriteria jelas dalam aktivitas kerjanya; misalnya sebagai pebisnis buku Dhamma. Kalau menyangkal kriteria ini, maka artinya ada suatu hal yang ditutup-tutupi.


ya betul, makanya thanks to ario sehingga semua menjadi tahu seperti apa EF sekarang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

dan kita masih tidak tahu "cerita di balik itu"

ryu

Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:24:15 AM
dan kita masih tidak tahu "cerita di balik itu"
bukannya sudah di kasih tau? Tidak surplus, jadi tidak menguntungkan, jadi di buanglah proyek ini.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: ryu on 08 January 2010, 08:33:56 AM
Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:24:15 AM
dan kita masih tidak tahu "cerita di balik itu"
bukannya sudah di kasih tau? Tidak surplus, jadi tidak menguntungkan, jadi di buanglah proyek ini.

masih simpang siur, menurut laporan keuangan resmi dari postnya TS, ada surplus 96juta kok

ryu

Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:36:33 AM
Quote from: ryu on 08 January 2010, 08:33:56 AM
Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:24:15 AM
dan kita masih tidak tahu "cerita di balik itu"
bukannya sudah di kasih tau? Tidak surplus, jadi tidak menguntungkan, jadi di buanglah proyek ini.

masih simpang siur, menurut laporan keuangan resmi dari postnya TS, ada surplus 96juta kok
kalo aye berspekulasi, mungkin saja EF pakai bahasa halus untuk memberhentikan mamit, pake acara 10 parami segala khan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: ryu on 08 January 2010, 08:45:50 AM
Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:36:33 AM
Quote from: ryu on 08 January 2010, 08:33:56 AM
Quote from: Indra on 08 January 2010, 08:24:15 AM
dan kita masih tidak tahu "cerita di balik itu"
bukannya sudah di kasih tau? Tidak surplus, jadi tidak menguntungkan, jadi di buanglah proyek ini.

masih simpang siur, menurut laporan keuangan resmi dari postnya TS, ada surplus 96juta kok
kalo aye berspekulasi, mungkin saja EF pakai bahasa halus untuk memberhentikan mamit, pake acara 10 parami segala khan ;D
daripada berspekulasi mendingan kita tunggu aja, wakil resmi dari EF atau lembaga manapun yg berwenang atas MAMIT untuk mengklarifikasi

hartono238

wah, seru ni jadinya, sekali kali ikut ah :
1. surplus : mungkin lah, kalau dibaca laporan keuangan yg diposting TS, tapi surplus belum tentu untung loh (dari kaca mata bisnis), karena uang surplus bisa saja untuk mencetak edisi berikutnya, dan tidak dibagi, jadi yg kerja tetap sosial.

2. dibiayai dan di subsidi : mungkin 2 kata ini menurut pendapat saya sih beda, kalau di biayai, artinya semua dibiayai, jadi ngak perlu cari dana lagi, kalau disubsidi, artinya jika dana kurang, baru minta subsidi, jika sudah cukup, apa perlu disubsidi??

3. cetak sesuai dana yg diterima : kalau pada saat mencari dana , di jelaskan bahwa untuk mamit edisi anu, ya, pada edisi anu harus di cetak semua, tapi kalau dibilang dana untuk mencetak mamit, khan boleh donk untuk cetak edisi selanjutnya

4. buku hasil dana yg bertumpuk : banyak sekali buku-buku dharma yang di cetak dari hasil dana, karena tidak memperhitungkan kebutuhan, sehingga di cetak sangat sangat banyak, akhirnya tidak di ambil dan tidak dibaca, kasihan dana itu, seandainya bisa dimanfaatkan buat yang lain tentu lebih baik

5. buku dharma di jual : menurut saya sah sah saja, jika buku dharma di perlakukan komersil, ya, kita sudah tahu dari awal, bahwa itu komersil, mau beli silakan, ngak beli juga ngak masalah.

wah, kerja dulu ah, itu saja pendapat kita dulu


ryu

Quote from: hartono238 on 08 January 2010, 09:23:39 AM
wah, seru ni jadinya, sekali kali ikut ah :
1. surplus : mungkin lah, kalau dibaca laporan keuangan yg diposting TS, tapi surplus belum tentu untung loh (dari kaca mata bisnis), karena uang surplus bisa saja untuk mencetak edisi berikutnya, dan tidak dibagi, jadi yg kerja tetap sosial.

2. dibiayai dan di subsidi : mungkin 2 kata ini menurut pendapat saya sih beda, kalau di biayai, artinya semua dibiayai, jadi ngak perlu cari dana lagi, kalau disubsidi, artinya jika dana kurang, baru minta subsidi, jika sudah cukup, apa perlu disubsidi??

3. cetak sesuai dana yg diterima : kalau pada saat mencari dana , di jelaskan bahwa untuk mamit edisi anu, ya, pada edisi anu harus di cetak semua, tapi kalau dibilang dana untuk mencetak mamit, khan boleh donk untuk cetak edisi selanjutnya

4. buku hasil dana yg bertumpuk : banyak sekali buku-buku dharma yang di cetak dari hasil dana, karena tidak memperhitungkan kebutuhan, sehingga di cetak sangat sangat banyak, akhirnya tidak di ambil dan tidak dibaca, kasihan dana itu, seandainya bisa dimanfaatkan buat yang lain tentu lebih baik

5. buku dharma di jual : menurut saya sah sah saja, jika buku dharma di perlakukan komersil, ya, kita sudah tahu dari awal, bahwa itu komersil, mau beli silakan, ngak beli juga ngak masalah.

wah, kerja dulu ah, itu saja pendapat kita dulu


kalau secara bisnis, ada yang namanya subsidi silang, apabila Mamit tidak menguntungkan khan bisa ambil dari proyek yang lain yang "dijual" yang bisa ambil dari labanya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: hartono238 on 08 January 2010, 09:23:39 AM
wah, seru ni jadinya, sekali kali ikut ah :
1. surplus : mungkin lah, kalau dibaca laporan keuangan yg diposting TS, tapi surplus belum tentu untung loh (dari kaca mata bisnis), karena uang surplus bisa saja untuk mencetak edisi berikutnya, dan tidak dibagi, jadi yg kerja tetap sosial.

2. dibiayai dan di subsidi : mungkin 2 kata ini menurut pendapat saya sih beda, kalau di biayai, artinya semua dibiayai, jadi ngak perlu cari dana lagi, kalau disubsidi, artinya jika dana kurang, baru minta subsidi, jika sudah cukup, apa perlu disubsidi??

3. cetak sesuai dana yg diterima : kalau pada saat mencari dana , di jelaskan bahwa untuk mamit edisi anu, ya, pada edisi anu harus di cetak semua, tapi kalau dibilang dana untuk mencetak mamit, khan boleh donk untuk cetak edisi selanjutnya

4. buku hasil dana yg bertumpuk : banyak sekali buku-buku dharma yang di cetak dari hasil dana, karena tidak memperhitungkan kebutuhan, sehingga di cetak sangat sangat banyak, akhirnya tidak di ambil dan tidak dibaca, kasihan dana itu, seandainya bisa dimanfaatkan buat yang lain tentu lebih baik

5. buku dharma di jual : menurut saya sah sah saja, jika buku dharma di perlakukan komersil, ya, kita sudah tahu dari awal, bahwa itu komersil, mau beli silakan, ngak beli juga ngak masalah.

wah, kerja dulu ah, itu saja pendapat kita dulu



saya setuju dengan ke5 point di atas, tapi tidak ada satupun yg bisa menjadi alasan dimatikannya MAMIT, sementara pertanyaan TS masih tetap belum terjawab.

velisha_lim

ikut nimbrung sedikit.. walaupun sudah lama saya tidak berkunjung ke sini.... maap... koben... ^:)^ hehehe

mengenai MAMIT... yang jelas MAMIT TIDAK MATI.
Sekarang sudah terbit untuk yang baru... dan dikelola oleh Yayasan Penerbit Manggala sendiri tanpa bekerja sama lagi dengan pihak EF.
Memang dibalik cerita lama MAMIT sempat vakum lama... namun karena ada itikad baik dari kedua belah pihak yayasan sehingga terjadilah kerjasama yang selama ini dilakukan...
(oh ya... bila ada yang berminat bisa hubungi langsung ke no. 08989248677 ;))

namun yah sesuai kenyataannya seperti yang sudah disampaikan oleh Bro Henrychan... itulah kenyataannnya...
bahwa EF memutuskan secara sepihak memberhentikan penerbitan MAMIT dengan alasan yang kurang jelas (menurut saya) bahwa MAMIT kurang diminati sehingga EF memutuskan untuk menelurkan produk barunya SADHU.

mengenai masalah DANA yang surplus...
Dana yang tersisa tidak ditangan pihak EF...
Dana dari awal berada di Yayasan Penerbit Manggala dan yang memegang rekening itu bukan petinggi EF melainkan pengurus-pengurus Yayasan. Jadi bila pihak pengelola membutuhkan sekian Rupiah maka dibuatkan pengajuan untuk mengeluarkan dana untuk keperluan dan kepentingan penerbitan MAMIT.
dan untuk informasi buat semua sisa dana yang tercantum di laporan MAMIT yang terakhir itu digunakan sebagai modal untuk menerbitkan kembali MAMIT yang baru. (berupa komputer dan perlengkapan-perlengkapannya karena aset lama dihibahkan)

Masalah MAMIT mengharuskan berdana baru menerima, hmmm no comment yah...
Informasi yang saya terima dari pihak Yayasan Penerbit Manggala, bahwa MAMIT tidak dijual, dan siapa saja yang membutuhkan akan diberikan..
Memang masalah klasik, seperti yang disampaikan oleh Bro Ario, tanpa dana semua tidak bisa berjalan...
namun tidak selamanya seperti itu... bila memang seseorang menerima sebuah buku (majalah atau apapun) dan dia merasa bermanfaat pasti dia akan berdana.. tanpa harus dipaksa...
Pihak MAMIT pun menyadari semua itu dan sedang berusaha mencari jalan keluarnya bila dana tidak mencukupi untuk menerbitkan MAMIT.


Demikian sedikit informasi dari saya...
Mohon maaf bila ada pernyataan diatas yang menurut bro-bro sekalian menyudutkan atau apapun..
Namun informasi diatas saya peroleh dari pihak yang dapat saya percayai kebenarannya...

biarkan lah semua pihak mengejar target sesuai cara masing-masing...
bila memang ada niat yang tidak baik... biarlah itu menjadi tanggungan masing-masing...

Terakhir kata... MARI kita semua dukung MAMIT dengan cara apapun juga tidak hanya dengan cara berdana... bisa dengan menjadi kontributor ataupun pembaca....

Deep Bow,
Vera _/\_

Indra

thansk atas update dari Bro/Sis Vera. _/\_

semakin jelas nih. artinya yg saya tangkap dari postingannya di atas, MAMIT lama sama sekali tidak ada masalah dengan dana, karena dana selalu cukup. namun, walaupun sudah semakin jelas, tetap masih belum menjawab pertanyaan TS.

ryu

Quote from: velisha_lim on 08 January 2010, 10:06:13 AM
ikut nimbrung sedikit.. walaupun sudah lama saya tidak berkunjung ke sini.... maap... koben... ^:)^ hehehe

mengenai MAMIT... yang jelas MAMIT TIDAK MATI.
Sekarang sudah terbit untuk yang baru... dan dikelola oleh Yayasan Penerbit Manggala sendiri tanpa bekerja sama lagi dengan pihak EF.
Memang dibalik cerita lama MAMIT sempat vakum lama... namun karena ada itikad baik dari kedua belah pihak yayasan sehingga terjadilah kerjasama yang selama ini dilakukan...
(oh ya... bila ada yang berminat bisa hubungi langsung ke no. 08989248677 ;))

namun yah sesuai kenyataannya seperti yang sudah disampaikan oleh Bro Henrychan... itulah kenyataannnya...
bahwa EF memutuskan secara sepihak memberhentikan penerbitan MAMIT dengan alasan yang kurang jelas (menurut saya) bahwa MAMIT kurang diminati sehingga EF memutuskan untuk menelurkan produk barunya SADHU.

mengenai masalah DANA yang surplus...
Dana yang tersisa tidak ditangan pihak EF...
Dana dari awal berada di Yayasan Penerbit Manggala dan yang memegang rekening itu bukan petinggi EF melainkan pengurus-pengurus Yayasan. Jadi bila pihak pengelola membutuhkan sekian Rupiah maka dibuatkan pengajuan untuk mengeluarkan dana untuk keperluan dan kepentingan penerbitan MAMIT.
dan untuk informasi buat semua sisa dana yang tercantum di laporan MAMIT yang terakhir itu digunakan sebagai modal untuk menerbitkan kembali MAMIT yang baru. (berupa komputer dan perlengkapan-perlengkapannya karena aset lama dihibahkan)

Masalah MAMIT mengharuskan berdana baru menerima, hmmm no comment yah...
Informasi yang saya terima dari pihak Yayasan Penerbit Manggala, bahwa MAMIT tidak dijual, dan siapa saja yang membutuhkan akan diberikan..
Memang masalah klasik, seperti yang disampaikan oleh Bro Ario, tanpa dana semua tidak bisa berjalan...
namun tidak selamanya seperti itu... bila memang seseorang menerima sebuah buku (majalah atau apapun) dan dia merasa bermanfaat pasti dia akan berdana.. tanpa harus dipaksa...
Pihak MAMIT pun menyadari semua itu dan sedang berusaha mencari jalan keluarnya bila dana tidak mencukupi untuk menerbitkan MAMIT.


Demikian sedikit informasi dari saya...
Mohon maaf bila ada pernyataan diatas yang menurut bro-bro sekalian menyudutkan atau apapun..
Namun informasi diatas saya peroleh dari pihak yang dapat saya percayai kebenarannya...

biarkan lah semua pihak mengejar target sesuai cara masing-masing...
bila memang ada niat yang tidak baik... biarlah itu menjadi tanggungan masing-masing...

Terakhir kata... MARI kita semua dukung MAMIT dengan cara apapun juga tidak hanya dengan cara berdana... bisa dengan menjadi kontributor ataupun pembaca....

Deep Bow,
Vera _/\_
sudah jelas, berarti karena pola pikir ario yang seorang  pedagang maka EF sebagai pedagang merasa defisit ya mengerjakan proyek MAMIT sehingga tidak layak di lanjutkan karena tidak menguntungkan. dan pola pikir ario ini seorang yang menginginkan gratis itu harus berpikir ya barang yang di dapat itu dari mana sehingga harus berdana?  (btw aye tar kena UU ITE gak ya kalo kek gini bisa di sebut fitnah gak? )


oh ya apakah MAMIT ini ada versi pdf nya? itu khan gratis di unduh, apa harus bayar juga?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

velisha_lim

Dear Ryu...
untuk di convert ke PDF saya belum dengar dari pihak pengelola yang baru.. namun ada kemungkinan akan dilakukan...
untuk melihat sebagian kecil isi bisa join di MAJALAH MAMIT di Facebook di http://www.facebook.com/?ref=home#/group.php?gid=238342118810&ref=ts

disitu ada sebagian yang sudah diposting... thanks....

ryu

Quote from: velisha_lim on 08 January 2010, 11:06:00 AM
Dear Ryu...
untuk di convert ke PDF saya belum dengar dari pihak pengelola yang baru.. namun ada kemungkinan akan dilakukan...
untuk melihat sebagian kecil isi bisa join di MAJALAH MAMIT di Facebook di http://www.facebook.com/?ref=home#/group.php?gid=238342118810&ref=ts

disitu ada sebagian yang sudah diposting... thanks....

ok thanks ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Ario_botax

ryu:
Quote from: ryu on 07 January 2010, 08:09:14 PM
Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 07:06:20 PM

[at] ryu:
ohh..mengapa seperti itu.. setahu saya karena ada target yang dicanangkan dari pihak ef sendiri.. jika anda.. merasa yakin untuk mengatur hal-hal seperti itu.. maka sudah sepatutnya anda ikut turun tangan dunk..?
ataukah anda memang sudah turun tangan?? hehe
melabeli dengan harga?? mengapa anda tidak sarankan saja langsung kepada pihak ef?

[at]  all:
setidaknya saya baru mengerti sisi forum DC ini..
oh ya, ada target, kalau target tidak tercapai bubar. oh saya mana berani untuk mengatur hal begitu, siapa sih saya hanya umat kecil dari agama lain yang suka nangkring di forum ini.
bukankah EF sudah profesional dalam hal jual buku? juga untuk menggalang dana bukankah sudah punya nama? mereka pasti bisa hitung2an khan, mana berani gw ikut2an ;D

oh ya,  [at]  all :
setidaknya saya baru mengerti sisi EF ini..
Hmm.. Tapi anda punya minat dalam agama atau ajaran Buddhis? ^^ bagus2.. semoga anda mengerti apa yang anda katakan ^^
yang saya tahu.. jika anda hanya berbicara tanpa melakukan.. itu adalah hal yang berbeda.. ( di sini.. adalah.. mengerjakan project dengan hanya duduk dan melihat serta membaca)

Quote from: ryu on 08 January 2010, 10:58:04 AM
Quote from: velisha_lim on 08 January 2010, 10:06:13 AM
ikut nimbrung sedikit.. walaupun sudah lama saya tidak berkunjung ke sini.... maap... koben... ^:)^ hehehe

mengenai MAMIT... yang jelas MAMIT TIDAK MATI.
Sekarang sudah terbit untuk yang baru... dan dikelola oleh Yayasan Penerbit Manggala sendiri tanpa bekerja sama lagi dengan pihak EF.
Memang dibalik cerita lama MAMIT sempat vakum lama... namun karena ada itikad baik dari kedua belah pihak yayasan sehingga terjadilah kerjasama yang selama ini dilakukan...
(oh ya... bila ada yang berminat bisa hubungi langsung ke no. 08989248677 ;))

namun yah sesuai kenyataannya seperti yang sudah disampaikan oleh Bro Henrychan... itulah kenyataannnya...
bahwa EF memutuskan secara sepihak memberhentikan penerbitan MAMIT dengan alasan yang kurang jelas (menurut saya) bahwa MAMIT kurang diminati sehingga EF memutuskan untuk menelurkan produk barunya SADHU.

mengenai masalah DANA yang surplus...
Dana yang tersisa tidak ditangan pihak EF...
Dana dari awal berada di Yayasan Penerbit Manggala dan yang memegang rekening itu bukan petinggi EF melainkan pengurus-pengurus Yayasan. Jadi bila pihak pengelola membutuhkan sekian Rupiah maka dibuatkan pengajuan untuk mengeluarkan dana untuk keperluan dan kepentingan penerbitan MAMIT.
dan untuk informasi buat semua sisa dana yang tercantum di laporan MAMIT yang terakhir itu digunakan sebagai modal untuk menerbitkan kembali MAMIT yang baru. (berupa komputer dan perlengkapan-perlengkapannya karena aset lama dihibahkan)

Masalah MAMIT mengharuskan berdana baru menerima, hmmm no comment yah...
Informasi yang saya terima dari pihak Yayasan Penerbit Manggala, bahwa MAMIT tidak dijual, dan siapa saja yang membutuhkan akan diberikan..
Memang masalah klasik, seperti yang disampaikan oleh Bro Ario, tanpa dana semua tidak bisa berjalan...
namun tidak selamanya seperti itu... bila memang seseorang menerima sebuah buku (majalah atau apapun) dan dia merasa bermanfaat pasti dia akan berdana.. tanpa harus dipaksa...
Pihak MAMIT pun menyadari semua itu dan sedang berusaha mencari jalan keluarnya bila dana tidak mencukupi untuk menerbitkan MAMIT.


Demikian sedikit informasi dari saya...
Mohon maaf bila ada pernyataan diatas yang menurut bro-bro sekalian menyudutkan atau apapun..
Namun informasi diatas saya peroleh dari pihak yang dapat saya percayai kebenarannya...

biarkan lah semua pihak mengejar target sesuai cara masing-masing...
bila memang ada niat yang tidak baik... biarlah itu menjadi tanggungan masing-masing...

Terakhir kata... MARI kita semua dukung MAMIT dengan cara apapun juga tidak hanya dengan cara berdana... bisa dengan menjadi kontributor ataupun pembaca....

Deep Bow,
Vera _/\_
sudah jelas, berarti karena pola pikir ario yang seorang  pedagang maka EF sebagai pedagang merasa defisit ya mengerjakan proyek MAMIT sehingga tidak layak di lanjutkan karena tidak menguntungkan. dan pola pikir ario ini seorang yang menginginkan gratis itu harus berpikir ya barang yang di dapat itu dari mana sehingga harus berdana?  (btw aye tar kena UU ITE gak ya kalo kek gini bisa di sebut fitnah gak? )


oh ya apakah MAMIT ini ada versi pdf nya? itu khan gratis di unduh, apa harus bayar juga?
haha.. bro ryu..
tapi yang jelas pola pikir saya adalah mengenai pola pikir entalpi.. dalam hukum fisika..
dan saya adalah orang yang berpikir terbuka dan tidak kaku ^^ .. jika ada cara yang lebih efisien maka kenapa tidak ^^
case closed ^^
semoga sdr ryu cepat2 mencapai pencerahan.. dan untuk kita semua juga..  kalau ada waktu boleh ketemu biar kita bisa share pandangan ^^

velisha:
gud.. at least Mamit masih ada fiuhh..
selamat bertugas.. ^^
oh.. sdr ryu ada usul mengenai pelabelan saja.. agar tidak memusingkan ^^ (hanya usul)

upasaka:
hmm.. memang pola pikir di sini kita benar-benar berbeda.. jika yang anda bilang itu identik dengan kinerja dari pihak yang disangkutkan dalam hal ini **.. Apakah Anda benar-benar yakin.. profit tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi? atau subsidi silang untuk projek selanjutnya?? atau hanya dugaan?

mengenai Buddha yang membabar Dhamma selama 45 tahun tanpa mengharap pamrih.. saya tahu dengan jelas.. sangat jelas ^^..
tapi saya mohon.. DC sebagai pionir hendaknya dapat approach ke luar tanpa jika diminta dari pihak luar ^^.. itu harapan saya loch..