News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Lord Buddha - Wall Paintings

Started by Adhitthana, 11 September 2009, 11:27:03 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Adhitthana


the day Sirimahamaya, the Buddha's mother, conceived a child, she had dreamt that there was a white elephant descended from the silver and golden mountains and brought her a lotus.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Birth: On the Full Moon Day of Vesak month, 625 B.C.E., the Buddha was born in Lumbini Park. Immediately after being born, he walked for seven steps, and there was a lotus holding him up at every step. He said he was the most exalted one in the world.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


When a hermit named Kaladevila visited the child, the prince mystically appeared on the head of the hermit. King Suddhodanama, his father, and all the Sakyans bowed before the prince.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


During ploughing ceremony, Prince Siddhattha sat down in the shade of a tree and was soon lost in meditation. Though the shadows of all the trees had lengthened, the shadow of the tree under which the prince was seated had not moved. His father was overjoyed and bowed before him again.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Prince Siddhatha showed his skill in archery by lifting a bow which no one within memory of man had ever been able to draw or lift it. It was known from his marvellous strength that he would become Universal Monarch.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Wedding Ceremony: The gods gave the holy water from the conch when Prince Siddhatha married Princess Yasodhara. The prince was very happy in his three palaces all days and nights.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


One day Prince Siddhattha went into the city and saw the four signs of and old man, a man afflicted with a loathsome, a corpse, and an ascetic. He appreciated the last one.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Great Renunciation: In the day Rahula, his son, was born, Prince Siddhattha decided to renounce the world. He saw a last sight to Yasodhara. And he happened to see his ladies in waiting who were sleeping, showing him their various kinds of ugly manners like cemetery.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Prince Siddhattha renounced the world. He accompanied by his confidant, Channa, rode to the bank of Anoma River.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Prince Siddhattha took a sword and cut off his hair with one blow.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Self-mortification: Prince Siddhattha, the Buddha-to-be, practised self-mortification for six years until he became very thin. His bones showed prominently. But his austerities did not lead him to deliverance. When he listened to a song played by Indra, he thought of a stringed instrument and discovered the Middle Way.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


Sujata offered the Buddha-to-be a gold bowl full of milk mixed with rice flour and honey. Sujata thought he was a God.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


After taking that meal, the Buddha-to-be threw the bowl into the water. And the bowl drifted upstream.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Adhitthana


The Buddha-to-be defeated Vasavatti Mara, King of Evil, and his companies who attacked him at the Bodhi tree. A goddess of great beauty emerged from the earth and helped the hero defeat Mara. Then the King Mara payed him his homage.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....