Mengapa Aku Condong Ke Theravada?

Started by Deva19, 27 August 2009, 09:38:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

williamhalim

mana yg cocok ajalah, tergantung:

kamma, pemikiran dan lingkungan tumbuh kita masing2... beda2 tiap orang


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

CKRA

Ibarat sebatang pohon buah. Pada dasarnya, di dalam tanah hanya ada satu akar pohon. Dari akar yang satu itu, hanya ada satu batang pohon yang tumbuh. Dari batang pohon itu baru mulai timbul cabang dan ranting yang berpusat pada batang pohon tersebut. Dari cabang dan ranting tersebut tumbuh daun-daun yang sama warna dan bentuknya. Dari cabang dan ranting tersebut menghasilkan buah yang sama bentuknya, sama warnanya, sama manisnya. Jadi untuk apa meributkan cabang dan ranting, kalau akar, batang, dan hasil buahnya adalah sama?

johan3000

#17
Quotegejala panatik,
gw juga ada fanatik lho...

   Bodhi is no tree,
   nor is the mind a standing mirror bright.
   Since all is originally empty,
   where does the dust alight?

   菩提本無樹,
   明鏡亦非台;
   本來無一物,
   何處惹塵埃?

Pada hakekatnya tidak ada pohon pencerahan
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya
Karena sejak dari semula semuanya kosong
Dimana pula debu bisa melekat ?

Patriat VI ( HuiNeng ) ( 638-713 )
[spoiler=hui neng]
Huineng was born into the Lu family in 638 A.D. in the town of Xing in Canton province. His father died when he was young and his family was poor, so he did not have the chance to learn to read or write. He may have been a Hmong or a Miao.[3] One day, while he was delivering firewood to an inn, he heard a guest reciting the Diamond Sutra and he had an awakening. He immediately decided to seek the Way of Buddhahood. The guest gave him ten taels of silver to provide for his mother, and Huineng embarked on his journey. Thus began a remarkable page in Chán history in China.[/spoiler]

Suatu hari ketika Hui Neng mengantar kayu bakar ke rumah seorang kayaraya,
Hui Neng terkesan mendengar sutra intan (diamond sutra / jin gang jing
[lafal:cinkangcing]) yg dibaca oleh sang pemilik rumah di depan altar sampai
kening berkerut. "Biarkanlah pikiran berfungsi dengan bebas dan jangan
melekat pada apapun."
Kemudian atas referensi org itu, Hui Neng pamit kpd
mamanya untuk tinggal/belajar/bekerja di biaranya Patriakh ke-5, Master Hong
Ren di gunung Huang Mei, propinsi He Nan. Tentunya setelah mengatur segala
sesuatunya termasuk meninggalkan uang yg cukup dan orang yg mengurus
mamanya.


Hui Neng kan dari Tiongkok (jadi asumsi saya di Mahayana?)

Bagaimana penilaian anda terhadap tulisan Hui Neng ?
Apakah kurang tepat ?

gw panatik sama Hui Neng deh, soalnya dia satu2 yg buta huruf, tapi
ngomongannya mantep lho!
_/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Hendra Susanto

sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...


johan3000

Quotehanya saja, ketika aku membaca dialog sang budha dalam Mahayana, misalnya, saya kok suka berpikir "masa sih budha ngomong kayak gitu". hatiku menjadi tidak senang, karena menganggap sabda sang budha tidak bijaksana. walaupun begitu, aku terus mencoba membaca artikel-artikel Mahayana. tetapi, anehnya semakin lama, aku malah semakin tidak suka dengan ajaran Mahayana.

apakah anda senang dgn ngomongan HUI NENG ?
apakah HUI NENG bijaksana ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

naviscope

Quote from: Hendra Susanto on 28 August 2009, 10:46:13 AM
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

CKRA

Quote from: naviscope on 28 August 2009, 10:56:32 AM
Quote from: Hendra Susanto on 28 August 2009, 10:46:13 AM
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???

maksudnya musik dan mobil sama-sama diawali dengan huruf "m"?

purnama


hatRed

#23
bad prejudice....


seharusnya cangkir dan cuka sama sama diawali huruf "c"?
i'm just a mammal with troubled soul



Indra

Quote from: naviscope on 28 August 2009, 10:56:32 AM
Quote from: Hendra Susanto on 28 August 2009, 10:46:13 AM
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...




aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???

Marcedes?

FZ

Quote from: naviscope on 28 August 2009, 10:56:32 AM
Quote from: Hendra Susanto on 28 August 2009, 10:46:13 AM
sepertinya ada niat tertentu dibalik sharingnya TS...



aye juga merasakan demikian bos

IMO, jgn2 ini ada orang yang meregister nick baru, tapi sebenarnya orang lama
dengan misi tertentu???
Saya juga merasakan.. koq kesannya tidak asing.. Namun terlepas dari itu semua, objek itu netral. Jadi saya berusaha memandang objek itu netral, dan menjawab apa yang ditanyakan..

Saya juga seorang penganut Theravada yang fanatik. Namun hal ini kemudian saya sadari di suatu hari. Apa guna saya mempelajari Theravada kalau saya menjadi fanatik dan menganggap agama / aliran tertentu sebagai superior terbenar terbaik blablabla.. yang intinya hanyalah menjadi arogan dan memandang rendah ajaran aliran lain.. Dan ketika kita menjadi arogan sebenarnya kita menutup diri u/ belajar.

So sekarang prakteknya, saya memang lebih banyak tahu Theravada dibanding aliran lain, namun u/ melakukan kebaktian yang saya rasa masih wajar dan gak merugikan ya asik2 aja.. kebaktian Theravada ayuk.. diajak Liam Keng ayuk juga.. Bahkan sampe di rumah.. ortu suruh sembahyang leluhur menggunakan hio.. ya ayuk juga.. soalnya menurut saya, bukan kepada ritual sembahyang hio yang ingin saya tekankan.. namun kesempatan u/ berbuat baik pada leluhur dengan mengingat dan mengharapkan kebahagian beliau agar cepat realisasi NIbbana.


Sumedho

#26
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

hati2x loh, nanti salah tuduh lagi :)

permisiiii....

There is no place like 127.0.0.1

CKRA

Quote from: Sumedho on 28 August 2009, 11:28:39 AM
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

permisiiii....

Yang penting bisa disembuhkan gak, dok?

Indra

Quote from: Sumedho on 28 August 2009, 11:28:39 AM
tenang sodara2x, panatik itu bukan penyakit keturunan atau penyakit menular....

mau apapun itu theravada, mahayana, ato laennya, tetep aja bisa kena panatik.

hati2x loh, nanti salah tuduh lagi :)

permisiiii....



ad hominem

Sumedho

bisa donk, tapi tergantung tingkat keparahannya. terkadang pake manggis isi ganjil di jus sama daun pepaya 15cm cukup, terkadang perlu yg lebih canggih lagi.
There is no place like 127.0.0.1