News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Fw: Please Support. Bantuan Untuk Sidarta, Lumajang

Started by F.T, 22 July 2009, 06:45:05 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

F.T

24/Aug/2009        Dana dari Krisna         125,001

Total                                Rp. 31,119,733

Diserahkan                        Rp. 20.000.000

Sisa                                Rp. 11,119,733

Sisa dana akan diserahkan pada kunjungan berikutnya.

Namo Buddhaya,Berikut update bantuan untuk Sidarta, Lumajang.Bagi donatur yang telah berdana, mohon memeriksa daftar di bawah ini.Jika ada yang keliru, harap infokan pada saya atau bro Edi agar dapat dikoreksi.Untuk memudahkan administrasi, penggalangan ini akan ditutup pada hari JUMAT, 28 AGUSTUS 2009.Jika dalam proses pengobatan nantinya dibutuhkan dukungan lebih, akan kembali kita sampaikan dalam forum.Proses pengobatan Sidarta akan terus saya update.Bagi yang ingin berdana kesempatan masih terbuka sampai besok sore.Liburan Idul Fitri nanti saya akan ke Semarang dengan sepeda motor saya.Sekalian saya akan mampir ke Tian untuk mengupdate beritanya.

Mettacettana,

Abin

++++++++++++


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

F.T

[CLOSED]

Namo Buddhaya,
Hari Minggu kemaren, saya meluncur ke Lumajang, walau tanpa persiapan
apa-apa, lantaran hari Sabtu sebelumnya saya flu berat, minum obat flu,
ngantuk luar biasa, tidur lebih awal dibanding biasanya. Akibatnya, minggu
pagi-pagi sudah melek dan tidak bisa tidur lagi. Bingung juga
tengak-tenguk di rumah, akhirnya saya meluncur begitu saja.
Tapi, walau demikian ada baiknya juga, karena urusan di Lumajang ini harus
segera dibereskan karena pada liburan idul fitri nanti saya tidak bisa
mengarah ke Lumajang. Kemungkinan besar saya malah akan ada di Jawa
Tengah. Sepertinya semarang.
Dalam perjalanan saya mampir ke ATM mengambil sisa dana yang telah
ditransfer bro Edi Sugino ke saya untuk saya setorkan ke deposit rumah
sakit.
Sesampai di Lumajang, saya bingung, apakah harus menuju langsung ke rumah
ibu Nissa atau periksa ke rumah sakit dulu. Kalau mereka lagi di rumah
sakit, berarti rumah kosong. Akhirnya, saya putuskan chek ke rumah sakit,
dengan pertimbangan kalau ketemu di rumah sakit, saya tidak perlu menuju
rumah ibu Nissa yang cukup jauh itu. Tapi ternyata, hari itu mereka sedang
tidak di rumah sakit. Walau demikian, saya tetap perlu memeriksa sisa
deposit di bagian keuangan rumah sakit. Saya mendepositkan 8juta rupiah
lagi ke rumah sakit. Sisanya saya serahkan pada ibu Nissa ketika sampai di
rumahnya,
Lepas tengah hari saya sampai di rumah ibu Nissa. Saya disambut ibu Nissa
di depan rumah. Menurut ibu Nissa, dia sudah punya firasat kalau akan
kedatangan tamu. Ternyata tamunya adalah saya.
Sidarta sedang tidur siang sehabis makan siang, kata ibu Nissa, sambil
menunjukkan arah ke tempat tidur Sidarta. Sidarta terlihat lelap di dipan
berkasur kapuk. Saya hanya berdiri di ambang pintu, makhlum itu kamar ibu
Nissa. Ibu Nissa mempersilahkan saya untuk masuk, sambil mengatakan dia
akan mengambilkan minum buat saya, lalu berlalu. Akhirnya saya melangkah
masuk mendekati samping dipan. Sidarta terlihat kurusan. Sulit
menggambarkan ekspresi wajahnya saat tertidur seperti itu. Wajah anak-anak
yang terkesan tangguh. Wajah yang ceria namun tertahan.
Perlahan saya segera keluar dari kamar itu, dan duduk di bagian depan
rumah. Ibu Nissa datang dengan secangkir kopi dan beberapa potong ubi
goreng. Tidak ada basa-basi yang tidak perlu. Saya menanyakan pewawatan
Sidarta dan semua juga seperti yang saya kira dan saya harapkan. Semua
berjalan cukup lancar, walau ibu Nissa berkisah bahwa di awal perawatan
sepertinya menyiksa sekali. Walau Sidarta tidak banyak mengeluh, tapi ibu
Nissa merasakan bahwa pengobatan ini cukup menyiksa anaknya.
Saya sampaikan pada ibu Nissa, bahwa saya telah menambah deposit di rumah
sakit, jadi tidak perlu merisaukan apa-apa. Yang penting jaga kesehatan
diri baik-baik agar bisa menjaga Sidarta. Sisa dana sebesar 4juta lebih
sedikit saya serahkan sekalian ke ibu Nissa.
Saya katakan bahwa mungkin butuh waktu agak lama baru saya ada kesempatan
kembali ke Lumajang, tapi saya meninggalkan no handphone saya. Jika dalam
kondisi sangat mendesak, maka gimanapun caranya pergilah ke kota, cari
wartel dan hubungi saya.
Saya tidak berlama-lama di situ, saya segera pamit. Ketika saya
meghidupkan sepeda motor dan baru akan memundurkan motor, Sidarta berlari
keluar. Ternyata suara motorku membangunkannya. Sidarta terlihat senang
sekali. Gak tega juga. Mau tidak mau saya turun lagi dari motor dan
berbincang-bincang dengannya. Saya bertanya tentang pengobatannya, dan dia
bercerita panjang lebar, soal dokter, perawat, jarum suntik, obat dan lain
sebagainya. Lalu saya bertanya soal minuman organic titipan seorang umat
di Jakarta. Sidarta bercerita dengan lucu. Katanya dia masih minum dengan
teratur. Ceritanya pernah sekali minuman itu sudah dibuatkan oleh ibunya,
tapi tidak langsung diminum, akhirnya minuman itu malah mengental seperti
agar-agar. Trus gimana? Mau dibuang sayang, akhirnya dicampur air lagi dan
diaduk-aduk lagi... menurut Sidarta awal minum minuman organic itu rasanya
aneh, juga warnanya, tapi sekarang sudah terbiasa.
Sekitar setengah jam berbincang-bincang dengan Sidarta, saya akhirnya
kembali berpamitan. Walau kali ini semua berlangsung cepat dan singkat,
tetapi ada kelegaan karena urusan ini masih dalam pantauan dan semua masih
terkendali.
Mungkin bulan Desember 2009 atau Januari 2010 baru saya akan ke Lumajang
lagi.

Mettacettana,
Abin


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]