Karma Membunuh Manusia

Started by hengki, 20 May 2009, 07:46:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

markosprawira

Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 11:44:14 AM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 11:39:04 AM
Lagian sebagian dari gajah-gajah itu adalah para bodhisattva koq menurut Theravada

nah loh....
bingung lagi neh ??????

kenapa harus bingung, bro?

bahkan buddha saja pernah kok jadi hewan, jadi peri pohon, dsbnya.......

semuanya dikarenakan kamma buruk beliau yg mengkondisikan masuk ke alam2 rendah.......

tapi karena beliau adl bodhisatta maka menjadi mahluk apapun, beliau akan menjadi mahluk yg bijaksana, yg selalu berusaha utk menyempurnakan parami.....

chomed23

Quote from: markosprawira on 03 June 2009, 12:09:45 PM
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 11:44:14 AM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 11:39:04 AM
Lagian sebagian dari gajah-gajah itu adalah para bodhisattva koq menurut Theravada

nah loh....
bingung lagi neh ??????

kenapa harus bingung, bro?

bahkan buddha saja pernah kok jadi hewan, jadi peri pohon, dsbnya.......

semuanya dikarenakan kamma buruk beliau yg mengkondisikan masuk ke alam2 rendah.......

tapi karena beliau adl bodhisatta maka menjadi mahluk apapun, beliau akan menjadi mahluk yg bijaksana, yg selalu berusaha utk menyempurnakan parami.....

nah klo gitu, misalkan kita membunuh hewan yang kebetulan adalah calon buddha gimana?
???
ahhh.. kok kebanyakan bingungnya neh gw...
Tdk ada yang abadi...


semoga keluarga berbahagia,
semoga semua orang bahagia,
semoga semua mahluk bahagia,
semoga semua sahabat bahagia,
semoga semua musuh bahagia,
semoga saya lebih berbahagia,

semoga..semoga..semoga

Indra

Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 12:12:00 PM
Quote from: markosprawira on 03 June 2009, 12:09:45 PM
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 11:44:14 AM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 11:39:04 AM
Lagian sebagian dari gajah-gajah itu adalah para bodhisattva koq menurut Theravada

nah loh....
bingung lagi neh ??????

kenapa harus bingung, bro?

bahkan buddha saja pernah kok jadi hewan, jadi peri pohon, dsbnya.......

semuanya dikarenakan kamma buruk beliau yg mengkondisikan masuk ke alam2 rendah.......

tapi karena beliau adl bodhisatta maka menjadi mahluk apapun, beliau akan menjadi mahluk yg bijaksana, yg selalu berusaha utk menyempurnakan parami.....

nah klo gitu, misalkan kita membunuh hewan yang kebetulan adalah calon buddha gimana?
???
ahhh.. kok kebanyakan bingungnya neh gw...

makanya lebih aman jangan membunuh
tapi seandainya sudah terjadi, ya calon buddha kan bukan buddha, jadi agak mendingan deh

Elin

#34
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 10:21:57 AM
mo nanya juga neh,
apakah karma menbunuh seorang manusia lebih besar di bandingkan membunuh binatang?
dan apakah ukuran mahkluk yang di bunuh menentukan besar kecil karma? contoh: membunuh semut dan gajah

terima kasih _/\_

IMO
sama aja deh.. bunuh semut / gajah..
sama2 besar dosa nya.. krn mereka sama2 makhluk hidup yg punya satu nyawa dan hidup sebagai binatang...
hanya fisiknya yg berbeda..

Kalo bunuh manusia / binatang... hmmmm...
agak bingung sih.. walaupun sama2 dosa tp apa ada yg lbh besar dosanya ya..

hatRed

beda donk....... tergantung juga.....

misal kita bunuh semut kan cuma semut ... itu kan banyak gak ngaruh kali bunuh satu semut doank.....

bandingkan coba kalau bunuh gajah.. apalagi gajah sirkus..... bisa bisa dipenjara e...

dalam satu jenis makhluk aja beda2 kwalitasnya.......

misal bunuh anjing sendiri sama bunuh anjing tetangga.... kan karma buruknya aja dah beda.. padahal sama2 anjing.
i'm just a mammal with troubled soul



gajeboh angek

Quote from: Elin on 03 June 2009, 12:25:59 PM
IMO
sama aja deh.. bunuh semut / gajah..
sama2 besar dosa nya.. krn mereka sama2 makhluk hidup yg punya satu nyawa dan hidup sebagai binatang...
hanya fisiknya yg berbeda..

Kalo bunuh manusia / binatang... hmmmm...
agak bingung sih.. walaupun sama2 dosa tp apa ada yg lbh besar dosanya ya..

Secara komentar pendapat Elin tidak didukung. Karena membunuh binatang yang lebih besar membutuhkan usaha (coba bayangin bunuh gajah sama bunuh semut, mana yang lebih diniatkan?). Bila usahanya sama, maka obyeknya (vatthu) yang lebih besar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

markosprawira

Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 11:02:40 AM
Quote from: Gunawan on 03 June 2009, 10:50:36 AM
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 10:21:57 AM
mo nanya juga neh,
apakah karma menbunuh seorang manusia lebih besar di bandingkan membunuh binatang?
dan apakah ukuran mahkluk yang di bunuh menentukan besar kecil karma? contoh: membunuh semut dan gajah

terima kasih _/\_

[at] Bro Chomed = Sangat Sulit Memprediksi atau Mengukur Buah Karma yg akan Berbuah (Kamma Vipaka Acinteya).
Coba anda renungkan lebih mulia mana Manusia dan Hewan?............ :-?

[at] Bro Hengky = Katakan Ke Teman anda , Masa Lalu adalah Kenangan , Masa Depan Adalah Angan-angan , yang Penting Saat ini Detik ini kita isi dengan Kebajikan....   :)

_/\_
Gunawan




berarti semakin mulia suatu mahluk maka jika kita membunuhnya, maka kita akan mendapat karma yang lebih besar? tapi bukankah ada kemungkinan hewan juga bisa mencapai tingkat kesucian?

kenapa terdengar ga adil ya? tingkat "mulia" suatu mahluk tuh di ukur dari mana ya?
bingung neh jadinya

diukur dari sila-nya bro.......

semakin tinggi/baik pelaksanaan sila mahluk yang dibunuh, efeknya akan makin berat bagi si pelaku......

itu kenapa membunuh arahat, akan masuk ke neraka Avici (neraka paling dasar)

markosprawira

Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 12:12:00 PM
Quote from: markosprawira on 03 June 2009, 12:09:45 PM
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 11:44:14 AM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 11:39:04 AM
Lagian sebagian dari gajah-gajah itu adalah para bodhisattva koq menurut Theravada

nah loh....
bingung lagi neh ??????

kenapa harus bingung, bro?

bahkan buddha saja pernah kok jadi hewan, jadi peri pohon, dsbnya.......

semuanya dikarenakan kamma buruk beliau yg mengkondisikan masuk ke alam2 rendah.......

tapi karena beliau adl bodhisatta maka menjadi mahluk apapun, beliau akan menjadi mahluk yg bijaksana, yg selalu berusaha utk menyempurnakan parami.....

nah klo gitu, misalkan kita membunuh hewan yang kebetulan adalah calon buddha gimana?
???
ahhh.. kok kebanyakan bingungnya neh gw...

Kebanyakan mikir jadi bingung sendiri khan bro?  ;D

itu yg bro Gunawan sebut dengan accinteya yaitu tidak terjangkau oleh pikiran biasa..... bahwa kombinasi dari suatu kamma amatlah beragam
Mulai dari niat : sengaja/tidak sengaja membunuh
lalu dari obyeknya
juga dari bagaimana batin saat membunuh, seberapa bencinya dia saat melakukan pembunuhan itu
belum kombinasi dengan berbagai niyama2 lain

Jadi 1 kondisi terdiri dari berbagai hal yang bercampur baur........

Itu kenapa sebagai umat awam buddhist, kita sebaiknya menjalankan pancasila buddhis dengan ketat krn akan membantu kita untuk meminimalisir kemungkinan2 melakukan hal2 yg tidak baik

semoga bermanfaat

metta  _/\_

chomed23

Quote from: gachapin on 03 June 2009, 12:33:53 PM
Karena membunuh binatang yang lebih besar membutuhkan usaha (coba bayangin bunuh gajah sama bunuh semut, mana yang lebih diniatkan?). Bila usahanya sama, maka obyeknya (vatthu) yang lebih besar.

tapi misalkan, di rumah banyak semut dan mulai menganggu aktivitas, dan kita niat untuk membunuh semut itu, karmanya sama ga kalau kita membunuh 1 ekor gajah? terus bila di banding kan secara kuantitas kan lebih banyak kawanan semut dari pada 1 ekor gajah, lebih besar mana karmanya?
Tdk ada yang abadi...


semoga keluarga berbahagia,
semoga semua orang bahagia,
semoga semua mahluk bahagia,
semoga semua sahabat bahagia,
semoga semua musuh bahagia,
semoga saya lebih berbahagia,

semoga..semoga..semoga

Indra

Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 01:42:17 PM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 12:33:53 PM
Karena membunuh binatang yang lebih besar membutuhkan usaha (coba bayangin bunuh gajah sama bunuh semut, mana yang lebih diniatkan?). Bila usahanya sama, maka obyeknya (vatthu) yang lebih besar.

tapi misalkan, di rumah banyak semut dan mulai menganggu aktivitas, dan kita niat untuk membunuh semut itu, karmanya sama ga kalau kita membunuh 1 ekor gajah? terus bila di banding kan secara kuantitas kan lebih banyak kawanan semut dari pada 1 ekor gajah, lebih besar mana karmanya?


gak bisa pake persamaan matematis bro,

Elin

Quote from: Indra on 03 June 2009, 01:47:20 PM
Quote from: chomed23 on 03 June 2009, 01:42:17 PM
Quote from: gachapin on 03 June 2009, 12:33:53 PM
Karena membunuh binatang yang lebih besar membutuhkan usaha (coba bayangin bunuh gajah sama bunuh semut, mana yang lebih diniatkan?). Bila usahanya sama, maka obyeknya (vatthu) yang lebih besar.

tapi misalkan, di rumah banyak semut dan mulai menganggu aktivitas, dan kita niat untuk membunuh semut itu, karmanya sama ga kalau kita membunuh 1 ekor gajah? terus bila di banding kan secara kuantitas kan lebih banyak kawanan semut dari pada 1 ekor gajah, lebih besar mana karmanya?


gak bisa pake persamaan matematis bro,

:)) iya tuh kaya pake grafik banding lurus ajah..

chomed23

lah tadi katanya bisa, trgantung ukuran katanya, terus tergantung silanya!

membingungkan...
Tdk ada yang abadi...


semoga keluarga berbahagia,
semoga semua orang bahagia,
semoga semua mahluk bahagia,
semoga semua sahabat bahagia,
semoga semua musuh bahagia,
semoga saya lebih berbahagia,

semoga..semoga..semoga

gajeboh angek

Bro chomed23, seperti yang sudah oom markos bilang, ini bukan persamaan matematis, melainkan persamaan Sammasambuddha.
Jadi yang mengerti dengan sempurna kamma dan buahnya pada suatu makhluk cuma Sammasambuddha.

Pemberitahuan di atas merupakan apa yang tertulis dalam Tipitaka atau Kitab-Kitab komentar, dan hanya merupakan panduan umum, contohnya =" kalau kita jalan, maka kita akan maju". Tetapi mengukur seberapa cepat, seberapa besar, banyakan mana langkahmu atau langkahku, sudah di luar pemikiran biasa. Sudah seharusnya tidak dipikirkan lagi.

Semoga mengerti yah.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

chomed23

Quote from: gachapin on 03 June 2009, 02:05:54 PM
Bro chomed23, seperti yang sudah oom markos bilang, ini bukan persamaan matematis, melainkan persamaan Sammasambuddha.
Jadi yang mengerti dengan sempurna kamma dan buahnya pada suatu makhluk cuma Sammasambuddha.

Pemberitahuan di atas merupakan apa yang tertulis dalam Tipitaka atau Kitab-Kitab komentar, dan hanya merupakan panduan umum, contohnya =" kalau kita jalan, maka kita akan maju". Tetapi mengukur seberapa cepat, seberapa besar, banyakan mana langkahmu atau langkahku, sudah di luar pemikiran biasa. Sudah seharusnya tidak dipikirkan lagi.

Semoga mengerti yah.


sebenernya seh gw ga terlalu mukirin yang begituan, cuma kadang2 klo sedang berpikir kok rasanya masih ada yang aneh!
jadi intinya kita jangan membunuh eh salah meghindari pembunuhan karena kita ga tau seberapa besar akibatnya ke kita, mungkin cuma kecil atau malah besar.
betul ga?
Tdk ada yang abadi...


semoga keluarga berbahagia,
semoga semua orang bahagia,
semoga semua mahluk bahagia,
semoga semua sahabat bahagia,
semoga semua musuh bahagia,
semoga saya lebih berbahagia,

semoga..semoga..semoga