//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [REQ] All bantuin kata-kata mutiara buat undangan pernikahan dari sutta, dll  (Read 79540 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline handy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 1
 _/\_ all kasi masukan donk buat kata-kata di undangan menurut ajaran buddhis / atau dari sutta dll.
mohon bimbingannya masi pemula.thx

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
duh duh........... dulu nemu tuh..... ;D

cuman lupa dimana ya.....

eh liat di perpustakaan aja....... pokoknya buku tentang romansa gitu deh.... ;D

entar ya i cariin dulu...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
met kenalll tangannn ;D ;D ;D _/\_ _/\_ _/\_
mo nanya... mo nanyaa....
kata2 mutiaranya mengenai apa punya ngann?
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
neh

“Hidup bersama-sama di kehidupan lalu dan
karena kebajikan dalam kehidupan kali ini, cinta
lahir bagaikan teratai di atas air.
Dengan hidup bersama, dengan pandangan,
dengan senyuman, cinta lahir di antara pria dan
wanita. Ketika cinta masuk ke dalam pikiran
maka hati menjadi gembira.”
(Sang Buddha, Mahavastu Avadana)

dari buku cinta,seks,dan pernikahan dalam pserpektif Buddha Dharma
i'm just a mammal with troubled soul



Offline lisa

  • Teman
  • **
  • Posts: 70
  • Reputasi: 5
  • Gender: Female
Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan seorang wanita (pria) dan setia kepadanya adalah salah satu bentuk pertapaan juga. Poligami dikritik Sang Buddha sebagai kegelapan batin dan menambah ketamakan.
(Anguttara Nikaya IV, 55)

Offline lisa

  • Teman
  • **
  • Posts: 70
  • Reputasi: 5
  • Gender: Female
“Kebahagiaan duniawi terbesar yang dapat dialami manusia adalah perpaduan dari pernikahan yang mengikat dua hati yang saling mencintai menjadi satu."
(Sutta Pitaka - Digha Nikaya).


Atau

"Sace labhetha nipakam sahāyam,
saddhim caram sādhuvihāri dhiram,
abhibhuyya sabbāni parissayāni,
careyya tenattamano satimā.
(Dhammapada XXIII – 328)

terjemahannya bebasnya:

"Bila dalam perjalanan hidupmu,
engkau menemukan seorang teman yang bijaksana
& cocok untuk hidup denganmu,
hendaklah engkau berjalan bersamanya,
dengan gembira dan penuh kesadaran mengatasi segala bahaya"
(Dhammapada XXIII – 328)
 


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Pertapaan sebagai kondisi pengembangan batin sempurna amatlah terpuji; namun perkawinan dengan seorang wanita (pria) dan setia kepadanya adalah salah satu bentuk pertapaan juga. Poligami dikritik Sang Buddha sebagai kegelapan batin dan menambah ketamakan.
(Anguttara Nikaya IV, 55)


Salah quote tuh. Gak ada kata-kata begitu. Seenaknya aja mengubah Sutta sendiri.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Mirip2 ama post lisa neh...

Elin pernah liat kutipan Sutta ini di undangan pernikahan.. Krn suka bgt ama kutipan nya, jd lgs bikin contekan di hp, sering baca utk direnungi.. Kapaaaan ya saat nya Elin kutip kata2 ini di undangan Elin... :(
hahaha jd curhat.. Maap ya..

Perkawinan yang berbahagia adalah perpaduan antara 2 insan yang saling mencintai, saling menghargai, saling menghormati dan saling setia..
-SIGALOVADA SUTTA-

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
gak ada pulak kalimat seperti itu di Sigalovada Sutta.
coba lain kali diperiksa dulu sebelum posting.

memberikan orang lain resep yang salah itu berbahaya sekali loh.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
:o
ga ada ya bro.. Waduh maaaaap... Thats why i told u that i got it fro wedz invitation...

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Ini dari Sigalovada Sutta terjemahan Indra Anggara :

‘Ada lima cara bagi seorang suami untuk melayani istri mereka sebagai arah barat: dengan menghormatinya, dengan tidak merendahkannya, dengan setia kepadanya, dengan memberikan kekuasaan kepadanya, dengan memberikan perhiasan kepadanya. Dan ada lima cara bagi seorang istri yang dilayani demikian sebagai arah barat, dapat membalas: dengan melakukan pekerjaannya dengan benar, dengan bersikap baik kepada para pelayan, dengan setia kepadanya, dengan menjaga tabungan, dan dengan terampil dan rajin dalam semua yang harus ia lakukan. Dengan demikian, arah barat telah dicakup, memberikan kedamaian dan bebas dari ketakutan di arah itu.’

Ini dari Samajivina Sutta, AN 4.55  http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=739 :

Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di antara penduduk Bhagga, dekat Sumsumaragiri, di taman Rusa di Hutan Bhesakala. Suatu pagi Sang Buddha berpakaian, mengambil jubah atas dan mangkuk-Nya, lalu pergi ke tempat tinggal perumah-tangga Nakulapita.39 Setelah tiba di sana, Beliau duduk di tempat yang telah disediakan. Perumah tangga Nakulapita dan istrinya Nakulamata mendekati Sang Buddha. Setelah memberikan hormat, mereka duduk di satu sisi. Kemudian, perumah tangga Nakulapita berkata kepada Sang Buddha:

"Yang Mulia, sejak istri saya Nakulamata yang masih muda dibawa ke rumah saya yang pada waktu itu juga masih muda, saya tidak pernah secara sadar telah menyalahi dia sekalipun di dalam pikiran, apalagi di dalam tindakan. Yang Mulia, kami berkeinginan untuk tidak berpisah selama kehidupan ini masih berlangsung dan di dalam kehidupan mendatang juga."

Kemudian Nakulamata sang istri itu berkata kepada Sang Buddha: "Yang Mulia, sejak saya yang pada waktu itu masih muda dibawa ke rumah suamiku Nakulapita yang masih muda, saya tidak pernah secara sadar telah menyalahi dia sekalipun di dalam pikiran, apalagi di dalam tindakan. Yang Mulia, kami berkeinginan untuk tidak berpisah selama kehidupan ini masih berlangsung dan di dalam kehidupan mendatang juga."

Kemudian Sang Buddha berkata demikian: "Perumah tangga, jika suami dan istri ingin tidak berpisah selama kehidupan ini masih berlangsung dan di dalam kehidupan yang akan datang juga, mereka harus memiliki keyakinan yang sama, moralitas yang sama, kedermawanan yang sama, kebijaksaan yang sama; dengan demikian mereka tidak akan berpisah selama kehidupan ini masih berlangsung dan di dalam kehidupan mendatang juga."

    Bila keduanya memiliki keyakinan dan kedermawanan,
    Memiliki pengendalian diri, menjalani kehidupan yang benar,
    Mereka datang bersama sebagai suami dan istri,
    Penuh cinta kasih satu sama lain.

    Banyak berkah datang kepada mereka,
    Mereka hidup bersama di dalam kebahagiaan,
    Musuh-musuh mereka dibiarkan merana,
    Bila keduanya setara moralitasnya.

    Setelah hidup sesuai Dhamma di dunia ini,
    Setara dalam moralitas dan ketaatan,
    Mereka bersuka-cita di alam dewa setelah kematian,
    Menikmati kebahagiaan yang melimpah.

Ini dari Paṭhamasaṃvāsasuttaṃ AN 4.53

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang berada di jalan antara Madhura dan Verañja, dan sejumlah perumah tangga dan istri mereka berjalan di jalan yang sama. Kemudian Sang Buddha meninggalkan jalan itu dan duduk di kaki sebuah pohon. Melihat Sang Buddha sedang duduk di sana, para perumah tangga dan istri mereka mendatangi Beliau. Setelah memberikan hormat, mereka duduk di satu sisi, dan Sang Buddha berkata kepada mereka:

"Perumah tangga, ada empat jenis pernikahan. Apakah yang empat itu? Raksasa hidup bersama dengan raksasi, raksasa hidup bersama dengan dewi, dewa hidup bersama dengan raksasi, dewa hidup bersama dengan dewi.38

"Dan bagaimanakah raksasa hidup bersama dengan raksasi? Di sini, O perumah tangga, sang suami adalah orang yang membunuh makhluk lain, mengambil apa yang tidak diberikan, melakukan perilaku seksual yang tidak benar, berbicara bohong, dan bermanja-manja dalam minuman anggur, minuman keras dan zat yang bersifat racun, yang merupakan landasan kelalaian; dia tidak bermoral, berwatak buruk; dia berdiam di rumah dengan hati yang terobsesi noda kekikiran; dia melecehkan dan menghina petapa dan brahmana. Dan sang istri persis sama dalam semua hal. Demikianlah raksasa hidup bersama dengan raksasi.

"Dan bagaimanakah raksasa hidup bersama dengan dewi? Di sini, O perumah tangga, sang suami adalah orang yang membunuh makhluk lain ... yang melecehkan dan menghina petapa dan brahmana. Tetapi sang istri adalah orang yang menjauhkan diri dari membunuh makhluk lain ... dari minuman anggur, minuman keras dan zat yang bersifat racun; dia luhur, berwatak baik; dia berdiam di rumah dengan hati yang bebas dari noda kekikiran; dia tidak melecehkan atau menghina petapa dan brahmana. Demikianlah raksasa hidup bersama dengan dewi.

"Dan bagaimanakah dewa hidup bersama raksasi? Di sini, O perumah tangga, sang suami adalah orang yang menjauhkan diri dari membunuh makhluk lain ... yang tidak melecehkan atau menghina petapa dan brahmana. Tetapi sang istri adalah orang yang membunuh makhluk lain ... yang melecehkan dan menghina petapa dan brahmana. Demikianlah dewa hidup bersama dengan raksesi.

"Dan bagaimanakah dewa hidup dengan dewi? Di sini, O perumah tangga, sang suami adalah orang yang menjauhkan diri dari membunuh makhluk lain ... dari minuman anggur dan minuman keras dan zat yang bersifat racun; dia luhur, berwatak baik; dia tinggal di rumah dengan hati yang bebas dari noda kekikiran; dia tidak melecehkan atau menghina petapa dan brahmana. Dan sang istri persis sama dalam semua hal. Demikianlah dewa hidup bersama dengan dewi.

"Inilah, O perumah tangga, empat jenis pernikahan."
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
“Jika hanya aku dapat menikahi seseorang yang aku
cintai. Kegembiraan mendapatkan permata yang telah
terpilih dari dasar samudra yang terdalam, akan aku
peroleh.” Senyuman manismu bertujuan untuk mencuri
hati mudaku. Jika cintamu padaku adalah sungguhsungguh,
maka berjanjilah padaku dari hatimu yang
terdalam.”

(Tsangyang Gyatso, Dalai Lama ke-6)

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Aduh puitis2 bgt..

Bacanya jd mau nangis.. :(

Offline handy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 19
  • Reputasi: 1
 all thx atas kebaikannya. _/\_

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Apabila sepasang suami isteri ingin selalu bersama-sama (berjodoh) dalam kehidupan ini maupun dalam kehidupan yang datang maka ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu keduanya harus setara dalam keyakinan (saddha), setara dalam sila (moral), setara dalam kemurahan hati (caga) dan setara dalam kebijaksanaan/ pengertian (pañña).

(Anguttara N II, 62)

 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....