[REQ] All bantuin kata-kata mutiara buat undangan pernikahan dari sutta, dll

Started by handy, 16 May 2009, 11:44:09 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mahadeva

Quote from: DragonHung on 15 July 2010, 11:14:11 AM
Quote from: raynoism on 15 July 2010, 09:38:55 AM

saya tahu kata2 mutiara paling bagus dari Buddha untuk undangan nikah:

Sabbe Sankhara Anicca



Saya jadi ingat perkataan Bhante Vimala, beliau pernah berkata, seharusnya kata2 yg tepat untuk ucapan untuk yg menikah adalah "Turut Berduka Cita"

Sebaliknya kalo ucapan untuk yg meninggal dunia yg tepat adalah "Selamat Menempuh Hidup Baru"


Dulu sewaktu mendengar ini terasa lucu, tetapi setelah sekarang lama merasakan hidup berkeluarga, apa yg dikatakan Bhante itu ternyata tepat

wah saya baru denger tuh, keren2.. turut berduka cita ya Mr. DragonHung

Peacemind

"Bhariyā paramo sakhā" = wife is the greatest friend - Vatthusutta, Samyuttanikāya.

"Yā daliddī daliddassa, aḍḍhā aḍḍhassa kittima ,
sā hissa paramā bhariyā, sahiraññassa itthiyoti"

Artinya:

"Seorang istri yang berbagi baik ketika miskin atau kaya,
adalah seorang istri terbaik, patut terkenal.
Wanita demikian bahkan pantas menjadi istri seorang raja".
                                               
                                                            Succajajātakaṃ, Jātaka

dhammadinna

^ ^ ^ "Berbagi" maksudnya apa? Berdana? Cerita Jataka nya bagaimana, samanera? ;D

Peacemind

Quote from: Mayvise on 15 July 2010, 01:18:52 PM
^ ^ ^ "Berbagi" maksudnya apa? Berdana? Cerita Jataka nya bagaimana, samanera? ;D

Maksudnya, ia tidak akan meninggalkan suaminya baik dlm keadaan miskin maupn kaya. Cerita Jātakanya secara singkat demikian:

Dikisahkan ketika Raja Brahmadatta memerintah negara Benares, bodhisatta terlahir sebagai seorang menteri. Melihat Sang pangeran memperoleh banyak pengikut, Sang Raja menjadi takut jika putranya akan merebut kerajaannya. Kemudian, Sang raja memerintahkan sang pangeran untuk pergi ke hutan dan kembali untuk mengambil tahta ketika ia meninggal. Sang pangeran pergi dan hidup di hutan didampingi permaisurinya.

Ketika mengetahui ayahnya meninggal, Sang pangeran kembali ke kerajaan. Dalam perjalanan, ketika melewati sebuah gunung, permaisuri bertanya kepada pangeran, 'Pangeran, seandainya gunung ini berubah menjadi emas, apakah pangeran akan membaginya ke saya?' Pangeran menjawab dengan ketus, 'Anda siapa? Saya tidak akan membaginya dengan kamu.' Permaisuri dengan perasaan sedih, hanya berpikir, 'Karena cinta dan ketidak tegaan saya melihat Sang pangeran menderita di hutan, saya telah ikut dengannya ke hutan. Sekarang, permintaan yang kecil pun tidak bisa diberikan. Apa gunanya saya pergi ke kerajaan dengannya!'.

Sesampai di kerajaan, Pangeran menjadi raja dan menempatkan permaisuri sebagai istri tertinggi, namun itu semua hanya sekedar titel. Sementara itu, sang pangeran yang telah menjadi raja tidk mempedulikan istrinya dan bahkan hanya bermain-main dengan wanita2 lain. Bodhisatta (Sang menteri) mengetahui itu semua dan karena ingin menyadarkan sang raja, ia pergi ke permaisuri dan bertanya, 'Wahai permaisuri, anda telah menjadi permaisuri, namun kenapa anda tidak memberi hadiah ke kami? Lupakah anda?'. "Jika saya mendapatkan harta dari sang raja, sudah pasti saya akan memberikan hadiah ke anda. Tapi sang raja tidak memberikan harta ke saya', jawab permaisuri. Kemudian permaisuri itu menceritakan pengalamannya ketika dalam perjalanan menuju kerajaan. Bodhisatta berkata, 'Wahai permaisuri, apakah anda berani mengatakan semua ini di depan sang raja?' "Kenapa tidak',jawab permaisuri.

Kemudian, di depan Sang raja, Bodhisatta mengulangi pertanyaanya kepada permaisuri seperti sebelumnya, dan sang permaisuri mengulangi jawabannya ke menteri tersebut seperti sebelumnya. Sang menteri bertanya kepada sang raja apakah itu semua benar. Sang raja mengakui kesalahannya. Menteri tersebut kemudian  membacakan syair seperti di atas untuk mengingatkan Sang raja kebajikan2 sang permaisuri. Sang raja mengingat semua kebajikan sang permaisuri dan tersadar dengan kelalaiannya selama ini.  Ia akhirnya memberikan apa yang sudah sepatutnya menjadi hak Sang permaisuri.

Metta.

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days


gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

dhammadinna

Quote from: Peacemind on 15 July 2010, 12:44:03 PM
"Bhariyā paramo sakhā" = wife is the greatest friend - Vatthusutta, Samyuttanikāya.

"Yā daliddī daliddassa, aḍḍhā aḍḍhassa kittima ,
sā hissa paramā bhariyā, sahiraññassa itthiyoti"

Artinya:

"Seorang istri yang berbagi baik ketika miskin atau kaya,
adalah seorang istri terbaik, patut terkenal.
Wanita demikian bahkan pantas menjadi istri seorang raja".
                                               
                                                            Succajajātakaṃ, Jātaka

Kalo dari link Karuna, inggrisnya begini:

Quote
Known to fame as peerless wife,
Sharing weal and woe of life,
Equal she to either fate,
Fit with even kings to mate.

Mungkin begini lebih cocok?

"Seorang isteri yang tiada bandingnya,
yang setia dalam suka dan duka,
senasib sepenanggungan,
wanita demikian bahkan pantas menjadi istri seorang raja."

Sunce™

i love you
you love me

came

son..

wkwkwkw... =))

gajeboh angek

aye yakin terjemahan samanera dari bahasa pali > terjemahan dari pali ke inggris ke indonesia ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Peacemind

Quote from: Mayvise on 15 July 2010, 03:11:29 PM
Quote from: Peacemind on 15 July 2010, 12:44:03 PM
"Bhariyā paramo sakhā" = wife is the greatest friend - Vatthusutta, Samyuttanikāya.

"Yā daliddī daliddassa, aḍḍhā aḍḍhassa kittima ,
sā hissa paramā bhariyā, sahiraññassa itthiyoti"

Artinya:

"Seorang istri yang berbagi baik ketika miskin atau kaya,
adalah seorang istri terbaik, patut terkenal.
Wanita demikian bahkan pantas menjadi istri seorang raja".
                                               
                                                            Succajajātakaṃ, Jātaka

Kalo dari link Karuna, inggrisnya begini:

Quote
Known to fame as peerless wife,
Sharing weal and woe of life,
Equal she to either fate,
Fit with even kings to mate.

Mungkin begini lebih cocok?

"Seorang isteri yang tiada bandingnya,
yang setia dalam suka dan duka,
senasib sepenanggungan,
wanita demikian bahkan pantas menjadi istri seorang raja."

Ya boleh diartikan secara demikian, karena secara garis besar artinya kira2 demikian. Dilihat dari bahasa Palinya, kata demi kata artinya begini sih:
daliddī: miskin, aḍḍhā: makmur (prosperous), kittima= terkenal, parama= tanpa bandingan, tertinggi, hissa = sungguh, sā bhariyā= istri, sahirañña = pantas untuk seorang raja, itthi= wanita.

Terjemahan: Equal she to either fate yang telah diterjemahkan 'senasib sepenanggungan' hanya terjemahan tambahan karena sumber pernyataan palinya tidak ada. Tapi ngga apa2 karena pada dasarnya maknanya juga merujuk kesana.

iwakbelido

waktu gw merid, gw pake :
Kebahagiaan yang paling besar dapat dirasakan apabila sepasang suami istri hidup sesuai dengan Dharma, mereka akan memperoleh berkah hidup damai dan berbahagia seperti di alam dewa dewi sesuai dengan yang mereka harapkan
(Anguttara Nikaya II - 61)

tp gw ga tau kitabnya bener ga, soalnya itu salah satu pilihan dari si tukang cetak undangan.
jadi menurut gw itu yg bagus, jadi gw pake deh :D
Sabbe satta bhavantu sukhitatta

yanfei

kata2 paling universal dan sudah membudaya dijaman sekarang ada dihampir setiap undangan " Agar tanda mata dari anda tidak berupa benda dan karangan Bunga" =))