bang twkwong, menurut saya, buddhisme haruslah dipelajari dengan merenung dan mengalami sendiri semua ajaran2nya.
kita gak berlatih untuk menghilangkan keakuan karena buku kita bilang gitu.
kita juga gak berlatih untuk menghilangkan keakuan karena bhante bilang begitu.
kita gak berlatih untuk menghilangkan keakuan karena buddha bilang begitu.
bahkan kita gak melabeli keakuan itu jelek hanya karena orang lain bilang begitu.
mari kita analisa pelan2... lepaskan semua dogma agama buddha yg kita miliki...
pertanyaan pertama yg seharusnya anda tanyakan dan renungkan adalah "apa yg saya cari?". umumnya dengan perenungan singkat orang2 bisa menemukan benang merahnya dan menjawab, "yg saya cari adalah kebahagiaan". jawaban cantik. memang kita mencari2 kebahagiaan.
sekarang pertanyaan berikutnya adalah dengan pengalaman kita hidup sebagai manusia, apa yg kita anggap sebagai kebahagiaan, yg kita nikmati dengan senang hati? jangan menjawab dengan dogma buku. putar kembali pengalaman2 anda, saat anda merasa benar2 menikmati sesuatu.
untuk pertanyaan di atas, saat jawaban kita masih berupa kesenangan duniawi seperti es krim haagendazs, playstation 3, sex, sofa empuk, naik gaji dan jabatan, maka tidaklah perlu kita berusaha menghilangkan keinginan ataupun menghilangkan keakuan. level kita masih di level duniawi. gak perlu mencoba mengingkari diri, mencoba "menghilangkan" keakuan.
namun di saat anda bisa melihat es krim haagendazs terasa menyakitkan lidah anda, televisi plasma 60 inchi membuat mata anda perih, kwetiau medan terasa memuakkan dan sentuhan ce cakep terasa seperti goresan amplas, semua yg berbau duniawi terasa menjemukan dan palsu, maka berarti anda sudah menembus pengertian dengan dukkha. di saat itu juga, anda akan berlari untuk melepas, berlari untuk merealisir kebahagiaan yg sejati.
setahu saya, penembusan pengertian dukkha seperti ini hanya bisa didapat setelah latihan vipassana dalam waktu yg lamaaaa dengan pencapaian nyana2 atau juga dengan pencapaian jhana2 meditasi, maka kita bisa melihat kenikmatan duniawi ini apa adanya, kasar dan tidak memuaskan.
kata ajahn brahm, setelah anda mencapai jhana dan merenungkan kembali kenikmatan duniawi yg pernah anda dapatkan dibandingkan dengan jhana, orgasme seks terasa sangat kasar dan menyakitkan... otomatis, tanpa dipaksakan, akan berjalan keluar dari sakitnya samsara...
semuanya terjadi otomatis, tidak perlu dipaksakan....
teruslah menjalani hidup, planning keuangan dan karir, ngurusin anak2 dan istri.
step by step...