Keluarga gw

Started by Titik Hitam, 16 April 2009, 11:57:00 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Titik Hitam

Quote from: wen78 on 17 April 2009, 12:17:36 AM
gua jadi teringat gua sendiri....
memang susah, kadang kita kasih saran yg lebih baik, tetapi menjadi bomerang dikira sok tahu,.. dll.
nyokap gua juga byk beli tanah dan akhirnya menjadi duit mati. harga tanah memang selalu naik, tapi siapa yg mo beli? akhirnya tidak ada uang cash ditangan.

saran saya,
coba kasih perbandingan, misalkan kl dibelikan tanah dibandingkan dengan dibelikan rumah lalu dikontrakin ato utk kos2an. tanah akan selalu naik, tapi tiap bulan tidak mendatangkan penghasilan. kl kos2an ato rumah, tiap bulan masih mendatangkan penghasilan. dan rumah itu masih bisa dibagi sehingga ada ruangan untuk buka usaha.

coba cari waktu yg tepat utk dibicarakan lagi. usahakan cari waktu yg tepat, dan pakai cara bertanya. contoh:
menurut papa, kenapa beli tanah lebih untung dibandingkan beli rumah untuk kos2an?

jgn pake pernyataan, tapi pake pertanyaan. ini berhasil untuk gua dan akhirnya nyokap ngerti, sadar n mo ngubah pola pemikirannya, walaupun telat(sempat tidak punya uang cash). soalnya pernyataan nanti dikira sedang mengajari ato menggurui ato memerintah ato yg lainnya.
dan usahakan dengan nada yg rendah, dan pilih kata2 yg tepat. jgn sampe dikira kamu mo mengambil alih warisan(kadang2 org tua mikir yg aneh2).

dan 1 lagi yg paling penting sabar.

dan kl memang tidak bisa, tetap usahakan dan terus maju(kerjaan/usaha kamu dan menjelaskan ke org tua).
jgn masalah ini menjadi beban utama.

semoga membantu dan semoga semuanya bisa terselesaikan  _/\_

Terima Kasih atas sarannya.

Segala cara sudah gw lakukan untuk meyakinkan, tapi hasilnya nihil....
tapi samapi sekarang ini gw masih berusaha meyakinkan.

Menurut gw, jaman sekarang, siapa cepat dy dapat! Semakin cepat menguasai pasar, semakin cepat berhasil.

Terima kasih

Toni

Kenapa anda tidak memulainya untuk diri anda sendiri? Bukannya anda mengatakan bahwa anda bekerja dengan orang lain? Mengapa tidak diselipkan sisa dari pendapatan anda? Untuk ditabung (deposito)? Uang orang tua ya uang orang tua mengapa sudah dewasa seperti ini anda masih mengharapkan modal dari ortu?

dipasena

Quote from: ryu on 17 April 2009, 07:01:12 PM
Kalau mau coba usaha kecil2an sambil kerja juga, apabila yang usaha kecil2an nya sudah mantep baru kerjanya di lepas :)
yang penting anda punya keahlian, relasi dan kemauan bekerja keras :)
juga untuk usaha sebenarnya modal nomor 2 lah, anda punya keahlian itu merupakan modal pertama yang tidak akan hilang :)

ya sy memulai usaha ketika sy masih bekerja di prus, jd sy ada di dalam 2 kuadran dan yg paling ribet adalah mengurus 2 hal secara bersamaan. betul, model materi nomor 2, yg terpenting adalah mau dan berani mencoba dulu, mulai dengan apa yg kita sukai...

tanpa modal besar kita bs memiliki usaha, misalkan join bisnis dgn teman buka warnet, bisa ikut MLM, bs jual produk/hasil karya kita contoh membuat program aplikasi toko trus kita jual, menerima design gambar/produk/kartu nama dan lainnya yg memiliki nilai jual...

andry

suatu saat ketika anda menjadi orang tua,
dan ketika anda mempunyai anak,
maka anda akan menyadarinya..

keep smile...
with love n blessing

Andry
Samma Vayama

sobat-dharma

Merubah orang lain memang sulit, apalagi dia adalah ortu kita sendiri....

Untuk masalah seperti ini memang sulit banget penyelesaiannya

Saya misalnya, mau bujukin mertua (yang mau jual rumahnya yang sekarang) untuk membeli ruko aja sebagai tempat tinggal ketimbang membeli rumah di perumahan dgn alasan nilai ekonomis susahnya minta ampun. Padahal mereka sedang kesulitan keuangan. Saya pikir jika beli ruko, mereka bisa bisnis kecil-kecilan di rumah... tapi ternyata mereka sama sekali tidak berpikir membuka bisnis kecuali tergantung pada pendapat tetap yang jelas2 kurang jumlahnya.

Yang mungkin sementara bisa kita lakukan adalah merubah pola pikir kita daripada merubah orang lain.

Pertama: Kita sendiri harus bertahan dari depresi dan stress agar tetap bisa berpikir jernih. Karena itu usahakan tidak berpikir pesimistis atau murung melulu. Prinsipnya jangan memaksakan keadaan, namun mencoba bersyukur pada yang ada pada saat ini. Kurangi rasa "tidak puas", tapi terus membangun rasa tenang dan rileks. Pada dasar hidup selalu bersifat pasang surut. Tidak ada yang bahagia selamanya... dan tidak ada yang menderita selamanya. Waspadalah dengan cara pandang negatif tentang dunia, bangun terus cara pandang yang positif


Kedua: Kurangilah pikiran "seharusnya" dalam diri kita. Kita sering merasa apa yang menjadi pandangan kita adalah yang paling benar dan kecewa jika orang lain tidak sependapat dengan kita. Karena itu kita mudah jadi frustrasi jika segala sesuatu tidak sesuai dengan harapan dan pandangan kita. Lepaskan semua beban "seharusnya" dalam pikiran kita, dan bangunlagh pandangan bahwa kita tidak harus bertanggungjawab atas pilihan hidup orang lain,meski ia adalah ortu kita sendiri

Ketiga: Aktiflah merubah cara pandang ortu anda. Lebih penting lagi di sini adalah merubah pola hidup yang ada di dalam keluarga; Hidup yang sederhana dan puas akan kesederhaan tersebut akan membuat hidup lebih rileks. Meski demikian, tidak perlu mengeluh atau menyesal jika ditolak. Yang penting jangan putus asa untuk tetap mengingatkan.

Keempat: bermeditasilah. Jika anda berhasil rileks dengan melepaskan masalah anda sejenak, maka semua permasalahan akan terlihat lebih jelas dan solusi akan dicapai ketika kita bisa melihat masalah dengan tenang.

Demikian masukan dari saya yang mungkin terlampau naif :) Meskipun demikian, saran-saran di atas telah saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya, tidak selalu menyelesaikan masalah itu sendir, tapi minimal membantu dalam mencari solusi yang baik. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenaan.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

tula

salut utk ts ..

cuman mau bantu ide ...
1. yg pasti tula paling ga suka dan ga setuju kalo harus pinjem ke bank uang ....
2. kalo uang 500 jt itu bisa di cairin ... bisa beli bangunan kecil2 or rumah kecil utk di kost2 kan (daerah nya cari yg menarik), dari uang kost ini paling kaga bisa menahan beban hidup, kalo ada lebih bisa utk lain (btw di sby banyak sekali orang buka kost2 an yg sukses .. terutama di sekitar daerah tula)
3. cari usaha yg lebih pasti menghasilkan utg walaupun ga besar .. tp lebih rutin .. seperti tadi kost2 an, angkot ? (ga tau ini gimana)

yg pasti ... kalo mau ambil hutang dari bank .. harus di pikir dengan baik2 .. efek nya biasa di 5 - 10 th kemudian .. kecuali sudah yakin utk usaha yg menghasilkan return secara konstan utk bayar utang nya + BUNGA. (bunga itu mengerikan lo ... tidur - bangun ... bunga jalan, tidur - bangun ... bunga jalan ... tidak terasa .... tau tau kolaps)

johan3000

katanya ide = modal,

jadi kalau kita punya ide, maka kita punya modal

maksudnya,

gunakan ide utk MEMECAH MASALAH MANUSIA,
maka uang dgn sendirinya akan datang.

coba pikirkan seberapa banyak masalah manusia yg belum terpecahkan?

semoga berhasil, tanpa meminta MODAL dari ortu.
dan kalau udah berhasil, ortu bisa ikut menikmatin.

contoh :
dulu org sulit menyimpan daging babi,
maka daging babi disimpan (dikubur) dalam garam,
juga sosis babi ditemukan, juga daging babi asap ditemukan,
juga dendeng babi ditemukan.
itulah bentuk2 ide yg memecahkan masalah dan menciptakan business.

toko sosis babi titiles di Bali, kalau mau beli.... antrinya spt gak usah bayar...
(business yg sangat luar biasa)

bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

aitristina

se7!!!!!!!!!!!!


kalo alsan kumpulin modal..khn bs smbl buka smbil cr...modal gak hanya dr ker di prshn  lain...ada juga kredit bank dsbnya...

g dukung lo buka ush sndr...

masalahnya gak mudah...tau buka jenis ush apa, modal brp, dimana yg strategis...! itu yg rumit...jia you ya


Quote from: wen78 on 17 April 2009, 12:17:36 AM
gua jadi teringat gua sendiri....
memang susah, kadang kita kasih saran yg lebih baik, tetapi menjadi bomerang dikira sok tahu,.. dll.
nyokap gua juga byk beli tanah dan akhirnya menjadi duit mati. harga tanah memang selalu naik, tapi siapa yg mo beli? akhirnya tidak ada uang cash ditangan.

saran saya,
coba kasih perbandingan, misalkan kl dibelikan tanah dibandingkan dengan dibelikan rumah lalu dikontrakin ato utk kos2an. tanah akan selalu naik, tapi tiap bulan tidak mendatangkan penghasilan. kl kos2an ato rumah, tiap bulan masih mendatangkan penghasilan. dan rumah itu masih bisa dibagi sehingga ada ruangan untuk buka usaha.

coba cari waktu yg tepat utk dibicarakan lagi. usahakan cari waktu yg tepat, dan pakai cara bertanya. contoh:
menurut papa, kenapa beli tanah lebih untung dibandingkan beli rumah untuk kos2an?

jgn pake pernyataan, tapi pake pertanyaan. ini berhasil untuk gua dan akhirnya nyokap ngerti, sadar n mo ngubah pola pemikirannya, walaupun telat(sempat tidak punya uang cash). soalnya pernyataan nanti dikira sedang mengajari ato menggurui ato memerintah ato yg lainnya.
dan usahakan dengan nada yg rendah, dan pilih kata2 yg tepat. jgn sampe dikira kamu mo mengambil alih warisan(kadang2 org tua mikir yg aneh2).

dan 1 lagi yg paling penting sabar.

dan kl memang tidak bisa, tetap usahakan dan terus maju(kerjaan/usaha kamu dan menjelaskan ke org tua).
jgn masalah ini menjadi beban utama.

semoga membantu dan semoga semuanya bisa terselesaikan  _/\_
Life is about living...

Titik Hitam

Quote from: Toni on 17 April 2009, 08:12:10 PM
Kenapa anda tidak memulainya untuk diri anda sendiri? Bukannya anda mengatakan bahwa anda bekerja dengan orang lain? Mengapa tidak diselipkan sisa dari pendapatan anda? Untuk ditabung (deposito)? Uang orang tua ya uang orang tua mengapa sudah dewasa seperti ini anda masih mengharapkan modal dari ortu?

Ya Bro, siapa yang ngarepin? kan tadi gw dah cerita, posisi keuangan keluarga gw tuh lagi posisi bertahan. Bokap Nyokap gw kan punya beberapa aset, ya kenapa gak dipakai salah satu aset tersebut, untuk sama2 kita kembangkan dengan cepat, seiring dengan membayar cicilan bank.
Kalo keadaan keluarga gw sedang tidak dalam posisi bertahan, gw jg gak mau bro ngarepin harta orang tua, mending pake duit hasil tabungan gw, buat usaha.
Nah kalo sekarang gw masih harus kumpulin modal atau menyisihkan dari gaji gw, butuh waktu 1thn untuk mulai usaha, sedangkan bokap nyokap gw sekarang sudah gak punya pemasukan, bayar utang Bank pake apa? kalo memang pake sebagian gaji gw, jauh dari cukup.


Terima kasih.

Titik Hitam

 [at] sobat-dharma
Terima Kasih sarannya, mungkin gw akan coba beberapa...

Hendi Wijaya

pandangan sukses setiap orang berbeda2,anda klo ketemu org yg sukses coba tanyakan kepada dia apakah anda sudah merasa sukses?bisa dia jawab sudah bisa dia jawab belum...

"penghargaan org lain akan kesuksesan kita bukanlah dari apa yg dicapainya,melainkan dari perjalanan kehidupannya/karirnya menuju kesuksesan tersebut" by Mario Teguh
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

Hendi Wijaya

mungkin klo kondisinya sekarang lg bertahan apa tidak sebaiknya itu dana yg ada di depositkan dulu..lumayan bunga depositnya jalan,daripada dana tsb tidak dipakai...
kurang lebih kasusnya bro titik sama dengan saya... :)
bagusnya skrg ini buka usaha apa yah? ;D
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Hendi Wijaya

^
:hammer:
konsultan?
usaha2...yg ada bentuknya..yg keliatan gt lo...  :D
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul