Bagaimana sebaiknya mencantumkan nama penerjemah??

Started by Shining Moon, 23 March 2009, 09:44:10 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Shining Moon

Dear all,
belum lama ini saya mendapat sebuah buku yang ditulis oleh bhikkhu luar. Buku dhamma ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indo. Yang jadi ganjalan bagi saya, nama penerjemah ditulis besar2 di bagian cover dan fotonya dipasang di bagian belakang..sedangkan nama penulisnya malah 'agak tersembunyi' di halaman entah berapa dan fotonya bagaimana?? Mana kutahu sepeti apa wajah penulisnya...
menurut bro n sis, apakah keadaan begini sah sah saja?
Sejujurnya, saya sangat mendukung usaha penyebarluasan dhamma oleh penerbit dan penerjemahnya. Tapi, apa mungkin saya yang terlalu sensi ya??
With metta,
yuli _/\_
Life is beautiful, let's rock and roll..

N1AR

sudah susah2 terjemahin, masih dikomplen juga?.. gak apa2 lah, sepertinya fine fine saja

Indra


Hendra Susanto

idealnya nama penulis tetap dicantumkan, dengan mencantumkan juga nama penerjemah... dengan posisi yang jelas tanpa ada yg spt ditutup2i

Shining Moon

Life is beautiful, let's rock and roll..

Sumedho

idealnya penulis yg dapet porsi gede. penerjemah cuma sebagai pelengkap aja ;D
There is no place like 127.0.0.1

Brado

biasa formatnya :

Judul asli
Judul terjemahan

Nama penulis asli
Nama si alih bahasa/penerjemah

Cetakan ke.. edisi ke..

Hak cipta

Setidaknya porsi besar kecilnya yang pantas saja, tidak mendiskreditkan si penulis asli

johan3000

Beritahukan pada penterjemahan..

apa yg dia lakukan udah luar biasa,
semangatnya perlu diacungkan jempol,
dan akan bisa lebih bagus lagi kalau

penulis dan penterjemah kedua2 ditulis jelas,
dan foto/nama penulis mendptkan porsi yg lebih besar
dari pada penterjemahan....

penterjemah meletakan namanya besar2 itu,...
yg maklum deh (pertama kali lakukan hal tsb),
mohon jangan mengecilkan hatinya, dan dukung
dia menterjemahkan lebih banyak lagi!

pujulah dia!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Shining Moon

Iya..iya..ngerti sih, kalau dari sudut pandang si penerjemah memang usahanya perlu disemangati ya. Tapi, aye pikir kalau sudut pandangnya penulis lain lagi loh..pasti kalau buku kita yang digituin ada perasaan sebel juga (kecuali udah arahat) kali ya..
Life is beautiful, let's rock and roll..

johan3000

Quote from: Yuliany Kurniawan on 25 March 2009, 10:25:14 PM
Iya..iya..ngerti sih, kalau dari sudut pandang si penerjemah memang usahanya perlu disemangati ya. Tapi, aye pikir kalau sudut pandangnya penulis lain lagi loh..pasti kalau buku kita yang digituin ada perasaan sebel juga (kecuali udah arahat) kali ya..

Harap memiliki pandangan org tsb melakukan hal itu (NAMANYA BESAR)... karna belum tau... padahal dia memiliki bibit bagus..., jadi yg lain dgn mendukung... memberi masukkan supaya dia bisa lebih baik lagi!....

Bagaimana kalau org tsb juga sangat minim pendaptannya... dan dia merelakan sebagian waktu besarnya utk menterjemahkan buku. Sehingga dia pikir, dia layak menulis namanya besar2.... (menurut dia it is ok)....

Jadi org 2 begitu perlu DIARAHKAN, bukan DILIHAT SISI NEGATIFnya!.... dan menjadi gosip meluas...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Shining Moon

Thanks yah for enlightment-nya. Mmm..kalo bikin gosip sih nggak kali yee. Kan aye nggak sebut nama, cuman nanyain aja gimana pendapat bro n sis di DC. Soalna aye jg udah mention sih ke penerbitnya, tp...sepertinya cara begitu sudah bagus menurut mereka. Jadi, makanya aye buka post di sini. Maaf ya kalo ada yang tersinggung.
With metta
yuli
Life is beautiful, let's rock and roll..

Huiono

#11
Well...
Bagi yang tidak memahami proses terjadinya sebuah karya (buku atau apapun) memang adakalanya memperlakukan karya itu seenaknya.
Sebuah karya yang dengan susah payah dihasilkan, dan ketika diperkenalkan ke publik terkadang terjadi penolakan dan pegolakan dalam masyarakat... Tidak jarang banyak karya yang mati. Tetapi karya yang hidup, setelah melalui pertarungan panjang, akan selalu dikenang.
Atas dasar itulah (perjalanan panjang suatu karya untuk terus bertahan hidup), maka seorang penerjemah yang ingin menejemahkan karya itu, sesulit apapun usaha yg dilakukannya, tetap tidak bisa dibandingkan perjuangan panjang seorang 'penulis asli' dan karya itu sendiri.

So, bila tidak bisa memahami hal itu, janganlah menjadi penerjemah.. Karena sesungguhnya, seorang penerjemah pastilah orang pertama, jika bukan kedua, yang melihat karya itu sungguh berharga dan akan membawa manfaat bagi orang lain yang membacanya. Dan tentu saja, misi lain dari seorang penerjemah adalah ingin orang lain menyukai karya itu, yang juga artinya mengagumi seseorang di balik lahirnya karya itu. Bukan malah sebaliknya..



With respect to the authors that struggle on blank pages,

Huiono
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell