News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Masihkah Anda Punya Waktu?

Started by markosprawira, 22 August 2007, 10:17:04 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Jadikanlah harimu produktif, apakah sedikit ataukah banyak. Karena setiap
siang dan malam yang berlalu, kehidupanmu berkurang sebanyak itu.

(Theragāthā, 451)



pernahkah kita berpikir atau merenungkan tentang apa yang sudah kita lakukan dalam jangka waktu satu hari? Berapa banyak kebajikan yang sudah kita lakukan dalam satu hari dan berapa banyak pula kejahatan yang sudah kita kurangi? Banyak orang tenggelam dalam berbagai aktivitas dan melupakan hal yang sebenarnya paling pokok. Mereka lupa bahwa perenungan semacam itu sangat baik untuk mengetahui sejauh mana usaha perbaikan dirinya. Sebagai manusia beragama, apalagi beragama Buddha, tentunya kita sudah sering diperingatkan akan pentingnya perbaikan diri. Dengan adanya perbaikan diri maka cita-cita untuk menjadi orang baik akan menjadi kenyataan,



kebanyakan orang tidak bisa mengatur waktu dengan baik, akibatnya aktivitas mereka menjadi berantakan. Terkadang ada hal-hal yang seharusnya dikerjakan tetapi tidak bisa dikerjakan karena tidak pandai mengatur waktu. Kalau sudah seperti itu, kehidupan mereka menjadi semrawut dan kacau. Waktu terus berlalu dan kita tidak bisa mengembalikan waktu yang sudah berlalu. Setiap hari adalah awal kehidupan, setiap waktu adalah saat terbaik untuk mawas diri (Dharma Master Cheng Yen). Waktu sangatlah berharga, untuk itu kita
harus pandai-pandai mengatur waktu, jika tidak, kehidupan kita akan menjadi sia-sia.



Pernah suatu ketika ada orang berbicara kepada saya. Orang tersebut berkata, "ketika saya masih bujangan, saya aktif dalam kegiatan keagamaan. Namun setelah saya berumah tangga, saya sangat jarang melakukan aktivitas keagamaan. Saya tidak punya waktu." Sebagian besar orang merasa tidak mempunyai waktu, sebagian lagi beralasan terlalu banyak kesibukan. Apakah kehidupan kita harus sesibuk itu dan tidak bisa menyempatkan waktu satu menit untuk hening sejenak? Persoalan yang sebenarnya bukan soal waktu
tetapi kemauan dan tanggung jawab dari orang tersebut.



Sejenak kita menengok sejarah Sang Buddha. Sang Buddha adalah seorang guru yang pandai mengatur waktu. Waktu demi waktu dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan pribadi Beliau, para bhikkhu, upasaka-upasika, dan juga kepentingan makhluk lain. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Jika kita
melihat keseharian Sang Buddha, Beliau memberikan contoh dan menunjukkan kepada kita semua bahwa waktu itu sangat berharga. Jangan sia-siakan kehidupan kita untuk hal yang tidak bermanfaat.



Pesan Sang Buddha menjelang parinibbāna patut menjadi perenungan bagi kita semua. Beliau mengajak kita semua untuk selalu berjuang dengan sungguh-sungguh karena kehidupan ini tidak kekal. Kita tidak bisa memastikan kehidupan kita akan bertahan berapa lama. Yang pasti kehidupan ini akan berujung pada kematian. Jika kita terus saja beralasan tidak punya waktu dan terlalu banyak kesibukan, maka kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk memperbaiki diri. Berusahalah untuk menghargai waktu, karena waktu memang sangat berharga.



Apa yang harus dilakukan dengan waktu? Waktu kita sehari semalam 24 jam. Waktu yang cukup panjang. Selama 24 jam tentunya kita punya aktivitas. Dari aktivitas kerja, olahraga, jalan-jalan hingga kita punya waktu untuk tidur. Dari sekian banyak waktu bisakah kita menyisihkan untuk kepentingan batin kita? kepentingan batin sering kali terlantar dan tersisih untuk aktivitas lainnya. Padahal batin kita sangat penting, karena dengan batin yang terus diolah akan menyebabkan hidup kita menjadi lebih baik. oleh karena itu,
selama 24 jam itu kita harus bisa membagi waktu dengan baik.



Dengan menghargai waktu, kita mempunyai kesempatan untuk menjadi orang yang baik dan sukses. Dengan waktu yang diatur sedemikian rupa, kita dapat bekerja secara maksimal dan waktu kita tidak terbuang sia-sia. Kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Kesempatan untuk menjadi orang sukses dan orang yang berkualitas ada di tangan kita. semuanya berpeluang pada setiap individu. Individu yang bisa mengatur waktu dan memaksimalkan aktivitasnya memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi
orang yang sukses dan berkualitas.



Hargailah waktu jika anda ingin menjadi lebih baik. manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya jika anda ingin menjadi orang sukses dan berkualitas. Jika gagal menghargai waktu, maka kehidupan kita akan menjadi sia-sia. Mereka yang sukses secara duniawi maupun sukses secara batin adalah orang-orang yang bisa mengatur dengan baik. hari-hari mereka diisi dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Ingat! Siang dan malam yang terus berlalu, kehidupan kita berkurang sebanyak itu. Oleh karena itu lakukanlah hal yang produktif dalam kehidupan ini.



Oleh : Bhikkhu Abhayanando (6 Agustus 2006)

Fei Lun Hai

Kalau kebanyakan "nongkrong" di forum itu produktif nggak ya?  :-?  ;D
your life simple or complex is depend on yourself

markosprawira

tergantung nongkrongnya...

diskusi dhamma atau diskusi sinetron???  ;D

diskusi dhamma juga liat pikiran yang berkembang... ada yang kusala dan ada juga yang akusala......  _/\_

dipasena

Quote from: Metti on 23 August 2007, 12:14:19 PM
Kalau kebanyakan "nongkrong" di forum itu produktif nggak ya?  :-?  ;D

liat manfaat yg diperoleh deh, apa berguna untuk pengembangan bathin kita ato tidak ?  :D

7 Tails

kalau tidak ngerti gimana produktif ;D ;D
korban keganasan

Adhitthana

Quote from: 7 Tails on 12 December 2008, 11:04:17 PM
kalau tidak ngerti gimana produktif ;D ;D

Baca-nya kebanyakan di SB, gimana mao ngerti?? .... ;D ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

calon_arahat

Good article...
Bisa menyadarkan kita, terutama yg sangat sibuk dalam mengerjakan pekerjaannya, bahwa disamping profesi yg dijalani, ternyata kita juga perlu waktu buat perkembangan batin
Memang membagi waktu tidak mudah, bagaimana caranya membagi waktu dengan baik? sehingga antara pekerjaan dan perkembangan batin bisa berjalan seimbang. memang bekerja/belajar terus secara nonstop bukanlah hal baik, kita masih perlu menyisihkan waktu buat perkembangan batin kita
The health of my patients will be my first consideration..

Gunawan

QuoteSadar akan Hidup
Bahwa Hidup adalah Materi dan Non Materi.
Jika Hidup hanya mencari Materi semata
Sebenarnya belom Hidup dengan Sadar
Maka banyak orang tahu diri nya hidup tapi tidak tahu Tujuan Hidup

Sama seperti semboyan gw nich..... :))

_/\_
Thanks & Best Regards
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Adhitthana

Nebeng copas dr dhammapada yaah ..... Bro Markos  _/\_

Syair 155-156 (XI:9. Kisah Putra Mahadhana)

Putra Mahadhana tidak belajar ketika ia masih berusia muda, ketika menjelang dewasa dia menikah dengan putri orang kaya. Seperti dia keadaannya, istrinya juga tidak berpendidikan. Ketika orang tua kedua pihak meninggal dunia, mereka mewarisi 80 nilai mata uang dari masing-masing pihak dan menjadi sangat kaya. Tetapi mereka berdua bodoh, hanya tahu menghabiskan uang dan tidak tahu bagaimana menyimpannya atau melipat-gandakannya. Mereka hanya makan, minum dan bersenang-senang, menghabiskan uang mereka dengan sia-sia. Ketika mereka telah menghabiskan semua uangnya, mereka menjual ladang mereka dan kebun serta akhirnya rumah mereka. Kemudian mereka menjadi sangat miskin dan tidak berguna. Karena tidak tahu cara mencari nafkah, mereka harus mengemis.

Suatu hari, Sang Buddha melihat anak orang kaya ini bersandar di dinding vihara, mengambil sisa makanan yang diberikan oleh para samanera. Melihat itu Sang Buddha tersenyum.

Yang Ariya Ananda bertanya kepada Sang Buddha mengapa Beliau tersenyum.

Sang Buddha menjawab, "Ananda, lihat kepada putra orang kaya ini, dia hidup dengan tidak berguna dan mempunyai kehidupan yang tidak bertujuan. Apabila dia belajar menjaga kekayaannya pada tahap pertama kehidupannya, dia akan menjadi orang kaya yang teratas, atau apabila dia menjadi seorang bhikkhu, akan menjadi seorang arahat dan istrinya akan menjadi seorang anagami. Apabila dia belajar menjaga kekayaannya pada tahap kedua kehidupannya, dia akan menjadi orang kaya tingkat kedua; apabila dia menjadi seorang bhikkhu, akan menjadi seorang anagami dan istrinya menjadi seorang sakadagami. Apabila dia belajar menjaga kekayaannya pada tahap ketiga kehidupannya, dia akan menjadi orang kaya tingkat ketiga; atau apabila dia menjadi seorang bhikkhu, akan menjadi seorang sakadagami dan istrinya akan menjadi seorang sotapanna. Karena dia tidak berbuat apa-apa dalam tiga tahap kehidupannya dia kehilangan seluruh kekayaan duniawinya, dia juga kehilangan kesempatan mencapai 'Jalan dan Hasil Kesucian?(Magga-Phala).

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 155 dan 156 berikut :

Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda, akan merana seperti bangau tua yang berdiam di kolam yang tidak ada ikannya.

Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda, akan terbaring seperti busur panah yang rusak, menyesali masa lampaunya.


  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

markosprawira

 [at] Virya : nice post......

menggugah kita semua utk lebih bersemangat dalam menjalani roda samsara ini.....