News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Beda Samatha dan Vipasana

Started by bond, 05 January 2008, 10:24:10 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

semua kitab belum tentu benar, kecuali kitab yang diimani, pasti dianggap benar mutlak.

Sunce™


ryu

Quote from: hudoyo on 29 September 2008, 09:09:40 AM
semua kitab belum tentu benar, kecuali kitab yang diimani, pasti dianggap benar mutlak.
ibarat melihat peta jakarta, sudah tahu tujuan jakarta ya pasti lihat peta jakarta karena tercantum dipeta jakarta. Kalau lihat peta bali kaga nyambung lah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

tula

Quote from: hudoyo on 29 September 2008, 09:09:40 AM
semua kitab belum tentu benar, kecuali kitab yang diimani, pasti dianggap benar mutlak.

gimana temen2 ? statement pak hudoyo ini menarik sekali lo :)

apakah anda2 mengimani kitab2 yg anda babarkan itu ?
ataukah sekedar mencari tau kebenaran dari pembabaran kitab itu .. sampai sejau kemampuan batin, logika, dll (yang kalian pakai utk menguji kitab2 tersebut)

ps : saya merasa thread ini menuju kearah yg sangat baik .. smua memberikan pendapat dan saling melengkapi dan memberi masukan saling melengkapi .... terima kasih smua nya :)

ryu

Pa Tula, saya rasa sudah jelas, kita mengetahui nibana itu dari mana? Apa kita setelah mengetahui nibana dari tipitaka terus mencari cara atau tuntunan dari kitab lain? Atau dari perkataan orang yang tidak bertanggung jawab?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hendra Susanto

rujukan tepat mengenai kitab

Mahaparinibbana sutta, yaitu:

"4.8. 'Seandainya seorang bhikkhu mengatakan: "Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagava sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru", maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. (Dhamma dan vinaya) Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: "Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini", dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: "Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini."


pahami dengan benar makna dari kata-kata Sang Buddha ini