News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

relik seorang bhikkhu

Started by Rina Hong, 09 June 2008, 03:40:14 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Rina Hong

Quote from: Wen Wen on 18 June 2008, 10:24:11 AM
kerjakan saja apa yang didepan mata, jangan melihat semut diseberang sungai, tapi gajah didepan mata tidak dilihat


itu namanya awareness...selagi masih punya awareness liat apa aja... mau di seberang samudra tetap harus di perhatikan....di teliti...disadari...dicerapin...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

markosprawira

kalo bahasa sundanya : SATI.............

williamhalim

Quote from: Wen Wen on 18 June 2008, 10:24:11 AM
kerjakan saja apa yang didepan mata, jangan melihat semut diseberang sungai, tapi gajah didepan mata tidak dilihat


Setuju Sis Wenwen.

Ketimbang mikirin siapa yg ciptakan kita, kemana setelah mati, mending kita pikirkan apa yg dapat kita perbuat untuk orang2 disekitar kita sekarang. Ketimbang memuja-muja makhluk maha kuasa yg nggak jelas juntrungannya (tuhan, lao mu, zeus, allah, god, dll) mending kita cari cara untuk mengakhiri penderitaan kita. Misalnya dengan bakti sosial, berdana, menyadari ketamakan dan kemarahan ketika muncul, meditasi, baca buku2 dhamma, dll...

setuju!

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

dilbert

Perlu gak kita punya relik ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Sumedho

mendingan kita yg jadi relik >:D
There is no place like 127.0.0.1

Johsun

kalau suatu hari kita is deat, mana ya yang lebih baik, dikremasi atau dikubur, bro?

kalau gak salah, Master huineng cu se, jasadnya masih bertahan sampai sekarng bro.
CMIIW.FMIIW.

Sumedho

kalau sudah dead yah, forget about the body larr... ;)

mending dibakar, lalu dibuang abunya....

kalau dikubur, mahal harga tanahnya, belum lagi biaya pemeliharaannya.
There is no place like 127.0.0.1

Edward

Berdasarkan pengalaman, maksudnya pengalaman soal mengubur ato kremasi leluhur, lebih enak dikremasi.Alasannya:
~Kremasi, abu disebar, anak cucu bisa mendoakan kita dimana saja, tinggal pasang altar, pasang foto, baca paritta, beres deh, kaga perlu pergi jauh k kuburan, blom lagi harus anak cucu hrs ngurus biaya perawatan tanah kuburan.
~Menghemat tanah, bumi kita kan makin lama makin sempit, lebih baik dijadikan hutan aja, apalagi kalo yang ikutin tradisi Tionghua, biasanya tanah kuburan kan harus di daerah pengunungan, wah lama2 isa makin gundul hutan kita.
~Bagi yang percaya feng shui, ada aturan2 mengenai lokasi, bentuk dan ukuran...Uh ribet..
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

hartono238

yg di pekan baru kalau mau lihat sarira nanti tgl 20 juli 2008, di furaya hotel kalau ngak salah