News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

terbentuknya bumi

Started by sarita, 30 June 2008, 08:24:33 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Fudotakika

"Lamanya kehidupan dari beberapa Sistem Dunia itu hanya berlangsung satu Kalpa", demikian dapat kita baca pada Sutra (dari naskah Buddhis, yang kita pelajari). Apabila pernyataan ini kita terapkan untuk kehidupan sebuah Bintang yang besar, maka pernyataan ini tepat, dan dibenarkan oleh ilmu pengetahuan Astronomi yang ilmiah. Karena (ilmu pengetahuan Astronomi yang ilmiah) menerangkan bahwa, makin besar massa-nya sesuatu Bintang, maka makin kecil, atau makin pendek-lah umur Bintang itu. Menurut Tradisi India, yang dinamai Satu Kalpa, itu adalah perhitungan waktu, yang periodenya, kurang dari Empat Sepertiga Bilyun Tahun. Demikianlah (dapat kita katakan bahwa), apabila sebuah Bintang yang massanya besar, yang kehidupannya hanya berlangsung selama satu Kalpa, jangka waktu kehidupannya itu, memang pendek saja, jika dibandingkan dengan sebuah Bintang yang relatif kecil massanya. Oleh karena itu, ilmu Astronomi menerangkan bahwa sebuah Bintang yang massanya kurang dari Sembilan puluh persen dan massanya Matahari kita, itu dapat mengeluarkan cahaya selama tiga trilyun tahun. Dan jangka waktu yang luar biasa lamanya ini, enam puluh persen, lebih besar, dari perkiraan mengenai umur (suatu bagian tertentu dari) Alam Semesta. Demikianlah, kalau kita ungkapkan dengan suatu permasalahan yang puitis, Dunia-Dunia yang demikian itu dapat mempunyai masa kehidupan yang "ber-aeon-aeon" (berjuta-juta tahun, berbilyun-bilyun tahun, atau mungkin bertrilyun-trilyun tahun), hingga kita bayangkan sebagai kehidupannya bersifat tak terbatas, atau abadi".

Helium itu mengalami penimbunan-penimbunan pada inti Bintang, sebagai akibat dari berfusinya Hydrogen. Apabila Helium telah tertimbun dalam jumlah yang amat banyak, maka Bintang mulai mengalami Masa-Tua-nya; dan Masa Tua ini merupakan saat menjelang tibanya kematiannya. Tetapi, sejumlah amat besar dari Hydrogen itu tetap masih berada di lapisan bagian luar dari Bintang, yang cenderung mengalami pengerutannya, yang lalu menjadi makin panas, sehingga itu dapat mengalami fusi. Begitu Bintang itu mulai kekurangan bahan bakarnya, bertentangan dengan yang kita harapkan, atau kita sangka, Bintang itu menjadi makin cemerlang cahayanya. Setelah bagian paling besar dari Hydrogen dari Bintang, itu berubah menjadi Helium, intinya mengerut, karena kena gravitasi. Dalam waktu yang bersamaan, temperaturnya lalu naik, hingga Helium itu sendiri mulai berubah menjadi elemen-elemen yang lebih berat. Kemudian Sang Bintang mengalami pertambahan kecemerlangan sinarnya, sedang lapisan luarnya meluas, sampai sejauh tertentu, sehingga apabila Bintang tersebut mempunyai Planit-Planit, banyak dari Planit-Planitnya itu ditelan oleh Bintang tersebut. Selanjutnya, Bintang tersebut menjadi bintang yang dinamai Si raksasa Merah (= Giant Red), sebagai misalnya Betelgeuse dan Antares. Sekali lagi, Sang Bintang tersebut lalu mengerut dalam periode waktu yang singkat, setelah itu Sang Bintang menggembung lagi menjadi Bintang "Raksasa Merah" yang luar biasa besarnya. Dengan sekarang sebagian besar dari bahan bakarnya berkurang, inti Bintang tersebut berubah menjadi "Si Cebol atau Si Kecil, yang berwarna putih" (White Dwarf), dengan lapisan-lapisan luarnya lenyap menghilang ke Angkasa. Akhirnya, tiba saatnya, setelah habis bahan bakarnya, "Si Cebol Putih" itu menjadi dingin, yang pada akhir dari riwayatnya, berubah menjadi batu-arang, yang tak mungkin lagi menjadi bahan bakar api lagi. Dalam hal yang lain, bagian terbesar dari Bintang-Bintang "Raksasa Merah" itu pada saatnya akan meledak, menjadi : "Novae, Pulsar-Pulsar dan akhirnya menjadi Lubang Hitam.

Walaupun bagian sisanya dari Sutra (teks Buddhis yang kita pelajari) itu hanya berisi sedikit uraian kosmologi, namun karena cukup menarik, berikut ini kami sajikan pernyataan atau keterangannya mengenai Bintang (yang kami rasa cukup penting) sebagai berikut ini :
"Banyaklah Sistem-Sistem Dunia yang memiliki Planit (seperti Bumi), yang tanahnya berbatu-batu karang, yang pecah-pecah dan tajam-tajam.
Yang berbahaya dan bersifat dapat menghancurkan (bagi tubuh yang menginjak atau menyentuhnya)."

Kalau yang dikemukakan dalam kalimat tersebut itu mungkin benar di Planit-Planit yang mungkin ada di Galaxy-Galaxy lainnya, dan mungkin benar di Planit-Planit yang mungkin ada didalam Galaxy Bima Sakti kita, maka hal ini terbukti benar, pada Planit di dalam Tata Surya (= Solar System) kita. Agar kita lebih yakin, kita perlu mengadakan penyelidikan, lebih dari pada hanya berdasarkan hasil photo-photo yang dibuat oleh Satelit Viking, mengenai sisi tersembunyinya dari Planit Mars.

Marilah sekarang kita tinggalkan pembahasan kita mengenai isi naskah "Sutra Hwa Yen", dan perhatian kita kembali kita arahkan ke pembahasan mengenai isi teks Buddhis, yang ada di masa-masa awal dari perkembangannya yang berisi uraian tentang Kosmos. Didalam naskan-naskah tersebut kita memperoleh keterangan bahwa Alam Semesta itu mengalami dua periode besar perubahan : perluasan dan pengerutan. Pandangan ini sangat bersesuaian dengan model modern tentang Alam Semesta yang Ber-Ayun (= Oscillating Universe), suatu theori yang diterima oleh beberapa Astronomer, walaupun masih ada juga beberapa yang menolaknya.

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Fudotakika

Model ini menyarankan kepada kita untuk menerima theori terkenal, yang dinamai theori "Big Bang" yang uraiannya sampai ke hal yang sekecil-kecilnya, banyak pada naskah-naskah Astronomi. Mengenai theori tersebut kita cukupkan keterangannya, bahwa theori ini didalam bentuk aselinya, diwarnai dengan pandangan theistis tertentu, yang mengemukakan pandangannya bahwa peristiwa yang dinamai "Big Bang" itu hanya terjadi satu kali saja, tidak pernah terulang lagi. Didalam kita menerima theori Oscillasi itu, dalam hal lainnya, - kita tidak memperhatikan Theori Keadaan Yang Mantap (= Steady State Theory), karena terbukti bahwa theori tersebut tidak tahan terhadap kritik-kritik; sedang jika kita menerima Theori "Big Bang", maka uraian kita akan menjadi berulang-ulang sama. Pecahan-pecahan dari Bola Api Yang Meledak, akan melayang-layang dan membentuk Galaxy-Galaxy, kata theori "Big Bang" yang aseli, dan akan melayang-layang terus secara abadi. Untuk membuktikannya, kata para pendukung theori ini orang hanya perlu menyadari bahwa Galaxy-Galaxy itu bergerak menjauhi satu terhadap yang lainnya. Ya, kata para pendukung theori Oscillasi, Galaxy-Galaxy itu memang melayang-layang mejauhi satu terhadap yang lainnya; tetapi proses ini tidak berlanjut terus secara tidak terbatas. Karena, pada suatu saat, akan tiba waktunya, kekuatan dari peledakan itu sendiri akan habis tenaga gerakannya, dan daya tarik akan mengambil peranan, dan bagian dari Alam Semesta ini akan berdekatan satu terhadap yang lainnya, dan membentuk dunia zat-zat (= globe of matter) yang lainnya. Pada waktunya kelak, dunia zat-zat itu akan meledak lagi, dan membentuk bagian dari Alam Semesta, yang lainnya. Dan, demikianlah yang selalu terjadi, tampaknya pada aeon (berjuta-juta, atau bahkan bilyunan tahun, atau lebih) di masa yang telah lampau, telah ada bagian-bagian dari Alam Semesta, yang tak terhitung banyaknya, dan di masa-masa yang akan datang pun, akan ada bagian-bagian dari Alam Semesta, yang lainnya, dan demikian selalu terjadi bagian-bagian dari Alam Semesta, yang lama, dan yang baru, secara tidak ada henti-hentinya.

Walaupun nampaknya theori Alam Semesta yang Ber-Ayun-Ayun : m***kar dan lalu Mengerut (= Oscillating Universe) itu dapat diterima dan benar, namun ada dua kesukaran, yang mencegah dapatnya theori itu diterima secara universal. Hanya satu, yang akan kami sebutkan disini, ialah untuk mendemonstrasikan mengapa theori ini, tidak dapat diterima secara universal. Yang kami maksudkan adalah keterangan berikut ini. Kepadatan dari zat di Alam Semesta ini kurang memperoleh perhatian, dalam hal dapatnya berhenti mengalami perluasannya ke arah keluar. Alam Semesta itu akan selalu meluas, kata penentang theori Alam Semesta yang Ber-Oscillasi.

Walaupun tampaknya bukti-buktinya kurang mantap, dalam hal tertentu, semua Astronomer bukan saling tidak setuju. Demikianlah, maka kita lihat terdapat pertanyaan yang masih terbuka untuk dipermasalahkan. Yang mana dari kedua theori itu yang akan diterima, theori "Big Bang" atau "theori Alam Semesta yang Ber-Oscillasi"?. Sampai dengan para Astronomer dapat memberikan jawaban yang konklusif, pertanyaan-pertanyaan semacam berikut ini tetap akan dipertanyakan : Apakah Alam Semesta ini pernah mengalami masa permulaannya?. Apakah Alam Semesta ini pada satu ketika akan berhenti keberadaannya?.

Dari sudut pandangan Ilmu Pengetahuan (= Science) dan Ilmu Filsafat (= Philosophy), pertanyaan-pertanyaan semacam itu, atau yang sejenis lainnya lagi, tidak akan pernah terjawab secara memuaskan. Tetapi jawabannya telah ada, asal pertanyaan-pertanyaannya mengandung makna yang penuh arti tidak dengan cara berfikir yang konsepsional, tetapi dengan pandangan yang diwarnai intuisi atau ilham (= insight = pandangan terang), yang lebih tinggi tingkatannya dari cara berfikir yang biasa. Dengan sejenis pemikiran tingkat tinggi, yang dinamai Pandangan-Terang, yang kami maksudkan diatas ini, umat Buddha yang sudah tinggi tingkatan Pandangan Batiniahnya, dapat memberi keterangan dengan ketelitian yang cukup, walaupun diungkapkan dalam bentuk puisi, deskripsi-deskripsi tentang Alam Semesta, seperti diuraikan didalam teks-teks Buddhis, aliran Theravadin (= Hinayana), dan didalam naskah Buddhis yang dinamai "Sutra Hwa Yen" (dari aliran Mahayana).

-bersambung-
THE WORLD IS JUST AWESOME

Fudotakika

Para penulis teks-teks Buddhis tersebut diatas, itu merupakan gema dari ajaran Sang Tathagata (= Sang Buddha Gautama), dan mungkin juga merupakan penemuan mereka sendiri, yang tidak dengan mempergunakan telescope optical, atau telescope radio, maupun speptroscope, juga tidak dengan berdasarkan perhitungan mathematika yang tinggi, atau pun tanpa mempergunakan alat bantu tehnologis lainnya, dalam memberikan sesuatu deskripsinya tentang Kosmos atau Benda-Benda Angkasa... Kiranya mudah kalau dikatakan bahwa mereka adalah para pengira-ira yang baik, namun ini diluar permasalahannya; karena ada terdapat banyak sekali deskripsi-deskripsi yang sangat teliti, yang tidak mungkin hanya merupakan hasil dari pengira-iraan saja. Kita hanya dapat mengambil kesimpulan bahwa para cendekiawan Buddhis di masa-masa awal dari perkembangan Buddhisme, itu telah memiliki pengetahuan yang demikian tingginya, sehingga mereka itu dengan mempergunakan suatu methode tertentu, yaitu dengan memperkembangkan Pandangan Batin, yang berdasarkan Penerangan Agung (= Enlightenment Insight). Dan ini menimbulkan pertanyaan berikutnya : Bagaimana caranya agar kita dapat memperkembangkan Pandangan Batin yang berdasarkan Penerangan Agung itu?.

Itu dapat dilaksanakan, demikian kita pinjam kata-katanya R.G. de S. Wettimuny, dengan jalan "menjinakkan, atau menenangkan permainan dari konsep-konsep", yang demikian ini mungkin masih merupakan pemikiran yang sifatnya abstrak dan discursive (meloncat-loncat kesana-kemari), atau yang oleh Alam Watts dinamai "Pembicaraan didalam fikiran yang dengan tak-henti-hentinya" ("Incessant internal chatter"). Ini yang menjadi Tujuan, yang ingin dicapai oleh semua umat Buddhis, baik dari aliran Theravada (= Aliran Hinayana), maupun aliran Mahayana, sama saja. Sekali lagi, dengan meminjam kata-kata dari Wettimuny : "hendaklah seseorang membiarkan fikirannya berhenti bekerja, menenangkannya, dan perhatian diletakkan pada satu titik perhatian tertentu, sampai.... muncullah Cahaya, yang menyembul keluar. "Pandangan Terang yang berdasarkan Penerangan Agung, atau "Satori", seperti istilahnya Buddhis Jepang, juga dapat diperoleh dengan jalan mengadakan konsentrasi secara mendalam, dan ini yang oleh kebanyakan orang dinamai meditasi. "Satori" dapat dicapai, selagi orangnya sedang duduk bermeditasi, atau sedang dalam sikap yang lainnya. Apabila meditasi itu dipraktekkan secara konsisten, maka "Satori" akan muncul dengan sendirinya, selagi anda sama sekali sedang tidak mengharapkannya. Tercapainya "Satori" itu dapat terjadi, kapan saja, apakah anda sedang mencuci piring, selagi mengergaji kayu, atau meminjam kata-kata dari Soto Zen Roshi, mungkin ketika anda sedang duduk di kamar W.C (selagi buang air besar). Tetapi hanya meditasi saja, tidak cukup. Sesuatu yang penting lainnya, harus menemaninya.

Sang Tathagata (= Sang Buddha Gautama) mengajarkan bahwa Pandangan Terang (= Insight) itu hanya datang, apabila jiwa (= mind) telah dapat dibersihkan dari Ke-Lima Rintangan. Kecuali hal itu dilakukan, anda tidak dapat bermeditasi (dengan hasil tercapainya Pandangan Terang), hingga dunia kiamat, dan hanya kekecewaan saja yang akan anda temui. Adapun ajaran Ke-lima Rintangan, yang diajarkan oleh Sang Buddha itu, adalah Kenikmatan Sensual, Kemauan-Jahat, Kemalasan, Ketidak-tenangan, dan Keragu-raguan. Semua Pandangan Terang hanya muncul, apabila orang telah dapat menekan Ke-Lima Rintangan tersebut; dan, Tujuan Luhur untuk dapat memperoleh Penerangan Sempurna, hanya dapat dicapai, apabila Ke-Lima Rintangan telah dapat dilenyapkan sama sekali. Tujuan Luhur itu tidak mudah didekati; tetapi, apabila anda ingin dapat mencapainya, anda harus berusaha sekuat tenaga. Hanya apabila hal itu telah dapat dicapai, oleh diri anda, atau oleh seseorang, - apakah orang yang telah dapat mencanai Penerangan Sempurna itu seorang ilmuwan, atau orang yang pekerjaannya menjadi tukang sapu, keadaannya sama saja -, maka berarti anda, atau dia, telah dapat mempraktekkan ajaran Sang Buddha, yang berbunyi : "Laksanakanlah apa yang harus anda laksanakan; lenyapkanlah beban kehidupan yang memberati pundak anda itu; apabila anda telah dapat melakukannya, maka tidak akan ada lagi penderitaan yang datang, yang harus anda alami di alam kehidupan ini!.

REFERENSI.- Alfven, Hannes.   Worlds-Antiworlds, 1966, San Fransisco & London, W.H. Freeman & Co. 103.p
- Baptist, Egerton C.   The Supreme Science of The Buddha, 2 nd edition, 1959, Colombo, Sri Lanka, 70 p.
- Bonnor, W.B.   The Mystery of The Expanding Universe, New York, The Macmillan Co 212 p.
- Canby, Thomas Y.   "Skylab, Outpost On The Frontiers of Space" National Geographic, Washington, D.C. 146: 4 (October 1974).
- Capra, Fritjof   The Tao of Physics, 1975, Boulder, Colorado, Shambala Publications, Inc. 330 P.
- Chang, Garma Chen-Chi   The Buddhist Teaching of Totality, The Philosophy of Hwa Yen Buddhism, 1971, University Park, Pennsylvania & London, The Pennsylvania State University Press, 270 p.
- Friedman, Herbert   The Amazing Universe, 1975, Foreword by Philip Morrison, Washington, D.C. Special Publication Division, National Geographic Society, 199 P.
- Goddard, Dwight   A Buddhist Bible, Edited Dwight Goddard, 1952, New York, E.P. Dutton & Co, Inc 677 p.
- Hodge, Paul W.   Concepts of The Universe, 1969, New York, Mc Graw-Hill Inc, 125 p.
- Hoyle, Fred   Frontiers of Astronomy, 1955, New York, Harper & Brothers, 360 p.
- Jayatilleke, K.N.   The Message of The Buddha, 1974, edited by Ninian Smart, New York, The Free Press, Division of Macmillan Publishing Co, Inc, 262 p.
- Linsenn, Robert   Living Zen, 1954, Translated from the French by Diana Abrahams-Curiel. Preface by Christmas Humphreys and Foreword by Dr.R.Godel, London, George Allen & Unwin, Ltd, 384 p.
- Menzell, Donald H.   Astronomy, 2 nd printing, date not given, New York, Random House, Inc. 320 p.
- Reichenbach, Hans   The Rise of Scientific Philosophy, paper, 13 th printing, 1968, Berkeley and Los Angeles, California, University of California Press, 333 p.
- Senzaki, Nyogen &
Mc Cartless, Ruth Strout   Buddhism and Zen, paper, 1952, New York Philosophical Library, 87 p.
- Weaver, Kenneth F.   The Incredible Universe "National Geographic, Washington, D.C. 145 : 5 (May 1974).
- Gore, Rick   "Sifting for Life in the Sands of Mars", National Geographic, Washington, D.C. 151 : 1 (Januari 1977).
THE WORLD IS JUST AWESOME

Fudotakika

Silakan dibaca pelan pelan...ENJOY!
THE WORLD IS JUST AWESOME

sarita