Kondisi yang dibutuhkan untuk berbohong

Started by steve19800, 31 March 2016, 12:37:40 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

harlons

Berbohong itu tujuannya untuk menutupi kenyataan sebenarnya dari korban kebohongan (objek) karena pelaku kebohongan tidak mau atau tidak siap menerima resiko yg diterima dari respon si objek apabila ia mengatakan kebenaran.

Nah kalau objek nya mati bisa dipastikan objek tersebut tidak bisa memberikan respon balik apapun kepada si pelaku kebohongan sehingga resiko nya adalah 0 (nol)

Jika resiko nya 0 kenapa harus berbohong ?
Dengan kata lain, orang yg berbohong kepada objek mati pasti punya masalah dengan cara berpikirnya. Jadi menurut saya versi kedua tidak dibutuhkan sama sekali atau paling ngak dibatasin hanya sampai point no 3 (effort is made) terlepas dari point no 4 (others understand what was said)

Sebuah kebohongan selain menyangkal pandangan orang lain kebohongan itu menyangkal diri sendiri juga, ada self denial dan biasanya orang yg berbohong batinnya pasti tersiksa sedikit banyak, yang terpenting bukanlah apa yg orang lain ngerti tapi apa yg kita ngerti.

steve19800

#16
Halo semua,

Saya sudah sempat berdiskusi kepada orang yang cukup paham mengenai hal ini. Dan masih menunggu balasan surat dari penterjemah dari versi pertama, butuh beberapa saat untuk menunggu balasannya dari beliau.

Sejauh ini, dikatakan mengenai versi pertama adalah itu berkaitan dengan Vinaya, sila bertujuan untuk pelatihan diri untuk tahap yang lebih lanjut. Sehingga, walaupun tidak ada yang mengerti akan kebohongan, itu melanggar dari sudut pandang Vinaya, ini berkaitan dengan pikiran si pelaku. Dan untuk tidak menciptakan kebiasan buruk. Namun versi kedua, lebih ditujukan untuk umat publik awam. Di samping itu, karena orang lain mengerti akan kebohongan ini maka kamma yang diperbuat lebih berat dampaknya.

Semoga ini juga bisa menjadi masukan untuk teman2 semua.