mengambil milik hewan

Started by Rico Tsiau, 06 June 2012, 10:31:21 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

will_i_am

gimana kalau alurnya kita buat berbeda??
kalau semua penulis karangannya cuma diambil setengahnya, maka pasti satu cerita bisa punya banyak versi...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau

Quote from: will_i_am on 11 June 2012, 01:31:03 PM
gimana kalau alurnya kita buat berbeda??
kalau semua penulis karangannya cuma diambil setengahnya, maka pasti satu cerita bisa punya banyak versi...

maksudnya gimana bro?

Rico Tsiau

Quote from: bluppy on 11 June 2012, 12:05:10 PM
pengen cari di bagian mana dari vinaya pitaka
tadi coba browsing di accesstoinsight
wow...kayanya perlu berjam2 baru bisa ketemu paragraf itu
ada yang bisa kasih clue, hint agar pencariannya lebih cepat?
terima kasih
;D

mohon maaf sis, untuk ini saya tidak bisa bantu. karena saya miskin penguasaan dalam hal referensi vinaya dan sutta.
_/\_

will_i_am

Quote from: Rico Tsiau on 11 June 2012, 01:59:35 PM
maksudnya gimana bro?

menjawab pernyataan Senbuddha

Quote from: senbudha on 11 June 2012, 01:05:24 PM
Kalau setengah,setengahnya lagi selesaikan sendiri dong,kan segalanya belum tentu.Tidak semuanya gratis,usaha sendirilah. Kalau dapat setengahnya lagi,belum tentu anda setuju,malah tambah banyak yang belum tentu.
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Rico Tsiau


adi lim

Quote from: senbudha on 11 June 2012, 01:05:24 PM
Kalau setengah,setengahnya lagi selesaikan sendiri dong,kan segalanya belum tentu.Tidak semuanya gratis,usaha sendirilah. Kalau dapat setengahnya lagi,belum tentu anda setuju,malah tambah banyak yang belum tentu.

aneh
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

senbudha

Tidak aneh juga tidak mengherankan. Yang aneh adalah kalau ada sesuatu yang bertahan dari awal sampai akhir tidak ada yang berubah. Bukankah ajaran Buddha sendiri banyak bermekaran cabangnya karena "setengah  tahu" itulah.Tapi paling tidak dasar ajaran Buddha masih tertancap dengan mantap. Kalau manusia di berikan seutuhnya,biasanya suka menghilangkan setengahnya karena ketidaksukaan,kalau diberikan setengah,suka minta setengahnya lagi. Bukankah kita semua menganggap sudah memahami ajaran buddha dengan baik,malah seutuhnya,tapi anehnya kita belum mencapai apapun,lalu ini disebut setengah atau sudah memahami sepenuhnya?

adi lim

Quote from: senbudha on 15 June 2012, 08:31:34 PM
Tidak aneh juga tidak mengherankan. Yang aneh adalah kalau ada sesuatu yang bertahan dari awal sampai akhir tidak ada yang berubah. Bukankah ajaran Buddha sendiri banyak bermekaran cabangnya karena "setengah  tahu" itulah.

maksudnya apa 1/2 tahu ?

Quote
Tapi paling tidak dasar ajaran Buddha masih tertancap dengan mantap. Kalau manusia di berikan seutuhnya,biasanya suka menghilangkan setengahnya karena ketidaksukaan,kalau diberikan setengah,suka minta setengahnya lagi

mahluk mana yang memberikan manusia itu utuh atau 1/2 utuh ?
dan mengapa manusia suka menghilangkan 1/2 nya ?
terus kalau 1/2 hilang minta 1/2 lagi ama siapa ?  ???

Quote
Bukankah kita semua menganggap sudah memahami ajaran buddha dengan baik,malah seutuhnya,tapi anehnya kita belum mencapai apapun,lalu ini disebut setengah atau sudah memahami sepenuhnya?
member mana yang anda anggap sudah memahami ajaran Buddha dengan utuh dan mana yang sudah mencapai 1/2 ? ???, atau hanya spekulasi anda
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

senbudha

Anda terjemahkan dan pikirkan sendiri. Bukankah tidak perlu segala sesuatu didapatkan dengan mendengarkan pendapat orang lain.Ada yang kita tahu sendiri dengan merenungkan sedikit,dengan melihat keadaan lingkungan sekitar,kita sudah bisa belajar,itu kalau sadar.Karena segala sesuatunya "belum tentu",maka tidak perlu cari tahu sampai tahu,karena tahu pun kadang tidak membuat kita jadi baik,malah sebaliknya.Oh ya,apakah saya ada menyebutkan member di kata-kata saya? atau merasa sendiri? Tidak perlu jawablah,jalankan masing-masing saja ucapan,tindakan dan pikiran kita.

hemayanti

Quote from: senbudha on 16 June 2012, 08:41:03 AM
Anda terjemahkan dan pikirkan sendiri. Bukankah tidak perlu segala sesuatu didapatkan dengan mendengarkan pendapat orang lain.Ada yang kita tahu sendiri dengan merenungkan sedikit,dengan melihat keadaan lingkungan sekitar,kita sudah bisa belajar,itu kalau sadar.Karena segala sesuatunya "belum tentu",maka tidak perlu cari tahu sampai tahu,karena tahu pun kadang tidak membuat kita jadi baik,malah sebaliknya.Oh ya,apakah saya ada menyebutkan member di kata-kata saya? atau merasa sendiri? Tidak perlu jawablah,jalankan masing-masing saja ucapan,tindakan dan pikiran kita.
maap om. ;D
kalau udah tau pun tidak membuat kita baik, apa lagi g tau.. :(
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

adi lim

#70
Quote from: senbudha on 16 June 2012, 08:41:03 AM
Karena segala sesuatunya "belum tentu",maka tidak perlu cari tahu sampai tahu,karena tahu pun kadang tidak membuat kita jadi baik,malah sebaliknya.Oh ya,apakah saya ada menyebutkan member  di kata-kata saya? atau merasa sendiri?

atau anggapan saya benar ternyata anda memang lebih baik dari member disini, jika benar mohon bisa share sedikit kelebihan anda !

Quotejalankan masing-masing saja ucapan,tindakan dan pikiran kita.
memang benar ucapan gampang sekali, asal cuap aja tidak masalah kok
seperti dibawah ini
Quote
Tapi paling tidak dasar ajaran Buddha masih tertancap dengan mantap. Kalau manusia di berikan seutuhnya,biasanya suka menghilangkan setengahnya karena ketidaksukaan,kalau diberikan setengah,suka minta setengahnya lagi
mahluk mana yang memberikan manusia itu utuh atau 1/2 utuh ?
dan mengapa manusia suka menghilangkan 1/2 nya ?
terus kalau 1/2 hilang minta 1/2 lagi ama siapa ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.