[HELP] Butuh Penerawangan Relief Jataka

Started by Nevada, 20 April 2011, 11:44:18 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Nevada


Nevada

Bro Kainyn Sang Manusia Tipitaka Berjalan, apakah engkau bisa membantuku?? :|

kakao

mungkin kisah ini bro ;D
Dahulu kala ketika Brahmadatta adalah Raja Benares, Bodhisatta terlahir di daerah pegunungan Himalaya sebagai seekor kerbau. Dia tumbuh dewasa menjadi kerbau yang kuat dan besar, dan mengarungi banyak bukit dan gunung, puncak dan gua, serta hutan-hutan.

Suatu waktu ketika pergi, dia melihat sebuah pohon yang menarik. Setelah mencari makanannya, dia berdiri di bawah pohon tersebut. Kemudian seekor kera yang tidak memiliki pengendalian diri turun dari pohon itu ke punggungnya dan membuang kotoran, berpegangan pada satu tanduk sang kerbau, dia berayun ke bawah melalui ekornya, bermain-main untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Bodhisatta yang penuh dengan kesabaran, cinta kasih, dan welas asih, tidak memedulikan semua perbuatan buruknya itu. Kera tersebut tetap melakukan ini secara berulang-ulang. Pada suatu hari, makhluk dewata yang hidup di dalam pohon itu, dengan berdiri pada batang pohon, bertanya kepadanya [386], "Tuan Kerbau, mengapa Anda bisa bersabar dengan perlakuan buruk dari kera jahat itu? Hentikanlah perbuatannya!" dan mengulangi dua bait berikut:

    Mengapa dengan sabarnya Anda sabar
    menahan setiap perlakuan buruk dari kera jahat nan egois ini?

    Remukkanlah dirinya, tusuklah dirinya dengan tandukmu!
    Hentikanlah dirinya, kalau tidak anak-anak pun
    tidak akan menunjukkan hormat mereka.

Mendengar ini, Bodhisatta membalas, "Dewa Pohon, jika saya tidak mampu menahan diri atas perlakuan buruk kera ini tanpa harus mengecam kelahiran, keturunan, dan kekuasaannya, bagaimana mungkin keinginanku dapat terwujudkan? Kera ini akan melakukan hal yang sama kepada kerbau lainnya, dengan berpikiran bahwa kerbau itu sama dengan diriku. Di saat kerbau lain membunuhnya, saya akan terbebas dari rasa sakit dan keburukan yang berdarah." Setelah mengatakan itu, dia mengulangi bait ketiga berikut:

    Jika dia memperlakukan yang lainnya
    sama dengan dia memperlakukan diriku,
    maka mereka yang akan menghancurkan dirinya;
    saat itulah saya akan menjadi bebas.

Beberapa hari kemudian Bodhisatta pergi ke tempat lain, dan seekor kerbau lainnya, makhluk buas nan liar, datang dan berdiri di tempatnya. Kera jahat [387] yang berpikiran bahwa kerbau tersebut adalah kerbaunya yang lama, naik ke atas punggungnya dan melakukan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Kerbau itu menggoyang-goyang dirinya sampai terjatuh ke tanah dan menusukkan tanduknya pada hati si kera, kemudian memijaknya hingga berkeping-keping di bawah kakinya.
____________________

Setelah mengakhiri uraian ini, Sang Guru memaklumkan kebenaran dan mempertautkan kisah kelahiran mereka: "Pada masa itu, kerbau yang tidak baik adalah kerbau yang tidak baik, kera yang jahat adalah makhluk yang sama, sedangkan kerbau mulia nan bajik itu adalah diri-Ku sendiri."
sumber http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/mahisa-jataka/
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img][url="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif"]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[/url][img]

Nevada

Quote from: kakao on 17 June 2011, 03:17:53 PM
mungkin kisah ini bro ;D
Dahulu kala ketika Brahmadatta adalah Raja Benares, Bodhisatta terlahir di daerah pegunungan Himalaya sebagai seekor kerbau. Dia tumbuh dewasa menjadi kerbau yang kuat dan besar, dan mengarungi banyak bukit dan gunung, puncak dan gua, serta hutan-hutan.

Suatu waktu ketika pergi, dia melihat sebuah pohon yang menarik. Setelah mencari makanannya, dia berdiri di bawah pohon tersebut. Kemudian seekor kera yang tidak memiliki pengendalian diri turun dari pohon itu ke punggungnya dan membuang kotoran, berpegangan pada satu tanduk sang kerbau, dia berayun ke bawah melalui ekornya, bermain-main untuk menyenangkan dirinya sendiri.

Bodhisatta yang penuh dengan kesabaran, cinta kasih, dan welas asih, tidak memedulikan semua perbuatan buruknya itu. Kera tersebut tetap melakukan ini secara berulang-ulang. Pada suatu hari, makhluk dewata yang hidup di dalam pohon itu, dengan berdiri pada batang pohon, bertanya kepadanya [386], "Tuan Kerbau, mengapa Anda bisa bersabar dengan perlakuan buruk dari kera jahat itu? Hentikanlah perbuatannya!" dan mengulangi dua bait berikut:

    Mengapa dengan sabarnya Anda sabar
    menahan setiap perlakuan buruk dari kera jahat nan egois ini?

    Remukkanlah dirinya, tusuklah dirinya dengan tandukmu!
    Hentikanlah dirinya, kalau tidak anak-anak pun
    tidak akan menunjukkan hormat mereka.

Mendengar ini, Bodhisatta membalas, "Dewa Pohon, jika saya tidak mampu menahan diri atas perlakuan buruk kera ini tanpa harus mengecam kelahiran, keturunan, dan kekuasaannya, bagaimana mungkin keinginanku dapat terwujudkan? Kera ini akan melakukan hal yang sama kepada kerbau lainnya, dengan berpikiran bahwa kerbau itu sama dengan diriku. Di saat kerbau lain membunuhnya, saya akan terbebas dari rasa sakit dan keburukan yang berdarah." Setelah mengatakan itu, dia mengulangi bait ketiga berikut:

    Jika dia memperlakukan yang lainnya
    sama dengan dia memperlakukan diriku,
    maka mereka yang akan menghancurkan dirinya;
    saat itulah saya akan menjadi bebas.

Beberapa hari kemudian Bodhisatta pergi ke tempat lain, dan seekor kerbau lainnya, makhluk buas nan liar, datang dan berdiri di tempatnya. Kera jahat [387] yang berpikiran bahwa kerbau tersebut adalah kerbaunya yang lama, naik ke atas punggungnya dan melakukan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Kerbau itu menggoyang-goyang dirinya sampai terjatuh ke tanah dan menusukkan tanduknya pada hati si kera, kemudian memijaknya hingga berkeping-keping di bawah kakinya.
____________________

Setelah mengakhiri uraian ini, Sang Guru memaklumkan kebenaran dan mempertautkan kisah kelahiran mereka: "Pada masa itu, kerbau yang tidak baik adalah kerbau yang tidak baik, kera yang jahat adalah makhluk yang sama, sedangkan kerbau mulia nan bajik itu adalah diri-Ku sendiri."
sumber http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/mahisa-jataka/

:-w Kisah Jataka yang ini sudah tahu, Bro. Sekarang kisah tentang penyu raksasa yang saya tanya.

kakao

Quote from: upasaka on 17 June 2011, 03:22:10 PM
:-w Kisah Jataka yang ini sudah tahu, Bro. Sekarang kisah tentang penyu raksasa yang saya tanya.
oh penyu raksasa,..kakao pernah denger tuh,..dulu ada 500 orang pedagang yang melakukan perjalanan melalui jalur laut, kala itu Boddhisatva terlahir menjadi seekor penyu raksasa.
pas ditengah samudra, kapal yang membawa kelimaratus pedagang itu terkena badai dan kapalnya pecah porak poranda.
ditengah 2 laut orang2 pada teriak dan kebetulan terdengar oleh penyu raksasa yang dengan segera menolong orang2 itu.
singkat kata singkat cerita penyu2 itu berhasil mengangakut kelimaratus pedagang itu kesebuah pulau.
karena lelah berenang kesana kemari penyu raksasa itu lalu tertidur sampai beberapa hari lamanya, namun karena dipulau itu tdk ada makanan dan 500 pedagang itu merasa kelaparan, salah seorang pedagang berniat membunuh penyu raksasa itu. awalnya ditentang oleh yang lain karena penyu itu telah menyelamatkan jiwa mereka, sehingga terjadilah keributan diantara para pedagang itu.
penyu itu sadar diam2 dia mengamati pembicaraan orang2 dan tau mereka semua kelaparan maka ia pura2 mati agar para pedagang bisa menyantap tubuh raksasanya tampa ada rasa penyesalan karena dia telah mati ,sehingga para pedagang itu bisa bertahan selama beberapa minggu sampai ada kapal lain yang akan mengangkut mereka.
para pedagang melihat penyu itu tidak bergerak dan denyut jantung nya sdh tdk berdetak, maka ramai-ramai mulai membelah dan memakannya. banyak yang menitikan air mata melihat penyu penolong mereka dimakan oleh mereka sendiri, namun demi kelangsungan hidup mereka harus memakannya dan mereka jg tdk merasa bersalah karena penyu itu sdh mati setelah mereka periksa. namun tindakan Boddhisatva yang rela berkorban satu nyawa demi 500 nyawa pedagang menggugah para dewa, para dewa bersujud bahwa kelak akan lahir seorang sammasambuddha didunia.
tak lama, sebuah kapal lewat dan berhasil mengangkut 500 pedagang itu dan berterimakasih kepada penyu raksasa itu mereka berdoa untuk sipenyu yang telah berada didalam perut para pedagang itu, banyak yang menangisi dan mengganggap bahwa penyu itu adalah dewa penolong mereka.
the end deh om upa ;D
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img][url="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif"]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[/url][img]

Kelana

Quote from: upasaka on 17 June 2011, 11:09:23 AM
Dear all, saya butuh bantuan lagi nih. Gambar relief ini menceritakan tentang seekor penyu raksasa (Bodhisatta) yang menolong banyak saudagar yang kapalnya tenggelam. Setelah sampai di pantai, para saudagar ini kelaparan dan penyu raksasa memberikan tubuhnya sendiri untuk disantap sebagai makanan bagi para saudagar tersebut.

[spoiler][/spoiler]

Pertanyaannya:
1. Apa nama Jataka yang dimaksud?
2. Tolong infokan referensi / link tentang Jataka ini dong!

PS: Ayo, siapa yang bisa membantu saya nanti saya kasih cendol!



Mungkin ini bukan kisah dari Jataka tapi dari Apadana, judulnya Kaccapavadana, ada di relief Borobudur
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Nevada

Quote from: Kelana on 17 June 2011, 03:54:37 PM
Mungkin ini bukan kisah dari Jataka tapi dari Apadana, judulnya Kaccapavadana, ada di relief Borobudur

Thanks infonya. Lalu, apakah ini termasuk kisah kehidupan lampau Bodhisatta? Apakah ada referensi cerita lengkapnya?

Kelana

Quote from: upasaka on 17 June 2011, 03:56:37 PM
Thanks infonya. Lalu, apakah ini termasuk kisah kehidupan lampau Bodhisatta? Apakah ada referensi cerita lengkapnya?

Sepertinya iya
http://www.borobudur.tv/avadana_04.htm
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Nevada

Quote from: Kelana on 17 June 2011, 03:58:09 PM
Sepertinya iya
http://www.borobudur.tv/avadana_04.htm

Lagi-lagi Bro Kelana yang mendapatkan cendol. Untuk kali ini, Bro Kelana mengungguli Samanera Santacitto. ;D Thanks once again.