Semua fenomena berkondisi adalah dukkha???

Started by seniya, 07 February 2011, 10:32:20 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

rice cooker rusak


tesla

Quote from: rice cooker rusak on 08 February 2011, 09:51:53 AM
apakah kata duka diserap dr kata dukkha?
iya kayanya byk bahasa indonesia yg berasal dari bahasa sansekerta (kalau liat di wiki sansekertanya duhkha)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

adi lim

Quote from: tesla on 08 February 2011, 01:05:47 PM
iya kayanya byk bahasa indonesia yg berasal dari bahasa sansekerta (kalau liat di wiki sansekertanya duhkha)

Dukkha bahasa Pali

:backtotopic:
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

seniya

Terima kasih atas tanggapan teman2 se-Dhamma semuanya.

Saya melihat jika dikatakan pancakkhanda adalah dukkha,maka bs menimbulkan kesalahpahaman bhw melenyapkan dukkha sama dg melenyapkan pancakkhanda. Padahal yg hrs dilenyapkan adl akar yg menyebabkan kemelekatan pd pancakkhanda,yaitu tanha,bukan pancakkhanda-nya.

Di forum tetangga,ada yg menanyakan ttg dukkha. Kemudian ada menjwb bhw pancakkhanda adl dukkha (mengutip dr Dhammacakkapavattana Sutta). Si penanya yg tampaknya non-Buddhis tetapi mengerti ajaran Buddhis menanyakan, berarti Buddha masih mengalami dukkha krn masih memiliki pancakkhanda. Saya menjelaskan sebenarnya dlm teks sutta tsb bkn pancakkhanda yg disebut dukkha,tetapi pancupadanakkhanda, yg saya terjemahkan sbg "kemelekatan pd lima kelompok kehidupan" (mgkn lbh tepat "lima kelompok kemelekatan/five clinging-aggregates")
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

dilbert

Sabbe Sankhara Anicca
Sabbe Sankhara Dukkha
Sabbe Dhamma Anatta...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Sumedho

mungkin cara pendekatan ngomongnya harus berbeda

sudah jelas bahwa pancakhanda adalah dukkha.

Tanha -> (menyebabkan) -> kelahiran -> ada panca khanda

kan jelas bahwa secara tidak langsung tujuan umat buddha utk tidak terlahir lagi.

maka itu dikatakan ada nibbana dengan sisa (masih ada pancakhanda) dan nibbana tanpa sisa (parinibbana)
There is no place like 127.0.0.1

williamhalim

^^
Memang perlu pendekatan (penjelasan) yg berbeda tergantung audience.
Buddha sangat menguasai hal ini, makanya terdapat ribuan sutta, ribuan penjelasan untuk menjelaskan hal yg sesungguhnya sama.

Akan terasa bahwa, semakin kita mendalami Ajaran, akan semakin terlihat kaitan antar setiap sutta. Mulai dari sutta yg sederhana akan terlihat sama/relevan dengan sutta yg paling dalam sekalipun.

Kadang, mungkin ini yg dikatakan indahnya Dhamma..

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

rooney

Quote from: Sumedho on 09 February 2011, 11:50:50 AM
mungkin cara pendekatan ngomongnya harus berbeda

sudah jelas bahwa pancakhanda adalah dukkha.

Tanha -> (menyebabkan) -> kelahiran -> ada panca khanda

kan jelas bahwa secara tidak langsung tujuan umat buddha utk tidak terlahir lagi.

maka itu dikatakan ada nibbana dengan sisa (masih ada pancakhanda) dan nibbana tanpa sisa (parinibbana)

Berarti pancakhanda dan kemelekatan terhadap lima kelompok, keduanya dukkha ya ? Kalo capai arahat berarti kemelekatannya yang hilang tapi pancakhandanya tetap ada (Nibbana tidak total), setelah itu kalo parinibbana barulah Nibbana total (pancakhandanya juga tidak ada lagi) ?

Sumedho

Konon demikian dalam Itivutaka 44

QuoteThis was said by the Blessed One, said by the Arahant, so I have heard: "Monks, there are these two forms of the Unbinding property. Which two? The Unbinding property with fuel remaining, & the Unbinding property with no fuel remaining.

And what is the Unbinding property with fuel remaining? There is the case where a monk is an arahant whose fermentations have ended, who has reached fulfillment, finished the task, laid down the burden, attained the true goal, ended the fetter of becoming, and is released through right gnosis. His five sense faculties still remain and, owing to their being intact, he is cognizant of the agreeable & the disagreeable, and is sensitive to pleasure & pain. His ending of passion, aversion, & delusion is termed the Unbinding property with fuel remaining.[1]

And what is the Unbinding property with no fuel remaining? There is the case where a monk is an arahant whose fermentations have ended, who has reached fulfillment, finished the task, laid down the burden, attained the true goal, ended the fetter of becoming, and is released through right gnosis. For him, all that is sensed, being unrelished, will grow cold right here. This is termed the Unbinding property with no fuel remaining."[2]
There is no place like 127.0.0.1