http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita,Diberi-Aking-Award-Bupati-Brebes-Ngumpet-1542.htmlBupati Brebes Indra Kusuma dinilai berhasil meningkatkan kemiskinan di wilayahnya. Atas "prestasi" tersebut Bupati dianugerahi Aking Award oleh warganya. Aking adalah nasi sisa yang dikeringkan untuk dimakan lagi.
Penyerahan Aking Award dilakukan di halaman kantor Bupati Brebes, Senin (31/3), oleh perwakilan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Daerah Brebes yang menyatakan mewakili warga. Mengetahui akan diganjar "penghargaan" itu, Bupati Indra Kusuma bersembunyi dan mendaulat Asisten I Bupati Supriyono untuk menemui perwakilan mahasiswa.
Semula 6 orang perwakilan pelajar dan mahasiswa bersikeras menemui Bupati, namun dihalangi Supriyono yang didampingi puluhan personel Satuan Polisi Pamong Praja. Arya Chandra, ajudan Bupati, melalui SMS memberi tahu bahwa Bupati Indra Kusuma sedang berada di Kecamatan Losari. "Bupati punya hak prerogatif untuk tidak diketahui keberadaannya. Siapa tahu dia sedang ikut kegiatan partainya, PDIP," ujar Supriyono.
Akhirnya piagam Aking Award dalam bingkai kaca beserta sebungkus nasi aking diterima Supriyono. Dalam lembar piagam itu dituliskan Bupati Brebes Indra Kusuma berhasil meningkatkan kemiskinan di wilayah pemerintahannya.
Usai acara penyerahan "penghargaan" itu rombongan pelajar dan mahasiwa meninggalkan kantor Bupati. Beberapa menit kemudian datang rombongan dari Polres Brebes dipimpin AKBP Firli akan bertemu Indra Kusuma. Rombongan itu langsung diterima Indra Kusuma, yang ternyata bersembunyi di ruangan lain menghindari para mahasiswa.
Ketua Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Hendri Handoko menyatakan kecewa atas sikap Indra Kusuma yang bersembunyi dan menolak bertemu mahasiswa. "Bupati sebagai pemimpin pemerintahan malah sembunyi saat warga miskin akan memberi penghargaan Aking Award. Ini menunjukkan tidak ada iktikad Pemkab Brebes untuk mengatasi kemiskinan," ujarnya.
Kabupaten Brebes menetapkan alokasi dana APBD tahun 2008 Rp 975 miliar. Namun 70% anggaran itu dipakai untuk belanja pegawai pemerintahan. Padahal, jumlah penderita gizi buruk di kabupaten itu pada tahun 2007 mencapai 49 orang.