kalo udah vipassana tidak perlu baca sutta

Started by kur0bane, 26 April 2010, 02:49:21 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kur0bane


apakan ada pendapat dari saudara2 sekalian?
_/\_  dan terima kasih

tesla

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

markosprawira

bagi saya, itu terserah masing-masing individu

tapi hendaknya ambillah pilihan yang membuat kita mengurangi akusala dan memperbanyak kusala,
bukan yang memperbanyak akusala dan mengurangi kusala

semoga bermanfaat

fabian c

Seorang Sotapanna hingga Anagami masih belajar, dianggap masih siswa (Sekha), hanya seorang Arahat yang sudah bukan dianggap siswa (Asekha).

Menurut saya baca Sutta tetap diperlukan walaupun oleh Arahat (mungkin untuk bahan kotbah). Karena mencapai tingkat kesucian Arahat bukan berarti tahu segalanya. Apalagi belum mencapai tingkat kesucian Arahat...

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Sang Buddha aja pernah minta dibacakan paritta.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

adi lim

Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 26 April 2010, 05:04:01 PM
Sang Buddha aja pernah minta dibacakan paritta.

Betul tuh !
Waktu Beliau sakit diminta baca ulang Cunda Thera tentang 7 pencapaian (ada di Bhojangga Paritta)
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

kur0bane

namo buddhaya _/\_
terima kasih atas jawaban teman2 sedharma.

yudiboy

vipasana itu kan praktek nya...mesti ada landasan teori2teorinya donk...
sutta itu kan referensinya...
jadi ya mesti baca2 jugalah...
u bisa tau teknik vipassana dari mana,kalo ngak dari sutta...
Bodjhangga sutta itu kan salah satu nya tentang pengamatan pikiran...nah itu kan vipassana juga....

:)
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

g.citra

Kalo LAGI vipassana, emang gak perlu baca sutta (walau itu bisa dilakukan)

Tapi kalo emang kepengen baca sutta, ngapain di tahan-tahan ? (tar malah kebuang lewat 'bawah' tuh) ... :))

dhammasiri

Guru saya adalah seorang guru meditasi yang juga pernah belajar di bawah bimbingan Pandita Sayadaw dan Pauk Sayadaw. Oleh Pandita Sayadaw, beliau dianggap sebagai murid yang sukses dan bahkan diminta untuk tetap tinggal bersama beliau di Burma. Akan tetapi karena tugas dari Sangha, beliau harus kembali ke Sri Lanka. Sekarang beliau mulai diundang ke berbagai negara untuk mengajarkan meditasi. Meskipun telah dianggap sukses dan juga memberikan bimbingan meditasi, beliau tetap meluangkan waktunya untuk membaca. Beliau akan menyisihkan waktu beliau dari jam 5-6 sore untuk membaca. Kalau sedang memberikan interview juga beliau masih bisa sambil membaca. Saya tahu buku apa saja yang beliau baca karena saya yang diminta untuk mengurusi private librarynya. Karena itu, menambah pengetahuan dengan cara membaca tetap dibutuhkan. Jangan merasa karena sudah praktik lalu merasa arogan, tidak perlu membaca sutta, tidak perlu membaca ini dan itu. Rasa arogan, yang muncul setelah praktik adalah tanda kesuksesan. Namun, apabila arogansi itu tetap kokoh bertengger dalam diri kita, itu bukan kesuksesan, melainkan kegagalan dalam praktik. Rasa arogansi yang muncul karena praktik, akan memudar bersama dengan matangnya praktik dan akan lenyap ketika praktik itu sempurna.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Sumedho

vipassana tanpa pandangan yg benar adalah bukan vipassana.

jadi, pertama2x adalah luruskan pandangan benar, bisa dengan mendengar khotbah atau ceramah atau petunjuk atau bisa juga dengan membaca sutta.
There is no place like 127.0.0.1

Jerry

Sutta meski sekarang dalam bentuk tulisan. Dalam bentuk originalnya Sutta adalah buah pikiran dari Sang Buddha dan para siswa utamanya yang dirangkum dan dibukukan ke dalam tulisan (terkecuali yang "ngaku-ngaku"). Dengan membaca Sutta, kita serasa diingatkan secara langsung oleh Sang Buddha. Jika ingin mendapatkan setitik pemahaman langsung tentang ajaran Sang Buddha, dalam hal ini vipassana, tentu saja mempelajari Sutta itu perlu. Tentu saja diimbangi dengan praktik yang berimbang. Teori dan praktek yang terintegrasi. ;)
appamadena sampadetha

Mr.Jhonz

#12
Apakah peranan sutta boleh di ganti dgn guru pembimbing?
*jadi ga usah repot2 baca sutta lg,tinggal tanya guru/senior..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Sumedho

boleh saja, tapi... apakah guru pembimbing/seniornya itu sendiri sudah sesuai?
There is no place like 127.0.0.1

Jerry

Meskipun guru pembimbing/senior itu pemahamannya masih tanggung dan belum komplit, boleh deh ngbimbing.. Sejauh bila dia menyadari dan mengakui dia belum sampai ke tujuan. Tapi yang jadi masalah kalau yg pemahamannya masih nanggung dan tidak komplit itu merasa telah komplit dan meninggikan pandangannya sendiri, ini yang berbahaya.
appamadena sampadetha