News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

ask - Dana yang terbaik

Started by sefung, 23 May 2013, 01:22:11 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

sefung

 _/\_ Namo Buddhaya

Saya Ingin menayakan teman yang ada disini semua, semoga tidak menjadi junk  ^:)^
mertua saya baru meninggal blm sampai sebulan, saya tahu tindak tanduknya seperti apa, ini bukan hal yg bagus itu dilakukan,

saya ingin menyuruh istri saya melakukan pelimpahan jasa kepada ayahnya
dan  saya ingin tanyakan adalah berdana apa yg terbaik untuk masalah ini ?

semoga teman sedharma sini bisa memberikan pencerahannya  ^:)^

terima kasih ...
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

adi lim

#1
berdana apa saja terhadap orang yang memang membutuhkan, berdana makanan kepada Sangha, berdana kepada DC untuk cetak buku Kitab suci dan lainnya

Berbuat baik bukan berdana saja, praktek latihan sila, latihan bhavana (meditasi) adalah perbuatan baik juga, kesimpulan, setiap melakukan perbuatan baik boleh melimpahkan jasa kepada orang tua atau leluhur yang sudah meninggal.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

seniya

kalo mau berbuat baik, berdana adalah perbuatan yang paling mudah dilakukan, terutama berdana makanan kepada yang memerlukan (fakir miskin, korban bencana, dst) atau kepada anggota Sangha (mengundang bhante ke rumah untuk menerima makanan):

QuotePemberian Makanan

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di antara penduduk Koliya, di sebuah pemukiman bernama Sajjanela. Suatu pagi Sang Bhagavā merapikan jubah, membawa jubah atas dan mangkuknya, dan pergi ke kediaman Suppavāsā, seorang nyonya Koliya. Setelah sampai di sana, Beliau duduk di tempat yang telah disediakan untukNya. Sang nyonya Koliya Suppavāsā melayani Sang Bhagavā secara pribadi dengan berbagai jenis makanan lezat. Ketika Sang Bhagavā telah selesai makan dan telah menarik tangannya dari mangkuk, sang nyonya Koliya Suppavāsā duduk di satu sisi, dan Sang Bhagavā berkata kepadanya sebagai berikut:

"Suppavāsā, seorang siswa perempuan mulia, dengan memberikan makanan, memberikan empat hal kepada mereka yang menerimanya. Apakah empat ini? Ia memberikan usia panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan. Dengan memberikan usia panjang, ia sendiri akan memperoleh usia yang panjang, manusiawi atau surgawi. Dengan memberikan kecantikan, ia sendiri akan memperoleh kecantikan, manusiawi atau surgawi. Dengan memberikan kebahagiaan, ia sendiri akan memperoleh kebahagiaan, manusiawi atau surgawi. Dengan memberikan kekuatan, ia sendiri akan memperoleh kekuatan, manusiawi atau surgawi. Seorang siswa perempuan mulia, dengan memberikan makanan, memberikan empat hal kepada mereka yang menerimanya.
(AN 4:57; II 62-63)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Elin


gryn tea

sbenar na mw berdana apa saja bole sesuai yg dkatakan dlm sutta, selama niat na baik dan bijaksana dlm berdana,,


lbh baik na z fanghen klo mw pelimpahan jasa buat yg uda tiada sbagai manusia,,



Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya