Menghadapi office politic sebagai seorang buddhist

Started by victorlid, 06 March 2010, 11:40:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tekkss Katsuo

salut saya dengan pemikiran bro victor, jarang jarang dimasa sekarang ada yg mikirkan hal demikian...
_/\_

K.K.

Quote from: victorlid on 06 March 2010, 11:40:19 PM
Saya berumur 35 tahun, 6 bulan lagi saya menantikan kelahiran anak pertama. Umur pernikahan saya baru 4 bulan. Saya bekerja di salah satu bank terbesar di Indonesia, sebagai seorang IT professional. Saya dihadapkan pada office politic, di mana saya harus bisa "menjual diri" sehingga bisa dipromosikan. Jika tidak, maka karir saya akan lambat. "Menjual diri" ini seringkali kurang baik, bukan dalam arti positif seperti rajin bekerja. Saya juga melihat bahwa orang2 yang berada pada posisi managerial yang tinggi sebenarnya bukan orang yang berhati baik, tetapi yang ambisius dan tahu bermain cantik dengan office politic.
Dalam "office politic" biasa yang terjadi memang "menjual diri" dan tidak jarang "menjatuhkan orang lain". Apakah pandangan Buddha tentang sikap tersebut? Dalam Anguttara Nikaya, Catukka, Sappurisa Sutta, Buddha mengatakan ada 4 ciri orang rendah:

1. Tidak ditanya tentang kesalahan orang lain, ia tetap akan mengatakannya, apalagi kalau ditanya, ia tidak segan-segan membesar-besarkannya.
2. Tidak ditanya tentang kebaikan diri sendiri, ia tetap akan mengatakannya, apalagi kalau ditanya, ia tidak segan-segan membesar-besarkannya.
3. Ditanya tentang kesalahan sendiri, ia tidak akan mengungkapnya, apalagi jika tidak ditanya.
4. Ditanya tentang kebaikan orang lain, ia tidak akan mengungkapnya, apalagi jika tidak ditanya.

Demikianlah dengan ikut bermain dalam office politic, ia "menjual diri" (membesar-besarkan kebaikan diri sendiri, menutupi kesalahan sendiri) dan menyikut orang lain (membesar-besarkan kesalahan orang lain, menutupi kebaikan orang lain). Dan dengan demikianlah ia menjadi orang rendah.


QuoteSejujurnya sebagai seorang buddhist, saya tidak bisa bersikap palsu seperti itu. Yang hanya dapat saya lakukan adalah menanam karma baik, rajin bekerja, menjaga hubungan baik dengan orang lain, bersikap santun, dan lain2 yang senada. Mohon pendapat kawan2 sedharma. Terima kasih.
Memang sikap demikianlah yang sesuai dengan Ajaran Buddha. :)

dhammadinna

Wah, dipikir-pikir, kalo orang yang jabatannya naik karena bermulut manis tapi berkinerja kurang baik, dan nantinya setelah dia naik jabatan dia pun suka dengan bawahan yang se-tipe dengannya lalu memuluskan karir bawahan seperti itu, wah wah wah, apa jadinya perusahaan itu kelak ? There's no good leader indeed ;D

Nevada

Ada orang yang pendiam tapi bisa disukai banyak orang. Kalau ada cara untuk "naik posisi" tanpa perlu "berbicara", kenapa ingin menjadi orang yang "suka berbicara"? :)

Pertanyaannya, sudahkah Anda tahu caranya menjadi "orang pendiam" yang disukai banyak orang?

johan3000

Quote from: Tekkss Katsuo on 07 March 2010, 11:01:15 PM
salut saya dengan pemikiran bro victor, jarang jarang dimasa sekarang ada yg mikirkan hal demikian...
_/\_

amat, amat salut deh... apa lagi ada fotonya (avatar).....semoga karyawan perusahaan tsb bukan member DC ya.... salut, salut...........

semoga menjadi bapak yg bahagia.. :)) :))
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

kusalaputto

yah begitulah klo kerja di perusahaan
sikut kanan
sikut kiri
jilat atas
tendang bawah
:)) :)) :))
paling enak klo kerja bagian pemasaran semua berdasarkan pencapaian naik pangkat juga hahaahha.
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

marcedes

btw, sama lah dengan cari kang taw...kalau mau nakal yah barang palsu di bilang asli...barang jelek dibilang bagus biar banyak chuan nya..

tapi gitulah..kalau suatu saat terlihat..yah mampus dah. banyak gui ben nya.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!