Dimana ada sebab , disitulah saya berhenti

Started by hariyono, 04 August 2009, 01:22:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hariyono

Suatu ketika Buddha meengunjungi kota Kosamhhee, tempat raja Uthen memerintah.
Istri raja sangat tidak menyukai Buddha . Mengapa ? Ternyata latar belakang adalah dia adalah orang yang sangat cantik dan tidak mau menikah dengan orang sembarangan ,hanya orang tampanlah yang boleh menika dengannya .
Banyak pemudah yang melamarnya ,tetapi semua ditolak nya.
Dia mencari orang yang sepandan dengan kecantikannya .

Suatu hari ayahnya bertemu dengan Buddha dan ayahnya menyukai apa yang dilihatnya .
Dia memintah Buddha untuk tinggal di tempat dan dia akan membawakan putrinya untuk menemuinya .
Buddha diam dan mendengarkan dengan tenang, namun ketika orang itu berlalu ,
Buddha juga berjalan dan ia hanya meninggalkan jejak kakinya .
Sang ayah pulang dan menyuruh istri dan putrinya berdandan " Putriku , saya menemukan pemuda yang sangat tampan .
Saya minta dia untuk menunggu kita " kata ayahnya .
Ketika mereka tiba kembali di tempat Buddha berada , mereka hanya menemukan jejak kaki Buddha .

"Jejak kaki ini adalah jejak petapa terkenal yang bebas keterikatan " ibunya menduga .
"Dia tidak akan terikat dengan wanita . Bagaimana dia akan menikahi putri kita ?"

"Apa yang kamu ketahui ?" tegur si ayah.
" Kamu hanya menduga-duga . Kamu hanya tahu sedikit, seperti buaya dalam kolam kecil " Ayahnya lalu terus mencari , sampai Buddha dapat ditemukan kembali . Kali ini ia mengundang Buddha untuk mengunjunginya .

Buddha datang dan memberikan wejangan dan berkata, " Tidak pantas bagi saya menyentuh putrimu baik dengan tangan ataupun kaki saya "

Anak perempuan ,yang bernama Khantiya ini sangat terluka " Bagaimana Dia bisa memperlakukan saya seperti ini ? Kalau saya punya kekuatan saya akan menghukumnya ," seruhnya.

Akhirnya si putri menjadi istri raja . Kemudian ketika ia mendengar bahwa Buddha akan datang kekotanya , dia menyuruh pelayan pelayannya untuk menyerangnya dengan kata-kata secara jahat dan kejam.
Kemanapun Buddha berjalan orang-orang suruhannya memperbincangkan-nya (seperti banyak terjadi pada kampanye politik yang tidak adil ).

Ini mengganggu dan mengecilkan hati para pengikut Buddha ,tetapi Buddha tetap tenang .
Seorang pengikutnya yang terdekat , Bhikku Anon mengeluh dan berkata " Kita tidak dapat hidup di kota ini . Terlalu banyak mulut-mulut yang busuk . Marilah kita pinda kekota lain ."

Buddha mengingatkannya " Ke mana kamu akan pergi Anon ? Kalau kita meninggalkan kota dan pindah kekota lain , kita akan menemukan hal yang sama , lalu apa yang akan kita lakukan ? Pindah lagi ? Selalu lari ? Saya , tidak akan perna lari dari kejadian semacam itu .
Saya seperti seekor gajah yang bertarung dimedan perang. Orang akan melukai dengan panah beracun , tapi gajah tersebut tidak akan melarikan diri .
Saya akan bertarung sampai nafas terachir . Ketika ada sebab , maka disitulah saya berhenti . Kalau rumor dimulai disini , maka hal tersebut harus berachir disini . Orang mungkin akan memperbincangkan saya untuk sementara ini , mungkin tujuh hari , tapi kemudian mereka akan berhenti , karena saya tidak membalasnya .
Selanjutnya , mereka akan lelah dan tidak ingin melakukan lagi .
Kita harus sabar dan tidak terpengaruh atau terguncang oleh kejadian semacam ini "

Ahkirnya , umpatan umpatan berhenti. Buddha menang. Ini adalah pelajaran yang menunjukan  pada kita cara hidup sehari hari .
Kita harus dengan tenang menghadapi apaun yang terjadi dan jangan lari dari masalah .
Beberapa orang lari dari rumah . Mereka lari sebentar dan kemudian kembali untuk menemukan hal hal yang tidak berubah . Ini bukan pelarian yang tepat . Ini bukan sikap yang tepat .

Kita harus bangkit dari apapun yang terjadi dengan kebijaksanaan kita
Pikirkan kebenaran dengan tenang dan kita akan menang dari mereka semua